Mekar Sentosa Rantau Laban Tanjung Marulak Hilir Tanjung Marulak hilir Sri Padang Karya Jaya

Pembagian luas Kecamatan dapat di lihat sebagai berikut: Tabel 4. Luas Wilayah Kecamatan Rambutan No. Kelurahan Luas ha

1. Mekar Sentosa

88,17

2. Rantau Laban

11,63 3. Lalang 89,70

4. Tanjung Marulak Hilir

48,19

5. Tanjung Marulak hilir

65,31

6. Sri Padang

61,30

7. Karya Jaya

229,20 JUMLAH 593,50 Sumber Kantor Camat Rambutan Tebing Tinggi Selanjutnya gambaran penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Komposisi Penduduk Kecamatan Rambutan Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Kelurahan No Kelurahan Jumlah penduduk Jumlah jiwa Persentase Laki- Laki jiwa Persentase Perempuan jiwa Persentase 1. Mekar sentosa 2032 13,19 2042 13,38 4078 13,30 2. Rantau laban 1295 8,40 1802 11,81 3097 10,10 3. Lalang 3242 21,05 2718 17,81 5960 19,44 4. Tanjung marulak 2353 15,28 2416 15,83 4769 15,55 5. Tanjung marulak hilir 1879 12,18 1860 12,19 3739 12,20 6. Sri padang 1996 13 1909 12,51 3905 12,73 7. Karya jaya 2600 16,9 2514 16,47 5114 16,68 Jumlah 15401 100 15261 100 30662 100 Sumber Kantor Camat Rambutan Kota Tebing Tinggi Universitas Sumatera Utara Populasi penduduk tersebut dapat dirinci sesuai komposisi menurut struktur usia antara lain : Tabel 6. Komposisi Penduduk Kecamatan Rambutan Tahun 2012 Berdasarkan Usia Umur Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase 0-6 2.457 2.302 4.759 15,52 7-16 3.137 3.034 6.175 20,14 17-25 3.073 3.020 6.093 19,88 26-55 5.034 5.299 10.333 33,70 56 keatas 1.700 1.602 3.302 10,76 Total 15.401 15.261 30.662 100 Sumber Kantor Camat Rambutan Kota Tebing Tinggi Dari Tabel 6 dapat dikemukakan bahwa jumlah penduduk yang terbesar adalah kelompok umur 26-55 sebesar 33,70, menyusul kelompok umur 7-16 yaitu 20,14, kelompok umur 17-25 yaitu 19,88 dan selanjutnya kelompok umur 0-6 yaitu 15,52 dan selanjutnya kelompok umur 56 keatas yaitu 10,76. Selanjutnya gambaran komposisi penduduk berdasarkan agama yang dianut tertera pada Tabel 7 Tabel 7. Komposisi Penduduk Kecamatan Rambutan Tahun 2012 Menurut Agama No Agama Jumlah jiwa Persentase 1. Islam 26.320 85,84 2. Kristen Protestan 1.370 4,47 3. Kristen Katolik 2.035 6,64 4. Hindu 13 0,04 5. Budha 924 3,01 Jumlah 30.662 100 Sumber Kantor Camat Rambutan Kota Tebing Tinggi Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 7dapat dikemukakan bahwa jumlah penduduk yang beragama islam lebih banyak yaitu sebesar 85,84 diikuti oleh agama kristen katolik sebesar 6,64 dan kristen protestan sebesar 4,47. Komposisi penduduk menurut mata pencaharian terdapat pada tabel 8 Tabel 8. Komposisi Penduduk Kecamatan Rambutan Menurut Jenis Mata Pencaharian No Mata pencaharian Jumlah 1. BuruhSwasta 2707 2. Pegawai Negeri dan TNIPOLRI 522 3. Pedagang dan Pengusaha 4015 4. Penjahit 212 5. Pengerajin 230 6. Peternak 217 7. Montir 57 8. Dokter 21 9. Supir dan pengemudi becak 655 10. Lain-Lain 236 Sumber Kantor Camat Rambutan Kota Tebing Tinggi Dari tabel 8 di kemukakan bahwa jumlah mata pencaharian yang terbesar adalah Pedagang dan pengusaha diikuti Buruhswasta dan selanjutnya Pegawai Negeri. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana pada suatu daerah sangat mendukung tingkat kemajuan daerah tersebut. Sarana dan prasarana didaerah penelitian cukup lengkap. Keadaan sarana dan prasarana di Kecamatan Rambutan dapat dillihat pada Tabel 9 berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 9. Sarana dan Prasarana di Kecamatan Rambutan,Kota Tebing Tinggi, Tahun 2012 No Sarana Unit Jumlah 1. Pendidikan - Sekolah Dasar - Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama - Sekolah Lanjutan Tingkat Akhir 20 3 10 2. Tempat ibadah - Mesjid - Musholla - Gereja - Vihara 24 18 6 1 3. Kesehatan - Rumah Sakit - Puskesmas - Puskesmas Pembantu dan Balai Unit Pengobatan - Posyandu - Dokter, bidan dan perawat 1 3 7 2 25 96 Total 189 Sumber : Badan Pusat Statistik 2012 Karakteristik Responden Karakteristik sampel yang dimaksud adalah karakteristik tenaga kerja wanita yang dijadikan responden pada penelitian ini. Tenaga kerja pada industri kacang intip sebanyak 25 orang wanita dan hanya 2 orang pria. Responden disini dikhususkan pada 25 orang tenaga kerja wanita. Gambaran karakteristik responden meliputi Umur, Lama bekerja, Tingkat pendidikan, Jumlah Universitas Sumatera Utara tanggungan, Jarak rumah ketempat bekerja serta Pendapatan istri dan perndapatan suami. Adapun karakteristik sosial ekonomi tenaga kerja wanita dalam penelitian ini dapat dilihat Tabel 10. Tabel 10. Rekapitulasi Karakteristik Sosial Ekonomi Wanita Pada Industri Kacang Intip No Uraian Rentang Rataan 1. Umur tahun 18- 47 36,28 2. Lama Bekerja tahun 0,25-3 1,52 3. Pendidikan tahun 6-12 