Faktor-Faktor yang Memepengaruhi Pendapatan Wanita pada Usaha Lemang dn Kontribusinya pada Pendapatan Keluarga (Studi kasus : Kota Tebing Tinggi)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN
WANITA PADA USAHA LEMANG DAN KONTRIBUSINYA
PADA PENDAPATAN KELUARGA
(Studi kasus : Kota Tebing Tinggi)
SKRIPSI
SITI FATIMAH
110304039
AGRIBISNIS
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN
WANITA PADA USAHA LEMANG DAN KONTRIBUSINYA
PADA PENDAPATAN KELUARGA
(Studi kasus : Kota Tebing Tinggi)
SKRIPSI
SITI FATIMAH
110304039
AGRIBISNIS
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
Disetujui oleh : Komisi Pembimbing
Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing
( Ir. Iskandarini, MM, Ph.D) (Ir. Lily Fauzia, MSi ) NIP. 196405051994032002 NIP. 196308221988032003
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(3)
ABSTRAK
SITI FATIMAH (110304039/AGRIBISNIS) dengan judul skripsi FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN WANITA PADA USAHA LEMANG DAN KONTRIBUSINYA PADA PENDAPATAN KELUARGA. Penelitian ini dibimbing oleh Ibu Ir. Iskandarini, MM, Ph.D selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu Ir. Lily Fauzia, M.Si selaku anggota komisi pembimbing.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas tenaga kerja wanita pada usaha lemang di daerah penelitian, untuk menganalisis adanya pengaruh faktor sosial ekonomi (umur, tingkat pendidikan formal, pengalaman bekerja dan jumlah tanggungan keluarga) terhadap pendapatan wanita pada usaha lemang di daerah penelitian, untuk mengetahui persentase kontribusi pendapatan wanita pada usaha lemang terhadap pendapatan keluarga di daerah penelitian. Penentuan sampel dilakukan dengan metode “simple random sampling” dengan jumlah populasi 68 tenaga kerja wanita, sampel penelitian adalah sebanyak 30 tenaga kerja wanita. Metode analisi data yang digunakan yaitu Metode Analisis Regresi Linear Berganda dan dengan menghitung persentase kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita terhadap pendapatan keluarga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada faktor sosial ekonomi secara serempak seluruh variabel bebas (umur, tingkat pendidikan, pengalaman bekerjadan jumlah tanggungan keluarga) tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (pendapatan tenaga kerja wanita) dan tidak ada variabel bebas (umur, tingkat pendidikan, pengalaman bekerja dan jumlah tanggungan keluarga) yang berpengaruh nyata secara parsial terhadap pendapatan tenaga kerja wanita. Kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita pada usaha lemang terhadap total pendapatan keluarga yakni sebesar 30,04%, dan rata-rata pendapatan tenaga kerja wanita pada usaha lemang berada di bawah UMK Kota Medan dan Kota Tebing Tinggi tahun 2015 dan berarti kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita kecil yaitu < 40%.
Kata Kunci: Faktor Sosial dan Faktor Ekonomi, Tenaga Kerja Wanita, Pendapatan, Kontribusi Pendapatan.
(4)
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Gunung Pamela pada tanggal 26 April 1993, sebagai anak kedua dari empat bersaudara, seorang putri dari Ayahanda Suwarno dan Ibunda Suliati.
1. Taman kanak-kanak di TK Sri Pamela Gunung Pamela, masuk tahin 1997 dan lulus tahun 1999.
2. Sekolah Dasar di SD Negeri 102117 Gunung Pamela, masuk tahun 1999 dan lulus tahun 2005.
3. Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2 Sipispis, masuk tahun 2005 dan lulus tahun 2008.
4. Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 2 Kota Tebing Tinggi, masuk tahun 2008 dan lulus tahun 2011.
5. Tahun 2011 masuk di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
6. Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada bulan Juli-Agustus 2014 di Kelurahan Pelawi Utara, Kecamatan Babalan, Kabupaten Langkat. 7. Melaksanakan Penelitian pada bulan April-Mei 2015 di Kota Tebing
(5)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat AllaH SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat, nikmat serta limpahan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya bantuan dalam bentuk dukungan, motivasi, bimbingan, pengarahan, serta kritikan yang membangun yang disampaikan kepada penulis. Untuk itu dalam kesempatan ini dengan setulus hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Ir. Iskandarini, MM, Ph.D selaku ketua komisi pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan serta saran dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
2. Ibu Ir. Lily Fauzia, Msi selaku anggota komisi pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan serta saran dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
3. Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai Program Studi Agribisnis yang telah banyak memberikan pengetahuan selama masa pendidikan di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
(6)
5. Ayahanda tercinta Suwarno dan Ibunda tercinta Suliati serta kakak tercinta Sri listiawati Am.keb, dan adik-adik tercinta Putri Fadhillah dan Hilwatul Adzkia yang telah memberikan bantuan, doa dan begitu banyak perhatian, semangat cinta dan kasih sayang serta dukungan baik moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di waktu yang tepat.
6. Teman-teman seperjuangan yang sangat luar biasa Dewi Irwana Sari, Risa Yanti Diannisa Siregar, Putri Filza Hidayat, Rizky Annisa Lubis, Siti Aprahul Hanum, Noviarni A. Lara Sumarlan dan semua yang telah mendukung dan mendoakan selama perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.
7. Teman terdekat Muhammad Zulfan Sinaga S.PdI yang telah meberikan dukungan, doa, semangat, motivasi dan bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-teman seperjuangan Program Studi Agribisnis stambuk 2011 serta abang dan kakak stambuk yang telah banyak memberikan motivasi baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik isi maupun redaksinya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritikan, saran dan masukan semua pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Medan, Juni 2015
(7)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
RIWAYAT HIDUP ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penulisan ... 6
1.4 Kegunaan Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka ... 8
2.1.1 Lemang ... 8
2.1.1.1 Beras Ketan... 9
2.1.1.2 Santan Kelapa ... 10
2.1.2 Pendapatan Wanita/Istri ... 10
2.2 Landasan Teori ... 11
2.2.1 Pendapatan ... 11
2.2.2 Pendapatan Keluarga... 12
2.2.3 Kontribusi Pendapatan Wanita/Istri ... 13
2.2.4 Pendapatan Pria/Suami ... 13
2.2.5 Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Pendapatan Wanita ... 14
2.3 Penelitian terdahulu ... 16
2.4 Kerangka Pemikiran ... 17
2.5 Hipotesis Penelitian... 20
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 21
3.2 Metode Penentuan Jumlah Sampel ... 21
3.3 Metode Pengumpulan Data ... 22
3.4 Metode Analisis Data ... 23
3.5 Definisi dan Batasan Operasional ... 29
(8)
3.5.2 Batasan Operasional ... 30
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL 4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ... 31
4.2 Kondisi Iklim dan Topografi ... 32
4.3 Keadaan Penduduk ... 32
4.4 Karakteristik Sampel ... 34
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Aktivitas Tenaga Kerja Wanita ……….. 35
5.2 Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Wanita Yang Bekerja pada Usaha Lemang ... 38
5.3 Pendapatan Keluarga ... 44
5.4 Kontribusi Pendapatan Tenaga Kerja Wanita Terhadap Total Pendapatan Keluarga ... 46
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 49
6.2 Saran ... 50 DAFTAR PUSTAKA
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Hal
1 Jenis Usaha Makanan dan Jumlah Usaha Makanan di Kota Tebing Tinggi Tahun 2014
4 2 Jumlah Tenaga Kerja pada Usaha Lemang di Kota Tebing Tinggi
Tahun 2014
5 3 Jumlah Pekerja Wanita pada Usaha Lemang di Kota Tebing
Tinggi Tahun 2014
22 4 Luas Wilayah dan Jumlah Pemduduk Menurut Kecamatan di Kota
Tebing Tinggi Tahun 2013
33 5 Banyaknya Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di
Kota Tebing Tinggi Tahun 2013
33
6 Karakteristik Sampel Pekerja Wanita 34
7 Hasil Analisis Regresi Linear Pengaruh Faktor Sosial Eknomi Terhadap Pendapatan Tenaga Kerja Wanita Pada Usaha Lemang
39 8 Rata-Rata Pendapatan Suami Responden Dari Berbagai Jenis
Pekerjaan Di Kota Tebing Tinggi
44 9 Rata-rata Total Pendapatan Keluarga Tenaga Kerja Wanita yang
Bekerja pada Usaha Lemang
45 10 Kontribusi Pendapatan Tenaga Kerja Wanita pada Usaha Lemang
Terhadap Pendapatan Keluarga
(10)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Hal
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Uraian
1 Karakteristik Sosial dan Ekonomi Responden
2 Total Penerimaan, Total Biaya dan Pendapatan Tenaga Kerja Wanita 3 Total Pendapatan Wanita
4 Rata-Rata Pendapatan Suami Responden per Bulan 5 Total Pendapatan Keluarga
6 Kontribusi Pendapatan Wanita
7 Hasil Olahan SPSS Pada factor Sosial dan Ekonomi Yang Mempengaruhi Pendapatan Wanita Pada Usaha Lemang
(12)
ABSTRAK
SITI FATIMAH (110304039/AGRIBISNIS) dengan judul skripsi FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN WANITA PADA USAHA LEMANG DAN KONTRIBUSINYA PADA PENDAPATAN KELUARGA. Penelitian ini dibimbing oleh Ibu Ir. Iskandarini, MM, Ph.D selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu Ir. Lily Fauzia, M.Si selaku anggota komisi pembimbing.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas tenaga kerja wanita pada usaha lemang di daerah penelitian, untuk menganalisis adanya pengaruh faktor sosial ekonomi (umur, tingkat pendidikan formal, pengalaman bekerja dan jumlah tanggungan keluarga) terhadap pendapatan wanita pada usaha lemang di daerah penelitian, untuk mengetahui persentase kontribusi pendapatan wanita pada usaha lemang terhadap pendapatan keluarga di daerah penelitian. Penentuan sampel dilakukan dengan metode “simple random sampling” dengan jumlah populasi 68 tenaga kerja wanita, sampel penelitian adalah sebanyak 30 tenaga kerja wanita. Metode analisi data yang digunakan yaitu Metode Analisis Regresi Linear Berganda dan dengan menghitung persentase kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita terhadap pendapatan keluarga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada faktor sosial ekonomi secara serempak seluruh variabel bebas (umur, tingkat pendidikan, pengalaman bekerjadan jumlah tanggungan keluarga) tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (pendapatan tenaga kerja wanita) dan tidak ada variabel bebas (umur, tingkat pendidikan, pengalaman bekerja dan jumlah tanggungan keluarga) yang berpengaruh nyata secara parsial terhadap pendapatan tenaga kerja wanita. Kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita pada usaha lemang terhadap total pendapatan keluarga yakni sebesar 30,04%, dan rata-rata pendapatan tenaga kerja wanita pada usaha lemang berada di bawah UMK Kota Medan dan Kota Tebing Tinggi tahun 2015 dan berarti kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita kecil yaitu < 40%.
