ANALISA KAPASITAS DAN KINERJA RUAS JALAN DIPONEGORO-JAKARTA PUSAT DENGAN METODE PKJI 2014 DAN MKJI 1997
ANALISA KAPASITAS DAN KINERJA RUAS JALAN DIPONEGORO-JAKARTA PUSAT DENGAN METODE PKJI 2014 DAN MKJI 1997
1 Erna Savitri dan Indra Adhyapratama
2 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Pancasila, Jl. Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Pancasila, Jl. Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta 1 2
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Sebelum adanya rekayasa lalu lintas Jalan Proklamasi, Jalan Pangeran Diponegoro-Jakarta Pusat merupakan jalan perkotaan di DKI Jakarta yang memiliki aktivitas pergerakan lalu lintas serta tingkat kesibukan yang tinggi terutama di depan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Aktivitas pergerakan lalu lintas yang tinggi pada Jalan Pangeran Diponegoro, Jakarta Pusat secara langsung mempengaruhi kondisi arus lalu lintas pada ruas jalan tersebut dan berpotensi menimbulkan titik konflik yang menghambat arus pergerakan lalu lintas disekitar jalan tersebut. Saat ini Jalan Pangeran Diponegoro, Jakarta Pusat merupakan jalan utama yang difungsikan sebagai jalur utama bagi masyarakat yang dari/akan menuju ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Studi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kapasitas dan kinerja dari suatu Ruas Jalan Pangeran Diponegoro, Jakarta Pusat, saat sebelum dilakukan rekayasa lalu lintas Jalan Proklamasi pada awal tahun 2018. Pengambilan data di lapangan dilakukan pada bulan Oktober 2017, selama 3 hari, yaitu dengan rincian 2 hari kerja dan 1 hari libur yang dibagi oleh 3 jam puncak, yaitu jam puncak pagi (07.00-09.00), jam puncak siang (12.00-14.00) dan jam puncak sore (16.00-18.00). Analisis dilakukan terhadap Kapasitas dan Kinerja di ruas Jalan Pangeran Diponegoro, Jakarta Pusat, dengan membandingkan penggunaan metode Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI) 2014 dan Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 (MKJI). Dari hasil analisis diperoleh dengan PKJI 2014, waktu kepadatan tertinggi dan kapasitas terendah terjadi pada hari Senin jam puncak sore. Volume lalu lintas sebesar 4463,10 skr/jam dan kapasitas 4221,46 skr/jam. Dengan hasil nilai derajat kejenuhan (D J ) sebesar 1,06, tingkat pelayanan masuk kedalam tingkat pelayanan “F” yang artinya kepadatan lalu lintas tinggi dan terjadi kemacetan yang cukup panjang. Sedangkan dengan MKJI 1997 volume lalu lintas sebesar 4463,10 smp/jam dan kapasitas 4221,46 smp/jam dengan hasil nilai derajat kejenuhan (D S ) sebesar 1,06, tingkat pelayanan dalam kategori “F”. Kedua metode tersebut memberikan hasil nilai kinerja yang sama meskipun terdapat perbedaan satuan pada kedua metode tersebut.
Kata kunci : Kapasitas, Kinerja Lalu Lintas, Tingkat Pelayanan, MKJI 1997, PKJI 2014.
PENDAHULUAN
Kota Jakarta selalu dihadapkan dengan permasalahan lalu lintas. Kemacetan dan
antrian kendaraan melanda beberapa ruas kebutuhan
Seiring dengan perkembangan
zaman,
jalan bahkan di beberapa titik semakin parah, meningkat. Aktivitas ekonomi dan jumlah
terutama di jalan akses masuk dan keluar penduduk kota pun mengalami kenaikan.
sangat dibutuhkan Peningkatan
tempat-tempat
yang
masyarakat seperti kawasan sekolah, rumah mengakibatkan
sakit dan kawasan perdagangan (pasar/mal). kebutuhan transportasi meningkat. Selain itu,
Seperti yang dialami pada ruas jalan tingginya tingkat urbanisasi menjadi salah
Diponegora-Jakarta Pusat sebelum dilakukan satu faktor pemicu permasalahan lalu lintas.
