5 Model Fungsi Permintaan Energi Listrik Rumah Tangga

29 memperhatikan kendala pendapatan, sehingga masalahnya adalah bagaimana memaksimumkan utilitas yang diderivasi dari konsumsi listrik dengan kendala pendapatan tertentu. Di samping itu, perilaku permintaan energi listrik oleh rumah tangga diharapkan tidak hanya merefleksikan pendapatan dan biaya juga karakteristik-karateristik demografi dan sosial tempat rumah tangga berada karena hal-hal ini dapat mempengaruhi fungsi utilitas rumah tangga tersebut.

2. 5 Model Fungsi Permintaan Energi Listrik Rumah Tangga

Pada umumnya konsumsi energi listrik tergantung pada : 1 stok atau keberadaan peralatan-peralatan listrik, 2 ukuran tempat tinggal, dan 3 intensitas penggunaan peralatan- peralatan listrik dalam rumah tangga Wilder Willenborg, 1975 ; Garbacz, 1984. Sebagaimana dikemukakan oleh Anderson 1973 dan Matsukawa 2000, permintaan terhadap suatu barang oleh rumah tangga, secara teoretik, diderivasi atau diturunkan dari fungsi utilitas rumah tangga dengan kendala anggaran atau pendapatan tertentu. Oleh karena itu, perilaku permintaan oleh rumah 30 tangga diharapkan tidak hanya merefleksikan pendapatan dan biaya tetapi juga karakteristik- karateristik demografi dan sosial tempat rumah tangga berada karena hal-hal ini dapat mempengaruhi fungsi utilitas rumah tangga tersebut. Hal ini juga berlaku untuk permintaan energi listrik rumah tangga. Untuk mendapatkan estimasi fungsi permintaan energi listrik rumah tangga, berikut ini diuraikan beberapa model yang dikemukakan oleh Wilder Willenborg 1975, Garbacz 1984, Maddigan et al 1983, Amarullah 1983, Amarullah 1984, Wilder et al 1992, dan Jung 1993. Wilder Willenborg 1975 menyatakan bahwa permintaan atau konsumsi energi listrik tergantung pada stok alat-alat listrik, ukuran rumah tangga, dan intensitas pemakaian stok alat- alat listrik dalam rumah tangga. Dalam jangka pendek, perubahan dalam pendapatan dan harga listrik dapat mempengaruhi konsumsi energi listrik dengan mengubah intensitas penggunaan alat-alat listrik, sedangkan dalam jangka panjang rumah tangga mempunyai kesempatan untuk melakukan penyesuaian terhadap stok kapital alat-alat listrik terutama dalam perubahan pendapatan. Menurut Wilder Willenborg, model umum yang digunakan dalam estimasi konsumsi atau permintaan energi listrik terdiri atas empat persamaan, yaitu : 1 persamaan ukuran tempat tinggal size of residensce equation, 2 persamaan stok alat-alat listrik appliance stock equation, 3 persamaan permintaan energi listrik electricity demand equation, dan 4 persamaan harga price equation. Dua persamaan pertama bersifat recursive karena hanya variabel eksogen yang muncul pada sisi sebelah kanan, dan kedua persamaan ini diestimasi dengan ordinary least squares OLS. Dua persamaan terakhir diestimasi secara simultan 31 dengan menggunakan two-stage least squares 2SLS. Semua persamaan dibuat dalam bentuk logarihtmic. Secara matematis, keempat persamaan tersebut adalah : 2. 43 2. 44 2. 45 2. 46 Keterangan : e adalah natural logarithm, β i adalah parameter yang diestimasi, dan u adalah variabel pengganggu. Variabel-variabel lain adalah : H = ukuran tempat tinggal, diukur dengan jumlah kamarruangan A = stok alat-alat listrik, didefinisikan sebagai jumlah semua alat-alat listrik dalam rumah tangga, seperti : alat masak, mesin cuci washer, alat pengering dryer, mesin pencuci piring dishwasher, alat pemanas air water heater, dll. E = permintaan atau konsumsi listrik rumah tangga dalam KWh per tahun. P = harga energi listrik rata-rata sen KWh F = ukuran keluarga, didefinisikan sebagai jumlah orang yang tinggal dalam rumah R = variabel dummy ras 0 = kulit putih, 1 = bukan kulit putih Y = pendapatan kotor keluarga per tahun L = variabel dummy intensitas penggunaan alat-alat listrik 1 = jika semua alat-alat digunakan, 0 = lain N = variabel klasifikasi usia kepala keluarga dengan nilai 1 sampai 6 untuk usia belasan tahun sampai usia 60-an secara berturut-turut. D = variabel dummy untuk musim 1 = jika sampel diambil selama bulan-bulan musim panas, 0 = jika sampel diambil selama bulan-bulan musim bunga. 4 3 2 1 2 1 5 4 3 2 1 3 2 1 3 2 1 u e E P u P e A H Y E u N e Y A u e F Y H L AV AV D R R β β β β β β β β β β β β β β β β β = = = = 32 Dua persamaan pertama yaitu H dan A diestimasi dengan persamaan tunggal dengan menggunakan OLS, sedangkan persamaan E dan P AV diestimasi secara simultan dengan menggunakan 2SLS. Kelebihan model ini adalah dimasukannya variabel-variabel demografik yang lebih banyak. Kemudian estimasinya dibuat dalam bentuk log-linear untuk mendapatkan nilai parameter dan elastisitas yang lebih konstan. Sementara, kelemahan model ini adalah pengukuran intensitas penggunaan alat-alat listrik dengan cara dummy, sehingga tidak terlihat bagaimana intensitas penggunaan alat-alat listrik per unit. Padahal dalam kenyataannya, intensitas penggunaan setiap alat-alat listrik berbeda menurut daya dan waktu. Dalam hal penentuan harga energi listrik, beberapa peneliti mengusulkan, seperti Houthakker et al 1973, agar lebih baik menggunakan harga marginal marginal price. Namun dalam penelitiannya, Wilder Willenborg menggunakan harga rata-rata average price yang didasarkan pada rekening listrik bulanan, dengan alasan bahwa konsumen kurang mengerti tentang harga marjinal. Alasan lain, sebagaimana dikemukakan oleh Halvorsen 1975 bahwa dalam bentuk log-linear baik untuk fungsi permintaan maupun fungsi harga, nilai elastisitas permintaan dengan menggunakan harga rata-rata adalah identik dan tidak jauh berbeda dengan nilai elastisitas permintaan apabila menggunakan harga marginal. Garbacz 1984 menawarkan tiga fungsi permintaan dengan memasukkan variabel-variabel lokasi, iklim, dan bahan bakar alternatif dalam model. Ketiga model tersebut adalah fungsi permintaan energi listrik, fungsi harga, dan fungsi stok kapital alat-alat listrik, sebagai berikut : 2. 47 2. 48 2. 49 3 2 4 3 1 1 8 7 6 5 4 3 2 1 6 5 4 2 1 7 6 5 4 3 2 1 u e NA e HDD CDD P Y P IDXA u e e e e E P u e HDD CDD IDXA P P Y E RACE USE AV M SMSA R R R M USE AV M β β β β β β β β β β β β β β β β β β β β β β β = = = 33 Keterangan : E = variabel endogen untuk pemakaian listrik KWh per bulan per rumah tangga P M = variabel endogen untuk harga marjinal KWh per daerah survei IDXA = variabel endogen untuk indeks stok kapital alat-alat listrik dalam rumah tangga Y = pendapatan kotor rumah tangga per bulan P AV = harga rata-rata energi lain bahan bakar yang paling sering digunakan CDD = cooling degree days 65 F base = suhu dingin harian HDD = heating degree days 65 F base = suhu panas harian SMSA = variabel dummy untuk urbanisasi 0 = SMSA, 1 = lain R1, R2, R3, R4 = variabel dummy untuk lokasi, masing-masing North East, North Central, South, dan West 1 = masing-masing lokasi, 0 = lain RACE = variabel dummy untuk ras 1 = bukan kulit putih, 0 = kulit putih USE = variabel dummy untuk intensitas pemakaian stok alat-alat listrik 1 = rumah tangga dengan anggota 3 orang atau lebih dan kepala rumah tangga berusia antara 29 – 59 tahun, 0 = lain NA = usia kepala rumah tangga. Ketiga fungsi di atas diestimasi dengan persamaan simultan dengan menggunakan two- stage least squares 2SLS dalam bentuk log-linear. Kelebihan model ini yaitu pada penggunaan indeks untuk mengukur intensitas alat-alat listrik, begitu juga dengan pengukuran intensitas berdasarkan jumlah anggota dan usia keluarga. Kelebihan lainnya adalah estimasinya dalam bentuk log-linear untuk mendapatkan koefisien yang lebih konstan. Sementara, kelemahannya adalah masih sedikitnya variabel-variabel yang digunakan yang berhubungan dengan karakteristik rumah tangga dan demografik. 