ANALISA KAPASITAS DAN KINERJA RUAS JALAN DIPONEGORO-JAKARTA PUSAT DENGAN METODE PKJI 2014 DAN MKJI 1997

ANALISA KAPASITAS DAN KINERJA RUAS JALAN DIPONEGORO-JAKARTA PUSAT DENGAN METODE PKJI 2014 DAN MKJI 1997

1 Erna Savitri dan Indra Adhyapratama

2 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Pancasila, Jl. Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta

Program Studi Teknik Sipil, Universitas Pancasila, Jl. Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta 1 2

Email: [email protected], [email protected]

Abstrak

Sebelum adanya rekayasa lalu lintas Jalan Proklamasi, Jalan Pangeran Diponegoro-Jakarta Pusat merupakan jalan perkotaan di DKI Jakarta yang memiliki aktivitas pergerakan lalu lintas serta tingkat kesibukan yang tinggi terutama di depan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Aktivitas pergerakan lalu lintas yang tinggi pada Jalan Pangeran Diponegoro, Jakarta Pusat secara langsung mempengaruhi kondisi arus lalu lintas pada ruas jalan tersebut dan berpotensi menimbulkan titik konflik yang menghambat arus pergerakan lalu lintas disekitar jalan tersebut. Saat ini Jalan Pangeran Diponegoro, Jakarta Pusat merupakan jalan utama yang difungsikan sebagai jalur utama bagi masyarakat yang dari/akan menuju ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Studi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kapasitas dan kinerja dari suatu Ruas Jalan Pangeran Diponegoro, Jakarta Pusat, saat sebelum dilakukan rekayasa lalu lintas Jalan Proklamasi pada awal tahun 2018. Pengambilan data di lapangan dilakukan pada bulan Oktober 2017, selama 3 hari, yaitu dengan rincian 2 hari kerja dan 1 hari libur yang dibagi oleh 3 jam puncak, yaitu jam puncak pagi (07.00-09.00), jam puncak siang (12.00-14.00) dan jam puncak sore (16.00-18.00). Analisis dilakukan terhadap Kapasitas dan Kinerja di ruas Jalan Pangeran Diponegoro, Jakarta Pusat, dengan membandingkan penggunaan metode Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI) 2014 dan Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 (MKJI). Dari hasil analisis diperoleh dengan PKJI 2014, waktu kepadatan tertinggi dan kapasitas terendah terjadi pada hari Senin jam puncak sore. Volume lalu lintas sebesar 4463,10 skr/jam dan kapasitas 4221,46 skr/jam. Dengan hasil nilai derajat kejenuhan (D J ) sebesar 1,06, tingkat pelayanan masuk kedalam tingkat pelayanan “F” yang artinya kepadatan lalu lintas tinggi dan terjadi kemacetan yang cukup panjang. Sedangkan dengan MKJI 1997 volume lalu lintas sebesar 4463,10 smp/jam dan kapasitas 4221,46 smp/jam dengan hasil nilai derajat kejenuhan (D S ) sebesar 1,06, tingkat pelayanan dalam kategori “F”. Kedua metode tersebut memberikan hasil nilai kinerja yang sama meskipun terdapat perbedaan satuan pada kedua metode tersebut.

Kata kunci : Kapasitas, Kinerja Lalu Lintas, Tingkat Pelayanan, MKJI 1997, PKJI 2014.

PENDAHULUAN

Kota Jakarta selalu dihadapkan dengan permasalahan lalu lintas. Kemacetan dan

antrian kendaraan melanda beberapa ruas kebutuhan

Seiring dengan perkembangan

zaman,

jalan bahkan di beberapa titik semakin parah, meningkat. Aktivitas ekonomi dan jumlah

terutama di jalan akses masuk dan keluar penduduk kota pun mengalami kenaikan.

sangat dibutuhkan Peningkatan

tempat-tempat

yang

masyarakat seperti kawasan sekolah, rumah mengakibatkan

sakit dan kawasan perdagangan (pasar/mal). kebutuhan transportasi meningkat. Selain itu,

Seperti yang dialami pada ruas jalan tingginya tingkat urbanisasi menjadi salah

Diponegora-Jakarta Pusat sebelum dilakukan satu faktor pemicu permasalahan lalu lintas.

rekayasa lalu lintas pada Jalan Proklamasi- Tentunya hal ini mendorong ketersediaan