rekayasa lalu lintas pada Jalan Proklamasi- Tentunya hal ini mendorong ketersediaan
Jakarta Pusat pada awal tahun 2018 oleh prasarana perhubungan yang baik bagi arus
Dinas perhubungan DKI Jakarta. Di kawasan transportasi menjadi sebuah keharusan,
Jalan Diponegoro-Jakarta Pusat merupakan terutama di kota-kota besar, seperti Kota
jalan utama yang difungsikan sebagai jalur Jakarta.
utama bagi masyarakat yang dari/akan
54 JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 31 NOMOR 1 FEBRUARI 2018 54 JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 31 NOMOR 1 FEBRUARI 2018
Sakit
Cipto
Kapasitas Jalan
Mangunkusumo. memiliki aktivitas pergerakan Menurut Oglesby dan Hicks (1998), definisi lalu lintas serta tingkat kesibukan yang tinggi.
umum kapasitas jalan adalah kapasitas satu ruas jalan dalam satu sistem jalan raya
Rekayasa lalu lintas pada Jalan Proklamasi- adalah jumlah kendaraan maksimum yang Jakarta
memiliki kemungkinan yang cukup untuk manajemen dan rekayasa lalu lintas Dinas
yang dilakukan
oleh
Bidang
melewati ruas jalan tersebut (dalam satu perhubungan DKI Jakarta pada bulan Maret
maupun kedua arah) dalam periode waktu 2018, mempunyai tujuan agar kepadatan
tertentu dan di bawah kondisi jalan dan lalu- lalulintas di ruas Jalan Diponegoro-Jakarta
lintas yang umum.
Pusat terutama didepan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo,
dapat berkurang.
Oleh
Kinerja Lalu Lintas
karena itu penelitian ini dilakukan Untuk Kriteria kinerja lalu lintas dapat ditentukan melihat bagaimana kondisi kinerja dari suatu
berdasarkan nilai derajat kejenuhan atau Ruas Jalan Pangeran Diponegoro, Jakarta
kecepatan tempuh pada suatu kondisi jalan Pusat sebelum dilakukan rekayasa lalu lintas
tertentu yang terkait dengan geometrik, arus ruas Jalan proklamasi-Jakarta Pusat.
lalu lintas, dan lingkungan jalan untuk kondisi eksisting maupun untuk kondisi desain. Semakin rendah nilai derajat kejenuhan atau
TINJAUAN PUSTAKA
kecepatan tempuh menunjukan semakin baik kinerja lalu lintas.
semakin
tinggi
Volume dan Arus Lalu Lintas
Volume adalah jumlah kendaraan yang
Hambatan Samping
melalui suatu titik tiap satuan waktu. Volume Menurut MKJI 1997 hambatan samping biasanya dihitung dalam kendaraan/hari atau
adalah kegiatan di samping (sisi jalan) yang kendaraan/jam.
