10. BupatiWalikota bersama POKJA PKPBappeda dan para pemangku kepentingan tingkat kabupatenkota untuk terlibat aktif dalam kegiatan pemasaran
KOTAKUpenggalangan kemitraan 11. POKJA PKPSKPD mendorong dan memotivasi masyarakat dalam pemelihaan dan
pengendalian KOTAKU 12. POKJA PKP SKPD mendorong kesetaraan gender dan keterlibatan seluruh lapisan
masyarakat dalam pelaksanaan KOTAKU 13. Mendorong Penyelesaian Perdarencana strategisperwalikebijakan terkait
penataan permukiman, Antara lain: RDTRK, RPKPPRP2KPKPSIAP, dan SK Penetapan Kawasan Kumuh
II. Penguatan Peran Pemda Dalam Aspek Perencanaan dan Penganggaran
KotaKabupaten dalam wujudkan kegiatan KOTAKU
A. Perencanaan Penganggaran Pembangunan Untuk KOTAKU
Peran Pemerintah KabupatenKota dari aspek perencanaan dan penganggaran lebih fokus untuk melaksanakan hal-hal pokok, sebagai berikut:
1. Melakukan Regulasi Perencanaan Penganggaran Dalam Penataan Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan
Berdasarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman telah mengatur kewajiban pemerintah kabupatenkota untuk
memfasilitasi peningkatan kualitas permukiman kumuh pada tingkat kabupatenkota. Namun untuk itu ada beberapa prasyarat yang harus dicukupi pemerintah
kabupatenkota, antara lain :
Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupatenkota;
Menetapkan lokasi perumahan dan permukiman sebagai perumahan kumuh dan
permukiman kumuh pada tingkat kabupatenkota; Dengan mendorong Pemda untuk memenuhi kewajiban sebagaimana amanat UU No.
12011 tersebut diatas, penataan kawasan permukiman kumuh lebih mudah terintegrasi kedalam skema kebijakan pembangunan daerah, termasuk
pengarusutamaan KOTAKU sebagai pendekatan penataan kawasan permukiman berbasis masyarakat
2. Memastikan Alokasi Bantuan Kepada Pemerintah DesaKelurahan
Guna mengefektifkan sasaran KOTAKU dan membuka keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan penataan permukiman, sharing pendanaan APBD dialokasikan
dalam bentuk bantuan keuangan. Bagi wilayah yang termasuk kategori pemerintahan
Buku Panduan Pendamping
3
desa, bantuan ini disalurkan bantuan keuangan kepada pemerintah desa yang sifatnya khusus. Mendasarkan Permendagri Nomor 132006 sebagaimana diubah
terakhir dengan Permendagri No. 212011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, bantuan keuangan yang sifatnya khusus peruntukan dan pengelolaannya diarahkanditetapkan oleh pemerintah kabupatenkota pemberi
bantuan. Payung kebijakan untuk pemberian bantuan ini dapat berupa Peraturan kepala daerah maupun peraturan daerah optional yang didalamnya mengatur
pedoman, tatacara pemberian, dan pertanggungjawaban belanja bantuan keuangan kepada pemerintah desa. Sedangkan desa penerima dan besaran alokasinya
ditetapkan melalui surat keputusan kepala daerah. Keuntungan dari pengalokasian pendanaan bantuan keuangan kepada pemerintah
desa :
Pemda dapat mengatur peruntukan dan pengelolaannya;
Pendanaan yang berkelanjutan dengan besaran yang dapat ditentukan sesuai kemampuan keuangan daerah, tidak terbentur Permendagri No. 322011 tentang
Pedoman Pemberian Hibah dan Bansos yang Bersumber dari APBD;
Pelaksanaan kegiatan dapat diarahkan dalam bentuk swakelola oleh kelompok
masyarakat KSM dengan fasilitasi BKM;
Pengelolaan kegiatan oleh pemerintah desa mulai dari penyusunan proposal oleh KSM, verifikasi, pencairan dana, pelaksanaan, hingga pertanggungjawaban
kegiatan oleh KSM dapat diatur sedemikian rupa dengan mengadopsi pola-pola pembelajaran PNPM Mandiri Perkotaan, termasuk sertifikasi hasil pekerjaan dan
kewajiban audit keuangannya.
Sedangkan bagi wilayah dengan status kelurahan, sharing pendanaan dapat dialokasikan dalam bentuk belanja langsung SKPD melalui Rencana Kerja Renja
Kelurahan. Meski pelaksanaannya dilakukan oleh rekanan, pola ini dinilai lebih mendekatkan ke masyarakat ketimbang sharing programkegiatan oleh SKPD teknis
non pemerintah kelurahan.
3. Memastikan Perencanaan Penganggaran Replikasi PLPBK Oleh Pemerintah KabupatrenKota
Replikasi pendekatan PLPBK untuk penataan kawasan permukiman kumuh sangat dimungkinan dilakukan oleh pemerintah kabupatenkota untuk wilayah kelurahan
melalui political will pemerintahnya. Adapun skema pengalokasian pendanaan APBD untuk perencanaan, pendanaan fasilitator, penguatan kelembagaan, hingga
Buku Panduan Pendamping
4
pelaksanaan kegiatan ditempuh melalui jalur hibah kepada organisasi kemasyarakatan, termasuk BKM. Adapun spesifikasi peruntukan kegiatan ditetapkan
oleh pemerintah kabupatenkota yang bertujuan untuk menunjang penyelenggaraan urusan pemerintah daerah. Diperlukan pengaturan khusus PerdaPerwalPerbub
sebagai payung kebijakan pengalokasian hibah ini. Kelemahan : Hibah ini bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak diberikan
secara terus menerus. Sedangkan untuk Replikasi di wilayah desa, akan lebih mudah dilakukan melalui
skema bantuan keuangan kepada pemerintah desa yang bersifat khusus, dengan penjelasan sebagaimana telah disebutkan pada point ke 2 dua sebelumnya.