Kata Kunci: Faktor Sosial dan Faktor Ekonomi, Tenaga Kerja Wanita, Pendapatan, Kontribusi Pendapatan.
(13)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Selama 16 tahun pertama masa administrasi Presiden Soeharto, sektor pertanian telah menjadi basis utama strategi pembangunan dan berperan cukup penting dalam perekonomian Indonesia. Investasi besar-besaran dalam sektor infrastruktur, sarana dan prasarana dasar seperti jalan, jembatan, bendungan, saluran irigasi dan lain-lain seakan menjadi menu dasar dalam pembangunan ekonomi waktu itu. Kemudian peningkatan produksi dan produktivitas bahan pangan yang secara kebetulan bersamaan dengan fenomena Revolusi Hijau telah mampu mengentaskan masyarakat dari kelaparan dan kemiskinan dalam sejarah Indonesia modern. Kinerja besar yang sering dijadikan romantisasi pembangunan pertanian di Indonesia adalah pencapaian swasembada beras pada pertengahan 1980an yang sempat mengantar presiden Soeharto ke atas mimbar kehormatan dan memperoleh penghargaan dari Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) (Arifin, 2005).
Lapangan pekerjaan yang banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor pertanian sebesar 42,52 persen, diikuti oleh sektor perdagangan, rumah makan, dan akomodasi sebesar 20,08 persen, dan sektor jasa kemasyarakatan, sosial, dan perorangan sebesar 15,39 persen. Sedangkan sektor Industri yang paling sedikit menyerap tenaga kerja sebesar 7,84 persen (Badan Pusat Statistik, 2014).
Sektor pertanian di Indonesia sampai sekarang masih memegang peranan dalam bidang ekonomi tidak hanya pertanian padi sawah tetapi juga bidang perkebunan,
(14)
peternakan dan perikanan. Dari masing-masing bidang tersebut kalau disimak, wanita baik sebagai ibu rumah tangga ataupun juga sebagai tenaga kerja sudah ikut berperan di dalamnya. Tetapi kadang di dalam pengambilan keputusan keluarga terhadap produksi belum dilibatkan secara maksimal. Demikian juga tentang penghasilan yang mereka peroleh biasanya dianggapnya hanya sebagai pelengkap. Tetapi dalam kenyataannya, apabila dalam keluarga ada kekurangan (materi) justru wanita tersebut yang menjadi penopang atau pemecah masalah, baik dengan cara meminjam tetangga atau menjual perhiasan (Ekowati, 1997). Bekerja sebagai ibu rumah tangga bagi perempuan adalah sebuah pilihan yang tidak selalu dikarenakan kekurangan pendapatan, tetapi pada rumah tangga miskin adalah sebuah keharusan. Bagi istri pada rumah tangga miskin mereka dituntut agar dapat berperan ganda dalam rumah tangganya dengan mengalokasikan waktu dengan sebaik-baiknya sehingga tetap dapat mengurus rumah tangga serta meningkatkan pendapatan rumah tangga. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan tenaga kerja wanita seperti: umur, tingkat pendidikan formal, pengalaman bekerja dan jumlah tanggungan keluarga terhadap tingkat pendapatan perempuan.
Semakin tingginya minat masyarakat untuk meningkatkan pendapatan, maka masyarakat akan semakin berlomba-lomba untuk meningkatkan inovasi baru dalam dunia usaha indutri seperti industri rumahan. Selain untuk meningkatkan pendapatan keluarga, hal ini juga berkesempatan untuk menyerap angkatan kerja yang terlibat terutama bagi wanita.
Fenomena wanita bekerja telah menjadi hal yang menarik untuk dikaji, lebih-lebih wanita yang ada di pedesaan. Keterlibatan mereka bekerja sebagian besar
(15)
dikarenakan tuntutan ekonomi. Kondisi perekonomian keluarga yang lemah dan serba kekurangan memaksa wanita ikut bekerja membantu suaminya dalam rangka mendapatkan penghasilan tambahan.
Lemang merupakan makanan tradisional yang populer di Indonesia. Pada awalnya lemang termasuk makanan khas yang biasa dihidangkan saat hari raya dan berbagai perayaan lainnya. Akan tetapi kini lemang telah dipasarkan secara luas. Lemang mampu meningkatkan nilai tambah dari berbagai bahan baku yang merupakan bahan pertanian sendiri dan mampu meningkatkan pendapatan produsen pengolah lemang.
Di Kota Tebing Tinggi terdapat berbagai macam usaha agroindustri di antaranya usaha keripik dan kerupuk, susu kedelai, kerupuk opak, kue basah, roti donat dan kue kering, es krim, gula merah, dawet dan cendol, roti kacang, tempe, kacang tujin dan kue bawang, gipang dan jahe, dodol, lemang dan tahu. Data jenis usaha makanan dan jumlah usaha agroindustri makanan di Kota tebing Tinggi dapat dilihat pada tabel 1.
(16)
Tabel 1. Jenis Usaha Makanan dan Jumlah Usaha Makanan di Kota Tebing Tinggi Tahun 2014
No Jenis Usaha Makanan Jumlah
1 Keripik dan Kerupuk 17
2 Susu Kedelai 1
3 Kerupuk Opak 4
4 Kue Basah 2
5 Roti Donat dan Kue Kering 9
6 Es Krim 2
7 Gula Merah 3
8 Dawet dan Cendol 2
9 Roti Kacang 3
10 Tempe 12
11 Kacang Tujin dan Kue bawang 5
12 Gipang dan Jahe 1
13 Dodol 1
14 Lemang 18
15 Tahu 1
Jumlah 81
Sumber : Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kota Tebing Tinggi, 2014
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa agroindustri lemang merupakan agroindustri yang banyak diusahakan di Kota Tebing Tinggi dengan jumlah usaha lemang sebanyak 18 unit.
Lemang berasal dari daerah Sumatera Barat, namun di Kota Tebing Tinggi sendiri sejarah lemang sudah ada sejak 60 tahun yang lalu. Karena kekhasan lemang inilah maka lama-kelamaan muncul banyak pedagang lemang lainnya. Dikatakan sebagai industri lemang yang dibilang cukup berkembang karena produksi berlangsung setiap hari dan produsen yang menghasilkan lemang cukup banyak. Konsumennya tidak hanya konsumen yang tinggal di Kota Tebing Tinggi dan sekitarnya, tetapi karena Kota Tebing Tinggi merupakan kota lintasan sehingga konsumen banyak yang berasal dari luar Kota Tebing Tinggi. Oleh karena itu pemerintah Kota Tebing Tinggi menjadikan lemang sebagai makanan khas daerah. Hingga saat ini lemang sangat berkembang sehingga menjadi ikon kuliner
(17)
khas Kota Tebing Tinggi dan Kota Tebing Tinggi sangat terkenal dengan julukan sebagai “Kota Lemang” (Harahap, 2014).
Pengolahan hasil pertanian di Kota Tebing Tinggi didominasi oleh industri rumah tangga yang sebagian besar dari tenaga kerja wanita yang berkontribusi langsung pada usaha olahan pertanian seperti produk olahan dari beras ketan yaitu lemang. Baik dalam proses pembuatan maupun dalam penjualan lemang tenaga kerja wanita yang digunakan lebih mendominasi. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2 berikut.
Tabel 2. Jumlah Tenaga Kerja pada Usaha Lemang di Kota Tebing Tinggi, Tahun 2014
No Nama Unit Usaha Lemang
Pekerja Wanita
Pekerja Pria Jumlah
1 Lemang Ajo 9 5 14
2 Lemang Anda 3 1 4
3 Lemang Windi 1 1 2
4 Lemang Widya 6 1 7
5 Lemang Kita 3 1 4
6 Lemang Putri 3 1 4
7 Lemang Kak Inong 10 2 12
8 Lemang Tiara 4 1 5
9 Lemang Family 12 2 14
10 Lemang Asni 5 1 6
11 Lemang Murni 3 1 4
12 Lemang Batok 3 2 5
13 Lemang Bunda Widya 1 1 2
14 Lemang Amoy 1 1 2
15 Lemang Liana 1 0 1
16 Lemang Silaturrahmi 1 0 1
17 Lemang Jo Tapa I 1 0 1
18 Lemang Famili 1 0 1
Total 68 21 89
Sumber: Kota Tebing Tinggi, 2014
Dari tabel di atas dapat dilihat jumlah tenaga kerja wanita pada usaha lemang sebanyak 68 orang dan tenaga kerja pria sebanyak 21 orang. Tingginya tenaga kerja wanita yang terlibat pada usaha lemang membuat peneliti merasa tertarik untuk meneliti faktor-faktor sosial dan ekonomi yang mempengaruhi pendapatan
(18)
wanita pada usaha lemang dan seberapa besar kontribusi pendapatan wanita usaha lemang terhadap pendapatan keluarga.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka identifikasi masalahnya yaitu:
1. Bagaimana aktivitas tenaga kerja wanita pada usaha lemang di daerah penelitian?
2. Apakah faktor sosial ekonomi (umur, tingkat pendidikan formal, pengalaman bekerja dan jumlah tanggungan) mempengaruhi pendapatan wanita pada usaha lemang di daerah penelitian?
3. Bagaimana kontribusi pendapatan wanita pada usaha lemang terhadap pendapatan keluarga di daerah penelitian?
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka tujuan penulisan yaitu:
1. Untuk mengetahui aktivitas tenaga kerja wanita pada usaha lemang di daerah penelitian.
2. Untuk menganalisis adanya pengaruh faktor sosial (umur, tingkat pendidikan formal, pengalaman bekerja) terhadap pendapatan wanita pada usaha lemang di daerah penelitian.
3. Untuk mengetahui persentase kontribusi pendapatan wanita pada usaha lemang terhadap pendapatan keluarga di daerah penelitian.
1.4Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian, yaitu:
1. Sebagai gambaran atau informasi bagi pembuat keputusan untuk meningkatkan tenaga kerja dalam usaha lemang.
(19)
2. Sebagai bahan referensi atau sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan, khususnya untuk meningkatkan industri rumah tangga lemang di kota Tebing Tinggi.
(20)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI,
KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Lemang
Lemang merupakan suatu olahan pangan yang dibuat dari beras ketan yang dimasak dalam seruas bambu, setelah sebelumnya digulung dengan selembar daun pisang. Gulungan daun pisang di dalam bambu yang berisi beras ketan kemudian dicampur dengan santan kelapa yang lalu dimasak dengan cara dibakar hingga matang. Lemang lebih enak disajikan dalam keadaan hangat-hangat. Cara mengonsumsi lemang berbeda-beda dari daerah ke daerah. Ada yang senang menikmatinya dengan cara manis bersama selai, kinca, serikaya. Ada juga yang senang menikmatinya dengan cara asin bersama rendang, telur dan lauk pauk lainnya (Sahaja, 2013).
Menurut Sahaja (2013) cara membuat lemang adalah sebagai berikut:
a. Mula-mula cuci beras ketan terlebih dahulu kemudian tiriskan. Selanjutnya tambahkan santan kelapa bersama garam kedalam beras ketan yang telah dicuci tadi.
b. Setelah itu, siapkan bambu lalu lapisi bagian pinggiran dalam bambu dengan daun pisang kemudian tuangkan beras ketan yang telah diberi santan tadi sebanyak ¾ dari bagian bambu, lalu tutupi bagian atas bambu dengan daun pisang.
(21)
c. Terakhir, siapkan api lalu bakar bambu yang sudah berisi beras ketan hingga matang. Setelah lemang matang, keluarkan lemang dari bambu kemudian potong-potong lalu sajikan.
2.1.1.1. Beras Ketan
Beras adalah bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisah dari sekam. Sekam (Jawa merang) secara anatomi disebut palea (bagian yang ditutupi) dan lemma (bagian yang menutupi). Pada salah satu tahap pemrosesan hasil panen padi, gabah ditumbuk dengan lesung atau digiling sehingga bagian luarnya (kulit gabah) terlepas dari isinya. Bagian isi inilah yang berwarna putih, kemerahan, ungu, atau bahkan hitam, yang disebut dengan beras. Salah satu jenis beras adalah ketan/beras ketan. Ketan berwarna putih, tidak transparan, seluruh atau hampir seluruh patinya merupakan amilopektin. Ketan hitam, merupakan versi ketan dari beras hitam (Kuswardani, 2013).
Beras ketan putih (oryza sativa glutinosa) merupakan salah satu varietas padi yang termasuk dalam famili Graminae. Butir beras sebagian besar terdiri dari zat pati (sekitar 80-85%) yang terdapat dalam endosperma yang tersusun oleh granula-granula pati yang berukuran 3-10 milimikron. Beras ketan juga mengandung vitamin, mineral dan air. Komposisi kimiawi dari beras ketan putih terdiri dari Karbohidrat 79,4%, Protein 6,7%, Lemak 0,7%, Ca 0,012% dan Air 12% (Anonimous, 2012).
Beras ketan merupakan bahan baku dalam pembuatan lemang yang paling penting, karena lemang sendiri merupakan makanan hasil olahan dari beras ketan yang dicampur dengan santan kelapa yang dibakar dengan seruas bambu. Dengan pengolahan tersebut maka akan menambah nilai tambah dari beras ketan.
(22)
2.1.1.2. Santan Kelapa
Sebagai tanaman tropis, kelapa telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia untuk minyak goreng atau dibuat santan sebagai bahan campuran berbagai masakan/produk pangan. Santan murni secara alami mengandung sekitar 54% air, 35% lemak dan 11% padatan tanpa lemak (karbohidrat ± 6%, protein ± 4% dan padatan lain) yang dikategorikan sebagai emulsi minyak dalam air. Selain itu, santan juga mengandung vitamin C, B-6, thiamin, niasin, folat dan sejumlah mineral seperti kalsium, seng, magnesium, besi dan fosfor (Kulinologi, 2013). Santan kelapa merupakan cairan putih kental hasil ekstrasi dari kelapa yang dihasilkan dari kelapa yang diparut dan kemudian diperas bersama air. Santan mempunyai rasa lemak dan digunakan sebagai perasa yang menyebabkan masakan menjadi gurih. Dahulu, untuk memperoleh santan dilakukan dengan cara diperas dengan tangan dari kelapa yang diparut dan menambahkan air panas sehingga santan yang dihasilkan lebih baik. Akan tetapi, saat ini sudah terdapat mesin pemeras santan yang dalam penggunaannya kelapa yang diparut tidak perlu dicampurkan dengan air dan pati santan yang dihasilkan murni 100% (Anonimous, 2010).
2.1.2. Pendapatan Wanita/Istri
Wanita merupakan kelompok pekerja cadangan potensial yang bisa dimanipulasi oleh pemilik, karena wanita secara nyata melakukan pekerjaan untuk upah yang lebih rendah dari laki-laki, mereka dapat diambil sebagai buruh murah yang fleksibel bila dibutuhkan. Kemampuan wanita tergantung pada kesempatan-kesempatan dalam hidupnya untuk berpartisipasi dalam angkatan kerja, tempat ia
(23)
menghasilkan upah yang cukup karena tidak setuju melakukan pekerjaan non upahan dan pekerjaan berupah rendah (Ollenburger, 1996).
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Pendapatan
Pendapatan dalam ilmu ekonomi didefinisikan sebagai hasil berupa uang atau materi lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa manusia (Samuelson dan Nordhaus, 1995).
Menurut Hadisapoetro (1973) di dalam Suratiyah (2009), pengertian dari pendapatan adalah sebagai berikut:
a. Pendapatan kotor atau penerimaan adalah seluruh pendapatan yang diperoleh dari suatu usaha selama satu periode diperhitungkan dari hasil penjualan atau penaksiran kembali.
Pendapatan kotor = Jumlah produksi (Y) x Harga per satuan (Py).
b. Pendapatan bersih adalah selisih dari pendapatan kotor dengan biaya mengusahakan (Rp).
c. Pendapatan petani adalah meliputi upah tenaga keluarga sendiri, upah petani sebagai manajer, bunga modal sendiri, dan keuntungan. Atau pendapatan kotor dikurangi biaya alat-alat luar dan bunga modal luar (Rp). d. Pendapatan tenaga keluarga merupakan selisih dari pendapatan pekerja
dikurangi dengan bunga modal sendiri (Rp/jam kerja).
e. Keuntungan atau kerugian merupakan selisih dari pendapatan dikurangi dengan upah keluarga dan bunga modal sendiri (Rp).
(24)
2.2.2. Pendapatan Keluarga
Pendapatan keluarga adalah pendapatan yang diperoleh dari suatu kegiatan usaha ditambah dengan pendapatan rumah tangga yang berasal dari luar usaha tersebut. Pendapatan keluarga diharapkan mencerminkan tingkat kekayaan dan besarnya modal yang dimiliki. Pendapatan yang besar mencerminkan tersedianya dana yang cukup dalam berusaha. Rendahnya pendapatan menyebabkan menurunnya investasi dan upaya pemupukan modal (Soekartawi, 1993).
Menurut Badan Pusat Statistik sesuai dengan konsep dan definisi, pengertian pendapatan keluarga adalah seluruh pendapatan dan penerimaan yang diterima oleh seluruh Anggota Rumah Tangga Ekonomi (ARTE), pendapatan adalah jumlah penghasilan riil dari seluruh anggota rumah tangga yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perseorangan dalam rumah tangga. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan keluarga adalah seluruh bentuk penghasilan yang diterima nyata dari seluruh anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Menurut Tinker dalam Hutajulu (1987), untuk melihat kedudukan wanita dalam perekonomian rumah tangga para ahli lebih menitikberatkan perhatiannya pada rumah tangga sebagai satu kesatuan yang menentukan atau mengambil keputusan dalam berbagai aspek kehidupan anggota-anggotanya. Suatu ciri dari rumah tangga pada masyarakat agraris adalah sebagai kesatuan dasar dalam kegiatan produksi, konsumsi, dan reproduksi. Tujuan utama dari rumah tangga adalah untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan anggota. Maka setiap pria, wanita, tua maupun muda semua mempunyai peranan yang penting dalam memenuhi kebutuhan pokoknya.
(25)
2.2.3 Kontribusi Pendapatan Wanita/Istri
Kontribusi pendapatan dari satu jenis kegiatan terhadap total pendapatan rumah tangga tergantung pada produktivitas faktor produksi yang digunakan dari jenis kegiatan yang bersangkutan. Stabilitas pendapatan rumah tangga cenderung dipengaruhi dominasi sumber-sumber pendapatan. Jenis-jenis pendapatan yang berasal dari luar sektor pertanian umumnya tidak terkait dengan musim dan dapat dilakukan setiap saat sepanjung tahun (Nurmanaf, 2006).
Wanita disamping sebagai ibu rumah tangga ia juga berperan dalam peningkatan pendapatan keluarga, besarnya kemampuan dalam memberi kontribusi terhadap pendapatan dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial ekonomi yang dalam penelitian ini dibatasi pada faktor upah dan jumlah pendapatan suami (Moenandar, 1985). 2.2.4 Pendapatan Pria/Suami
Partisipasi laki-laki dalam golongan kajian wanita justru perlu mengingat bahwa pembahasan perempuan hanya bermakna bila dilakukan dalam konteks lingkungannya, termasuk bahwa dalam setiap lingkungan dimana ia berada selalu ada pula laki-laki. Sehingga dapat dikatakan bahwa suatu program kajian wanita diperkaya dengan adanya partisipasi kaum laki-laki, karena yang dituju bukan suatu masyarakat tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Hal ini juga dapat dilihat pada dominasi pendapatan rumah tangga tidak melulu didominasi oleh pendapatan kaum laki-laki saja tetapi juga ada kaum perempuan yang turut andil didalamnya (Ihromi, 1995).
2.2.5 Faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi Pendapatan Wanita 1. Umur
(26)
Umur seseorang menentukan prestasi kerja atau kinerja orang tersebut. Semakin berat pekerjaan secara fisik maka semakin tua tenaga kerja akan semakin turun pula prestasinya. Namun, dalam hal tanggung jawab semakin tua umur tenaga kerja tidak berpengaruh karena justru semakin berpengalaman (Suratiyah, 2009). 2. Tingkat Pendidikan Formal
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup. Arti penting pendidikan semakin terasa, terutama dalam menghadapi era globalisasi dan perkembangan teknologi yang cepat. Pendidikan merupakan syarat utama guna masuk ke pasar kerja dan menciptakan SDM yang handal, oleh karena itu pendidikan masyarakat harus ditingkatkan sehingga kualitas penduduk dapat meningkat (Amnesi, 2013). Banyaknya atau lamanya sekolah/pendidikan yang diterima seseorang akan berpengaruh terhadap kecakapan dalam pekerjaan tertentu. Sudah tentu kecakapan tersebut akan mengakibatkan kemampuan yang lebih besar dalam menghasilkan pendapatan dalam rumah tangga. Tingkat pendidikan formal yang dimiliki akan memajukan tingkat pengetahuan serta wawasan yang luas untuk menerapkan apa yang diperoleh untuk peningkatan usahanya. Pendidikan rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan dalam memanfaatkan sumberdaya yang tersedia (Anonimous, 2013).
3. Pengalaman Bekerja
Pengalaman seseorang dalam bekerja berpengaruh dalam menerima inovasi dari luar. Lamanya bekerja untuk setiap orang berbeda-beda, oleh karena itu lamanya bekerja dapat dijadikan bahan pertimbangan agar tidak melakukan kesalahan yang
(27)
sama sehingga dapat dilakukan hal yang baik untuk waktu berikutnya (Anonimous, 2013).
Lama waktu bekerja seseorang dipengaruhi oleh seseorang tersebut. Seseorang yang tidak dalam keadaan cacat atau sakit secara normal mempunyai kemampuan untuk bekerja. Waktu maksimal sesorang bekerja selama 7 jam per hari (Suratiyah, 2009).
