ILMU POLITIK
11 SESI SEPULUH
Axiologi Ilmu Pemerintahan: Kepamongprajaan. Duabelas nilai kepamongprajaan di dalam governance (Gambar 19). Kepamongprajaan sebagai superstruktur profesi pemerintahan melalui pendekatan lintas sektoral bermula pada Visi. IPDN/IIP Axiologi Ilmu Pemerintahan: Kepamongprajaan. Duabelas nilai kepamongprajaan di dalam governance (Gambar 19). Kepamongprajaan sebagai superstruktur profesi pemerintahan melalui pendekatan lintas sektoral bermula pada Visi. IPDN/IIP
-------------------------------KYBERNOLOGI------------------------------- | | (ILMU PEMERINTAHAN BARU) | | | | | | | | | | | KEAHLIAN KEAHLIAN | | DI BIDANG----------GENERALIS----------DI BIDANG | | PEMERINTAHAN | PEMERINTAHAN | | | | | | | | | | | | PROFESI | PROFESI | | BIDANG PE- | BIDANG PE- | | MERINTAHAN | MERINTAHAN | | | --------------------- | | | | | vooruitzien | | |
TEOLOGI PEMERINTAHAN | conducting | PEMERINTAHAN TEKNOLOGI PEMERINTAHAN DAERAH | coordinating | DAERAH PEMERINTAHAN | | | peace-making | | | | | | residue-caring | | | | KEBIJAKAN | turbulence-serving | KEBIJAKAN | |--------------BIDANG-----|---KEPAMONGPRAJAAN---|-----BIDANG--------------| | KEAGAMAAN | Freies Ermessen | PEKERJAAN UMUM | | | | gen & spec function | | | | | | omnipresence | | |
KYBERNOLOGI* KEPALA KANTOR | responsibility | KEPALA DINAS KYBERNOLOGI KEBERAGAMAAN AGAMA |magnanimous-thinking | PEK. UMUM PEK. UMUM
| | | statesmanship | | | | | --------------------- | | | PROFESI | PROFESI | | BIDANG | BIDANG | | KEAGAMAAN | PEK. UMUM | | | | | | | | | | | | KEAHLIAN | KEAHLIAN | | DI BIDANG----------SPESIALIS----------DI BIDANG | | TEOLOGIA PEK. UMUM | | | | | | | | |
--------------TEOLOGI TEKNOLOGI------------- CIVIL
*KYBERNOLOGI KETUHANAN?
Gambar 19 Duabelas Nilai Kepamongprajaan. Kepamongprajaan Sebagai Superstruktur Berbagai Profesi Sektoral Pemerintahan Hubungan Antara Kybernologi Dengan Ilmu-Ilmu Lain Dalam Hal Ini Teologi Dua Hibrida yaitu Teologi Pemerintahan
dan Kybernologi Keberagamaan (KeTuhanan?)
. . . . . . bahwa berbagai ilmu pengetahuan yang bertalian dengan salah satu bagian dari penguasaan (beheer) perusahaan partikelir pada akhirnya bermuara pada suatu ajaran perusahaan umum (algemene bedrijfsleer) yang meliputi kesemuanya dan bahwa ajaran . . . . . . bahwa berbagai ilmu pengetahuan yang bertalian dengan salah satu bagian dari penguasaan (beheer) perusahaan partikelir pada akhirnya bermuara pada suatu ajaran perusahaan umum (algemene bedrijfsleer) yang meliputi kesemuanya dan bahwa ajaran
yang aksiologi utamanya di Indonesia adalah Kepamongprajaan (Gambar 19).
Referensi: Bab XIII Kybernologi Sebuah Charta Pembaharuan, 2007; Bab XX Kybernologi Sebuah Scientific Movement, 2007; Bab VI Kybernologi Sebuah Profesi, 2007; Bab 1, Bab 2, Bab 4, Bab 5, dan Bab 6 Kybernologi dan Kepamongprajaan, 2008; Bab 1 dan Bab 7 Kybernologi Sebuah Metamorphosis, 2008; Bab XIV Kybernologi dan Pengharapan, 2009.
12 SESI SEBELAS
Axiologi Ilmu Pemerintahan: Kebijakan (dalam bahasa UU 32/04: Penyelenggaraan) Pemerintahan. Konsep-konsep terkait: Filsafat, Kearifan (Kebijaksanaan, Wisdom), Asas (Principles, Beginselen), Nilai, Kebijakan (Policy), dan “Kebijaksanaan” (“Bijak sana, Bijak sini,” Korupsi). Kebijakan dalam ruang governance sebagai penyelenggaraan otonomi masyarakat (daerah). Lihat juga Gambar 16, Gambar 17, dan Gambar 18. Berbeda dengan konstruksi kebijakan menurut Ilmu Politik, konstruksi kebijakan dalam Kybernologi terlihat melalui Gambar 20. Ia diletakkan di dalam bingkai (frame) invention dengan
scientific policy policy im- ----->RESEARCH----------->INVENTION----------->POLICY------------------ | enterprise making (input) plementation | | | | | |----------------------------with or without----------------------------| | | | | | I<O moni- scientific |
------FEEDBACK<---I=O----EVALUATION<---------INNOVATION<--------------- I>O toring (output) movement
Gambar 20 Model Axiologi Kybernologi Melalui Kebijakan
innovation. Membanting cermin pada saat muka terlihat buruk (“Buruk muka, cermin dibelah”) dan membuat cermin baru, bukanlah inovasi. Menemukan cara membenahi muka buruk sehingga menjadi baik, itulah inovasi (“Buruk muka, muka dibenah”).
Policy implementation diberi kekuatan lanjutan research sebagai scientific movement. Diharapkan dengan demikian, bukan kekuasaan politik tetapi premises ilmupengetahuan dan teknologi yang memegang peranan penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Referensi: Bab 6 dan Bab 37 Kybernologi 2003; Bagian Pertama Bab 5 Kybernologi Beberapa Konstruksi Utama, 2005; Bab III, Bab VI, dan Bab VII Kybernologi Sebuah Charta Pembaharuan, 2007; Bab 12 Kybernologi Sebuah Scientific Movement, 2007; Bab 7 dan Bab 8 Kybernologi Sebuah Metamorphosis, 2008
13 SESI DUABELAS
Axiologi Ilmu Pemerintahan: Manajemen Pemerintahan. Birokrasi, Administrasi Publik, dan Manajemen, merupakan tiga sisi atau dimensi Implementasi Kebijakan dari berbagai sudut pandang.. Jika pada aras statal pertimbangan politik yang dominan, semakin ke bawah (masyarakat, daerah), (seharusnya) pertimbangan manajemen semakin dominan.
---> LK ------------> IP ------------> TP ------------> OP ------------> LK --- | info kebijakan implementasi “marketing” | | distribusi | | |
j -- komunikasi penggunaan -- e | | | | | b<g pembandingan pantauan manfaat, guna |
---- FB <----b=g---- HEV <------------ EV -------------MON <-------------OC --- 10 b>g 9 h 8 g 7 f 6 i
Gambar 21 Manajemen Pemerintahan
1LK lingkungan sebagai sumber, IP input, TP throughput, proses
OP output, 5LK lingkungan sebagai pelanggan, OC outcome, MON monitor, EV evaluasi, HEV hasil evaluasi, FB feedback
Di dalam Manajemen Pemerintahan terletak Manajemen Pembangunan. Lihat Gambar 10. Manajemen Pemerintahan tidak linier atau terpotong-potong mengikuti rezim politik, tetapi siklik (cyclic, berulang) atau sirkuler (circular, lingkaran) sesuai dengan hukum sistem. Jika dilihat dari pendekatan sistem, Manajemen Pemerintahan seperti Gambar 21. Terminal dan rute sepanjang siklus atau sirkel pemerintahan bersifat kritikal. Oleh sebab itu seluruh terminal dan rute manajemen terkait (planning, organizing, actuating, dan controlling) diatur setara (jangan seperti sekarang, hanya perencanaan yang diutamakan) dalam satu peraturan. Jika digabung dengan Gambar 18, maka Manajemen Pemerintahan 20 tahunan sebagai Gambar 22.
