SISTEM PENDIDIKAN

Kompetensi:

Bidan memberikan asuhan selama persalinan yang bersih dan aman, serta menangani situasi kegawat daruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir.

Komponen Kompetensi:

(3) Elemen Kognitif Memahami: • Fisiologi persalinan. • Anatomi tulang tengkorak janin, diameter yang penting dan bagian kepala

sebagai petunjuk. • Aspek psikologis dan cultural pada persalinan dan kelahiran.

• Indikator tanda‐tanda mulai persalinan. • Kemajuan persalinan normal dengan menggunakan partograf. • Penilaian kesejahteraan janin dalam masa persalinan. • Penilaian kesejahteraan ibu dalam masa persalinan. • Proses penurunan janin melalui pelvik selama persalinan dan kelahiran. • Pengelolaan dan penatalaksanaan persalinan dengan kehamilan normal.

• Cara memberikan kenyamanan dalam persalinan, seperti: kehadiran keluarga sebagai pendamping, pengaturan posisi, hidrasi, dukungan moril, pengurangan nyeri.

• Prinsip manajemen fisiologis kala III terutama managemen aktif kala III • Transisi bayi baru lahir terhadap kehidupan diluar uterus. • Pemenuhan kebutuhan fisik bayi baru lahir meliputi: pernapasan,

kehangatan dan memberikan ASI eksklusif 6 bulan dan atau PASI • Pentingnya pemenuhan kebutuhan emosional bayi baru lahir, jika

memungkinkan antara lain kontak kulit langsung, dan kontak mata antara bayi dan ibunya

• Indikasi tindakan kedaruratan kebidanan seperti: distosia bahu, asfiksia neonatal, retensio plasenta, perdarahan karena atonia uteri dan mengatasi renjatan.

• Indikasi tindakan operatif pada persalinan misalnya gawat janin, CPD. • Indikator komplikasi persalinan: perdarahan, partus macet, kelainan

presentasi, eklamsia, kelelahan ibu( partus lama, gawat janin, infeksi, ketuban pecah dini tanpa infeksi, distosia karena inersia uteri primer, post term dan pre term serta tali pusat menumbung.

(4) Elemen Psikomotor & Afektif Mampu melakukan:

• Pegumpulkan data yang terfokus pada riwayat kebidanan dan tanda‐ tanda vital ibu pada persalinan sekarang.

• Pemeriksaan fisik yang terfokus. • Pemeriksaan abdomen secara lengkap untuk Presentasi, posisi dan

penurunan janin. • Pencatatat waktu dan mengkaji kontraksi uterus (lama, kekuatan dan

frekuensi). • Pemeriksaan panggul (pemeriksaan dalam) secara lengkap dan akurat

meliputi pembukaan,penipisan, ketuban, presentasi, posisi, penurunan bagian terendah, dan proporsi panggul dengan bayi.

• Pemantauan kemajuan persalinan dengan menggunakan partograph.

• Pemberian dukungan psikologis bagi wanita dan keluarganya. • Pemberian cairan, nutrisi dan kenyamanan yang adekuat selama

persalinan. • Identifikasi secara dini kemungkinan persalinan abnormal dan kegawat

daruratan dengan intervensi yang sesuai dan atau melakukan rujukan dengan tepat waktu.

• Akselerasi dan induksi persalinan. • Melakukan amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4 cm sesuai

dengan indikasi. • Menolong kelahiran bayi dengan lilitan tali pusat. • Melakukan episiotomi, anestesi lokal dan penjahitan serta memberikan

antibiotik profilaksis. • Melaksanakan manajemen aktif fisiologi kala III terutama managemen

aktif kala III. • Memberikan suntikan intra muskuler meliputi uterotonika.

• Memasang infus, mengambil darah untuk pemeriksaan hemoglobin (HB) dan hematokrit (HT).

• Mengidentifikasi dan penatalaksanaan malpresentasi, distosia bahu, gawat janin, tali pusat menumbung dan kematian janin dalam kandungan

(IUFD) dengan tepat. • Penatalaksanaan persalinan abnormal dalam keadaan darurat: letak

sungsang (presentasi bokong), partus macet kepala di dasar panggul, ketuban pecah dini tanpa infeksi, post term dan pre term. Serta penatalaksanaan persalinan dengan malpresentasi dalam situasi darurat.

• Melakukan ekstraksi forcep rendah dan vacum jika diperlukan sesuai kewenangan

• Pemeriksaan kelengkapan plasenta dan selaputnya. • Pengeluaran, plasenta secara manual. • Pengukuran jumlah darah yang keluar pada persalinan normal. • Pemeriksaan dan penatalaksanaan robekan servik, vagina dan perineum. • Pengelolaan perdarahan post partum.

• Pemindahan ibu untuk tindakan tambahan atau kegawat daruratan dengan tepat waktu sesuai indikasi.

• Meningkatkan hubungan atau ikatan tali kasih ibu dan bayi baru lahir. • Fasilitasi ibu untuk menyusui sesegera mungkin dan mendukung ASI

eksklusif. • Pembuatan resep dan atau pemberian obat‐obatan untuk mengurangi

nyeri jika diperlukan sesuai kewenangan. • Mendokumentasikan temuan‐temuan yang penting dan intervensi yang

dilakukan.

Matakuliah Pendukung:

(1) Anatomi,

(5) Obstetri Fisiologi,

(2) Fisiologi,

(6) Ilmu Jiwa,

(3) Biologi Reproduksi,

(7) Farmakologi.

(4) Konsep Kebidanan,

h. Area Kompetensi Asuhan Kebidanan 6: Masa Nifas dan Menyusui

Kompetensi:

Memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui.

Komponen Kompetensi:

(1) Elemen Kognitif Memahami: • Fisiologis nifas. • Adaptasi psikologis ibu sesudah bersalin dan abortus. • “Bonding‐Atacchment” orang tua dan bayi baru lahir untuk menciptakan

hubungan positif. • Proses involusi dan penyembuhan sesudah persalinan atau abortus. • Indikator subinvolusi: misalnya perdarahan yang terus‐menerus, infeksi.

• Proses laktasi atau menyusui dan teknik menyusui yang benar serta penyimpangan yang lazim terjadi termasuk pembengkakan payudara, abses, masitis, puting susu lecet, puting susu masuk.

• Indikator masalah‐masalah laktasi. • Gizi ibu nifas, kebutuhan istirahat, aktifitas dan kebutuhan fisiologis

lainnya seperti pengosongan kandung kemih. • Kebutuhan gizi bayi baru lahir.

• Kebutuhan asuhan dan konseling selama dan sesudah pasca persalinan atau pasca abortus.

• Tanda dan gejala yang mengancam kehidupan misalnya perdarahan pervaginam aktif, sisa plasenta, renjatan (syok) dan pre‐eklamsia pasca

peralinan (post partum). • Indikator komplikasi tertentu dalam periode post partum, seperti anemia

kronis, hematoma vulva, retensi urine dan incontinetia alvi. (2) Elemen Psikomotor & Elemen Afektif Mampu melakukan:

• Pengumpulkan data tentang riwayat kesehatan yang terfokus, termasuk keterangan rinci tentang kehamilan, persalinan dan kelahiran.

• Pemeriksaan fisik yang terfokus pada ibu nifas (laktasi, involusi serta proses penyembuhan jalan lahir).

• Diagnosa masa nifas. • Penalaksanaan pada masa nifas: • Dukungan pemberian ASI eksklusif. • Pendidikan kesehatan pada ibu meliputi perawatan diri sendiri, istirahat,

gizi, seksualitas dan asuhan bayi baru lahir. • Melakukan konseling pada ibu tentang KB pasca persalinan.

• Mengidentifikasi hematoma vulva dan melaksanakan rujukan bilamana perlu.

• Identifikasi infeksi pada ibu, mengobati sesuai kewenangan atau merujuk untuk tindakan yang sesuai.

• Penatalaksanaan ibu post partum abnormal: sisa plasenta, renjatan dan infeksi ringan.

• Kolaborasi atau rujukan pada komplikasi tertentu.

• Mencatat dan mendokumentasikan temuan‐temuan dan intervensi yang dilakukan.

Mata kuliah pendukung:

(1) Anatomi,

(5) Ilmu Jiwa,

(2) Biologi Reproduksi,

(6) Farmakologi,

(3) Konsep Kebidanan,

(7) IKA.

(4) Obstetri Fisiologi,

i. Area Kompetensi Asuhan Kebidanan 7: Bayi Lahir ( Neonatus)

Kompetensi:

Memberikan asuhan pada bayi baru lahir sehat sampai dengan usia1 bulan.

Komponen Kompetensi:

(1) Elemen Kognitif Memahami: • Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus. • Indikator pengkajian bayi baru lahir, misalnya dari Apgar score, Dubowitz

Score. • Kebutuhan dasar bayi baru lahir: kebersihan jalan napas, perawatan tali

pusat, kehangatan, nutrisi, “bonding‐attachment”. • Penampilan dan perilaku bayi baru lahir. • Tumbuh kembang yang normal pada bayi baru lahir selama 1 bulan.

• Masalah yang lazim terjadi pada bayi baru lahir normal seperti: caput, moulding, mongolian spot, hemangioma.

• Komplikasi yang lazim terjadi pada bayi baru lahir normal seperti: hypoglikemia, hypotermi, dehidrasi, diare, infeksi, dan ikterus.

• Imunisasi pada bayi. • Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada bayi baru lahir sampai

usia 1 bulan. • Pertumbuhan dan perkembangan bayi premature. • Komplikasi tertentu pada bayi baru lahir, seperti trauma intra‐cranial,

fraktur clavicula, kematian mendadak, hematoma.

(2) Elemen Psikomotor & Afektif Mampu melakukan: • Pembersihan jalan nafas dan memelihara kelancaran pernafasan. • Penilaian segera bayi baru lahir seperti nilai APGAR score, Dubowitz score. • Pengeringan badan bayi, mengganti dengan kain hangat, merawat tali

pusat, meletakkan di atas perut ibu untuk inisiasi menyusu dini selama 1 jam.

• Pemeriksaan fisik yang terfokus pada bayi baru lahir dan screening untuk menemukan adanya tanda kelainan‐kelainan pada bayi baru lahir yang

tidak memungkinkan untuk hidup. • Pemberian immunisasi pada bayi.

• Penddikan pada orang tua tentang tanda‐tanda bahaya dan kapan harus membawa bayi untuk minta pertolongan medik.

• Tindakan pertolongan kegawatdaruratan pada bayi baru lahir, seperti: kesulitan bernafas atau asphyksia, hypotermia, hypoglycemi.

• Pemindahan secara aman bayi baru lahir ke fasilitas kegawatdaruratan apabila dimungkinkan.

• Pengajaran pada orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan bayi yang normal dan asuhannya.

• Pemberian bantuan terhadap orang tua dan keluarga untuk memperoleh sumber daya yang tersedia di masyarakat.

• Dukungan kepada orang tua selama masa berduka cita sebagai akibat bayi dengan cacat bawaan, keguguran, atau kematian bayi.

• Dukungan kepada orang tua selama bayinya dalam perjalanan rujukan ke fasilitas perawatan kegawatdaruratan.

• Mendokumentasikan temuan‐temuan dan intervensi yang dilakukan.

Matakuliah Pendukung:

(1) IKA (1) IKA

Kompetensi:

Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komperhensif pada bayi dan balita sehat (1 bulan – 5 tahun).

Komponen Kompetensi:

(1) Elemen Kognitif Memahami: • Keadaan kesehatan bayi dan balita di Indonesia, meliputi: angka

kesakitan, angka kematian, penyebab kesakitan dan kematian. • Peran dan tanggung jawab orang tua dalam pemeliharaan bayi dan balita.

• Pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita normal serta faktor‐ faktor yang mempengaruhinya.

• Kebutuhan fisik dan psikososial anak. • Prinsip dan standar nutrisi pada bayi dan Balita. Prinsip‐prinsip komunikasi

pada bayi dan balita. • Prinsip keselamatan untuk bayi dan anak.

• Upaya pencegahan penyakit pada bayi dan balita misalnya pemberian immunisasi.

• Masalah‐masalah yang lazim terjadi pada bayi normal seperti: gumoh atau regurgitasi, diaper rash dll serta penatalaksanaannya.

• Penyakit‐penyakit yang sering terjadi pada bayi dan anak. • Penyimpangan

dan balita serta penatalaksanaannya.

tumbuh kembang bayi

• Bahaya‐bahaya yang sering terjadi pada bayi dan balita di dalam dan luar rumah serta upaya pencegahannya.