Jakarta Pusat pada awal tahun 2018 oleh prasarana perhubungan yang baik bagi arus

Dinas perhubungan DKI Jakarta. Di kawasan transportasi menjadi sebuah keharusan,

Jalan Diponegoro-Jakarta Pusat merupakan terutama di kota-kota besar, seperti Kota

jalan utama yang difungsikan sebagai jalur Jakarta.

utama bagi masyarakat yang dari/akan

54 JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 31 NOMOR 1 FEBRUARI 2018 54 JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 31 NOMOR 1 FEBRUARI 2018

Sakit

Cipto

Kapasitas Jalan

Mangunkusumo. memiliki aktivitas pergerakan Menurut Oglesby dan Hicks (1998), definisi lalu lintas serta tingkat kesibukan yang tinggi.

umum kapasitas jalan adalah kapasitas satu ruas jalan dalam satu sistem jalan raya

Rekayasa lalu lintas pada Jalan Proklamasi- adalah jumlah kendaraan maksimum yang Jakarta

memiliki kemungkinan yang cukup untuk manajemen dan rekayasa lalu lintas Dinas

yang dilakukan

oleh

Bidang

melewati ruas jalan tersebut (dalam satu perhubungan DKI Jakarta pada bulan Maret

maupun kedua arah) dalam periode waktu 2018, mempunyai tujuan agar kepadatan

tertentu dan di bawah kondisi jalan dan lalu- lalulintas di ruas Jalan Diponegoro-Jakarta

lintas yang umum.

Pusat terutama didepan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo,

dapat berkurang.

Oleh

Kinerja Lalu Lintas

karena itu penelitian ini dilakukan Untuk Kriteria kinerja lalu lintas dapat ditentukan melihat bagaimana kondisi kinerja dari suatu

berdasarkan nilai derajat kejenuhan atau Ruas Jalan Pangeran Diponegoro, Jakarta

kecepatan tempuh pada suatu kondisi jalan Pusat sebelum dilakukan rekayasa lalu lintas

tertentu yang terkait dengan geometrik, arus ruas Jalan proklamasi-Jakarta Pusat.

lalu lintas, dan lingkungan jalan untuk kondisi eksisting maupun untuk kondisi desain. Semakin rendah nilai derajat kejenuhan atau

TINJAUAN PUSTAKA

kecepatan tempuh menunjukan semakin baik kinerja lalu lintas.

semakin

tinggi

Volume dan Arus Lalu Lintas

Volume adalah jumlah kendaraan yang

Hambatan Samping

melalui suatu titik tiap satuan waktu. Volume Menurut MKJI 1997 hambatan samping biasanya dihitung dalam kendaraan/hari atau

adalah kegiatan di samping (sisi jalan) yang kendaraan/jam.

berdampak terhadap kinerja lalu lintas. dinyatakan dalam periode waktu yang lain,

Aktifitas pada sisi jalan sering menimbulkan Soedirdjo (2002). Menurut Sinulingga (1999),

konflik yang berpengaruh terhadap lalu lintas lalu-lintas tergantung kepada kapasitas jalan,

terutama pada kapasitas jalan dan kecepatan banyaknya lalu-lintas yang ingin bergerak,

lalu lintas jalan perkotaan tetapi kalau kapasitas jalan tidak dapat

menampung, maka lalu-lintas yang ada akan Tabel 2. Ekivalen Bobot Hambatan Samping terhambat dan akan mengalir sesuai dengan

Faktor

Simbol kapasitas jaringan jalan maksimum. Adapun

Tipe kejadian

Berbobot nilai faktor ekivalen yang digunakan dalam

KP 1,0 perhitungan volume lalulintas yang bersumber

Kendaraan Berhenti

atau Parkir

PK 0,5 (MKJI 1997) dan Pedoman Kapasitas Jalan

dari Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997

Pejalan Kaki

Indonesia (PKJI 2014). Nilai faktor yang

UM 0,4 digunakan dari kedua metode yang memiliki

Kendaraan Tidak

Bermotor

MK 0,7 menyebutkan nilai ekivalen kendaraan. Pada

nama satuan yang

berbeda

dalam

Kendaraan Keluar

Masuk

MKJI 1997 bernama “satuan mobil Sumber: PKJI 2014 dan MKJI 1997 peumpang” (smp) sedangkan PKJI 2014

bernama “satuan kendaraan ringan” (skr),

Tingkat Pelayanan (Level of Service)

adalah sebagai berikut: Menurut Tamin (2000), hal ini berkaitan dengan kecepatan operasi atau fasilitas jalan,