Pengalaman bekerja biasanya dihubungkan dengan lamanya seseorang bekerja dalam bidang tertentu (misalnya lamanya seseorang bekerja sebagai petani) hal ini disebabkan karena semakin lama orang tersenut bekerja, berarti pengalaman bekerjanya tinggi sehingga secara langsung akan mempengaruhi pendapatan (Suwita, 2011).
4. Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan keluarga adalah salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan pendapatan dalam memenuhi kebutuhannya. Banyaknya jumlah tanggungan keluarga akan mendorong kepala keluarga untuk melakukan banyak aktivitas terutama dalam mencari dan menambah pendapatan keluarganya (Hasyim, 2006).
Semakin banyak jumlah tanggungan keluarga berarti beban ekonomi yang ditanggung oleh keluarga tersebut semakin berat. Kondisi ini memacu semangat perempuan untuk bekerja lebih giat untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarganya (Amnesi, 2013).
(28)
2.3 Penelitian Terdahulu
Ririn Marissa (2013) meneliti dengan judul “Peranan Tenaga Kerja Wanita Dalam Industri Sapu Ijuk dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga di Desa Medan Sinembah, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa secara serempak seluruh variabel bebas (umur, tingkat pendidikan, pengalaman bekerja, jumlah tanggungan) berpengaruh nyata secara serempak terhadap variabel terikat (pendapatan tenaga kerja wanita) dan hanya pengalaman bekerjalah yang secara parsial berpengaruh nyata terhadap pendapatan tenaga kerja wanita. Pendapatan tenaga kerja wanita (istri) per bulan adalah sekitar Rp. 725.733,33 per bulan dan Rp.8.708.800 per tahun sedangkan pendapatan suami per bulan sekitar Rp.1.219.433,33 per bulan dan Rp.14.633.200 per tahun. Persentase kontribusi tenaga kerja wanita terhadap total pendapatan keluarga adalah ≤40% yaitu sebesar 37,3% itu berarti kontribusi tenaga kerja wanita terhadap total pendapatan keluarga masih kecil.
Yoangga Praditya (2014) meneliti dengan judul “Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Pemasaran Dodol Serta Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga Di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita pada pemasaran dodol terhadap total pendapatan keluarga yakni sebesar 25,06%, karena memang upah yang diterima masih sangat jauh dari UMK Medan dan berarti kontribusi mereka rendah yaitu <40%.
Dance Amnesi (2013) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pendapatan Perempuan Pada Keluarga Miskin Di Kelurahan Kapal, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Bandung”. Hasil penelitian
(29)
menyimpulkan bahwa kontribusi rata-rata pendapatan perempuan terhadap pendapatan total keluarga miskin di Kelurahan Kapal adalah sebesar 49,074%. Umur, tingkat pendidikan, jam kerja, sifat pekerjaan dan jumlah tanggungan berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap pendapatan perempuan pada keluarga miskin di Kelurahan Kapal.
2.4 Kerangka Pemikiran
Agroindustri adalah suatu kegiatan mengolah bahan-bahan yang dihasilkan dari kegiatan pertanian baik berupa hasil pangan maupun non pangan, perikanan ataupun peternakan. Usaha agroindustri dapat digolongkan menjadi beberapa skala berdasarkan besar kecilnya skala tersebut, antara lain industri skala rumah tangga, skala industri kecil, skala industri menengah dan skala industri besar. Adapun skala industri lemang di daerah penelitian yaitu skala industri rumah tangga hingga skala kecil.
Usaha lemang dipengaruhi oleh faktor sosial dan faktor ekonomi. Faktor sosial terdiri dari umur, tingkat pendidikan formal dan pengalaman bekerja. Sedangkan faktor ekonomi terdiri dari jumlah tanggungan keluarga dan pendapatan di luar usaha lemang. Tenaga kerja yang terlibat dalam usaha lemang sebagian besar merupakan tenaga kerja wanita baik dalam proses pengolahan dan pemasarannya. Dari usaha lemang diperoleh produksi lemang dengan biaya produksi seminimal mungkin dan memperoleh hasil yang maksimal sehingga mendapat penerimaan yang besar. Penerimaan yang diperoleh juga dipengaruhi oleh harga jual lemang, semakin tinggi harga lemang maka penerimaan yang diperoleh juga semakin besar.
(30)
Dari hasil pengurangan antara penerimaan dengan biaya produksi diperoleh pendapatan tenaga kerja wanita pada usaha lemang. Penjumlahan antara pendapatan pria/suami dengan pendapatan wanita/istri maka akan diperoleh pendapatan keluarga.
Untuk mengetahui pengaruh beberapa faktor sosial dan ekonomi terhadap pendapatan wanita pada usaha lemang serta kontribusinya terhadap pendapatan keluarga di daerah penelitian maka perlu dilakukan penelitian ilmiah. Adapun skema kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat dari gambar skema kerangka pemikiran.
(31)
Agroindustri
Usaha Lemang
FAKTOR SOSIAL EKONOMI: - Umur
- Tingkat Pendidikan Formal
- Pengalaman Bekerja - Jumlah Tanggungan
Tenaga Kerja Wanita
Penerimaan Tenaga Kerja Wanita
Pendapatan Tenaga Kerja Wanita
Pendapatan Keluarga Pendapatan
Pria/ Suami
Pendapatan Wanita/ Istri
(32)
Keterangan:
: Menyatakan Pengaruh
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
2.5 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan di atas maka dapat disusun hipotesis yang perlu diuji kebenarannya yaitu:
1. Umur, tingkat pendidikan formal, pengalaman bekerja dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh terhadap pendapatan wanita pada usaha lemang di daerah penelitian.
(33)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Penentuan daerah penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) yaitu di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara. Daerah ini dipilih karena daerah tersebut merupakan salah satu daerah penghasil lemang yang cukup banyak dikenal masyarakat. Lemang merupakan produk agroindustri yang banyak dihasilkan di daerah ini dan menjadi salah satu makanan khas daerah Tebing Tinggi yang dikenal hingga ke luar kota.
3.2 Metode Penentuan Jumlah Sampel
Metode penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan metode “Simple Random Sampling” yaitu pengambilan sampel secara acak. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pekerja wanita pada usaha lemang baik sebagai pembuat maupun penjual lemang yang berada di Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara. Dari 18 unit usaha lemang jumlah pekerja wanita sebanyak 68 orang.
(34)
Tabel 3. Jumlah Pekerja Wanita pada Usaha Lemang di Kota Tebing Tinggi, Tahun 2014
No Nama Unit Usaha Lemang Pekerja Wanita
1 Lemang Ajo 9
2 Lemang Anda 3
3 Lemang Windi 1
4 Lemang Widya 6
5 Lemang Kita 3
6 Lemang Putri 3
7 Lemang Kak Inong 10
8 Lemang Tiara 4
9 Lemang Family 12
10 Lemang Asni 5
11 Lemang Murni 3
12 Lemang Batok 3
13 Lemang Bunda Widya 1
14 Lemang Amoy 1
15 Lemang Liana 1
16 Lemang Silaturrahmi 1
17 Lemang Jo Tapa I 1
18 Lemang Famili 1
Total 68
Sumber : Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kota Tebing Tinggi, 2014
Adapun yang menjadi sampel penelitian adalah tenaga kerja wanita yang bekerja dalam kegiatan pemasaran pada usaha lemang sebanyak 30 orang. Jumlah ini dianggap sudah mewakili dari populasi (Walpole, 1992).
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung melalui wawancara kepada responden dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah dibuat terlebih dahulu. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang relevan, seperti Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, Badan Pusat Statistik Kota Tebing Tinggi dan dari dinas terkait lainnya yang dapat mendukung kelengkapan data dalam penelitian ini.
(35)
3.4 Metode Analisis Data
a. Untuk menyelesaikan masalah 1 dianalisis secara deskriptif yaitu dengan mengetahui aktivitas tenaga kerja wanita dalam usaha lemang, alasan-alasan tenaga kerja wanita bekerja pada usaha lemang dan masalah-masalah yang dihadapi oleh tenaga kerja wanita selama bekerja pada usaha lemang.
b. Untuk hipotesis 1 dianalisis dengan menggunakan Metode Analisis Regresi Linear Berganda dengan menggunakan alat bantu SPSS (Statistical Product and Servive Solution) versi 16. Adapun penyusunan model regresi dengan metode OLS (Ordinary Liest Square) dengan rumus sebagai berikut:
= + + + +
Keterangan:
Y = Pendapatan Tenaga Kerja Wanita (Rp) a1,a2,a3,a4 = Koefisien Regresi
a0 = Konstanta
X1 = Umur (Tahun)
X2 = Tingkat pendidikan Formal (Tahun)
X3 = Pengalaman Bekerja pada Usaha Lemang (Tahun)
X4 = Jumlah Tanggungan Keluarga (Jiwa)
Untuk melihat sejauh mana variabel bebas (umur, tingkat pendidikan formal, pengalaman bekerja dan jumlah tanggungan keluarga) mempengaruhi variabel terikat (pendapatan tenaga kerja wanita), digunakan uji statistik koefisien determinasi pada dasarnya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat.
(36)
Nilai koefisien determinasi (R2) adalah diantara 0 dan 1. Nilai yang kecil memperlihatkan kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel-variabel sangat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel-variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang diperlukan untuk memprediksikan variabel-variabel terikat (Ghozali, 2009).
Rumus R2 yaitu:
� = {
√ . }
Keterangan:
JKYY = n∑Yi2–(∑Yi)2 JKXX = n∑Xi2 – (∑Xi)2 JKXY = n∑XY - ∑X∑Y Keterangan:
R2 = Koefisien determinasi JK = Jumlah kuadrat YY = Variabel terikat XX = Variabel bebas XY = Variabel campuran
Untuk mengetahui variabel bebas (umur, tingkat pendidikan formal, pengalaman bekerja dan jumlah tanggungan keluarga) secara serempak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (pendapatan tenaga kerja wanita), dugunakan uji F dengan rumus:
(37)
� ℎ � = .
[ − .− ]
JK = Jumlah kuadrat
b1 = Parameter yang diduga YY = Variabel terikat
XY = Variabel campuran n = Jumlah sampel Kriteria uji F:
Jika F hitung ≤ F tabel : maka H0 diterima atau H1 ditolak Jika F hitung > F tabel : maka H1 diterima atau H0 ditolak
H0 = Variasi variabel bebas (umur, tingkat pendidikan formal, pengalaman bekerja dan jumlah tanggungan keluarga) tidak berpengaruh nyata secara serempak terhadap variasi variabel terikat (pendapatan tenaga kerja wanita).
H1 = Variasi variabel bebas (umur, tingkat pendidikan formal, pengalaman bekerja dan jumlah tanggungan keluarga) berpengaruh nyata secara serempak terhadap variasi variabel terikat (pendapatan tenaga kerja wanita).