10,2 4. Jumlah tanggungan jiwa 1-5 3.08 5. Jarak rumah ketempat kerja m 100-1000 300 6. Pendapatan wanita RpBln 462.000-524.000 481.280 7. Pendapatan suami RpBln 1.200.000-3.000.000 1.396.000 Sumber : Data Diolah dari Lampiran 1 Berdasarkan Tabel 10dapat dilihat bahwa umur sampel berkisar antara 18-47 tahun dengan rataan 36,28 tahun. Dari rataan tersebut dapat diketahui bahwa sampel masih berada pada usia produktif sehingga memiliki potensi tenaga kerja yang cukup besar. Lama bekerja sampel berkisar antara 0,25 3 bulan-3 tahun dengan rata- rata 1,52 tahun. Dari rataan tersebut dapat dikatakan bahwa sampel belum terlalu lama bekerja pada industri kacang intip. Pendidikan formal berkisar antara 6-12 tahun dengan rataan 10,2 tahun. Dari rataan tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan formal sampel Universitas Sumatera Utara adalah tamatan SMP. Tingkat pendidikan ini sangat mempengaruhi wawasan pengetahuan, pola pikir, cara bertindak, dan mengambil keputusan dalam bekerja pada industri kacang intip. Jumlah tanggungan keluarga sampel berkisar antara 1-5 jiwa dengan rataan sebesar 3,08 jiwa. Dari tanggungan tersebut ada juga yang membantu sampel pada usaha kacang intip. Jarak dari rumah ketempat kerja sampel berkisar antara 100-1000 meter dengan rataan sebesar 300 meter. Dari rataan tersebut dapat dikatakan bahwa sebahagian besar sampel bertempat tinggal di lokasi usaha kacang intip sehingga tidak memerlukan biaya tambahan untuk onkos pergi kerja. Pendapatan istri berkisar antara Rp.462.000- Rp.524.000 dengan rataan sebesar Rp.481.280 dalam sebulan. Dari rataan tersebut dapat dikatakan pendapatan sampel masih dibawah upah minimun, tetapi pendapatan ini dirasa cukup membantu kebutuhan rumah tangga sampel Pendapatan suami berkisar antara Rp.1.200.000- Rp.3.000.000 dengan rataan sebesar Rp.1.396.000dalam sebulan. Dari rataan tersebut dapat dikatakan bahwa pendapatan tersebut dikatakan cukup besar, karena upah tersebut diatas upah minimum kota Tebing Tinggi yaitu Rp. 1.380.000,00 Universitas Sumatera Utara HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian dilakukan terhadap tenaga kerja wanita di kecamatan rambutan kota Tebing Tinggi. Usaha kacang intip ini terdapat di kelurahan karya jaya. Pada penelitian ini ditetapkan 25 sampel, sampel diambil secara keseluruhan tenaga kerja wanita yang terdapat pada industri kacang intip tersebut. Gambaran Tata Pengolahan Industri Kacang Intip Industri kacang intip berdiri pada bulan Juli 2009, milik seorang wanita bernama Rini Kusendang yang lahir di Belawan pada tanggal 13 Desember 1974. Dengan modal awal hanya sebesar Rp. 50.000,00 ibu dari 3 orang anak ini berusaha untuk mencoba peruntungan baru. Dari pengalaman mengikuti pelatihan motivasi, ibu rini mencoba mengembangkan ilmu yang telah ia dapatkan dari pelatihan. Dari bekal resep dari media internet ibu rini mulai mencoba sebuah panganan yang unik namun cukup bersahabat dari segi penyajian bahan. Dengan sedikit modifikasi resep terciptalah panganan bernama kacang intip. Walaupun banyak mengenal dengan banyak nama seperti kacang molen, kacang lipat, kacang sembunyi, kacang senyum dan lain sebagainya. Sampai saat ini usaha kacang intip terus berkembang dengan badan usaha yang sudah tercatat atas nama pengusaha sendiri. Sekarang modal dan pendapatan telah bertambah, dengan pendapatan pendapatan bersih dari usaha ini telah mencapai Rp.10.000.000,00 bulan. Pengusaha dibantu oleh suami bersama 25 orang tenaga kerja wanita dan 2 orang tenaga kerja pria, mampu memproduksi 250 Kg kacang intip siap jual ke berbagai daerah selain di kota Tebing Tinggi itu Universitas Sumatera Utara sendiri seperti, Medan, Padang, Pekan Baru bahkan mulai mencoba merambah ke negara Malaysia. Untuk cara penggajian pengusaha memberikan pilihan kepada seluruh tenaga kerjanya sesuai kesepakatan bersama. Ada yang digaji setiap 3 hari sekali dan ada pula yang seminggu sekali. Hal ini dirasa cukup membantu para ibu-ibu rumah tangga yang bekerja pada industri rumah tangga kacang intip karena dapat menambah uang belanja dan uang saku sekolah. Penyediaan Bahan Baku Bahan baku untuk pengolahan kacang intip adalah kacang tanah, tepung terigu, dan bawang putih. Bahan baku ini selalu tersedia untuk satu bulan seperti tertera dalam gambar. Gambar 2. Persedian Tepung Terigu Gambar 3. Persediaan Bawang Putih Gambar 4. Persediaan Tepung Tapioka Universitas Sumatera Utara Bagaimana tahapan kegiatan pengolahan kacang intip ini akan diuraikan secara rinci dibawah ini, Proses Pembuatan Kacang Intip A. Pengadukan Proses pengadukan dilakukan dengan menggunakan mesin pengaduk, yang dioperasikan oleh seorang tenaga kerja pria, hal ini tidak dilakukan oleh tenaga kerja wanita.