• Kegawat daruratan pada bayi dan balita serta penatalaksanaannya. (2) Elemen Psikomotor & Afektif

Mampu melakukan: • Penatalaksanaan pemantauan dan menstimulasi tumbuh kembang bayi

dan balita antara lain dengan menggunakan alat DDST atau KPSP.

• Penyuluhan pada orang tua tentang pencegahan bahaya‐bahaya pada bayi dan anak sesuai dengan usia.

• Pemberian immunisasi pada bayi dan anak. • Pengumpulan data tentang riwayat kesehatan pada bayi dan anak yang

terfokus pada gejala. • Pemeriksaan fisik yang berfokus. • Identifikasi penyakit berdasarkan data dan pemeriksaan fisik.

• Pengobatan sesuai kewenangan, kolaborasi atau merujuk dengan cepat dan tepat sesuai dengan keadaan bayi dan anak.

• Penjelasan kepada orang tua tentang tindakan yang dilakukan. • Pemeriksaan secara berkala pada bayi dan anak sesuai dengan standar

yang berlaku. • Penyuluhan pada orang tua tentang pemeliharaan bayi.

• Tepat sesuai keadaan bayi dan anak yang mengalami cidera dari kecelakaan.

• Pendokumentasian temuan‐temuan dan intervensi yang dilakukan.

Matakuliah Pendukung:

(1) IKA

k. Area Kompetensi Asuhan Kebidanan 9: Kebidanan Komunitas

Kompetensi:

Bidan memberikan asuhan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat.

Komponen Kompetensi:

(1) Elemen Kognitif Memahami: • Konsep dan sasaran kebidanan komunitas. • Masalah kebidanan komunitas. • Pendekatan asuhan kebidanan pada keluarga, kelompok dan masyarakat. • Strategi pelayanan kebidanan komunitas. • Ruang lingkup pelayanan kebidanan komunitas.

• Upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan ibu dan anak dalam keluarga dan masyarakat.

• Faktor‐faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu dan anak. • Sistem pelayanan kesehatan ibu dan anak. • Kepemimpinan. • Pemasaran sosial. • Audit maternal perinatal. • Perilaku kesehatan masyarakat. • Program‐program pemerintah yang terkait dengan kesehatan ibu dan

anak. (2) Elemen Psikomotor & Afektif Mampu melakukan: • Pengelolaan pelayanan ibu hamil, nifas, laktasi, bayi balita dan KB di

masyarakat dengan menggunakan pendekatan analisa sosial. • Identifikasi status kesehatan ibu dan anak. • Pertolongan persalinan di rumah dan polindes. • Pengelolaan pondok bersalin desa (polindes).

• Kunjungan rumah pada ibu hamil, nifas dan laktasi bayi dan balita. • Penggerakan dan pembinaan peran serta masyarakat untuk mendukung

upaya‐upaya kesehatan ibu dan anak. • Penyuluhan dan konseling kesehatan. • Pencatatan dan pelaporan. • Pemantauan KIA dengan menggunakan PWS KIA.

• Pembinaan dukun bayi. • Pengelolaan dan pemberian obat‐obatan sesuai dengan kewenangannya. • Pemberdayaan desa siaga melalui P4K

Matakuliah Pendukung:

(1) Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Pencegahan dan (2) Sosiologi.

l. Area Kompetensi Asuhan Kebidanan 10: Wanita dengan gangguan reproduksi

Kompetensi:

Memberikan asuhan kebidanan pada wanita atau ibu dengan gangguan sistem reproduksi.

Komponen Kompetensi:

(1) Elemen Kognitif Memahami: • Penyuluhan kesehatan mengenai kesehatan reproduksi, penyakit menular

seksual (PMS), HIV/AIDS. • Tanda dan gejala infeksi saluran kemih serta penyakit seksual yang lazim

terjadi. • Tanda, gejala, dan penatalaksanaan pada kelainan ginekologi meliputi:

keputihan, perdarahan tidak teratur dan penundaan haid. (2) Elemen Psikomotor & Afektif Mampu melakukan:

• Identifikasi gangguan masalah dan kelainan‐kelainan sistem reproduksi. • Penanganan atau pengobatan pada perdarahan abnormal. • Kolaborasi dan atau rujukan secara tepat ada wanita atau ibu dengan

gangguan system reproduksi. • Pelayanan dan pengobatan sesuai dengan kewenangan pada gangguan

system reproduksi meliputi: keputihan, perdarahan tidak teratur dan penundaan haid.