Untuk mengetahui variabel bebas (umur, tingkat pendidikan formal, pengalaman bekerja dan jumlah tanggungan keluarga) secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel terkat (pendapatan tenaga kerja wanita) digunakan uji t dengan rumus:
ℎ � = ℎ =
√ ⁄
(38)
= √ − .−
Keterangan:
s = Nilai t-hitung JK = Jumlah kuadrat
b1 = Parameter yang diduga YY = Variabel terikat
XX = Variabel bebas XY = Variabel campuran n = Jumlah sampel
Kriteria uji T:
Jika t hitung ≤ t tabel: maka H0 diterima atau H1 ditolak Jika t hitung > t tabel: maka H1 diterima atau H0 ditolak
H0 = variasi variabel bebas (umur, tingkat pendidikan formal, pengalaman bekerja dan jumlah tanggungan keluarga) tidak berpengaruh nyata secara parsial terhadap variasi variabel terikat (pendapatan tenaga kerja wanita). H1 = variasi variabel bebas (umur, tingkat pendidikan formal, pengalaman
bekerja dan jumlah tanggungan keluarga) berpengaruh nyata secara parsial terhadap variasi variabel terikat (pendapatan tenaga kerja wanita). t-hitung menguji adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara nyata dan parsial (Supriana, 2008).
(39)
c. Untuk hipotesis 2 dianalisis dengan metode tabulasi sederhana dengan perhitungan pendapatan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Pendapatan Keluarga = Pendapatan Wanita + Pendapatan Anggota Keluarga
Dimana wanita dengan status menikah, pendapatan anggota keluarga merupakan pendapatan suami, dan bagi yang belum menikah, pendapatan anggota keluarga merupakan pendapatan seluruh anggota keluarga yang sudah berpenghasilan. Maka kontribusi tenaga kerja wanita dalam keluarga dihitung dengan menggunakan rumus:
� � = �
� � � %
Menurut Sumadi untuk menetapkan besar kecilnya kontribusi tenaga kerja wanita terhadap keluarga, maka diukur dengan:
Jika kontribusinya < 40%, maka kontribusinya kecil Jika kontribusinya > 40%, maka kontribusinya besar. 3.5 Definisi dan Batasan Operasional
Untuk menjelaskan dan menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini maka diberi definisi dan batasan operasional sebagai berikut:
3.5.1 Definisi
1. Agroindustri adalah suatu kegiatan mengolah bahan-bahan yang dihasilkan dari kegiatan pertanian.
2. Usaha lemang adalah suatu kegiatan di bidang perdagangan lemang dengan maksud menghasilkan pendapatan.
3. Faktor sosial adalah faktor yang ada di dalam diri (internal) tenaga kerja wanita sebagai responden yang dapat mempengaruhi produksi, pendapatan
(40)
responden tersebut dan pendapatan keluarga, meliputi umur, tingkat pendidikan formal dan pengalaman bekerja.
4. Faktor ekonomi adalah faktor yang ada di luar diri (eksternal) tenaga kerja wanita sebagai responden yang dapat mempengaruhi produksi, pendapatan responden tersebut dan pendapatan keluarga, meliputi jumlah tanggungan keluarga.
5. Tenaga kerja wanita adalah tenaga kerja wanita yang bekerja atau yang mengusahakan lemang.
6. Kontribusi adalah besarnya sumbangan penghasilan pendapatan tenaga kerja wanita pada usaha lemang terhadap total pendapatan keluarga.
7. Penerimaan adalah jumlah produk yang bersedia dibeli oleh konsumen pada tingkat harga tertentu (Rupiah).
8. Pendapatan tenaga kerja adalah selisih antara total penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan oleh tenaga kerja wanita pada usaha (Rupiah).
9. Pendapatan pria/suami adalah pendapatan yang diperoleh dari suami atau anggota keluarga pria lainnya di dalam keluarga selain dari usaha lemang (Rupiah).
10. Pendapatan wanita/istri adalah pendapatan atau upah yang diterima berupa uang tunai dari usaha lemang (Rupiah).
11. Pendapatan keluarga adalah pendapatan suami/seluruh anggota keluarga dan istri/wanita yang bekerja pada usaha lemang (Rupiah).
(41)
3.5.2 Batasan Operasional
1. Sampel penelitian adalah tenaga kerja wanita/istri yang bekerja sebagai penjual lemang.
2. Tempat penelitian berada di Kota Tebing Tinggi. 3. Waktu penelitian dilakukan pada tahun 2015.
(42)
BAB IV
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN
KARAKTERISTIK SAMPEL
4.1 Deskripsi Daerah Penelitian
Penelitian dilakukan di Kota Tebing Tinggi yang berada di bagian timur Sumatera Utara, terletak diantara 3°19”-3°21” Lintang Utara dan 98°11”-98°21 Bujur Timur. Wilayah Kota Tebing Tinggi dikelilingi oleh beberapa perkebunan besar baik milik pemerintah maupun swasta, yaitu berbatasan dengan:
Sebelah Utara dengan PTPN III Kebun Rambutan, Kabupaten Serdang Bedagai
Sebelah Selatan dengan PTPN IV Kebun Pabatu dan Perkebunan Paya Pinang, Kabupaten Serdang Bedagai
Sebelah Barat dengan PTPN III Kebun Gunung Pamela, Kabupaten Serdang Bedagai
Sebelah Timur dengan PT Socfindo Tanah Besi dan PTPN III Kebun Rambutan, Kabupaten Serdang Bedagai
Disamping itu Kota Tebing tinggi terletak di jalan penghubung antara Pantai Barat dan Pantai Timur Sumatera Utara, yang dilintasi oleh 4 (empat) aliran sungai yaitu: Sungai Padang, Sungai Bahilang, Sungai Kalembah, dan Sungai Sibarau.
Luas wilayah Kota Tebing Tinggi adalah 38,438 km2 dan terbagi atas 5 (lima) kecamatan, yaitu 1) Padang Hilir, 2) Padang Hulu, 3) Rambutan, 4) Tebing Tinggi Kota, dan 5) Bajenis.
(43)
4.2 Kondisi Iklim dan Topografi
Berdasarkan letak geografisnya, Kota Tebing Tinggi beriklim tropis, dengan ketinggian 18-34 m di atas permukaan laut, maka temperatur udara berkisar antara 25°-27°C. Sebagaimana kota di Sumatera Utara, Kota Tebing Tinggi mempunyai musim kemarau dan musim penghujan, dengan jumlah hari hujan sebanyak 147 hari. Curah hujan terendah terjadi pada bulan Januari dan tertinggi terjadi pada bulan April.
Sesuai dengan kondisinya bahwa topografi Kota Tebing Tinggi pada umumnya mendatar dan bergelombang, dengan ketinggian sekitar 18-34 m di atas permukaan laut. Kecamatan yang memiliki ketinggian terendah yaitu Kecamatan Bajenis dengan 18 meter diatas permukaan laut, sedangkan kecamatan yang memiliki ketinggian tertinggi yaitu Kecamatan Tebing Tinggi Kota dengan 34 m di atas permukaan laut.
4.3 Keadaan Penduduk
Penduduk Kota Tebing Tinggi pada tahun 2013 berjumlah 149.065 jiwa dengan jumlah rumah tangga sebanyak 36.195 rumah tangga. Dengan luas wilayah Kota Tebing Tinggi yang hanya 38.438 km2, tingkat kepadatan penduduk Kota Tebing Tinggi mencapai 3,88 jiwa/km2.
Jumlah penduduk laki-laki lebih sedikit dari jumlah penduduk perempuan. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 73.680 jiwa (49,43 %) dan perempuan sebanyak 75.385 jiwa (50,57 %). Rasio jenis kelamin (Sex Ratio) penduduk Kota Tebing Tinggi sebesar 97,73%, yang berarti hanya ada 98 orang laki-laki dalam 100 penduduk perempuan.
(44)
Penduduk usia produktif yaitu penduduk dengan usia 15-64 tahun di Kota Tebing Tinggi mencapai 66,61% dari total jumlah penduduk. Sedangkan penduduk usia non produktif yaitu penduduk dengan usia 0-14 tahun dan usia 64 tahun keatas sebanyak 33,39%. Besarnya jumlah penduduk dengan kepadatannya pada masing-masing kecamatan di Kota Tebing Tinggi beserta luas dari setiap wilayah dan jumlah penduduk menurut jenis kelamin, serta rasio jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4 dan 5 berikut.
Tabel 4. Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Tebing TinggiTahun 2013
Kecamatan Luas Wilayah
Penduduk (orang)
Kepaatan Penduduk
Km² % Jumlah % (Orang/Km²)
1 Padang Hulu 8.511 22,14 27.490 18,44 3,23 2 Tebing Tinggi Kota 3.473 9,04 24.352 16,33 7,01 3 Rambutan 5.935 15,44 32.370 21,72 5,45
4 Bajenis 9.078 23,62 34.004 22,82 3,75
5 Padang Hilir 11.441 29,76 30.849 20,7 2,70 Tebing Tinggi Kota 38.438 100 149.065 100 3,88 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)
Tabel 5. Banyaknya Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kota Tebing Tinggi Tahun 2013
Kecamatan Penduduk (Orang)
Rasio Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Padang Hulu 13.565 13.925 27.490 97,41
2 Tebing Tinggi Kota 11.862 12.490 24.352 94,97
3 Rambutan 15.913 16.457 32.370 96,7
4 Bajenis 16.903 17.101 34.004 98,84
5 Padang Hilir 15.437 15.412 30.849 100,16 Tebing Tinggi Kota 73.680 75.385 149.065 97,74 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)
(45)
4.4 Faktor Sosial dan Ekonomi Sampel
Faktor sosial dan ekonomi sampel yang dimaksud adalah karakteristik tenaga kerja wanita yang dijadikan responden pada pnelitian ini. Tenaga kerja pada usaha lemang sebanyak 68 orang wanita dan 21 orang pria yang bekerja pada proses produksi dan penjualan lemang. Responden dalam penelitian ini dikhususkan pada tenaga kerja wanita yang bekerja pada proses penjualan saja, dimana tenaga kerja wanita tersebut merupakan pekerja yang tidak mengusahakan lemang yaitu sebanyak 30 orang tenaga kerja wanita.
Adapun karakteristik sampel dalam penelitian ini meliputi umur, tingkat pendidikan, lama bekerja, jumlah tanggungan dan pendapatan diluar usaha lemang. Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Karakteristik Sampel Pekerja wanita
Uraian Rata-rata Rentang
Umur 31,93 tahun 19-56 tahun
Tingkat Pendidikan 10,6 tahun 9-12 tahun Lama Bekerja 2,13 tahun 1-4 tahun Jumlah Tanggungan 1,56 jiwa 0-4 jiwa Pendapatan diluar usaha
lemang
Rp. 160.000 Rp. 1.200.000 – Rp. 2.100.000 Sumber: Analisis Data Primer
Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa umur sampel berkisar 19-56 tahun dengan rataan 31,93 tahun. Dari rataan tersebut dapat diketahui bahwa sampel berada pada usia produktif sehingga memiliki potensi yang cukup besar.