Keuntungan :
Mampu membangun kolaborasi atau kerjasama sinergis antara pemerintah desa dengan lembaga kemasyarakatan desa, termasuk BKM;
Dapat diberikan secara bertahap sesuai analisis kemampuan masyarakatnya dan
terus menerus;
Memiliki aspek keberlanjutan yang lebih tinggi, karena aset-aset yang dibangun, utamanya sarana prasarana publik, tercatat dalam buku inventaris aset milik
pemerintah desa danatau kartu inventaris barang milik desa. Hal ini akan memudahkan dalam hal pendanaan pemeliharaannya.
Buku Panduan Pendamping
5
4. Pendekatan Perencanaan Penganggaran Bottom-up proses
a. Musrenbang DesaKelurahan Januari
Lurah, BKM, dan lembaga tingkat desakelurahan lainnya memperjuangkan program yang direncanakan dalam RPLP menjadi
diusulkan ke dalam Musrenbang Kecamatan
Lurah memprioritaskan kegiatan KOTAKU didanai ADD
b. Musrenbang Kecamatan Februari
Camat yang memiliki wawasan kawasan mengusulkan kegiatan KOTAKU ke musrenbang kabupatenkota dan masuk ke dalam pagu indikatif
kecamatan
Camat dan POKJA PKP mengusulkan kegiatan KOTAKU ke SKPD melalui
Pagu Indikatif Sektoral PIS c. Musrenbang KotaKabupaten Maret
Bappeda memastikan kegiatan KOTAKU menjadi prioritas kegiatan untuk masuk ke dalam RKPD atau mengakses sumber dana lainnya seperti
misalnya program2 dari Ditjen Cipta Karya melalui RPIJM.
5. Pendekatan Perencanaan Penganggaran Teknokratik - SKPD KOTAKU
diakomodasi dalam RPJMD
a. Rancangan RPJMD 5 tahun – Februari POKJA PKP dan Bappeda memperjuangkan KOTAKU sebagai isu strategis
kotakab dalam RPJMD sehingga KOTAKU masuk ke dalam rancangan RPJMD b. Musrenbang RPJMD – Februari
Bappeda memperjuangkan program KOTAKU diprioritaskan dalam musrenbang RPJMD
c. Rancangan akhir RPJMD April
Bappeda memastikan program KOTAKU dalam rancangan akhir RPJMD
POKJA PKP memastikan DPRD telah mengetahui dan memahami KOTAKU sehingga peluang untuk mengakomodir KOTAKU dalam RPJMD semakin
besar
d. Penetapan RPJMD sebagai Peraturan Daerah Perda – April e. Perumusan rancangan akhir RKPD AprilMei
f. Penetapan RKPD Juni Setelah RPJMD kabupatenkota ditetapkan dengan peraturan daerah, maka
selanjutnya adalah penetapan RKPD g. Rancangan APBD Oktober
Perumusan kebijakan umum anggaran KUA dan PPAS
POKJA PKPBappeda memastikan sebelum pertemuan APBD, program
KOTAKU sudah masuk ke dalam DPA Daftar Pelaksanaan Anggaran
POKJA PKPBappeda memastikan DPRD memahami KOTAKU dan turut memperjuangkan pendanaan untuk keberlanjutan KOTAKU
h. Penetapan APBD Desember Dukungan Pemda untuk mewujudkan KOTAKU terealisasi dalam APBD
KOTAKU diakomodasi dalam
Renstra SKPD
a. Rancangan awal Renstra SKPD berlaku 5 tahun – Januari Program KOTAKU masuk ke dalam rancangan awal Renstra SKPD
b. Forum SKPD Maret
Camat memasukkan BKM dalam delegasi yang akan ikut dalam Forum SKPD
POKJA PKPSKPD memasukkan kegiatan KOTAKU dalam forum SKPD yang
akan menghasilkan Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah SIPPD yang kemudian menjadi Rancangan RKPD berlaku 5 tahun dan
Rencana Kerja SKPD berlaku 1 tahun
Tim teknis memastikan program masuk dalam Rencana kerja SKPD
c. Pengesahan Renstra SKPD berlaku 5 tahun dengan Peraturan Bupati Mei d. Penetapan Renstra SKPD berlaku 5 tahun dengan SK Kepala Dinas Juni
e. Penetapan Rencana Kerja SKPD berlaku 1 tahun OktoberNovember
POKJA PKPSKPD memastikan KOTAKU masuk dalam Renja SKPD revisi September. Pada tahap ini rencana kerja akan memasukkan lokasi
sehingga sudah dapat lebih spesifik diarahkan untuk lokasi KOTAKU
Selanjutnya memastikan masuk ke dalam RKA dan DPA Daftar Pelaksanaan
Anggaran yang akan menjadi masukan dalam penetapan APBD
KOTAKU diakomodasi dalam RPIJM
POKJA PKPBappeda dapat mengupayakan pendanaan KOTAKU dari sumber dana pusat dengan memasukkannya ke dalam RPIJM yang menjadi acuan alokasi
program dari pusat.
B. Perencanaan Teknis Untuk KOTAKU
Peran pemda dari aspek perencanaan teknis KOTAKU masih perlu diperkuat terkait anggota dan penguatan kapasitas POKJA PKP, yaitu: