PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN

BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN

A. Silabus Pembelajaran

Silabus Pembelajaran merupakan rencana kegiatan proses belajar mengajar dalam 1 (satu) semester, yang memuat unsur‐unsur MK, kode MK, bahan ajar MK (course content) dan kode bahan ajar, serta beban studi masing‐masing MK.

Silabus Pembelajaran disusun dengan memperhatikan: beban studi proporsional per‐semester dengan catatan jumlah beban studi keseluruhan minimal 144 sks untuk keseluruhan 7 semester pendidikan Sarjana Kebidanan; MK dalam 1 (satu) semester disusun dengan memperhatikan:

1. Hubungan MK prasyarat dengan MK semester diatas dan dibawahnya, agar proses pembelajaran berlangsung runtut dan sistimatis,

2. Hubungan antar MK dalam semester yang sama agar diperoleh pemahaman yang integratif, holistik, dan komprehensif lintas ilmu terkait dengan pembelajaran satu atau lebih kompetensi.

Hubungan dengan pembelajaran keterampilan dan metodologi yang relevan dengan MK dalam semester yang sama.

B. Waktu dan Tempat Pembelajaran

1. Waktu dan tempat Pembelajaran disusun dan ditetapkan oleh Jurusan/PS dengan berkoordinasi dengan laboratorium

2. Waktu pembelajaran setiap sub‐kompetensi disesuaikan dengan beban studi masing‐

masing

3. Waktu untuk pembelajaran mandiri ditetapkan sendiri oleh mahasiswa

4. Mahasiswa dapat meminta pembelajaran semisal kuliah pakar bila dibutuhkan

C. Strategi Pembelajaran

1. Kurikulum dilaksanakan dengan pendekatan/strategi SPICES (Student‐centered, Problem‐

based, Integrated, Community‐based, Elective/Early Cinical Exposure, Systematic).

2. Program pembelajaran harus diupayakan terpusat pada aktivitas mahasiswa semisal diskusi, belajar mandiri, self inquiry, seminar,dan cara belajar aktif lainnya sepanjang dimungkinkan.

3. Program Pembelajaran harus diupayakan menggunakan atau mengetengahkan

“Masalah“ sebagai titik masuk penguasaan ilmu, keterampilan, dan perilaku, serta pemicu (trigger) pembelajaran aktif oleh mahasiswa. “Masalah“ merujuk pada Identifikasi yang ditetapkan Ikatan Bidan Indonesia dan berdasarkan Index Clinical Situation

4. Untuk mendapatkan penguasaan holistik dan komprehensif, pembelajaran dilakukan dengan mengintegrasikan MK terkait baik vertikal maupun horisontal

5. Pembelajaran klinik diberikan pada awal semester, selain untuk berintegrasi dengan MK Kedokteran Dasar, juga untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa

6. Pada Semester I‐III, Jurusan menetapkan 2 minggu diantara minggu efektif untuk pengenalan cara belajar sistematis (teaching how to learn) kepada mahasiswa melalui pendekatan Problem‐based Learning

D. Proses Pembelajaran

Pendekatan dalam Pembelajaran KBK menggunakan Pendekatan SPICES (Haarden, 2000): Student Centered, Problem‐based, Integrated, Community Oriented, Early Exposure to Clinic, and Systematic. Elaborasi Pendekatan ini dalam Kurikulum Kurikulum Berbasis Kompetensi FKUB adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik Pembelajaran

Proses Belajar Mengajar (PBM) KBK memiliki beberapa karakteristik:

1.1 Pembelajaran Mahasiswa Aktif (Student Active Learning)

1.2 Pembelajaran Terintegrasi

1.3 Menggunakan Modul

1.4 Pembelajaran Keterampilan (Skill) secara terintegrasi dalam Sistim Pengembangan Keterampilan dan Metodologi

1.5 Pencapaian Kompetensi melalui Penguasaan Materi Mata Kuliah Kompetensi dan Kompetensi Keterampilan.

2. Pembelajaran Mahasiswa Aktif (Student Active Learning)

Pembelajaran dilaksanakan terutama terpusat pada aktivitas mahasiswa (student‐ centered) mulai dari belajar mandiri mendahului pembelajaran dari dosen sampai dengan pencarian ilmu secara mandiri (self acquired) baik dengan mencari kepustakaan, mengunduh dari internet, berdiskusi dengan teman, mencari narasumber sehingga dosen bukan satu‐satunya sumber informasi. Dalam konteks pembelajaran Mahasiswa Aktif ini, peran dosen dititikberatkan pada fungsi fasilitasi dan tutorial.