1. Pengadukan tepung terigu

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor yang Memepengaruhi Pendapatan Wanita pada Usaha Lemang dn Kontribusinya pada Pendapatan Keluarga (Studi kasus : Kota Tebing Tinggi)

15 123 63

Peranan Tenaga Kerja Wanita Dalam Rumah Tangga Nelayan dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Rumah Tangga di Kecamatan Pantai Labuh Kabupaten Deli Serdang

0 48 77

Peranan Tenaga Kerja Wanita Dalam Industri Sapu Ijuk Dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga

9 149 73

Curahan jam kerja tenaga kerja wanita dan kontribusinya terhadap pendapatan rumah tangga pada agroindustri kerupuk (Studi kasus di kelurahan Mangli, Kec. Kaliwates, Kab. Jember)

0 7 68

Peranan industri rumah tangga bordir dalam menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan di desa Pacul kecamatan Talang kabupaten Tegal.

0 0 1

PERANAN INDUSTRI KERAJINAN KULIT TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA DI DUSUN MANDING DESA SABDODADI KECAMATAN BANTUL KABUPATEN BANTUL.

0 1 151

Tenaga Kerja dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Rumah Tangga (Suatu Kasus Pada Industri Rumah Tangga Emping Jagung di Desa Ciomas Kecamatan Sukahaji Kabupaten Majalengka) Jaka Sulaksana

0 0 23

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN WANITA PADA USAHA LEMANG DAN KONTRIBUSINYA PADA PENDAPATAN KELUARGA (Studi kasus : Kota Tebing Tinggi) SKRIPSI

0 0 11

Peranan Tenaga Kerja Wanita Sebagai Buruh Pada Industri Kacang Intip Dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Di Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi

0 4 13

PERANAN TENAGA KERJA WANITA SEBAGAI BURUH DI INDUSTRI KACANG INTIP DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KECAMATAN RAMBUTAN KOTA TEBING TINGGI

0 0 12