• Melakukan pemeriksaan mikroskop dan pengggunaanya antara lain pada pemeriksaan hapusan vagina.

• Teknik pengambilan dan pengiriman sediaan pap smear.

m. Area Kompetensi Manajemen , Kewirausahaan, dan Kepemimpinan

Kompetensi:

Mampu mengintegrasikan keterampilan manajemen, kewirausahaan dan Kepemimpinan dalam praktik dan layanan kesehatan maternitas dan kesehatan primer.

Komponen Kompetensi:

(1) Elemen Kognitif Memahami: • Prinsip‐prinsip dasar manajemen, kewirausahaan, dan kepemimpinan

(2) Elemen Psikomotor & Afektif Mampu melakukan: • Tindakan yang baik dan benar adegan role play atau studi kasus pada

kasus kebidanan dengan temat sejawat. • Pemberian nasehat dan bimbingan dalam memecahkan masalah dan

membuat keputusan kepada sejawat dan bawahan lain dengan tepat melalui suatu role play atau studi kasus.

Mata kuliah Pendukung:

(1) Psikologi

n. Area Kompetensi Promosi Kesehatan

Kompetensi:

Mampu memajukan sistim pemeliharaan kesehatan ibu (Pra‐nikah, Hamil, Bersalin dan Nifas) dan anak yang aman dan nyaman melalui penerapan ilmu, keterampilan, dan sikap yang memungkinkan pelayanan terpusat pada wanita (woman centered care).

Komponen Kompetensi:

(1) Elemen Kognitif Memahami: • Pendekatan‐pendekatan yang menghargai wanita atau teman dalam satu

tim dalam berbagai aspek kebutuhannya pemeliharaan KIA. • Penguasaaan “continuing education” tentang dan bagi wanita.

• Usaha‐usaha pengelolaan pelayanan KIA. (2) Elemen Psikomotor & Afektif Mampu melakukan:

• Partisipasi dengan cara saling menghargai terhadap wanita atau teman saat berkerja dalam satu tim.

• Cara‐cara menghargai kebutuhan sosial, emosional, kultural, dan gaya hidup wanita.

• Penyediaan atau dukungan kesehatan wanita secara berkelanjutan. • Penguasaan manajemen waktu dan penetapan skala prioritas dalam

pekerjaan. • Penguasaan keterampilan dan pemanfaatan sumberdaya dengan efektif,

efisien, dan produktif.

Matakuliah Pendukung:

(1) Ilmu Kesehatan dan Kesehatan Pencegahan

o. Area Kompetensi Pengembangan Diri dan Profesionalisme

Kompetensi:

Menyadari bahwa ilmu pengetahuan selalu berkembang dan memiliki keterampilan belajar cara belajar (learning how to learn) untuk dapat belajar sepanjang hayat.

Komponen Kompetensi:

(1) Elemen Kognitif Memahami belajar bagaimana cara belajar (learning how to learn) dengan prinsip belajar sepanjang hayat (Lifelong‐learning)

(2) Elemen Psikomotor & Afektif Mampu melakukan: • Peran serta dalam acara lokakarya, seminar untuk mengembangkan

penguasaan pengetahuan dan teknologi kebidanan terkini. • Pemeliharaan praktik kebidanan yang dilakukannya secara akuntabel bagi

siapapun.

p. Area Kompetensi Metodologi Riset

Kompetensi:

Memiliki kesadaran akan pentingnya Riset dan Evidence base bidang Kebidanan dan mampu melakukannya dalam praktik.

Komponen Kompetensi:

(1) Elemen Kognitif Memahami: • Pengembangkan ilmu kebidanan atas dasar riset.

• Konsep dasar pengukuran di bidang kebidanan. • Konsep dasar merancang penelitian di bidang kebidanan. • Konsep dasar uji hipotesis & inferensi statistikal.

(2) Elemen Psikomotor dan Afektif Mampu melakukan: • Riset kebidanan. • Diskusi implikasi evidence base kepada sejawat dan pimpinan. • Partisipasi dalam review praktik dan kebijakan. • Pemberian dukungan terhadap riset di bidang KIA.

