POKJA PKPBappeda memastikan sebelum pertemuan APBD, program
KOTAKU sudah masuk ke dalam DPA Daftar Pelaksanaan Anggaran
POKJA PKPBappeda memastikan DPRD memahami KOTAKU dan turut memperjuangkan pendanaan untuk keberlanjutan KOTAKU
h. Penetapan APBD Desember Dukungan Pemda untuk mewujudkan KOTAKU terealisasi dalam APBD
KOTAKU diakomodasi dalam
Renstra SKPD
a. Rancangan awal Renstra SKPD berlaku 5 tahun – Januari Program KOTAKU masuk ke dalam rancangan awal Renstra SKPD
b. Forum SKPD Maret
Camat memasukkan BKM dalam delegasi yang akan ikut dalam Forum SKPD
POKJA PKPSKPD memasukkan kegiatan KOTAKU dalam forum SKPD yang
akan menghasilkan Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah SIPPD yang kemudian menjadi Rancangan RKPD berlaku 5 tahun dan
Rencana Kerja SKPD berlaku 1 tahun
Tim teknis memastikan program masuk dalam Rencana kerja SKPD
c. Pengesahan Renstra SKPD berlaku 5 tahun dengan Peraturan Bupati Mei d. Penetapan Renstra SKPD berlaku 5 tahun dengan SK Kepala Dinas Juni
e. Penetapan Rencana Kerja SKPD berlaku 1 tahun OktoberNovember
POKJA PKPSKPD memastikan KOTAKU masuk dalam Renja SKPD revisi September. Pada tahap ini rencana kerja akan memasukkan lokasi
sehingga sudah dapat lebih spesifik diarahkan untuk lokasi KOTAKU
Selanjutnya memastikan masuk ke dalam RKA dan DPA Daftar Pelaksanaan
Anggaran yang akan menjadi masukan dalam penetapan APBD
KOTAKU diakomodasi dalam RPIJM
POKJA PKPBappeda dapat mengupayakan pendanaan KOTAKU dari sumber dana pusat dengan memasukkannya ke dalam RPIJM yang menjadi acuan alokasi
program dari pusat.
B. Perencanaan Teknis Untuk KOTAKU
Peran pemda dari aspek perencanaan teknis KOTAKU masih perlu diperkuat terkait anggota dan penguatan kapasitas POKJA PKP, yaitu:
a. BupatiWalikota dapat memastikan POKJA PKP di bawah koordinasi Kepala Dinas setiap SKPD. Kepala Dinas mendelegasikan personil yang bertugas operasional
dalam pelaksanaan kegiatan KOTAKU. Personil terpilih wajib memenuhi kriteria: paham terhadap substansi KOTAKU dan paham terhadap mekanisme perencanaan
penganggaran pembangunan daerah
b. Pemerintah KabupatenKota berkewajiban menyelenggarakan pelatihan penguatan kapasitas POKJA PKP dengan mendapat dukungan dari Pemerintah Pusat
c. Pemerintah KabupatenKota berkewajiban menyusun RP2KPKP atau Perencanaan kawasan penanganan kumuh dimotori oleh POKJA PKP
d. Memastikan POKJA PKP melakukan sosialisasi kebijakan dan program-program sektoral yang akan mempengaruhi perkembangan pembangunan kawasan
perencanaan KOTAKU dan memastikan perencanaan masyarakat selaras dengan kebijakan pembangunan daerah
e. Memastikan POKJA PKP dapat memberikan bimbingan dan bantuan teknis kepada TIPP melalui forum-forum konsultasi secara berkala.
f. Memastikan POKJA PKP mampu menjalankan peran kolaborasi bersama masyarakat dan para pihak dalam melaksanakan kegiatan KOTAKU
g. Memastikan POKJA KOTAKU terlibat aktif dalam kegiatan pemasaran KOTAKUpenggalangan kemitraan
h. Memastikan POKJA PKP melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan KOTAKU ditingkat masyarakat
i. Memastikan hasil perencanaan partisipatif disyahkan oleh BupatiWalikota atau pejabat yang berwenang.
j. Memastikan hasil perencanaan partisipatif RPLP terakomodasi dalam perencanaan pembangunan KabupatenKota
III. Peran Pemda Dalam Pengadaan Tanahlahan Dan Kemudahan Perijinan Pemanfatatan Lahan dan Bangunan
Proses pengadaan tanah dan perijinan merupakan salah satu isu yang selalu menghambat dalam pelaksanaan kegiatan KOTAKU dan selalu dihadapi dalam
menangani kawasan permukiman kumuh di perkotaan. Isu-isu penting yang selalu muncul, adalah:
• Keterbatasan lahan lahan sempit
• Permukiman kumuh di bantaran sungai , sempadan pantai dan sempadan jalan
bahkan diatas badan air •
Status hukum tidak jelas •
Pemanfaatan lahan bertentangan dengan peraturan tidak sesuai dengan RTRW •
Membangun komitmen masyarakat dalam pengadaan lahan