Tabel 1. Ekivalen Untuk Jalan Terbagi Dan yang tergantung pada perbandingan antara Satu Arah

arus dan kapasitas. Oleh karena itu, tingkat Tipe

Arus Lalu Lintas

pelayanan pada suatu jalan tergantung pada per Lajur

Emp/Ekr

arus lalu lintas. Tingkat pelayanan dibutuhkan Jalan

(kend/jam) dalam suatu skala interval yang terdiri dari 6 2/4, dan

HV/KR MC/SM

tingkat. Tingkat-tingkat ini disebut A, B, C, D, 4/2T

E dan F, di mana A merupakan tingkat 3/1, dan

pelayanan tertinggi, dan seterusnya.

Sumber: PKJI 2014 dan MKJI 1997

JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 31 NOMOR 1 FEBRUARI 2018

Tabel 3. Hubungan Volume per Kapasitas …….(3) Dengan Tingkat Pelayanan Untuk Lalu Lintas

Dalam Kota

Dimana :

= Kapasitas (skr/jam) Pelayanan

Tingkat Q/C

Kecepatan Ideal

(km/jam)

= Kapasitas dasar (skr/jam)

A ≤ 0,6

= Faktor penyesuaian lebar jalan

B ≤ 0,7

= Faktor penyesuaian pemisah arah

penyesuaian hambatan

= Faktor penyesuaian ukuran kota

F >1

Sumber: Peraturan Menteri Perhubungan No:

Derajat Kejenuhan (D J )

KM 14 Tahun 2006 Derajat Kejenuhan (D J ) didefinisikan sebagai rasio arus jalan terhadap kapasitas, yang

METODE PEDOMAN KAPASITAS JALAN

digunakan sebagai faktor utama dalam

INDONESIA (PKJI) 2014

penentuan tingkat kinerja simpang dan segmen jalan. Nilai D J menunjukan ada

Analisa Arus Lalu Lintas

tidaknya permasalahan pada segmen jalan Data arus lalu lintas eksisting yang sudah di

Persamaan dasar untuk survei akan ditetapkan volume jam puncaknya

tersebut.

kejenuhan adalah dan, maka dikonversikan kedalam satuan

menentukan

derajat

sebagai berikut.

skr/jam dengan menggunakan angka ekivalen kendaraan ringan (ekr).

Keterangan :

= Derajat Kejenuhan Q

.....(1) Keterangan :

= Jumlah arus kendaraan (ekr) = Arus Lalu Lintas (skr/jam)

KR = Kendaraan ringan = Kapasitas (skr/jam)

KB = Kendaraan barat

SM = Sepeda Motor

Analisa Waktu Tempuh (W T )

Waktu

tempuh

(W T ) dapat diketahui

berdasarkan nilai V T dalam menempuh Nilai VB jenis KR ditetapkan sebagai kriteria

Kecepatan Arus Bebas (V B )

segmen ruas jalan yang dianalisis sepanjang dasar untuk kinerja segmen jalan, nilai VB

L, dengan menggunakan persamaan berikut: untuk KB dan SM ditetapkan hanya sebagai

referensi. VB dihitung

= Waktu Tempuh (jam)

= Segmen Jalan (m) Dimana :

= Kecepatan Tempuh (km/jam) = Kecepatan

(km/jam)

METODE MANUAL KAPASITAS JALAN

= Kecepatan arus bebas dasar untuk

INDONESIA (MKJI) 1997

KR

= Nilai penyesuaian kecepatan akibat

Analisa Arus Lalu Lintas

lebar jalan (km/jam) Data arus lalu lintas eksisting yang sudah di = Faktor penyusaian kecepatan bebas survei akan ditetapkan volume jam puncaknya

akibat hambatan samping dan, maka dikonversikan kedalam satuan = Faktor penyesuaian

skr/jam dengan menggunakan angka ekivalen bebas untuk ukuran kota

kecepatan

mobil penumpang (emp)

Analisa Kapasitas

Kapasitas segmen ruas jalan dapat dihitung

menggunakan persamaan berikut:

56 JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 31 NOMOR 1 FEBRUARI 2018

Keterangan :

Q = Jumlah arus kendaraan (emp)

LV = Kendaraan ringan

Keterangan :

HV = Kendaraan barat TT = Waktu Tempuh (jam) MC

= Sepeda Motor

= Segmen Jalan (m)