34 Ada perdebatan dalam literatur ekonomi tentang penetapan harga yang tetap, harga inframarginal dan pendapatan. Dari berbagai studi yang dilakukan, ada yang menggunakan harga rata-rata, harga marginal, gabungan harga rata-rata inframarginal dan harga marginal, dan harga marginal dengan penyesuaian terhadap pendapatan. Untuk mengatasi masalah ini, Garbacz 1984 menyarankan untuk melakukan eksperimen secara empirik untuk mengetahui bagaimana reaksi konsumen mengenai pola harga yang mereka pahami. Untuk mengikuti saran Garbacz ini, dalam penelitian ini variabel hargatarif listrik diproksi dengan willingness to pay WTP yang langsung diperoleh dari konsumen rumah tangga. Maddigan et al 1983 menspesifikasikan persamaan permintaan energi listrik rumah tangga dalam bentuk logarithmic sebagai berikut : Ln E it = β + β 1 lnE i,t-1 + β 2 lnPCLI it + β 3 lnN it + β 4 lnPCICLI it + β 5 lnPOPN it + β 6 lnPGRCLI it + β 7 lnPOCLI it + β 8 lnRHDD it + β 9 lnRCDD it + β 10 lnAGR it + β 11 D it + µ it 2. 50 Keterangan : i = wilayah, t = periode waktu tahun E = jumlah penjualan atau pemakaian listrik rumah tangga yang terdaftar sebagai anggota koperasi PCLI = harga rata-rata listrik pada sektor rumah tangga P yang dideflasikan terhadap indeks biaya hidup CLI N = jumlah pelanggan rumah tangga yang terdaftar sebagai anggota koperasi PCICLI = pendapatan riel per kapita, yaitu ratio estimasi pendapatan disposibel yang diperoleh pelanggan rumah tangga dibagi dengan estimasi penduduk pada wilayah pelayanan koperasi, yang dideflasikan dengan CLI. POPN = ukuran rumah tangga dalam wilayah pelayanan koperasi, yaitu ratio estimasi penduduk pada wilayah pelayanan POP dibagi dengan N. PGRCLI = harga rata-rata gas alam dalam sektor rumah tangga, yang dideflasikan dengan CLI. 35 POCLI = harga rata-rata bahan bakar minyak, yang dideflasikan dengan CLI RHDD = suhu panas harian dengan menggunakan REC-customer weight RCDD = suhu dingin harian dengan menggunakan REC-customer weight AGR = variabel pertanian yang menggambarkan aktivitas pertanian yang diukur dengan dua variabel lain dan tergantung pada wilayahnya. Variabel tersebut adalah ACREFARM yaitu luas lahan per usahatani, GRAINFARM yaitu jumlah produksi padi per usahatani. D = variabel dummy untuk wilayah µ = error term β = parameter yang ditaksir. Koefisien yang diharapkan untuk variabel E i,t-1 adalah antara 0 dan 1, dengan hipotesis bahwa konsumen akan mengurangi permintaan listrik jika harga listrik naik. Oleh karena itu, elastisitas harga jangka pendek koefisien β 2 diharapkan negatif. Jika jumlah konsumen meningkat, jumlah listrik yang digunakan atau dijual akan bertambah, dan diharapkan nilai β 3 0. Karena listrik adalah barang normal, kuantitas akan bertambah jika pendapatan naik, dan diharapkan β 4 0. Koefisien ukuran rumah tangga β 5 bisa positif atau negatif. Suatu keluarga besar bisa menggunakan lebih banyak atau lebih sedikit listrik tergantung pada jumlah alat-alat listrik yang digunakan. Variabel harga bahan bakar dan gas mempunyai efek substitusi terhadap listrik. Jika demikian halnya, diharapkan koefisien β 6 dan β 7 0. Variabel suhu harian sangat dipengaruhi oleh cuaca dan alat penghangat ruangan ataupun AC. Akibatnya, penggunaan listrik bisa bertambah. Oleh karena itu, diharapkan koefisien β 8 dan β 9 ≥ 0. Variabel aktivitas pertanian diharapkan mempunyai koefisien β 10 0. 