Mata kuliah Pendukung:

(1) Epidemiology Kebidanan dan Kandungan

2.16 Alur Pendidikan, Penjenjangan, Gelar dan Sebutan

a. Mengacu pada Undang‐Undang Sistim Pendidikan Nasional, Program Studi Pendidikan Bidan merupakan pendidikan gelar berdurasi 140‐160 sks. Pendidikan diselenggarakan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi sesuai dengan SK. Menteri Pendidikan Nasional Bab 2 Tahun 2002. Mengingat keluaran pendidikan harus memiliki kompetensi untuk memasuki pasar kerja (market driven), maka pendidikan perlu dibagi menjadi 2 tahap yang tetap merupakan satu kesatuan pendidikan, masing‐masing Tahap Pendidikan Akademik selama 6 semester dan Tahap Pendidikan Magang selama 2 – 4 semester.

b. Sesuai dengan hakikat Kompetensi, maka pendidikan terselenggara dengan rancangan pembelajaran yang mengintegrasikan domain kognitif, psikomotor, dan afektif sekaligus dalam kerangka menghasilkan kompetensi yang holistik dan komprehensif sesuai dengan real setting. Pendidikan Tahap Akademik dan Pendidikan Tahap Magang sejatinya adalah Pendidikan yang mengintegrasikan penguasaan keilmuan dan penguasaan keterampilan bertindak (psikomotorik) dan bersikap (afektif) dalam profesi kebidanan yang dimaksud. Pendidikan Tahap Akademik memberikan porsi beban studi terbanyak pada penguasaan keilmuan kebidanan dan pelatihan keterampilan psikomotorik dan afektif, sementara Pendidikan Tahap Magang memberikan porsi khusus pada implementasi keilmuwan dalam praktik kebidanan dibawah supervisi.

c. Pada pendidikan Tahap Akademik, setiap semester dari 6 semester dibagi menjadi 2 blok kompetensi sebagai elaborasi dari area kompetensi yang telah ditetapkan. Setiap blok merupakan end block yang menghasilkan penguasaan tiap area kompetensi itu. Pada pendidikan Tahap Magang tidak lagi diberikan pembelajaran, melainkan merupakan tahap magang di rumah sakit dan setting sesuai ruang lingkup kompetensi Bidan dibawah supervisi tenaga ahli dibidang masing‐masing. Pendidikan Tahap Magang ditetapkan sekurang‐kurangnya 2 semester dan sebanyak‐banyaknya 4 semester yang dimaksudkan untuk: a) memberikan peluang memperoleh seluruh kasus‐kasus kebidanan sesuai dengan standar kompetensi pendidikan bidan yang ditetapkan Menteri Kesehatan, dan atau b) memberikan peluang untuk focusing pada matakuliah elektif sesuai dengan model pendekatan SPICES (Harden, modified 1996 ).

d. Pembelajaran diselenggarakan menggunakan Pendekatan Pembelajaran SPICES (Student Centered, Problem‐Based, Integrated, Community Oriented, Early Exposure to Clinic, dan Systematic). (1) Dengan pendekatan Student Centered, pembelajaran dilaksanakan dengan

menggunakan ramu‐rambu satuan kredit semester (SKS) terbalik, yaitu mendahulukan kegiatan Mandiri menggunakan Modul, kemudian kegiatan terstruktur dalam bentuk Tutorial dalam Small Group Discussion, dan kegiatan tatap muka dalam bentuk kuliah pakar untuk mengklarifikasi, mensintesis, meresume, dan menyimpulkan hasil‐hasil belajar yang dipandang perlu sesuai dengan tujuan Pendidikan.

(2) Melalui pendekatan Problem Based, mahasiswa akan mengenal real setting

lebih awal dan karenanya akan lebih siap ketika memasuki lapangan kerja. (3) Dengan pendekatan Integrated, diharapkan kompetensi dapat dicapai dengan mengintegrasikan pengalaman belajar kognitif, psikomotor, dan afektif untuk diperolehnya pengalaman belajar yang holistik dan komprehensif. Dengan integrasi beberapa matakuliah pendukung akan dicapai efisiensi pembelajaran yang lebih tinggi.

(4) Melalui pendekatan Community Oriented, pembelajaran kompetensi pelayanan kesehatan dalam berbagai setting komunitas akan menjadi lebih kontekstual.