berdampak terhadap kinerja lalu lintas. dinyatakan dalam periode waktu yang lain,
Aktifitas pada sisi jalan sering menimbulkan Soedirdjo (2002). Menurut Sinulingga (1999),
konflik yang berpengaruh terhadap lalu lintas lalu-lintas tergantung kepada kapasitas jalan,
terutama pada kapasitas jalan dan kecepatan banyaknya lalu-lintas yang ingin bergerak,
lalu lintas jalan perkotaan tetapi kalau kapasitas jalan tidak dapat
menampung, maka lalu-lintas yang ada akan Tabel 2. Ekivalen Bobot Hambatan Samping terhambat dan akan mengalir sesuai dengan
Faktor
Simbol kapasitas jaringan jalan maksimum. Adapun
Tipe kejadian
Berbobot nilai faktor ekivalen yang digunakan dalam
KP 1,0 perhitungan volume lalulintas yang bersumber
Kendaraan Berhenti
atau Parkir
PK 0,5 (MKJI 1997) dan Pedoman Kapasitas Jalan
dari Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997
Pejalan Kaki
Indonesia (PKJI 2014). Nilai faktor yang
UM 0,4 digunakan dari kedua metode yang memiliki
Kendaraan Tidak
Bermotor
MK 0,7 menyebutkan nilai ekivalen kendaraan. Pada
nama satuan yang
berbeda
dalam
Kendaraan Keluar
Masuk
MKJI 1997 bernama “satuan mobil Sumber: PKJI 2014 dan MKJI 1997 peumpang” (smp) sedangkan PKJI 2014
bernama “satuan kendaraan ringan” (skr),
Tingkat Pelayanan (Level of Service)
adalah sebagai berikut: Menurut Tamin (2000), hal ini berkaitan dengan kecepatan operasi atau fasilitas jalan,
Tabel 1. Ekivalen Untuk Jalan Terbagi Dan yang tergantung pada perbandingan antara Satu Arah
arus dan kapasitas. Oleh karena itu, tingkat Tipe
Arus Lalu Lintas
pelayanan pada suatu jalan tergantung pada per Lajur
Emp/Ekr
arus lalu lintas. Tingkat pelayanan dibutuhkan Jalan
(kend/jam) dalam suatu skala interval yang terdiri dari 6 2/4, dan
HV/KR MC/SM
tingkat. Tingkat-tingkat ini disebut A, B, C, D, 4/2T
E dan F, di mana A merupakan tingkat 3/1, dan
pelayanan tertinggi, dan seterusnya.
Sumber: PKJI 2014 dan MKJI 1997
JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 31 NOMOR 1 FEBRUARI 2018
Tabel 3. Hubungan Volume per Kapasitas …….(3) Dengan Tingkat Pelayanan Untuk Lalu Lintas
Dalam Kota
Dimana :
= Kapasitas (skr/jam) Pelayanan
Tingkat Q/C
Kecepatan Ideal
(km/jam)
= Kapasitas dasar (skr/jam)
A ≤ 0,6
= Faktor penyesuaian lebar jalan
B ≤ 0,7
= Faktor penyesuaian pemisah arah
penyesuaian hambatan
= Faktor penyesuaian ukuran kota
F >1
Sumber: Peraturan Menteri Perhubungan No:
Derajat Kejenuhan (D J )
KM 14 Tahun 2006 Derajat Kejenuhan (D J ) didefinisikan sebagai rasio arus jalan terhadap kapasitas, yang
METODE PEDOMAN KAPASITAS JALAN
digunakan sebagai faktor utama dalam
INDONESIA (PKJI) 2014
penentuan tingkat kinerja simpang dan segmen jalan. Nilai D J menunjukan ada
Analisa Arus Lalu Lintas
tidaknya permasalahan pada segmen jalan Data arus lalu lintas eksisting yang sudah di
Persamaan dasar untuk survei akan ditetapkan volume jam puncaknya
tersebut.
kejenuhan adalah dan, maka dikonversikan kedalam satuan
menentukan
derajat
sebagai berikut.
skr/jam dengan menggunakan angka ekivalen kendaraan ringan (ekr).
Keterangan :
= Derajat Kejenuhan Q
.....(1) Keterangan :
= Jumlah arus kendaraan (ekr) = Arus Lalu Lintas (skr/jam)
KR = Kendaraan ringan = Kapasitas (skr/jam)
KB = Kendaraan barat
SM = Sepeda Motor
Analisa Waktu Tempuh (W T )
Waktu
tempuh
(W T ) dapat diketahui
berdasarkan nilai V T dalam menempuh Nilai VB jenis KR ditetapkan sebagai kriteria
Kecepatan Arus Bebas (V B )
segmen ruas jalan yang dianalisis sepanjang dasar untuk kinerja segmen jalan, nilai VB
L, dengan menggunakan persamaan berikut: untuk KB dan SM ditetapkan hanya sebagai
referensi. VB dihitung
= Waktu Tempuh (jam)
= Segmen Jalan (m) Dimana :
= Kecepatan Tempuh (km/jam) = Kecepatan
(km/jam)
METODE MANUAL KAPASITAS JALAN
= Kecepatan arus bebas dasar untuk
INDONESIA (MKJI) 1997
KR
= Nilai penyesuaian kecepatan akibat
Analisa Arus Lalu Lintas
lebar jalan (km/jam) Data arus lalu lintas eksisting yang sudah di = Faktor penyusaian kecepatan bebas survei akan ditetapkan volume jam puncaknya
akibat hambatan samping dan, maka dikonversikan kedalam satuan = Faktor penyesuaian
skr/jam dengan menggunakan angka ekivalen bebas untuk ukuran kota
kecepatan
mobil penumpang (emp)
Analisa Kapasitas
Kapasitas segmen ruas jalan dapat dihitung
menggunakan persamaan berikut:
56 JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 31 NOMOR 1 FEBRUARI 2018
Keterangan :
Q = Jumlah arus kendaraan (emp)
LV = Kendaraan ringan
Keterangan :
HV = Kendaraan barat TT = Waktu Tempuh (jam) MC
= Sepeda Motor
= Segmen Jalan (m)
V = Kecepatan Tempuh (km/jam)
Kecepatan Arus Bebas (FV)
Nilai FV jenis LV ditetapkan sebagai kriteria
dasar untuk kinerja segmen jalan, nilai FV
METODOLOGI PENELITIAN
untuk HV dan MC ditetapkan hanya sebagai referensi. FV dihitung menggunakan
persamaan berikut :
Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di ruas jalan
Pangeran Diponegoro, Jakarta Pusat. Lokasi .........(7) penelitian seperti ditunjukkan pada Gambar
berikut ;
Keterangan : = Kecepatan bebas untuk (km/jam) = Kecepatan arus bebas dasar untuk = Nilai penyesuaian kecepatan akibat
lebar jalan (km/jam) = Faktor penyusaian kecepatan bebas akibat hambatan samping = Faktor penyesuaian
kecepatan
bebas untuk ukuran kota
Analisa Kapasitas (C)
Kapasitas segmen ruas jalan dapat dihitung menggunakan persamaan berikut
Dimana : Gambar 3.2 Peta Lokasi Penelitian (Sumber: = Kapasitas (smp/jam)
Google Earth 2017) = Kapasitas dasar (smp/jam) = Faktor penyesuaian lebar jalan
Jalan Pangeran Diponegoro, Jakarta Pusat, = Faktor penyesuaian pemisah arah
berdasarkan klasifikasi kelas fungsi, termasuk = Faktor
kelas fungsi arteri sekunder dengan status samping
penyesuaian
hambatan
adalah jalan propinsi. Dari data geometrik = Faktor penyesuaian ukuran kota
jalan, diketahui jalan Pangeran Diponegoro
termasuk jalan dengan tipe 3/1 UD, artinya
Derajat Kejenuhan (D S )
ruas jalan dengan empat (3) lajur dan satu (1) Derajat kejenuhan merupakan perbandingan
arah tanpa median. Lebar total jalur lalu lintas dari volume lalu lintas terhadap kapasitas.
