PENULISAN KUTIPAN
A. PENULISAN KUTIPAN
Terdapat dua cara pengutipan pada teks (dan harus dipilih salah satu), yaitu catatan perut (pengacuan berkurung) dan penomoran (footnote atau endnote). Catatan perut atau pengacuan berkurung adalah peng- acuan dengan cara menuliskan nama penulis dan tahun kepenulisan atau halaman yang diacu yang diletakkan di dalam kurung.
Namun, seiring dengan perkembangannya, hampir semua disiplin ilmu di dunia, termasuk ilmu alam, sosial, hayati, kebumian saat ini lebih condong menggunakan catatan perut (Style Manual, 2003).
atau
Namun, seiring dengan perkembangannya, hampir semua disiplin ilmu di dunia, termasuk ilmu alam, sosial, hayati, kebumian saat ini lebih condong menggunakan catatan perut (Style Manual, 2003: 595).
Gambar 1. Contoh Catatan Berkurung Keterangan:
1) Catatan berkurung berisikan nama belakang penulis, tahun penulisan, dan halaman.
2) Penulisan tahun diletakkan setelah nama penulis dengan dida- hului tanda koma.
3) Sertakan tanda titik dua (:) untuk memisahkan tahun dan halaman.
4) Jika acuan lebih dari satu maka dibatasi dengan titik koma (;).
5) Dalam daft ar pustaka, jika penulis lebih dari 3 maka gunakan et al. atau dkk.
Sementara itu, pengacuan dengan sistem penomoran dilakukan den- gan hanya menuliskan nomor di akhir teks yang diacu secara berurutan. Kemudian note atau catatan singkat dari sistem penomoran itu dapat diletakkan di bagian bawah halaman (catatan kaki/footnote) ataupun diakhir suatu wacana (catatan akhir/endnote) sebelum daft ar pustaka (jika disertakan).
82 | Pedoman Penerbitan Buku
Berikut ini adalah contoh footnote/endnote yang diikuti oleh penu- lisan daft ar pustaka (contoh footnote/endnote tanpa daft ar pustaka akan diberikan selanjutnya).
Gambar 2. Contoh Footnote Keterangan:
1) Catatan kaki/catatan akhir berisikan nama belakang penulis, judul buku, halaman.
2) Terdapat tanda koma (,) di antara nama penulis dan judul buku.
3) Terdapat tanda koma (,) di antara judul buku dan nomor halaman.
Penulisan rujukan dan daft ar pustaka dengan penomoran (footnote ataupun endnote) harus diikuti oleh daft ar pustaka. Footnote ataupun
endnote yang disertai dengan daft ar pustaka berisikan nama penulis, judul buku, dan halaman yang diacu.
Seorang penulis dapat memilih salah satu dari dua pilihan pengu tip- an dalam naskah mereka, dengan catatan perut (pengutipan berkurung) ataukah dengan sistem penomoran (endnote/footnote). Namun, seiring dengan perkembangannya, hampir semua disiplin ilmu di dunia, termasuk ilmu alam, sosial, hayati, kebumian saat ini lebih condong menggunakan catatan perut (Style Manual, 2003: 595). Dalam bukunya “Writing the Research Paper A Handbook”, Winkler dan Jo Ray McCuen (2003: 156) menyatakan bahwa pengutipan dengan cara penomoran oleh sebagian besar disiplin ilmu hampir ditinggalkan, hanya ilmu di bidang seni, musik, sejarah, fi lsafat, dan agama saja yang masih menggunakan-nya. Ali Saukah (2009) juga menyebutkan bahwa akhir-akhir ini penggunaaan catatan kaki/catatan akhir sudah lama ditinggalkan, terutama oleh bidang eksakta karena dianggap menyulitkan.
Banyak sistem pendokumentasian sumber yang umumnya digunakan dalam dunia penulisan, di antaranya:
1) Modern Language Association (MLA);
2) American Psychological Association (APA); dan
3) Th e Chicago Manual of Style (CMS).
Balai Media dan Reproduksi (LIPI Press) | 83
Sementara itu, di Indonesia penerapan penulisan daft ar pustaka seperti yang digunakan oleh KBBI lebih mengacu kepada sistem CMS. Sebagai tambahan, sebagian besar pendokumentasian sumber terbitan LIPI juga telah menganut CMS. Berpijak dari hal tersebut dan untuk menyeragamkan hasil-hasil terbitan LIPI maka penulisan pendokumen- tasian sumber pada pedoman penerbitan BMR (LIPI Press) mengguna kan CMS.