36 Untuk memperoleh estimasi koefisien harga rata-rata yang konsisten, Maddigan et al memberlakukan variabel harga rata-rata sebagai variabel dependen. Mereka menggunakan pendekatan yang dilakukan oleh Chern et al 1979, yaitu membuat fungsi harga berbentuk linier dengan quadratic term. Untuk menjamin konsistensi antara total penghasilan rata-rata dan biaya listrik rata-rata, variabel dependen dalam persamaan harga listrik rumah tangga merupakan perbedaan antara harga rata-rata listrik rumah tangga dengan total biaya rata-rata. Model persamaan harga dimaksud adalah sebagai berikut : P it – K it = β + β 1 E it N it + β 2 E it N it 2 + β 3 N it + β 4 DT it + β 5 D it + µ it 2. 51 Keterangan : µ = error term, β = parameter yang ditaksir K = rata-rata total biaya tetap dan biaya operasi DT = variabel dummy periode waktu 1 jika 1975 ≤ t ≤ 1978, dan 0 untuk lainnya Kelebihan model Maddigan et al ini adalah dideflasikannya variabel-variabel harga dan pendapatan kecuali pada persamaan harga terhadap indeks biaya hidup untuk mendapatkan angka-angka yang lebih realistis karena data-data yang digunakan adalah data time series. Sementara, kelemahannya adalah belum dimasukkannya variabel stok kapital peralatan listrik rumah tangga dalam model. Amarullah 1983 mengestimasi permintaan energi listrik rumah tangga di Indonesia dengan menggunakan data sekunder dalam bentuk time-series 1970-1979. Model persamaan tunggal dibuat dalam dua bentuk, yaitu statis dan dinamis seperti berikut : Model Statis : Ln E R N t = β + β 1 lnYN t + β 2 lnP R t + β 3 lnExp t + u t 2. 52 Model Dinamis : Ln E R N t = β + β 1 lnYN t + β 2 lnP R t + β 3 lnExp t + β 4 lnE R N t-1 + u t 2. 53 37 Keterangan : Elastisitas jangka pendek = β 2, dan elastisitas jangka panjang = β 2 1- β 4 E R N = konsumsi listrik rumah tangga per kapita per tahun kWh YN = pendapatan riil per kapita P R = harga rata-rata listrik per kWh rumah tangga Exp = variabel exposure persentase penduduk dalam suatu wilayah yang sudah mengakses listrik lnE R N t-1 = lagged value dari Ln E R N t u = error term t = waktu. Kelemahan model ini adalah belum dimasukkannya variabel-variabel stok alat-alat listrik konsumen rumah tangga sebagai salah satu variabel yang dapat memprediksi estimasi permintaan energi listrik. Lebih lanjut Amarullah 1984 menyatakan bahwa faktor dasar yang mempengaruhi permintaan atau kebutuhan listrik adalah stok-kapital capital stock, apakah stok-kapital ini dianggap tetap atau dianggap tidak tetap. Konsep yang sama juga dikemukakan oleh Silk dan Joutz 1997 yang menyatakan bahwa secara umum konsumsi listrik E t , khususnya rumah tangga merupakan fungsi dari stok energi energy stock yang menggunakan peralatan A t dan faktor-faktor ekonomi X t yang dapat dirumuskan : E t = F [X t ,, A t, X t ] 2. 54 Kedua komponen tersebut dapat berdampak independen dan interdependen terhadap permintaan listrik. Stok kapital energi yang menggunakan peralatan capital stock dapat dibagi ke 38 dalam dua tipe. Tipe pertama berhubungan dengan permintaan energi harian seperti penerangan, kulkas, alat cuci dan hiburan. Tipe kedua berhubungan dengan faktor cuaca yang dapat mempengaruhi permintaan untuk energi alat pemanas dan alat pendingin. Menurut Silk dan Joutz 1997, dependensi atau keterikatan stok kapital pada faktor-faktor ekonomi akan berubah berdasarkan waktu. Misalnya, dalam jangka panjang permintaan terhadap rumah baru dan intensitas penggunaan energi listrik akan mempengaruhi ukuran stok dan efisiensi alat-alat listrik appliances. Dalam jangka pendek, permintaan listrik akan dibatasi oleh perubahan tingkat utilisasi pada stok listrik yang tetap. Oleh karena itu, Silk dan Joutz mengikuti saran Fisher dan Kaysen 1962 yang harus melakukan model dua tahap, yaitu konsumsi dalam jangka pendek tahap pertama yang tergantung pada dua komponen yaitu pendapatan Y t dan harga listrik P, seperti pada rumus berikut : E t = u t K t = u t Y t, P t K t

2. 55 Komponen u