tak berpola atau sheetlike growth, dan fokus nekrosis. Untuk varian ini, peningkatan aktifitas mitosis telah dideskripsikan sebagai empat atau lebih
mitosis per 10 kali pembesaran kuat high power field. Otsuka, 2010. Definisi pasti dari meningioma maligna dan anaplastik masih menjadi
perdebatan. Satu ciri khusus yang tidak diragukan lagi menjadi ciri meningioma maligna adalah: metastasis ekstraneural jauh. Tempat tersering yang menjadi
metastase meningioma adalah liver, paru, pleura, dan lymph nodes. Pemeriksaan epithelial membrane antigen EMA adalah positif pada 80
meningioma. Hasil pewarnaan S-100 adalah cukup bervariasi. Meningioma juga mengekspresikan marker untuk fibroblasts vimentin dan sel epitel EMA dan
cytokeratins. Antileu7, merupakan antibody yang ditemuaka pada schwannoma, tidak ditemukan pada meningioma. Glial fibrillary acidic protein GFAP juga
negatif pada meningioma. Meningioma meningothelial dan syncytial mengekspresikan E-cadherin. Talacchi et al, 2011.
2.1.5. Radiologi
Foto polos pada meningioma menunjukkan tiga temuan khas: hyperostosis, peningkatan gambaran vaskularisasi, dan kalsifikasi. Pada CT non
kontras, meningioma secara tipikal menunjukkan gambaran isodense sampai sedikit hyperdense. Kalsifikasi dapat dijumpai. Meningioma biasanya menyangat
kontras dengan homogen dan kuat. Tumor ini berbatas tegas dan biasanya terletak pada struktur tulang atau pun dura. Manifestasi perubahan tulang yang
sering dijumpai adalah hyperostosis. Sekitar 15 meningioma benigna memiliki gambaran yang tidak khas, termasuk nekrosis sentral atau dijumpainya kavitasi
kista cystic meningioma. Edema peritumoral yang mengelilingi meningioma bervariasi. Dura mater yang melekat dapat menunjukkan penyangatan kontras,
temuan ini dikenal sebagai dural tail. Pada T1WI MRI, 60 meningioma adalah isointense dan 30 lainnya
sedikit hypointense dibandingkan dengan gray matter. Pada T2WI, tumor menunjukkan gambaran isointense 50 atau sedikit hyperintentse 40.
Universitas Sumatera Utara
Gambaran hyperintense pada T2WI mengindikasikan tingginya kandungan air, sering dijumpai pada meningioma meningothelial, vaskular, atau yang agresif.
2.1.6. Terapi pembedahan dan rekurensi tumor
Terapi definitif satu-satunya untuk meningioma adalah reseksi bedah total. Semakin sedikit tumor yang tersisa, akan memberikan kesempatan
rekurensi tumor yang lebih kecil. Pada 1957 Simpson memperkenalkan lima tingkatan klasifikasi untuk reseksi bedah pada meningioma Tabel 2.2..
Tabel 2.2. Simpson Grading Sistem Simpson, 1957
GRADE DESCRIPTION 10 Years Recurrence
I Macroscopically complete tumor remofal with excision of the
tumor’s dural attachment and any abnormal bone 9
II Macroscopically complete tumor removal with coagulation of its
dural attachment 19
III Macroscopicallay complete removal of the intradural tumor
without resection of coagulation of its dural attachment or extradural extension
29
IV Subtotal removal of the tumor
40 V
Simple decompression of the tumor
Rekurensi untuk grade I adalah sekitar 10; tumor dengan grade II memiliki angka rekurensi dua kali lebih tinggi. Angka rekurensi tumor jauh lebih
tinggi sesuai dengan Simpson grade. Reseksi tumor yang menyertakan reseksi tambahan pada dura mater sejauh 2 cm dikenal sebagai grade 0. Pada satu studi
disebutkan bahwa tidak dijumpai rekurensi pada pasien yang mendapatkan reseksi dengan Simpson grade 0. Talacchi et al, 2011
2.1.7. Prognosis