adalah 11 m, lebar trotoar pada sisi kiri badan jalan 5,80 m dan lebar trotoar sisi kanan
adalah 4,90 m, tidak ada median jalan ...........(9) Mengenai kondisi pengaturan lalu lintas yang
ada, sesuai dengan kelas fungsi jalan yaitu Keterangan :
arteri sekunder serta mengingat kawasan = Derajat Kejenuhan
merupakan kawasan = Arus Lalu Lintas (smp/jam)
perkotaan yang sangat padat dan tidak = Kapasitas (smp/jam)
memungkinkan kendaraan untuk melaju > 50 km/jam, maka batas kecepatan kendaraan
Analisa Waktu Tempuh (TT)
yang ditetapkan sebesar 50 km/jam untuk Waktu
kendaraan roda empat atau lebih dan 40 berdasarkan nilai V dalam menempuh
tempuh (TT)
dapat
diketahui
km/jam untuk kendaraan sepeda motor. segmen ruas jalan yang dianalisis sepanjang
L, dengan menggunakan persamaan berikut:
JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 31 NOMOR 1 FEBRUARI 2018
Waktu Penelitian ANALISA DAN PEMBAHASAN
Survey Geometrik dilakukan pada Sabtu 21 Oktober sedangkan Survey Volume Lalu
Analisa Dengan Menggunakan Metode
Lintas dan Survei Kecepatan Kendaraan
Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI)
Ringan Ruas Jalan Pangeran Diponegoro
dilakukan pada Sabtu, 21 Oktober 2017,
Kecepatan Arus Bebas (V B )
Senin, 8 Nopember 2017, Rabu, 6 Nopember 2017
Tabel 6 Rekapitulasi Nilai Kecepatan Arus Bebas Dengan Metode PKJI 2014 Ruas Jalan
Pengumpulan Data
Pangeran Diponegoro, Jakarta Pusat
Data Primer
V B Data primer adalah data yang diperoleh dari
Hari
V BD V BL FV BHS FV BUK (km/jam)
hasil pengamatan langsung di lapangan yang meliputi kondisi geometrik ruas jalan dan profil
1,03 54,38 ruas jalan, survei volume dan kecepatan lalu
Data Sekunder
Data jumlah penduduk dianggap sebagai data Sumber: Pengolahan data penulis (2017) sekunder. Data jumlah penduduk dapat
diperoleh dari instansi yang terkait, yaitu
Analisa Kapasitas (C)
Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi DKI Jakarta. Data sekunder ini nantinya akan dipakai untuk mendapatkan ukuran kota yang dapat dilihat di PKJI 2014 dan MKJI 1997
Tabel 5. Proyeksi Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Provinsi DKI Jakarta 2010, 2015 dan 2016
Gambar 4.. Grafik Perbandingan Volume Lalu Lintas dan Kapasitas Jalan PKJI 2014 Sumber: Pengolahan data penulis (2017)
Derajat Kejenuhan (D J )
Tabel 7. Rekapitulasi Derajat Kejenuhan (D J )
Metode PKJI 2014
Kapasitas Lo
Hari
Kejenuhan
Puncak (smp/jam)
(smp/jam) S
F Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi DKI
F Jakarta
F Sumber: Pengolahan data penulis (2017)
58 JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 31 NOMOR 1 FEBRUARI 2018
Analisa Dengan Menggunakan Metode
Tabel 10. Faktor Penyesuaian Perhitungan
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)
Kapasitas
Metode PKJI 2014 Dengan MKJI 1997
Faktor
PKJI 2014 MKJI 1997
Kecepatan Arus Bebas (FV)
Penyesuaian Notasi Nilai Notasi Nilai Kapasitas
Tabel 8. Rekapitulasi Nilai Kecepatan Arus
C 0 1650 Bebas Dengan Metode MKJI 1997 Ruas
Jalan Pangeran Diponegoro, Jakarta Pusat FC LJ 1,0 FC W 1,0
lebar jalur FV Pemisah
Hari
FV 0 FV W FFV SP FFV CS (km/
FC HS 0,82 FC FS 0,82
samping
Senin
FC UK 1,04 FC CS 1,04 Rabu
Ukuran kota
Sumber: Pengolahan data penulis (2017) Sumber: Pengolahan data penulis Dari tabel 10 dapat terlihat jelas bahwa hasil
Anaisa Kapasitas (C)
analisa dari kedua metode Manual Kapasitas Jalan
1997 dan Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia 2014 adalah sama.