R1 R2 R3 R4 O---5---|---5---|---5---|---5-->20 rel (runway) jangka panjang | | | | R1 O-------|-------|-------|------>20 | | | | R2 O-------|-------|-------|------>20 | | | | R3 O-------|-------|-------|------>20
| | | | R4 O-------K1------K2------K3----->20 | K4
R rezim 5 tahunan; O orientasi 20 ke depan K1234 = kinerja R1R2R3R4 selama 20 tahun (expected output, bulat)
0 – 20 rel (landasan) jangka panjang
Gambar 22 Manajemen Pemerintahan Berskala Jangka Panjang (20 Tahun) UU 25/04 dan UU 17/07
Referensi: Bab 10, Bab 13, dan Bab 14 Kybernologi 2003; Bagian Pertama Bab 5 Kybernologi Beberapa Konstruksi Utama, 2005; Bab X Kybernologi Sebuah Scientific Movement, 2007; Bab 12, Bab 13, dan Bab 17 Kybernologi dan Kepamongprajaan, 2008; Bab II Kybernologi dan Pembangunan, 2008
14 SESI TIGABELAS
Axiologi Ilmu Pemerintahan: Seni Pemerintahan dan Teknologi Pemerintahan. Pentingnya Seni (dan Teknologi) diungkapkan oleh Will Durant dalam The Story of Philosophy (1956, xxvi): “Every science begins as philosophy and ends as art.” Proposisi Durant ini menerangkan mandulnya suatu ilmu dan pincangnya hubungan antara teori dengan praktik. “Ah, itu sih teori,” demikian keluhan berbagai kalangan. Penyebab kemandulan dan kepincangan itu terletak di hulu (keringnya Filsafat dan lemahnya teori) dan di hilir (miskinnya Seni praktik atau implementasi: “Benar, tetapi. . . . ,” “Setuju, namun. . . .” Seni Pemerintahan menunjukkan upaya penumbuhkembangkan kreativitas dan efektivitas. Ruangnya dalam Model 1 Gambar
23. Dalam hubungan itu, kepemimpinan adalah seni, “how to get things done through the leader him- (her-) self.”
Selanjutnya Teknik dan Teknologi Pemerintahan menunjukkan kemahiran, kehematan, dan efisiensi. Ruangnya dalam Model 2 Gambar yang sama. Kombinasi Model 1 dengan Model 2 menghasilkan Model 3, Gambar 23.
kreativitas efektivitas
Ikons-----1---->Omaks<---
-------------->3-------------- | |
-----Imin------2---->Okons
kemahiran kehematan efisiensi
Gambar 23 Seni Pemerintahan dan Teknik Pemerintahan
I input, O output, kons konstan (seadanya),
maks maksimum, min minimum
Referensi: Bab 12, Bab 19, Bab 30, dan 34 Kybernologi 2003; Bab I Kybernologi dan Pengharapan (2009).
15 SESI EMPATBELAS
Axiologi Ilmu Pemerintahan: Etika Pemerintahan. Perbedaan dan kaitan antara Etika dengan Moral: Pertimbangan Moral berlangsung dalam masyarakat, sedangkan pertimbangan Etik berlangsung di dalam kalbu (lubuk hati, hati nurani, hati sanubari, insan kamil) sendiri. Etika Pemerintahan adalah Etika Otonom, sanksi pelanggaran dan reward penaatannya bersumber dari diri sendiri, sementara sanksi dan reward Moral dari masyarakat. Dengan pegangan Moral saja, Iblis bisa bercahaya seperti Malaikat, Serigala berbulu Domba, dan Musang berbulu Ayam, Jadi bukan “disumpah,” tetapi “bersumpah.” Kode Etik Profesional, dan Etiket Pergaulan Politik/Diplomatik adalah aplikasi Etika Pemerintahan. Tetangga Etika Pemerintahan adalah Teologi Pemerintahan. Seperti telah dikemukakan, ada Hak Asasi dalam arti bawaan, yang terbentuk sejak dalam kandungan, tetapi tidak ada Kewajiban Asasi dalam arti itu; kewajiban tumbuh sejajar dengan pertanggungjawaban (kemampuan bertanggungjawab). Teori Tanggungjawab menurut Herbert J. Spiro dalam Responsibility in Government (1969). Kunci Etika Pemerintahan terletak pada pertimbangan etik dan pertanggungjawaban etik (Terminal 6 dan Terminal 10 Gambar 24).
----->apakah------>kualitas--->nilai--->norma--->kesadaran---->pertimbangan---- | etika? dasar etik etik etik etik etik otonom | | etika otonom | | | | | | | etika heteronom yg-benar guna tertanam norma me- diskusi antar | | yg-baik dlm kuat, lu- nerangi norma dlm kalbu | | yg-wajib hidup as, jelas nurani kebebasan memi- | | lih, kesepakatan | | | | 10 9 8 7 | | 11 pertanggung- perilaku tindakan keputusan |
----etikalitas<----------jawaban<-------etik<------etik<----------etik<-------- | etik | | | | | | | menaati
kadar | --kinerja- berprakarsa keetikan sanksi etik* | berjanji* | | | | | -----------
merasa malu | | | merasa bersalah | pada pada menyesal | orang diri mohon maaf | lain sendiri mohon ampun | | |
janji bertobat | | nazar,sumpah bernazar | perjan- pengakuan membayar tebusan | jian credo kesediaan berkorban | commitment self- mengaku bersalah | | commitment mengundurkandiri dari jabatan | | |
mengasingkandiri | | agar mengi- menyakitidiri | | kat, perlu bersumpah | | disaksikan mengorbankandiri | | | bunuhdiri | ----------- *setiap commit- | | dikontrol | ment atau janji | ---dibandingkan---- harus disertai | kesenjangan dite- dievaluasi sanksi yg mengikat | rangkan setulus & | diri sendiri dan --sejujurnya, risi- -------- orang lain, dinya- ko & konsekuensi takan secara terbuka ditanggung sendiri
Gambar 24 Etika Pemerintahan (1 sd 11 Terminal)
Referensi: Bab 15 dan Bab 16 Kybernologi 2003; Bagian Pertama Bab 7 Kybernologi Beberapa Konstruksi Utama, 2005; Bagian Dua Bab II dan Bab III, dan Bagian Tiga Bab XVI Kybernologi Sebuah Scientific Enterprise, 2006; Bab XV Kybernologi Sebuah Scientific Movement, 2007; Bab 2, Bab 3, Bab 4, dan Bab 5 Kybernologi Sebuah Metamorphosis, 2008; Bab III dan IV Kybernologi dan Pengharapan (2009)
16 SESI LIMABELAS
Penguatan Tiga Subkultur Governance: Reformasi Pemerintahan. Reformasi Pemerintahan lebih sebagai fungsi ketimbang momentum, artinya berjalan terus- menerus, konsisten, dan akumulatif. Reformasi Pemerintahan bertujuan membangun
POLITIK (NEGARA) | |
public choice
waktu | ruang | SUMBER-SUMBER----nilai----PEMERINTAHAN----informasi----ILMUPENGTAHUAN teknologi | sumberdaya |
kontrol di hulu dan kontrol di hilir | |
MASYARAKAT PELANGGAN
Gambar 25 Lingkungan Pemerintahan
Pemerintahan yang sehat dengan mencegah sejauh mungkin pemerintahan yang sakit. Dalam hubungan itu fenomena birokrasi tidak cukup diterangkan hanya oleh Teori Kebijakan Publik, Teori Politik, Sosiologi dan Ilmu Hukum. Diperlukan bangunan teori yang lebih tinggi, yaitu grand theory yang mencakup semuanya. Grand theory yang dimaksud adalah Teori Hubungan antara Negara dengan Manusia (Gambar 4). Menurut teori itu terjadi hubungan timbal-balik antara keduanya. Hubungan itu berturut-turut berisi public choice, nilai, info, dan kontrol di hulu dan di hilir. Oleh sebab itu, pada aras makro, Reformasi Pemerintahan berarti reformasi lingkungan pemerintahan yang terdiri dari Politik (Negara), Sumber-sumber, Ilmu Pengetahuan, dan Masyarakat (Gambar 25), dan inovasi Birokrasi itu sendiri. Birokrasi itu ibarat sebuah mobil. Manfaatnya bergantung pada penggunanya. Sesehat dan sekuat apapun Birokrasi, jika pengguna (politik, politisi) menyalahgunakannya, ia menjadi biropatologik. Secerdas apapun sebuah temuan ilmiah, kalau tidak digunakan, tidak berguna. Memang, “power tends to corrupt.”
Referensi: Bab 9 Kybernologi 2003; Bagian Kedua Bab 18 Kybernologi Beberapa Konstruksi Utama, 2005; Bagian Dua Bab I dan Bab IX Kybernologi Sebuah Scientific Enterprise, 2006; Bab IX Kybernologi Sebuah Charta Pembaharuan, 2007; Bab 2, Bab 12, Bab 13, Bab 14, dan Bab 15 Kybernologi Sebuah Scientific Movement, 2007; Bab I dan Bab II Kybernologi Sebuah Profesi, 2007; Bab 8 Kybernologi Sebuah Metamorphosis, 2008; Bab VI dan Bab XII Kybernologi dan Pembangunan, 2009
17 SESI ENAMBELAS
UAS. Sama seperti UTS, UAS juga terdiri dari ujian klasikal dengan 5 soal, dan tugas struktural bagi tiap kelompok. Untuk itu kelas dibagi menjadi 7 kelompok, tiap kelompok mambahas satu sesi kuliah. Distribusinya menggunakan undian.
1112081144 1212081427SDGORODTG 1312081506 1912081058 0401091050 0801091014SDGOROTDUSADS 3103090818SDG 0904090953SDG 1104091755SDG