Tingkat pendidikan formal sampel berkisar 9-12 tahun dengan rataan 10,6 tahun. Dari rataan tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan formal sampel adalah SMP. Tingkat pendidikan formal sangat mempengaruhi kemampuan, kecakapan, wawasan, pengetahuan dan pengambilan keputusan dalam bekerja.
(46)
Lama bekerja sampel berkisar antara 1-4 tahun dengan rataan 2,13 tahun. Dari rataan tersebut dapat diketahui bahwa sampel belum cukup lama bekerja pada pemasaran usaha lemang.
Jumlah tanggungan sampel berkisar antara 0-4 jiwa dengan rataan 1,56 jiwa. Dari rataan tersebut dapat dilihat bahwa jumlah tanggungan keluarga sampel sudah memenuhi syarat keluarga berencana yang diterapkan pemerintah.
Pendapatan diluar usaha lemang berkisar antara Rp. 1.200.000 – Rp. 2.100.000 dengan rataan Rp. 160.000. Dari rataan tersebut dapat dilihat bahwa pendapatan wanita diluar usaha lemang kecil karena waktu yang dicurahkan untuk bekerja pada usaha lemang besar yaitu dari pukul 08.00 WIB sampai 18.00 WIB sehingga pekerja wanita responden tidak memiliki waktu untuk menjalani pekerjaan lainnya.
(47)
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Aktivitas Tenaga Kerja Wanita
Tenaga kerja yang bekerja pada industri rumah tangga lemang adalah ibu rumah tangga yang sehari-hari mengurus rumah tangganya. Sebelum pergi ke tempat penjualan lemang yang telah disediakan pengusaha lemang, ibu rumah tangga ini melakukan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga terlebih dahulu. Seperti memasak, membersihkan rumah, mengurus anak sekolah dan suami bekerja. Setelah semuanya selesai sekitar pukul 08.00 WIB para tenaga kerja wanita berangkat ke tempat berjualan lemang yang telah disediakan oleh pemilik usaha (toke). Setibanya di tempat berjualan mereka, tenaga kerja wanita tersebut membersihkan dan merapikan tempat berjualan sebelum pemilik usaha lemang (toke) mengantar lemang yang akan dijual dan kayu bakar.
Berdasarkan hasil wawancara kepada responden, umumnya pemilik usaha lemang memasak lemang mereka pada pukul 03.00 WIB dan selesai pada pukul 07.30 WIB. Sehingga pada saat lemang di antar ke tempat penjualan lemang kondisi lemang masih baru selesai dimasak dan masih dalam kondisi hangat (fresh from the oven). Lemang biasanya dijual dalam keadaan hangat, dimana di setiap tempat penjualan lemang disediakan tempat pembakaran sederhana dan kayu bakar oleh pemilik usaha lemang agar para pekerja dapat memanaskan lemang sehingga lemang yang dijual tetap dalam kondisi hangat. Hal ini menguntungkan bagi pekerja wanita yang menjual lemang karena konsumen lebih menyukai mengkonsumsi lemang dalam kondisi hangat.
(48)
Pada saat siang hari biasanya pemilik lemang mengantarkan beberapa batang lemang lagi kepada penjual sebagai tambahan bahan jualan lemang untuk para tenaga kerja wanita. Tenaga kerja wanita berjulan lemang hinga pukul 18.00 WIB setiap harinya. Jika lemang yang dijual masih tersisa, mereka memberikan lemang tersebut kepada para penjual lemang yang berjualan pada malam hari, Namun hanya beberapa merek dagang lemang tertentu dan di tempat-tempat tertentu saja yang berjualan lemang pada malam hari seperti di Terminal Bandar Kajum Kota Tebing Tinggi. Hal ini dilakukan agar lemang yang diproduksi tiap harinya dapat laku terjual semua sehingga tidak akan dijual lagi untuk keesokan harinya. Tenaga kerja yang berjualan pada malam hari adalah tenaga kerja pria yang pada malam harinya juga berjualan makanan dan minuman di tempat tersebut.
Upah yang diterima tenaga kerja wanita merupakan upah harian yang tidak besar. Upah yang diterima per harinya berkisar antara Rp. 25.000 – Rp. 40.000 per harinya. Upah yang diterima tidak bergantung pada banyaknya jumlah batang lemang yang terjual, namun sudah merupakan ketetapan dari setiap pemilik usaha lemang (toke) masing-masing merek dagang lemang. Umumnya jika pekerja wanita mampu menjual lemang sebanyak 10-20 batang lemang per harinya maka mereka akan mendapatkan upah sebesar Rp.30.000, jika penjualan lemang melebihi 30 batang per harinya, maka pekerja wanita akan mendapat tambahan upah dari pemilik lemang.
Berdasarkan hasil wawancara kepada responden, biaya yang dikeluarkan oleh pekerja wanita pada usaha lemang yaitu biaya transportasi, retribusi pajak, kotak makanan, koran, plastik dan karet. Biaya transportasi dan retribusi pajak di keluarkan setiap hari. Namun untuk kotak, koran, plastik dan karet umunya
(49)
penjual membelinya setiap 2 minggu sekali atau sebulan sekali. Dengan kata lain dalam sebulan tenaga kerja wanita membeli kotak makanan, koran, karet dan plastik sebanyak 2 kali. Namun ada juga beberapa pemilik usaha lemang (toke) yang telah menyediakan kotak makanan, koran, plastik dan karet. Sehingga biaya yang dikeluarkan tenaga kerja wanita lebih kecil karena hanya mengeluarkan biaya retibusi pajak dan transportasi saja.
Berdasarkan hasil wawancara kepada responden, alasan mereka bekerja sebagai penjual lemang yaitu:
1) Untuk menambah penghasilan keluarga karena pendapatan suami yang rendah membuat mereka untuk ikut membantu suami mencari nafkah guna membantu memenuhi kebutuhan keluarga dan anak-anak mereka.
2) Selain itu mereka bekerja berjualan lemang juga untuk mengisi kekosongan waktu mereka, dengan mereka berjualan mereka dapat mengisi waktu kosong mereka dengan bekerja dan mendapat penghasilan.
3) Mereka tidak memiliki keterampilan lain untuk dijadikan alat untuk mencari pekerjaan lain yang menghasilkan pendapatan yang lebih besar.
4) Tidak ada pilihan pekerjaan lain yang membuat mereka mau tidak mau bekerja sebagai tenaga kerja yang memasarkan lemang di pinggir jalan meskipun upah yang diterima mereka kecil.
Adapun masalah-masalah yang dihadapi pekerja wanita pada usaha lemang antara lain:
1) Sepinya pelanggan. Pada hari-hari biasa tidak banyak lemang yang terjual karena sepinya pelanggan. Pada hari-hari biasa umumnya para responden hanya mampu menjual sekitar 10-15 batang lemang per harinya. Sedangkan
(50)
pada hari-hari libur dan hari besar mereka mampu menjual lemang sekitar 20-30 batang per harinya. Hal ini dikarenakan jika pada hari libur dan hari-hari besar banyak kendaraan yang berlalu lalang. Dengan tempat berjualan yang berada di pinggir jalan raya Medan-Tebing Tinggi maka akan menarik perhatian para pengguna jalan raya untuk membeli lemang.
2) Banyaknya penjual lemang yang berjualan di pinggir jalan raya sehingga timbul persaingan antar penjual lemang. Dengan semakin banyaknya tenaga kerja wanita yang berjualan lemang, maka akan meningkatkan persaingan antar pekerja wanita untuk menarik perhatian konsumen agar lemang milik mereka mampu terjual.
5.2 Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Wanita yang Bekerja pada Usaha Lemang
Pendapatan tenaga kerja wanita merupakan variabel terikat (Y) sedangkan variabel bebas pada faktor sosial ekonomi terdiri dari empat variabel yaitu umur (X1), tingkat pendidikan (X2), pengalaman bekerja pada usaha lemang (X3) dan jumlah tanggungan keluarga (X4). Pengaruh faktor sosial ekonomi (umur, tingkat pendidikan, pengalaman bekerja pada usaha lemang dan jumlah tanggungan keluarga) tersebut akan diuji dengan menggunakan Metode Analisis Regresi Linear Berganda dengan menggunakan alat bantu SPSS versi 16 dengan persamaan sebagai berikut:
= + + + +
Keterangan:
Y = Pendapatan Tenaga Kerja Wanita (Rp) a1,a2,a3 ,a4 = Koefisien Regresi
(51)
a0 = Konstanta X1 = Umur (Tahun)
X2 = Tingkat pendidikan Formal (Tahun)
X3 = Pengalaman Bekerja pada Usaha Lemang (Tahun) X4 = Jumlah Tanggungan Keluarga (Jiwa)
Tabel 7. Hasil Analisis Regresi Linear Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Tenaga Kerja Wanita Pada Usaha Lemang
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate 1 .345a .119 -.022 503898.497 a. Predictors: (Constant), Jumlah Tanggungan, Tingkat Pendidikan, Pengalaman Bekerja, Umur
b. Dependent Variable: Pendapatan Wanita (Sumber data diolah pada lampiran 5) R2 =0,119
Nilai R2 sebesar 0,119. Koefisien (indeks) determinasi tersebut menunjukkan informasi bahwa 11,9% pendapatan tenaga kerja wanita dapat dijelaskan oleh variabel umur, tingkat pendidikan, pengalaman bekerja dan jumlah tanggungan keluarga. Dengan kata lain sebesar 11,9% keempat variabel bebas tersebut mempengaruhi pendapatan tenaga kerja wanita. Sedangkan sisanya 88,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model.
(52)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 383385.699 675179.689 .568 .575 Umur -7680.738 10136.638 -.180 -.758 .456 Tingkat
Pendidikan 56913.783 48866.002 .242 1.165 .255 Pengalaman
Bekerja -19513.665 18826.795 -.218 -1.036 .310 Jumlah
Tanggungan 109470.567 94749.794 .271 1.155 .259 a. Dependent Variable: Pendapatan Wanita
Konstanta = 383.385,699
Dari tabel di atas dapat diperoleh persamaan perhitungan sebagai berikut:
Y= 383.385,699 – 7.680,738X1 + 56.913,783X2 – 19.513,665X3 + 109.470,567X4
Keterangan:
Y = Pendapatan Tenaga Kerja Wanita (Rp) X1 = Umur (Tahun)
X2 = Tingkat pendidikan Formal (Tahun)
X3 = Pengalaman Bekerja pada Usaha Lemang (Tahun) X4 = Jumlah Tanggungan Keluarga (Jiwa)
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 8.595E11 4 2.149E11 .846 .509a
Residual 6.348E12 25 2.539E11 Total 7.207E12 29
a. Predictors: (Constant), Jumlah Tanggungan, Tingkat Pendidikan, Pengalaman Bekerja, Umur b. Dependent Variable: Pendapatan Wanita
(53)
Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 1) Dengan menggunakan uji serempak
Nilai F hitung 0,846 dan nilai F tabel 4,24. Apabila nilai F hitung > F tabel maka H1 diterima dan sebaliknya apabila F hitung ≤ F tabel maka H0 diterima. Dari tabel dapat diperoleh hasil F hitung dan F tabel yaitu 0,846 < 4,24 maka H0 diterima. Artinya bahwa variasi variabel bebas yakni umur (X1), tingkat pendidikan (X2), pengalaman bekerja (X3) dan jumlah tanggungan keluarga (X4) secara serempak tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan tenaga kerja wanita (Y) pada usaha lemang. Nilai signifikansi < α yaitu 0,509 > 0,05.