V = Kecepatan Tempuh (km/jam)

Kecepatan Arus Bebas (FV)

Nilai FV jenis LV ditetapkan sebagai kriteria

dasar untuk kinerja segmen jalan, nilai FV

METODOLOGI PENELITIAN

untuk HV dan MC ditetapkan hanya sebagai referensi. FV dihitung menggunakan

persamaan berikut :

Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di ruas jalan

Pangeran Diponegoro, Jakarta Pusat. Lokasi .........(7) penelitian seperti ditunjukkan pada Gambar

berikut ;

Keterangan : = Kecepatan bebas untuk (km/jam) = Kecepatan arus bebas dasar untuk = Nilai penyesuaian kecepatan akibat

lebar jalan (km/jam) = Faktor penyusaian kecepatan bebas akibat hambatan samping = Faktor penyesuaian

kecepatan

bebas untuk ukuran kota

Analisa Kapasitas (C)

Kapasitas segmen ruas jalan dapat dihitung menggunakan persamaan berikut

Dimana : Gambar 3.2 Peta Lokasi Penelitian (Sumber: = Kapasitas (smp/jam)

Google Earth 2017) = Kapasitas dasar (smp/jam) = Faktor penyesuaian lebar jalan

Jalan Pangeran Diponegoro, Jakarta Pusat, = Faktor penyesuaian pemisah arah

berdasarkan klasifikasi kelas fungsi, termasuk = Faktor

kelas fungsi arteri sekunder dengan status samping

penyesuaian

hambatan

adalah jalan propinsi. Dari data geometrik = Faktor penyesuaian ukuran kota

jalan, diketahui jalan Pangeran Diponegoro

termasuk jalan dengan tipe 3/1 UD, artinya

Derajat Kejenuhan (D S )

ruas jalan dengan empat (3) lajur dan satu (1) Derajat kejenuhan merupakan perbandingan

arah tanpa median. Lebar total jalur lalu lintas dari volume lalu lintas terhadap kapasitas.

adalah 11 m, lebar trotoar pada sisi kiri badan jalan 5,80 m dan lebar trotoar sisi kanan

adalah 4,90 m, tidak ada median jalan ...........(9) Mengenai kondisi pengaturan lalu lintas yang

ada, sesuai dengan kelas fungsi jalan yaitu Keterangan :

arteri sekunder serta mengingat kawasan = Derajat Kejenuhan

merupakan kawasan = Arus Lalu Lintas (smp/jam)

perkotaan yang sangat padat dan tidak = Kapasitas (smp/jam)

memungkinkan kendaraan untuk melaju > 50 km/jam, maka batas kecepatan kendaraan

Analisa Waktu Tempuh (TT)

yang ditetapkan sebesar 50 km/jam untuk Waktu

kendaraan roda empat atau lebih dan 40 berdasarkan nilai V dalam menempuh

tempuh (TT)

dapat

diketahui

km/jam untuk kendaraan sepeda motor. segmen ruas jalan yang dianalisis sepanjang

L, dengan menggunakan persamaan berikut:

JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 31 NOMOR 1 FEBRUARI 2018

Waktu Penelitian ANALISA DAN PEMBAHASAN

Survey Geometrik dilakukan pada Sabtu 21 Oktober sedangkan Survey Volume Lalu

Analisa Dengan Menggunakan Metode

Lintas dan Survei Kecepatan Kendaraan

Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI)

Ringan Ruas Jalan Pangeran Diponegoro

dilakukan pada Sabtu, 21 Oktober 2017,

Kecepatan Arus Bebas (V B )

Senin, 8 Nopember 2017, Rabu, 6 Nopember 2017

Tabel 6 Rekapitulasi Nilai Kecepatan Arus Bebas Dengan Metode PKJI 2014 Ruas Jalan

Pengumpulan Data

Pangeran Diponegoro, Jakarta Pusat

Data Primer

V B Data primer adalah data yang diperoleh dari

Hari

V BD V BL FV BHS FV BUK (km/jam)

hasil pengamatan langsung di lapangan yang meliputi kondisi geometrik ruas jalan dan profil

1,03 54,38 ruas jalan, survei volume dan kecepatan lalu

Data Sekunder

Data jumlah penduduk dianggap sebagai data Sumber: Pengolahan data penulis (2017) sekunder. Data jumlah penduduk dapat

diperoleh dari instansi yang terkait, yaitu

Analisa Kapasitas (C)

Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi DKI Jakarta. Data sekunder ini nantinya akan dipakai untuk mendapatkan ukuran kota yang dapat dilihat di PKJI 2014 dan MKJI 1997

Tabel 5. Proyeksi Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Provinsi DKI Jakarta 2010, 2015 dan 2016

Gambar 4.. Grafik Perbandingan Volume Lalu Lintas dan Kapasitas Jalan PKJI 2014 Sumber: Pengolahan data penulis (2017)

Derajat Kejenuhan (D J )

Tabel 7. Rekapitulasi Derajat Kejenuhan (D J )

Metode PKJI 2014

Kapasitas Lo

Hari

Kejenuhan

Puncak (smp/jam)

(smp/jam) S

F Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi DKI

F Jakarta

F Sumber: Pengolahan data penulis (2017)

58 JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 31 NOMOR 1 FEBRUARI 2018

Analisa Dengan Menggunakan Metode

Tabel 10. Faktor Penyesuaian Perhitungan

Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)

Kapasitas

Metode PKJI 2014 Dengan MKJI 1997

Faktor

PKJI 2014 MKJI 1997

Kecepatan Arus Bebas (FV)

Penyesuaian Notasi Nilai Notasi Nilai Kapasitas

Tabel 8. Rekapitulasi Nilai Kecepatan Arus

C 0 1650 Bebas Dengan Metode MKJI 1997 Ruas

Jalan Pangeran Diponegoro, Jakarta Pusat FC LJ 1,0 FC W 1,0

lebar jalur FV Pemisah

Hari

FV 0 FV W FFV SP FFV CS (km/

FC HS 0,82 FC FS 0,82

samping

Senin

FC UK 1,04 FC CS 1,04 Rabu

Ukuran kota

Sumber: Pengolahan data penulis (2017) Sumber: Pengolahan data penulis Dari tabel 10 dapat terlihat jelas bahwa hasil

Anaisa Kapasitas (C)

analisa dari kedua metode Manual Kapasitas Jalan

1997 dan Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia 2014 adalah sama.

Indonesia

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil yang telah dianalisa maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

a. Berdasarkan hasil analisa data kondisi lapangan dengan menggunakan metode PKJI 2014 diperoleh nilai sebagai berikut: Kapasitas (C)

ruas jalan Pangeran

Jakarta Pusat sebesar 4221,36 skr/jam. Sehingga Analisa Kinerja Gambar 5. Grafik Perbandingan Volume Lalu

Diponegoro,

Ruas Jalan Pangeran Lintas dan Kapasitas Jalan MKJI 1997 Diponegoro, Jakarta Pusat didapatkan Sumber: Pengolahan data penulis (2017) tingkat pelayanan terbaik yaitu kelas “B” pada hari Sabtu jam puncak pagi.

Lalu

Lintas

Derajat Kejenuhan (D S )

Sedangkan

tingkat pelayanan terburuk didapatkan tingakt pelayanan

untuk

Tabel 9. Rekapitulasi Derajat Kejenuhan (D S )

kelas “F”.

b. Berdasarkan hasil analisa data kondisi Hari

Metode MKJI 1997

Puncak (smp/jam) (smp/jam) Kejenuhan, S lapangan dengan menggunakan metode

Waktu Volume

MKJI 1997 diperoleh nilai sebagai berikut: Sabtu

ruas jalan Pangeran Siang

B Kapasitas (C)

Jakarta Pusat sebesar Sore

C Diponegoro,

C 4221,36 skr/jam.Sehingga Analisa Kinerja Senin Pagi

Ruas Jalan Pangeran Siang

E Lalu

Lintas

F Diponegoro, Jakarta Pusat didapatkan Sore

F tingkat pelayanan terbaik yaitu kelas “B” Rabu

D pada hari Sabtu jam puncak pagi. Siang

tingkat pelayanan Sore

E Sedangkan

untuk

F terburuk didapatkan tingakt pelayanan Sumber: Pengolahan data penulis (2017)

kelas “F”

c. Berdasarkan

hasil komparasi nilai

Komparasi Hasil Analisa

kapasitas metode MKJI 1997 dan PKJI 2014, nilai kapasitas yang dihasilkan

adalah sama namun terdapat perbedaan dalam notasi dan satuan dalam faktor

penyesuaiannya.

JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 31 NOMOR 1 FEBRUARI 2018

DAFTAR PUSTAKA

2014. Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta.

1. Badan Pusat Statistik Propinsi DKI

Perhubungan (2006) Jakarta (2017). Jakarta Dalam Angka.

6. Kementrian

Peraturan Menteri Perhubungan No. KM Badan Pusat Statistik DKI Jakarta,

14 Tahun 2006 Tentang Manajemen dan Jakarta.

Rekayasa

Lalu

Lintas Di Jalan.

Kementrian Perhubungan, Jakarta. Keputusan Menteri Perhubungan No.14

2. Departemen Perhubungan

(2006).

7. Morlok, Edward K. (1995). Pengantar Tahun 2006 Tentang Manajemen Dan

Teknik dan Perencanaan Transportasi, Rekayasa

Lalu Lintas

Departemen Perhubungan, Jakarta.

8. Oglesby, C.H. dan Hicks, R.G. (1998)

3. Hoobs. F.D. (1995). Perencanaan Dan Teknik Jalan Raya, Jakarta. Teknik

D (1999). Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Lalu Lintas,

Pembangunan Kota Tinjauan Regional

4. Kementrian Pekerjaan Umum (2011). Dan Lokal. Pustakan Sinar Harapan, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

Jakarta.

10. Soedirdjo, T. L. (2002). Rekayasa Lalu Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan

No.19 Tahun 2011 Tentang Persyaratan

Lintas. Institut Teknologi Bandung. Teknis Jalan, Kementrian Pekerjaan

Bandung.

Umum, Jakarta.

11. Tamin, Ofyar Z. (2000). Perencanaan

5. Kementrian Pekerjaan Umum (2014).

Transportasi, edisi Pedoman Kapasitas Jalan Perkotaan

dan

Pemodelan

kedua, Bandung.

60 JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 31 NOMOR 1 FEBRUARI 2018

Dokumen yang terkait

KELOMPOK KOMPETENSI F PEDAGOGIK: MODEL PEMBELAJARAN (9 Jp)

0 3 60

Dengan ini saya mengajukan proposal eksperimen fisika untuk memenuhi salah satu tugas dalam matakuliah Eksperimen Fisika I berjudul: PERBANDINGAN NILAI EKSPERIMENTAL COMPOUND PENDULUM DENGAN TEORI SEDERHANA

0 1 10

INNOVATION THROUGH THE IDENTIFICATION OF BUSINESS MODEL CANVAS IN ORDER TO ENHANCE THE COMPETITIVENESS OF MICRO, SMALL, AND MEDIUM ENTERPRISES IN BONDOWOSO REGENCY

0 0 9

STUDY OF INSTITUTION MODEL OF MICRO FINANCE TO RAISE CHILDREN OPPORTUNITIES OF POOR FAMILIES FOR HAVING HIGHER EDUCATION: PERCEPTION AND EFFORT OF POOR HOUSEHOLDS

0 0 8

DESIGNING A MODEL OF TOURISM VILLAGE BY AUGMENTING LANGUAGE AND TOURISM AWARENESS AS AN ATTEMPT TO INCREASE LOCAL ECONOMY IN BATU

0 0 6

E-GOVERNMENT IMPLEMENTATION MODELS AND PRESENTING E- GOVERNMENT 2.0 CONCEPTUAL MODEL

0 1 10

A STUDY OF USING QUEFTS MODEL FOR ESTABLISHING SITE SPECIFIC FERTILIZER RECOMMENDATION IN MAIZE ON THE BASIS OF FARMER FIELDS

0 0 6

A STUDY OF USING QUEFTS MODEL FOR ESTABLISHING SITE SPECIFIC FERTILIZER RECOMMENDATION IN MAIZE ON THE BASIS OF FARMER FIELDS

0 0 6

THE APPLICATION OF Trichoderma viride STRAIN FRP 3 FOR BIODEGRADATION OF GLYPHOSATE HERBICIDE IN CONTAMINATED LAND

0 0 7

ANALISA NUMERIK UNTUK MENGETAHUI TEGANGAN YANG TERJADI PADA CASING TURBIN UAP ANALISA KELAYAKAN MIRASI BTS 3G BERBASIS WCDMA MENUJU JARINGAN LTE DI AREA PERKOTAAN (STUDI KASUS : DKI JAKARTA 2010 – 2015) ANALISIS PERFORMANSI KOMPRESI CITRA SATELIT PENGINDE

0 0 64