Adab bagi yang di undang
2. Adab bagi yang di undang
a. Bagi seorang yang diundang, hendaknya memenuhinya sesuai waktunya kecuali ada udzur, seperti takut ada sesuatu yang menimpa dirinya atau agamanya. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Saw.,
Artinya:“Barang siapa yang diundang maka datangilah!” (HR. Abu Dawud dan Ah- mad)
Artinya:“Barang siapa yang tidak memenuhi undangan maka ia telah bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Bukhari)
Untuk menghadiri undangan maka hendaknya memperhatikan syarat-syarat berikut : • Orang yang mengundang bukan orang yang harus dihindari dan dijauhi. • Tidak ada kemungkaran pada tempat undangan tersebut. • Penghasilan orang yang mengundang bukan dari penghasilan yang diharamkan.
Buku Guru Kelas X
Namun, ada sebagian ulama menyatakan boleh menghadiri undangan yang pengundangnya berpenghasian haram. Dosanya bagi orang yang mengundang, tidak bagi yang diundang.
• Tidak menggugurkan suatu kewajiban tertentu ketika menghadiri undangan tersebut. • Tidak ada mudharat bagi orang yang menghadiri undangan. • Hendaknya tidak membeda-bedakan siapa yang mengundang, baik orang yang kaya
ataupun orang yang miskin. • Berniatlah bahwa kehadiran kita sebagai tanda hormat kepada sesama muslim.
Sebagaimana hadis yang menerangkan bahwa, “Semua amal tergantung niatnya, karena setiap orang akan medapatkan balasan sesuai dengan niatnya.” (HR. Bukhari Muslim)
• Masuk dengan seizin tuan rumah, begitu juga segera pulang setelah selesai memakan
hidangan, kecuali tuan rumah menghendaki tinggal bersama mereka, hal ini sebagaimana dijelaskan Allah dalam firman-Nya:
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah- rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu wak- tu masak makanannya! Namun, jika kamu diundang, masuklah! Dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa memperpanjang percakapan! Sesungguhnya yang demiki- an itu akan mengganggu Nabi. Lalu, Nabi malu kepadamu untuk menyuruh kamu keluar. Dan Allah tidak malu menerangkan yang benar.” (Qs. Al-Ahzab: 53)
e. Apabila kita dalam keadaan berpuasa, tetap disunnahkan untuk menghadiri undangan karena menampakkan kebahagiaan kepada muslim termasuk bagian ibadah. Puasa tidak menghalangi seseorang untuk menghadiri undangan, sebagaimana sabda Rasulullah Saw. :
“Jika salah seorang di antara kalian di undang, hadirilah! Apabila ia puasa, doakanlah! Dan apabila tidak berpuasa, makanlah!” (HR. Muslim)
f. Seorang tamu meminta persetujuan tuan untuk menyantap, tidak melihat-lihat ke arah
Akhlak Kurikulum 2013 151 Akhlak Kurikulum 2013 151
g. Termasuk adab memenuhi undangan adalah tidak banyak melirik-lirik kepada wajah orang-orang yang sedang makan.
h. Hendaknya seseorang berusaha semaksimal mungkin agar tidak memberatkan tuan rumah, sebagaimana firman Allah ta’ala dalam ayat di atas: “Bila kamu selesai makan, keluarlah!” (QS. Al-Ahzab: 53)
i. Sebagai tamu, kita dianjurkan membawa hadiah untuk tuan rumah karena hal ini dapat mempererat kasih sayang antara sesama muslim. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berilah hadiah di antara kalian! Niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR. Bukhari)
j. Jika seorang tamu datang bersama orang yang tidak diundang, ia harus meminta izin kepada tuan rumah dahulu, sebagaimana Hadis riwayat Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu:
Artinya : “Ada seorang laki-laki di kalangan Anshor yang biasa dipanggil Abu Syu- aib. Ia mempunyai seorang anak tukang daging. Kemudian, ia berkata kepadanya, “Buatkan aku makanan yang dengannya aku bisa mengundang lima orang bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengundang empat orang yang orang kelimanya adalah beliau. Kemu- dian, ada seseorang yang mengikutinya. Maka, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Engkau mengundang kami lima orang dan orang ini mengikuti kami. Bilamana engkau ridho, izinkanlah ia! Bilamana tidak, aku akan meninggalkannya.”
( Kemudian, Abu Suaib berkata, “Aku telah mengizinkannya.”” (HR. Bukhari k. Seorang tamu hendaknya mendoakan orang yang memberi hidangan kepadanya
setelah selesai mencicipi makanan tersebut dengan doa :
Artinya : “Orang-orang yang puasa telah berbuka di samping kalian. Orang- orang yang baik telah memakan makanan kalian. semoga malaikat mendoakan kalian semuanya.” (HR Abu Daud, dishahihkan oleh Al Albani)
Buku Guru Kelas X
Artinya: “Ya Allah berikanlah makanan kepada orang telah yang memberikan makanan kepadaku dan berikanlah minuman kepada orang yang telah memberiku minu man.” (HR. Muslim)
Artinya : “Ya Allah ampuni dosa mereka dan kasihanilah mereka serta berkahilah rezeki mereka.” (HR. Muslim)
l. Setelah selesai bertamu hendaklah seorang tamu pulang dengan lapang dada,
memperlihatkan budi pekerti yang mulia, dan memaafkan segala kekurangan tuan rumah.
Proses Pembelajaran