2) Dengan menggunakan uji parsial
a. Variabel umur (X1) diperoleh t-hitung = -0,758 dan t-tabel = 1,708 sehingga t-hitung (-0,758) < t-tabel (1,708) maka H0 diterima. Artinya bahwa umur tenaga kerja wanita pada usaha lemang tidak berpengaruh nyata secara parsial terhadap pendapatan tenaga kerja wanita. Hal ini dikarenakan tenaga kerja wanita sampel memiliki umur yang beragam dan produktif dalam menjual lemang namun besar kecilnya umur yang dimiliki tidak mempengaruhi besar kecilnya upah yang mereka terima setiap harinya. Tanda koefisien negatif pada umur tenaga kerja wanita yang bekerja pada usaha lemang memberikan arti bahwa pengaruh antara umur dan pendapatan tenaga kerja wanita bersifat negatif.
b. Variabel tingkat pendidikan (X2) diperoleh t-hitung = 1,165 dan t-tabel = 1,708 sehingga t-hitung (1,165) < t-tabel (1,708) maka H0 diterima. Artinya bahwa tingkat pendidikan tenaga kerja wanita pada usaha lemang tidak
(54)
berpengaruh nyata secara parsial terhadap pendapatan tenaga kerja wanita. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan merupakan tingkat pendidikan formal yang dimiliki tenaga kerja wanita yang tidak berhubungan langsung dengan upah yang diperoleh tenaga kerja wanita sampel. Tanda koefisien positif pada tingkat pendidikan tenaga kerja wanita yang bekerja pada usaha lemang memberikan arti bahwa pengaruh antara tingkat pendidikan dan pendapatan tenaga kerja wanita bersifat positif.
c. Variabel pengalaman bekerja (X3) diperoleh t-hitung = -1,036 dan t-tabel = 1,708 sehingga t-hitung (-1,036) < t-tabel (1,708) maka H0 diterima. Artinya bahwa pengalaman bekerja tenaga kerja wanita pada usaha lemang tidak berpengaruh nyata secara parsial terhadap pendapatan tenaga kerja wanita. Hal ini dikarenakan tenaga kerja wanita yang bekerja pada suatu merek dagang lemang memiliki upah yang sama tanpa melihat berapa lama tenaga kerja wanita sampel bekerja pada usaha lemang tersebut. Tanda koefisien negatif pada pengalaman bekerja tenaga kerja wanita yang bekerja pada usaha lemang memberikan arti bahwa pengaruh antara pengalaman bekerja dan pendapatan tenaga kerja wanita bersifat negatif.
d. Variabel jumlah tanggungan (X1) diperoleh t-hitung = 1,155 dan t-tabel = 1,708 sehingga t-hitung (1,155) < t-tabel (1,708) maka H0 diterima. Artinya bahwa jumlah tanggungan tenaga kerja wanita pada usaha lemang tidak berpengaruh nyata secara parsial terhadap pendapatan tenaga kerja wanita. Hal ini dikarenakan besar kecilnya jumlah tanggungan keluarga yang dimiliki oleh tenaga kerja wanita tidak mempengaruhi besar kecilnya upah yang diterima tenaga kerja wanita pada usaha lemang setiap harinya. Tanda
(55)
koefisien positif pada jumlah tanggungan tenaga kerja wanita yang bekerja pada usaha lemang memberikan arti bahwa pengaruh antara jumlah tanggungan dan pendapatan tenaga kerja wanita bersifat positif.
Berdasarkan pengamatan di lapangan pendapatan tenaga kerja wanita pada usaha lemang diperoleh secara harian dari pemilik usaha (toke) lemang, dengan upah yang diterima relatif sama setiap harinya dan tidak bergantung pada banyaknya jumlah batang lemang yang mampu terjual dengan rentang upah yang diterima yaitu Rp. 25.000 sampai Rp.40.000. Sehingga variabel bebas seperti umur, tingkat pendidikan, pengalaman bekerja dan jumlah tanggungan tidak berpengaruh terhadap pendapatan yang diterima tenaga kerja wanita.
5.3 Pendapatan Keluarga
Pendapatan keluarga merupakan pendapatan yang diterima oleh pekerja wanita ditambah dengan pendapatan suami dan pendapatan anggota keluarga lainnya seperti pendapatan orang tua, pendapatan anak atau pendapatan anggota keluarga lainnya seperti kakak, abang, adik yang telah memiliki pekerjaan dan menghasilkan pendapatan yang tinggal dalam satu rumah. Pendapatan wanita merupakan pendapatan yang diperoleh pekerja wanita pada usaha lemang dan pendapatan yang diperoleh diluar usaha lemang seperti pekerjaan sambilan yang dapat dilakukan sekaligus dengan menjual lemang.
Di daerah penelitian pekerjaan suami tenaga kerja wanita berbeda secara keseluruhan pria dan wanita memiliki peranan yang sama terhadap pendapatan keluarga. Untuk mengetahui pendapatan para suami dalam menopang pendapatan keluarga maka dapat dilihat pada tabel 8 berikut:
(56)
Tabel 8. Rata-Rata Pendapatan Suami Responden Dari Berbagai Jenis Pekerjaan Di Kota Tebing Tinggi.
No. Jenis Pekerjaan Suami Pendapatan (Rp/Bulan)
1. Wiraswasta Rp. 1.828.571
2. Bertani Rp. 1.500.000
3. Buruh Rp. 1.700.000
4. Mencari Botot Rp. 2,250.000
5. Karyawan BUMN Rp. 1.700.000
6. Supir Rp. 2.250.000
7. Berjualan Lemang Rp. 500.000
8. Tukang Becak Rp. 1.500.000
9. Pensiun BUMN Rp. 479.000
10. Berdagang Rp. 2.500.000
(Sumber Data diolah pada lampiran 4)
Pekerjaan suami pekerja wanita pada usaha lemang bervariasi, diantaranya wiraswasta, bertani, buruh, mencari botot, karyawan BUMN, supir, penjual lemang, pensiunan BUMN, berdagang dan buruh. Dari 30 responden, terdapat 9 pekerja wanita yang belum menikah.
Dari tabel di atas dapat diperoleh informasi bahwa suami yang bekerja sebagai pedagang memiliki rata-rata pendapatan suami yang paling besar yaitu sebesar Rp.2.500.000 per bulan dan rata-rata pendapatan suami yang paling kecil yaitu suami yang tidak lagi bekerja melainkan hanya pensiunan BUMN yaitu sebesar Rp. 479.000 per bulan.
Tabel 9. Rata-rata Total Pendapatan Keluarga Tenaga Kerja Wanita yang Bekerja pada Usaha Lemang
No Uraian Rata-rata
(Rp/Bulan)
Range (Rp) 1. Pendapatan Wanita/Istri 853.000 459.000 – 2.499.000 2. Pendapatan Suami 1.148.600 458.000 – 3.000.000 3. Pendapatan Anggota Keluarga
Lainnya 838.333 400.000 – 3.600.000
Total Pendapatan Keluarga 2.839.933 1.460.000 – 7.137.000 (Sumber: Data diolah pada Lampiran 3)
(57)
Dari tabel 9 dapat dinyatakan bahwa rata-rata pendapatan tenaga kerja wanita adalah Rp. 835.000 per bulan dengan rentang Rp. 459.000 – Rp. 2.499.000 dari rataan tersebut dapat dilihat bahwa pendapatan tenaga kerja wanita di bawah UMK Kota Tebing Tinggi tahun 2015 yaitu Rp.1.650.000.
Sedangkan rata-rata pendapatan suami adalah Rp. 1.148.600 per bulan dengan rentang Rp.458.000 – Rp. 3.000.000. Dari rataan tersebut dapat dilihat bahwa pendapatan suami pekerja wanita usaha lemang masih berada di bawah UMK Kota Tebing Tinggi tahun 2015 yaitu Rp.1.650.000. Rata-rata pendapatan suami pekerja wanita masih rendah sehingga dengan adanya pendapatan yang diperoleh para istri mereka sebagai pekerja pada usaha lemang mampu meningkatkan pendapatan keluarga mereka. Sehingga dengan adanya pendapatan istri mereka, pendapatan keluarga mereka dapat meningkat dan berada di atas UMK Kota Tebing Tinggi tahun 2015.
Pendapatan anggota keluarga lainya dengan rata-rata Rp. 838.333 per bulan dengan rentang Rp. 400.000 – Rp. 3.600.000. Pendapatan anggota keluarga lainnya diperoleh dari pendapatan anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah yang sama atau pun tanggunggan keluarga yang sudah mendapatkan penghasilan, antara lain seperti ayah, ibu, kakak, adik atau anak yang telah bekerja.
5.4 Kontribusi Pendapatan Tenaga Kerja Wanita Terhadap Total Pendapatan Keluarga
Di daerah penelitian, wanita pekerja yang bukan pemilik usaha lemang biasanya mereka mengambil bahan dagangan berupa beberapa batang lemang yang akan dijual dan alat-alat lainnya berupa kotak, plastik, srikaya, koran, karet dan kayu bakar dari pemilik usaha lemang (toke). Dengan bahan, alat dan tempat yang telah
(58)
disediakan oleh pemilik usaha, pekerja wanita hanya bertugas memasarkan lemang di tempat yang telah disediakan oleh pemilik usaha. Upah yang diterima pekerja wanita berkisar Rp.25.000 – Rp.40.000 per harinya dengan harga jual lemang yang mereka tetapkan berkisar Rp.10.000 per batang lemang. Besarnya upah yang diterima tidak bergantung pada banyaknya lemang yang mampu mereka jual, namun bergantung pada masing-masing pemilik usaha lemang. Namun ada juga beberapa pemilik usaha lemang atau beberapa merek dagang yang tidak menyediakan alat-alat berjualan lemang seperti kotak, koran, karet dan plastik. Alat-alat ini ditanggung sendiri oleh pekerja wanita dari upah yang mereka peroleh setiap harinya.
