Struktur dan Fungsi Protein S100 Anggota dari S100 protein family dan lokasinya pada berbagai gen spesifik

pada ala sphenoidalis atau invasi struktur yang penting seperti sinus venosus akan menimbulkan kesulitan dalam total removal dari tumor sehingga menimbulkan angka rekurensi yang tinggi. Walaupun meningioma yang berbatas tegas dapat diangkat secara keseluruhan, meningioma yang memiliki ekstensi ke ruang subdural 10 kasus akan sulit untuk direseksi seluruhnya, seperti pada meningioma en plaque. Selain dari invasi parenkim dan lokasi anatomi, rekurensi juga kerap terjadi pada meningioma yang memiliki profil ganas, seperti pada pola hemangiopericytic atau papiler. Kriteria selular keganasan adalah adanya mitosis, peningkatan selularitas, polimorfisme inti sel, dan nekrosis fokal. Indeks mitosis yang tinggi juga salah satu aspek yang mengarah pada keganasan Al-Mefty et al, 2011.

2.2. Protein S100

Anggota dari ‘S100 protein family’ merupakan protein multifungsional dengan berbagai peran dalam proses selular. Protein S100 bekerja dengan perantaraan ikatan kalsium, walaupun nampaknya Zn2+ dan Cu2+ juga memiliki peranan dalam aktifitas biologis protein ini. Anggota ‘S100 protein family’ yang paling banyak dipelajari adalah protein S100B, yang memiliki aktifitas neurotropik pada konsentrasi fisiologis atau neurotoksik pada konsentrasi tinggi. Ekspresi protein ini baik pada serum maupun pada pewarnaan imunohistokimia dijumpai pada berbagai kelainan klinis. Ekspresi imunohistokimia protein ini telah secara umum dikenal sebagai petanda untuk tumor schwannoma dan melanoma.

2.2.1. Struktur dan Fungsi Protein S100

‘S100 protein family’ memiliki subgrup lengan EF pengikat Ca2+. Protein ini disebut S100 dikarenakan kelarutannya dalam ammonium sulfat pada pH normal sebesar 100. Protein ini pertama kali diidentifikasi oleh B.W.Moore pada 1965 Moore, 1965. Protein S100 merupakan protein asam berukuran kecil, 10-12kDa, dan memilik i dua lengan EF yang terpisah, 4 segmen α-helix, memiliki ‘central hinge Universitas Sumatera Utara region’ dengan panjang yang bervariasi dan juga domain N- dan C- terminal. Berbeda dengan gen S100 yang sangat banyak terdapat pada vertebrata, protein ini tidak dijumpai pada invertebrata. Sampai sekarang ini terdapat paling sedikit 25 protein yang telah teridentifikasi sebagai anggota S100 protein family, dimana 21 diantaranya memiliki gen pada kromosom lokus 1q21. Kelompok gen ini dikenal sebagai kompleks diferensiasi epidermal Marenholz, 2004; Donato, 2003. Gambar 2.1. Struktur dimer protein S100. Protein S100 dapat dijumpai dalam bentuk homodimer, heterodimer, dan oligodimer. Setiap monomer terdiri dari dua lengan EF yang dihubungkan oleh hinge region Heizmann, 2002.

2.2.2. Anggota dari S100 protein family dan lokasinya pada berbagai gen spesifik

Keluarga protein S100 merupakan protein multifungsional yang diekspresikan pada banyak jaringan. Interaksi protein S100 dengan berbagai dengan berbagai protein efektor dalam sel berperan dalam berbagai proses selular seperti kontraksi, motilitas, diferensiasi dan pertumbuhan sel, progresi siklus sel, transkripsi, organisasi struktural membran sel, dinamika kandungan Universitas Sumatera Utara sitoskeleton, proteksi sel terhadap kerusakan sel oksidatif, fosforilasi protein dan sekresi Santamaria, 2006. Variasi fungsi protein S100 ini nampaknya disebabkan oleh: 1. Diversifikasi yang luas pada anggota protein S100 25 anggota pada manusia 2. Perbedaan ikatan metal ion yang berbeda-beda pada setiap protein S100 3. Distribusi ruang pada kompartemen intraselular spesifik atau kompartemen ekstraselular 4. Kemampuan protein S100 untuk membentuk homodimer dan heterodimer non kovalen, sehingga memungkinkan pertukaran subunit S100 Protein S100 tidak memiliki kapasitas katalis intrinsik. Protein ini secara umum memiliki cara kerja yang mirip dengan calmodulin dan troponin C, yang mengalami perubahan struktur dan memodulasi aktifitas biologis melalui ikatan kalsium Ikura 1996. Tabel 2.3. Anggota S100 protein familly dan lokasinya pada berbagai gen spesifik Sedaghat, 2008 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2. Gen S100 yang terdapat pada kromosom 1q21. Kebanyakan gen S100 pada manusia terletak pada kompleks diferensiasi epidermal pada kromosom 1q21, yang merupakan area yang rentan terhadap penyusunan ulang. Protein S100B, S100P, S100Z dan S100G terletak pada kromosom 21q22, 4p16, 5q14 dan Xp22 Heizmann, 2002. S100B yang merupakan salah satu protein pada S100 protein family yang paling banyak dipelajari, interaksi protein ini dengan RAGE Receptor for Advanced Glycation Endproduct telah terdokumentasi Donato, 2007; Donato et al., 2008; Leclerc et al., 2009. S100B secara spesifik terdapat dalam jumlah yang besar di otak dan diekspresikan oleh astrosit, oligodendrosit, dan sel Schwann. Protein ini diduga berperan sebagai sinyal regulator intraselular dan ekstraselular, yang dapat Universitas Sumatera Utara menghasilkan efek neurotropik dan neurotoksik yang tergantung pada konsentrasinya pada sel neuron Donato et al., 2008. S100 juga mengaktifasi microglia, dan mungkin berperan dalam patogenesis kelainan neurodegeneratif. S100B diekspresikan berlebih pada astrositoma dan glioblastoma Camby et al., 1999, schwannoma dan melanoma Salama et al., 2008.

2.2.3 Metode dan Pengukuran