Indonesia
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang telah dianalisa maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
a. Berdasarkan hasil analisa data kondisi lapangan dengan menggunakan metode PKJI 2014 diperoleh nilai sebagai berikut: Kapasitas (C)
ruas jalan Pangeran
Jakarta Pusat sebesar 4221,36 skr/jam. Sehingga Analisa Kinerja Gambar 5. Grafik Perbandingan Volume Lalu
Diponegoro,
Ruas Jalan Pangeran Lintas dan Kapasitas Jalan MKJI 1997 Diponegoro, Jakarta Pusat didapatkan Sumber: Pengolahan data penulis (2017) tingkat pelayanan terbaik yaitu kelas “B” pada hari Sabtu jam puncak pagi.
Lalu
Lintas
Derajat Kejenuhan (D S )
Sedangkan
tingkat pelayanan terburuk didapatkan tingakt pelayanan
untuk
Tabel 9. Rekapitulasi Derajat Kejenuhan (D S )
kelas “F”.
b. Berdasarkan hasil analisa data kondisi Hari
Metode MKJI 1997
Puncak (smp/jam) (smp/jam) Kejenuhan, S lapangan dengan menggunakan metode
Waktu Volume
MKJI 1997 diperoleh nilai sebagai berikut: Sabtu
ruas jalan Pangeran Siang
B Kapasitas (C)
Jakarta Pusat sebesar Sore
C Diponegoro,
C 4221,36 skr/jam.Sehingga Analisa Kinerja Senin Pagi
Ruas Jalan Pangeran Siang
E Lalu
Lintas
F Diponegoro, Jakarta Pusat didapatkan Sore
F tingkat pelayanan terbaik yaitu kelas “B” Rabu
D pada hari Sabtu jam puncak pagi. Siang
tingkat pelayanan Sore
E Sedangkan
untuk
F terburuk didapatkan tingakt pelayanan Sumber: Pengolahan data penulis (2017)
kelas “F”
c. Berdasarkan
hasil komparasi nilai
Komparasi Hasil Analisa
kapasitas metode MKJI 1997 dan PKJI 2014, nilai kapasitas yang dihasilkan
adalah sama namun terdapat perbedaan dalam notasi dan satuan dalam faktor
penyesuaiannya.
JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 31 NOMOR 1 FEBRUARI 2018
DAFTAR PUSTAKA
2014. Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta.
1. Badan Pusat Statistik Propinsi DKI
Perhubungan (2006) Jakarta (2017). Jakarta Dalam Angka.
6. Kementrian
Peraturan Menteri Perhubungan No. KM Badan Pusat Statistik DKI Jakarta,
14 Tahun 2006 Tentang Manajemen dan Jakarta.
Rekayasa
Lalu
Lintas Di Jalan.
Kementrian Perhubungan, Jakarta. Keputusan Menteri Perhubungan No.14
2. Departemen Perhubungan
(2006).
7. Morlok, Edward K. (1995). Pengantar Tahun 2006 Tentang Manajemen Dan
Teknik dan Perencanaan Transportasi, Rekayasa
Lalu Lintas
Departemen Perhubungan, Jakarta.
8. Oglesby, C.H. dan Hicks, R.G. (1998)
3. Hoobs. F.D. (1995). Perencanaan Dan Teknik Jalan Raya, Jakarta. Teknik
D (1999). Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Lalu Lintas,
Pembangunan Kota Tinjauan Regional
4. Kementrian Pekerjaan Umum (2011). Dan Lokal. Pustakan Sinar Harapan, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Jakarta.
10. Soedirdjo, T. L. (2002). Rekayasa Lalu Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan
No.19 Tahun 2011 Tentang Persyaratan
Lintas. Institut Teknologi Bandung. Teknis Jalan, Kementrian Pekerjaan
Bandung.
Umum, Jakarta.
11. Tamin, Ofyar Z. (2000). Perencanaan
5. Kementrian Pekerjaan Umum (2014).
Transportasi, edisi Pedoman Kapasitas Jalan Perkotaan
dan
Pemodelan
kedua, Bandung.