3. Pembelajaran Terintegrasi

Pembelajaran dilaksanakan secara terintegrasi baik vertikal antara Pembelajaran Klinik dengan Pembelajaran Ilmu‐Ilmu Kebidanan Dasar dan Dasar Kebidanan, maupun secara horisontal antara pembelajaran klinik satu dengan lainnya atau antara pembelajaran Ilmu‐Ilmu Kebidanan Dasar dan Dasar Kebidanan satu dengan lainnya. Pembelajaran terintegrasi dimaksudkan agar:

3.1 Mahasiswa memperoleh penguasan kompetensi bidan secara holistik dan komprehensif;

3.2 Sistim Pembelajaran memperoleh efisiensi setinggi mungkin dengan pengurangan tumpang‐tindih bahan ajar antar laboratorium;

3.3 MKDI Prasyarat dan yang mempersyarati dapat diintegrasikan; dan

3.4 Penggunaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran menjadi lebih efektif dalam perencanaan, pengadaan, maupun operasionalisasinya secara terencana.

4. Modul

4.1 Mulai tahun ajaran 2008‐2009, proses pembelajaran KBK sepenuhnya menggunakan Modul dalam setiap pembelajaran MKK.

4.2 Setiap Modul disusun oleh Kontributor Penyusun Modul yang diambil dari dosen‐ dosen FKUB dan laboratorium terkait sesuai dengan bidang peminatan.

4.3 Setiap Modul disusun dengan sekurang‐kurangnya berisikan:

a. Rumusan Kompetensi, Komponen Kompetensi, dan Area Kompetensi sesuai Pedoman Ikatan Bidan Indonesia, yang ingin dicapai melalui pembelajaran sebuah modul.

b. Overview untuk memberikan gambaran umum proses dan isi pembelajaran modul agar mahasiswa memahami konteks dan prosedur pembelajaran modul.

c. Tugas Modul (Modul Task) untuk dikerjakan secara mandiri oleh mahasiswa dan saling diklarifikasi dalam Diskusi Kelompok diantara mahasiswa.

d. Referensi untuk mempermudah mahasiswa mencari rujukan utama dalam mempelajari modul khususnya dalam mengerjakan tugas modul.

e. Reader dalam bentuk lembar kopi dari halaman‐halaman referensi yang sulit diperoleh mahasiswa karena ketersediaan Referensi yang terbatas.

4.4 Pembelajaran Modul tidak selalu oleh dosen kontributor modul, melainkan oleh dosen yang diusulkan Penanggung Jawab Matakuliah (PJMK) dan mendapat persetujuan Kepala Laboratorium dosen bersangkutan.

4.5 Banyaknya Isi Modul, Overview, dan Tugas Modul harus disesuaikan dengan beban studi dan model pembelajarannya masing‐masing agar supaya Modul layak digunakan dan tidak terlalu memberatkan mahasiswa.

4.6 Modul yang telah disusun oleh Kontributor Modul hendaknya dikonsultasikan kepada Laboratorium terkait untuk kemudian diserahkan kepada Medical Education Unit (MEU) untuk penggandaannya.

4.7 Penyerahan Modul kepada Medical Education Unit (MEU) disertai:

a. Usulan nama PJMK nama untuk dibuatkan penetapannya oleh Dekan

b. Usulan nama Pengampu MK dan Fasilitator/Tutor pembelajarannya untuk dibuatkan urat Tugasnya oleh Dekan

c. Rancangan Pembelajarannya, untuk diserahkan kepada Jurusan guna penyusunan Jadual Pelaksanaan Pembelajarannya

5. Metoda Pembelajaran

5.1 Pembelajaran Matakuliah Kompetensi (MKK )

a. Pembelajaran MKK dipimpin dan dikoordinasikan oleh seorang Penanggungjawab Matakuliah (PJMK) yang bertanggungjawab kepada Jurusan.

b. Pembelajaran menggunakan Modul terintegrasi yang telah diterima mahasiswa ±

1 minggu sebelum pembelajaran Modul dimulai.

c. Rancangan Pembelajaran telah diserahkan kepada Jurusan untuk penjadwalan pelaksanaannya.

d. Pembelajaran Modul dilakukan secara en bloc dengan pengertian 1 modul dibelajarkan total sampai selesai baru dilanjutkan dengan pembelajaran, modul berikutnya.

e. Mahasiswa diharapkan mengerjakan semua Tugas Modul dirumah secara mandiri.

f. Durasi pembelajaran Modul disesuaikan dengan beban studi yang telah ditetapkan.

g. Proses Pembelajaran Modul berturut‐turut: (1) Dimulai dengan Overview di setiap Kelas untuk menjelaskan kerangka isi dan

rancangan pembelajaran dan evaluasi Modul bersangkutan. (2) Dilanjutkan dengan Belajar Mandiri dalam Kelompok Diskusi masing‐masing untuk mempersiapkan diri mengikuti proses pembelajaran selanjutnya.

(3) Selanjutnya Diskusi Dalam Kelompok, dengan ketentuan: • Sebelum diskusi semua Modul dikumpulkan dan diserahkan pada Fasilitator

Diskusi • Diskusi dimulai dengan presensi dan penetapan Ketua serta Sekretaris

Kelompok Diskusi yang dipilih diantara peserta diskusi kelompok • Diskusi harus diikuti seluruh peserta. Peserta yang tidak aktif dalam diskusi

tidak memperoleh Nilai • Materi diskusi meliputi Tugas Modul • Pada akhir diskusi hasil diskusi disampaikan kepada Fasilitator

(4) Selama diskusi, fasilitator: • Mengadakan observasi pelaksanaan diskusi menggunakan Lembar Obervasi

yang tersedia. Lembar Observasi meliputi observasi terhadap keterampilan belajar (memimpin, menyatakan pendapat, berbeda pendapat, berkolaborasi dan sebagainya), area kompetensi yang ingin dicapai, dan Observasi terhadap Materi yang didiskusikan.

• Dapat mengadakan intervensi manakala terjadi penyimpangan materi terhadap tujuan belajar yang sebenarnya dengan cara memberikan clue

yang diperlukan.

• Dapat meminta peserta diskusi tertentu untuk menjawab atau menyatakan pendapat. Interupsi ini ditujukan kepada peserta yang tidak aktif agar tetap

memperoleh nilai diskusi. Interupsi ini dapat pula dilakukan untuk crosscheck apakah jawaban/komentar/ pendapat seorang mahasiswa sesuai dengan jawabannya dalam Buku Modul. Dengan cara ini fasilitator dapat mengetahui apakah modul dikerjakan sendiri, mencontoh teman, atau tidak sempat dipelajari mahasiswa bersangkutan.

• Mencatat hal‐hal yang perlu klarifikasi, koreksi, atau pendalaman agar tujuan belajar dapat dicapai. (5) Sesudah diskusi, kepada PJMK, fasilitator:

• Menyerahkan Lembar Observasi yang telah dinilai. • Menyerahkan hal‐hal yang perlu klarifikasi, koreksi, atau pendalaman agar

tujuan belajar dapat dicapai. (6) Penanggungjawab Matakuliah menyerahkan hal‐hal diatas kepada para Pengampu Kuliah Pakar (7) Modul ditutup dengan Kuliah Pakar yang isinya dapat berupa:

• Klarifikasi materi yang dipandang perlu • Resume atau restrukturisasi materi untuk memperoleh pemahaman yang

komprehensif (8) Diakhiri dengan Ujian Modul.

5.2 Pembelajaran Matakuliah Disiplin Ilmu (MKDI)

a. Pembelajaran MKDI dilakukan terintegrasi kedalam Pembelajaran MKK.

b. Seluruh Bahan Ajar MKDI didistribusikan oleh Kepala Laboratorium (Ka.Lab.) terkait kedalam seluruh MKK dalam Struktur Kurikulum FKUB.

c. Laboratorium dapat menentukan Model Pembelajaran: Kuliah, Praktikum, atau model pembelajaran lainnya. Oleh karena itu dalam pembelajaran MKK, selain kuliah, kegiatan praktikum dapat dilaksanakan oleh laboratorium terkait dalam jam efektif MKK terkait dan dilaksanakan di laboratorium masing‐masing dengan pengaturan internal oleh laboratorium masing‐masing. akan tetapi nilai Ujian Praktikum tidak mempengaruhi Nilai Ujian MKK melainkan dikembalikan sebagai bagian Nilai Ujian MKDI.

5.3 Pembelajaran Keterampilan Klinis dan Metodologi

a. Pembelajaran Ketrampilan dan Metodologi dilakukan dalam Sistim Pengembangan Keterampilan dan Metodologi.

b. Sistim Pengembangan Keterampilan dan Metodologi terdiri atas pembelajaran di kelas, di gedung Laboratorium Skil, di ruang‐ruang praktikum Laboratorium, dan di Laboratorium Sentral Biomedik.

c. Pembelajaran dikoordinasikan oleh Unit Pembelajaran Skill dan Unit Pembelajaran Metodologi yang masing‐masing dipimpin oleh seorang Kepala Unit berkedudukan setara dengan PJMK dan bertanggung jawab kepada Jurusan.

d. Pembelajaran dilaksanakan oleh Kelompok Dosen masing‐masing Topik Skill sesuai denga beban studi masing‐masing

5.4 Pembelajaran Cara Belajar (Pendekatan PBL)

a. Membelajarkan cara belajar yang sistimatis mengikuti pola akademik yang sederhana tetapi sistimatik dengan tujuan: (1) Membiasakan diri menghadapi problematika nyata yang akan dihadapi kelak

dimasyarakat. (2) Mengidentifikasi masalah dibalik fenomena kesehatan yang dijumpai. (3) Menetapkan tujuan belajar sesuai dengan kekurangan dan kebutuhan masing‐

masing individu mahasiswa.

b. Meningkatkan kemampuan belajar aktif dan mandiri melalui pengembangan kemampuan self‐inquiry dalam mengakses, menganalisis, mensintesis, dan menyimpulkan berbagai informasi.

c. Melalui (1) dan (2) membelajarkan cara Belajar Sepanjang Hayat (Life‐Long Learning).

d. Untuk hal‐hal diatas dilakukan pembelajaran Poblem Based Learning Approach disamping model pembelajaran‐pembelajaran tersebut diatas.

e. Problem based Approach hanya merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan dalam KBK dan oleh karena itu tidak identik dengan KBK dan tidak akan menggantikan model pembelajaran lain yang dipandang relevan.