(5) Pendekatan Early Exposure to Clinic, akan: a) meningkatkan motivasi belajar mahasiswa mencapai tujuannya memasuki pendidikan kebidanan, b) memungkikan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien karena terjadi integrasi vertikal antara basic science dan clinical practice, dan c) meningkatkan kemampuan clinical reasoning ‐ clinical judgment, antara teori yang dipelajari dengan sindroma, simptoma, serta penyakit/kondisi klinis pasien yang dihadapi.

(6) Akhirnya, pendekatan Systematic mahasiswa memperoleh kompetensi pengembangan diri dengan memiliki kemampuan learning how to earn sebagai modal dalam belajar sepanjang hayat.

e. Rancangan Pembelajaran disusun dari semester ke semester secara: a) sekuensial sesuai dengan pentahapan asuhan kebidanan, sejak dari pranikah, kehamilan, persalinan, nifas, dan menyusui; b) sekuensial dalam penguasaan metodologi riset, c) sekuensial dalam penguasaan aspek komuitas mulai dari aspek kesehatan perorang, keluarga, komunitas, dan bangsa, dan d) sekuensial dalam pencapain kompetensi praktik mulai dari berlajar melalui manekin, bersimulasi diantara mahasiswa, memperoleh pasien sebenarnya, untuk kemudian magang dalam praktik klinik dan komunitas.

f. Dengan memperhatikan pendekatan pembelajaran diatas, maka Model pembelajaran dalam setiap blok kompetensi akan meliputi: a) Kuliah, b) Praktikum, c) Tutorial menggunakan Modul Terintegrasi, d) Pembelajaran dan Pelatihan Keterampilan dan Afektif, e) Pelatihan Problem‐Based Learning, dan pada tiap semester dibelajarkan Metodologi Riset dari konsepsi dasar sampai penyusunan Tugas Akhir secara bertahap.

2.17 Kebijakan Pengembangan Agar kualitas Program Studi Pendidikan Bidan (PSPB) dapat dipertahankan, maka PSPB FKUB harus melakukan evaluasi diri, monitoring, dan evaluasi agar standar kualitas diatas dapat tercapai dan sekaligus menjadi percontohan bagi program studi sejenis yang akan dibuka kemudian. Selain itu sebagai Pilot Project diharapkan Program Studi Sarjana (S‐1) FKUB seharusnya ikut serta dalam upaya pengembangan pendidikan bidan yang berkualitas secara Nasional.

B. Administrasi Pendidikan

1. Administrasi pendidikan mengikuti sepenuhnya dan menjadi bagian dari Administrasi Pendidikan Fakultas

2. Administrasi Akademik PSPB di lingkungan FKUB bertugas menyelenggarakan tugas adminsitratif secara khusus dalam menunjang proses belajar mengajar KBK.

3. Dengan Kodifikasi dan Pencirian Pembelajaran Kompetensi, Administrasi Akademik menyusun Kartu‐Kartu mahasiswa (Kartu Rencana Studi (KHS), Kartu Hasil Studi (KRS), dan kartu lain yang diperlukan) sesuai dengan jurusan masing‐masing.

4. Administrasi Akademik bertanggung jawab dan menyelenggarakan Sistem Informasi Akademik KBK dan kurikulum untuk program Seleksi Alih Program.

5. Biaya Studi dan Cuti Akademik mengacu pada Pedoman Pendidikan UB.

C. Pelanggaran Akademik

1. Jenis pelanggaran akademik mengacu pada Peraturan Akademik Universitas.

2. Sanksi terhadap Pelanggaran Akademik mengacu pada Peraturan Akademik Universitas.

3. Prosedur Penetapan sanksi mengacu pada Peraturan Akademik Universitas.

D. Batas Masa Studi Pendidikan Sarjana Kebidanan

1. Batas Masa Studi mahasiswa tidak boleh melampaui satu setengah kali Masa Studi terhitung saat terdaftar sebagai mahasiswa.

2. Bila melebihi masa studi tersebut mahasiswa dinyatakan tidak mampu melanjutkan studinya.

3. Masa studi pada butir 1, tidak termasuk cuti akademik/terminal dengan seijin Rektor.

4. Diperhitungkan termasuk Masa Studi pada butir 1, apabila mahasiswa tidak mendaftar ulang tanpa seijin Rektor.