Dengan memperhatikan kondisi pendapatan keluarga sebelum adanya pendapatan wanita dapat dilihat bahwa rata-rata pendapatan keluarga berada dibawah UMK Kota Tebing Tinggi. Namun dengan adanya pendapatan wanita dari usaha lemang rata-rata total pendapatan keluarga berada di atas UMK Kota Tebing Tinggi tahun 2015. Untuk mengetahui besarnya kontribusi pendapatan responden terhadap pendapatan keluarga, maka digunakan rumus:
� � = � � � � %
Keterlibatan tenaga kerja wanita dalam kegiatan ekonomi akan mempengaruhi besarnya pendapatan keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidup, besarnya kontribusi pendapatan responden terhadap total pendapatan keluarga dapat dilihat pada tabel berikut.
(59)
Tabel 10. Kontribusi Pendapatan Tenaga Kerja Wanita pada Usaha Lemang Terhadap Pendapatan Keluarga
No Uraian Rp/Bulan Persentase (%)
1. Pendapatan Wanita Rp. 853.000 30,04
2. Pendapatan Suami Rp. 1.148.600 40,45
3. Pendapatan Anggota Keluarga lainnya Rp. 838.333 29.51
Total 2.839.933 100
(Sumber: Data diolah pada lampiran 4)
Dari tabel 10 dapat dinyatakan bahwa kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita terhadap total pendapatan keluarga adalah 30,04%. Persentase kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita terhadap total pendapatan keluarga kecil karena < 40%. Maka hipotesis 2 yang menyatakan bahwa persentase kontribusi pendapatan wanita terhadap pendapatan keluarga besar ditolak.
(60)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Aktivitas tenaga kerja wanita dalam berjualan lemang dimulai pada pukul 08.00 WIB hingga 18.00 WIB dengan upah harian yang diterima sekitar Rp.25.000 sampai Rp.40.000. Biaya yang dikeluarkan oleh pekerja wanita yaitu biaya AMPI (retribusi pajak), kotak makanan, plastik, koran dan kotak.
2. Pada faktor sosial ekonomi secara serempak seluruh variabel bebas (umur, tingkat pendidikan, pengalaman bekerja dan jumlah tanggungan keluarga) tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (pendapatan tenaga kerja wanita) pada usaha lemang dan secara parsial tidak ada variabel bebas (umur, tingkat pendidikan, pengalaman bekerja dan jumlah tanggungan keluarga) yang berpengaruh nyata secara parsial terhadap pendapatan tenaga kerja wanita.
3. Kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita pada usaha lemang terhadap total pendapatan keluarga yakni sebesar 30,04%, dan rata-rata pendapatan tenaga kerja wanita pada usaha lemang masih berada di bawah UMK Kota Tebing Tinggi tahun 2015 dan berarti kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita kecil yaitu < 40%
(1)
disediakan oleh pemilik usaha, pekerja wanita hanya bertugas memasarkan lemang di tempat yang telah disediakan oleh pemilik usaha. Upah yang diterima pekerja wanita berkisar Rp.25.000 – Rp.40.000 per harinya dengan harga jual lemang yang mereka tetapkan berkisar Rp.10.000 per batang lemang. Besarnya upah yang diterima tidak bergantung pada banyaknya lemang yang mampu mereka jual, namun bergantung pada masing-masing pemilik usaha lemang. Namun ada juga beberapa pemilik usaha lemang atau beberapa merek dagang yang tidak menyediakan alat-alat berjualan lemang seperti kotak, koran, karet dan plastik. Alat-alat ini ditanggung sendiri oleh pekerja wanita dari upah yang mereka peroleh setiap harinya.
Dengan memperhatikan kondisi pendapatan keluarga sebelum adanya pendapatan wanita dapat dilihat bahwa rata-rata pendapatan keluarga berada dibawah UMK Kota Tebing Tinggi. Namun dengan adanya pendapatan wanita dari usaha lemang rata-rata total pendapatan keluarga berada di atas UMK Kota Tebing Tinggi tahun 2015. Untuk mengetahui besarnya kontribusi pendapatan responden terhadap pendapatan keluarga, maka digunakan rumus:
� � = � � � � %
Keterlibatan tenaga kerja wanita dalam kegiatan ekonomi akan mempengaruhi besarnya pendapatan keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidup, besarnya kontribusi pendapatan responden terhadap total pendapatan keluarga dapat dilihat pada tabel berikut.
(2)
Tabel 10. Kontribusi Pendapatan Tenaga Kerja Wanita pada Usaha Lemang Terhadap Pendapatan Keluarga
No Uraian Rp/Bulan Persentase (%)
1. Pendapatan Wanita Rp. 853.000 30,04
2. Pendapatan Suami Rp. 1.148.600 40,45
3. Pendapatan Anggota Keluarga lainnya Rp. 838.333 29.51
Total 2.839.933 100
(Sumber: Data diolah pada lampiran 4)
Dari tabel 10 dapat dinyatakan bahwa kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita terhadap total pendapatan keluarga adalah 30,04%. Persentase kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita terhadap total pendapatan keluarga kecil karena < 40%. Maka hipotesis 2 yang menyatakan bahwa persentase kontribusi pendapatan wanita terhadap pendapatan keluarga besar ditolak.
(3)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Aktivitas tenaga kerja wanita dalam berjualan lemang dimulai pada pukul 08.00 WIB hingga 18.00 WIB dengan upah harian yang diterima sekitar Rp.25.000 sampai Rp.40.000. Biaya yang dikeluarkan oleh pekerja wanita yaitu biaya AMPI (retribusi pajak), kotak makanan, plastik, koran dan kotak.
2. Pada faktor sosial ekonomi secara serempak seluruh variabel bebas (umur, tingkat pendidikan, pengalaman bekerja dan jumlah tanggungan keluarga) tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (pendapatan tenaga kerja wanita) pada usaha lemang dan secara parsial tidak ada variabel bebas (umur, tingkat pendidikan, pengalaman bekerja dan jumlah tanggungan keluarga) yang berpengaruh nyata secara parsial terhadap pendapatan tenaga kerja wanita.
3. Kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita pada usaha lemang terhadap total pendapatan keluarga yakni sebesar 30,04%, dan rata-rata pendapatan tenaga kerja wanita pada usaha lemang masih berada di bawah UMK Kota Tebing Tinggi tahun 2015 dan berarti kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita kecil yaitu < 40%
(4)
6.2 Saran
1. Kepada Tenaga Kerja Wanita
Kepada tenaga kerja wanita agar tidak hanya mengharapkan pendapatan dari berjualan lemang saja, namun diharapkan untuk memiliki pendapatan diluar usaha lemang yang dapat dikerjakan sekaligus dengan berjualan lemang, contohnya dengan melakukan usaha penjualan pulsa elektrik ataupun berjualan air kelapa muda, karena lokasi penjualan lemang cukup strategis yaitu di pinggir jalan raya. Selain itu karena lokasinya yang berada di pinggir jalan raya diharapkan kepada pekerja untuk tetap menjaga kebersihan barang-barang dagangannya.
2. Kepada Pemerintah
Kepada pemerintah agar pemerintah memberikan perhatian kepada tenaga kerja wanita yang menjual lemang agar upah harian yang diterima tidak bervariasi pada setiap toke melainkan ditetapkan upah minimum yang diberikan toke sehingga pendapatan yang diperoleh tenaga kerja wanita tidak jauh berbeda dengan UMK Kota Tebing Tinggi.
3. Kepada Peneliti Selanjtnya
Agar melakukan penelitian mengenai curahan tenaga kerja wanita pada usaha lemang dan peranan tenaga kerja wanita pada usaha lemang terhadap pendapatan keluarga.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Adyana, M.O dan A. Suryana.1996. Pengkajian dan Pengembangan Sistem SUP Berorientasi Agribisnis. Makalah. Bogor.
Anonimous. 2010. Mengintip Kandungan Senyawa Santan Kelapa.
(www.dapurherbalku.wordpress.com diakses 24 Januari 2015).
Anonimous. 2012. Beras Ketan dan Sifat Fisika-Kimianya.
(www.alatcetakrengginang.com diakses 28 Januari 2015).
Anonimous. 2013. Definisi Karakteristik Sosial Ekonomi Petani. Skripsi.com. Diakses pada 7 Desember 2014.
Arifin, B. 2005. Pembangunan Pertanian. Grasindo. Jakarta.
Amnesi, D. 2013. Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Pendapatan Perempuan pada Keluarga Miskin di Kelurahan Kapal Kecamatan Mengun Kabupaten Bandung. Universitas Undayana. Bali. Badan Pusat Statistik. 2014. Tingkat Pengangguran Terbuka Sumatera Utara.
Medan.
Ekowati, T. 1997. Kontribusi Tenaga Kerja Wanita pada Perkebunan Teh Terhadap Pendapatan Keluarga di kabupaten Wonosobo. Pusat Studi Wanita Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro. Semarang.
Hasyim, H. 2006. Analisis Hubungan Karakteristik Petani Kopi Terhadap Pendapatan di Desa Dolok Seribu Kecamatan Paguran Kabupaten Tapanuli Utara. Jurnal Komunikasi Penelitian. Lembaga Penelitian. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Hutajulu, A.T. 1987. Peranan Wanita Desa dalam Pembangunan pada Masyarakat Batak yang Patriliniar. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Ihromi. 1995. Kegiatan Wanita dalam Pembangunan. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
Kulinologi Indonesia. 2013. (http: www.kulinologi.biz/index1.php. Diakses pada 15 Desember 2014)
Kuswardani. 2013. Pengertian, Anatomi dan Kandungan Gizi Beras.
(6)
Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten deli Serdang. Universitas sumatera Utara. Medan.
Moore, A. Hellen dan Jane C. Ollenburger. 1996. Sosiologi Wanita. Rineka Cipta. Jakarta.
Naibaho, T. Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Petani Terhadap Produksi Usahatani Sawi di Kelurahan terjun Kecamatan Medan marelan Kota Medan. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Nurmanaf, A. Rozany. 2006. Peranan Sektor Luar Pertanian Terhadap Kesempatan dan Pendapatan di Pedesaan Berbasis Lahan Kering. Jurnal SOCA vol 8.
Praditya, Y. 2014. Peranan Tenaga Kerja Wanita pada Pemasaran Dodol Serta Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga di Desa Bengkel Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Sahaja, I. 2013. Penganan Lemang Khas Kalimantan Barat.
(irwansahaja.blogspot.com diakses 3 Februari 2015).
Samuelson P. A dan Nordhaus, W.D. 1995. Mikro Ekonomi. Erlangga. Jakarta. Soekartawi. 1993. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian, Teori dan Aplikasinya. PT
Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Soekartawi. 1999. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Supriana, T. 2008. Pengantar Ekonometrika. Medan. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Suratiyah, K. 2009. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suwita, 2011. Analisis Pendapatan Petani Karet (Studi kasus di Desa Dusun Curup Kecamatan Air Besi Kecamatan Bengkulu Utara). (Skripsi). Fakultas Ekonomi dan Studi Pembangunan. Universitas Bengkulu.
Tohir. 1991. Seuntai Pengetahuan Usahatani Indonesia. Rineka Cipta. Jakarta. Walpole, R. E. 1992. Pengantar Statistik edisi ke-3. PT Gramedia Pustaka Utama.