Teori Agensi AgencyTheory Landasan Teori .1 Teori Stakeholder

melakukan kesalahan atau kegagalan pada proses maupun hasil produksinya, sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan sekitar perusahaan. Dampak dari kerusakan lingkungan akan menimbulkan masalah sosial disekitar perusahaan. Tekanan masyarakat luas stakeholder juga, membuat perusahaan besar dengan resiko tekanan politis yang besar, agar lebih mengungkapkan tanggung jawab sosial atas aktivitas usahanya terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan adanya pengungkapan aktivitas sosial yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis bagi perusahaan, sehingga perusahaan dalam jangka waktu panjang bisa terhindar dari biaya yang sangat besar akibat dari tuntutan masyarakat stakeholder Hasibuan, 2001. Tekanan dari pemilik saham asing dan saham publik selaku stakeholder, membuat manajemen perusahaan, selain mengungkapkan kinerja keuangan perusahaan, tetapi juga harus mengungkapkan informasi CSR pada laporan tahunan perusahaan. Hal tersebut, menunjukkan kepedulian pemilik saham asing dan saham publik terhadap isu-isu sosial misalnya hak asasi manusia, pendidikan, tenaga kerja, dan lingkungan sebagai isu penting untuk diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan Rustiarini, 2010.

2.1.2 Teori Agensi AgencyTheory

Prinsip utama teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang prinsipal yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang agensi yaitu manajer entitas bisnis. Hubungan keagenen adalah suatu kontrak dimana seseorang atau lebih prinsipal melibatkan orang lain agen untuk melakukan beberapa layanan atas nama mereka yang melibatkan mendelegasikan sebagian kewenangan pengambilan keputusan kepada agen Jansen dan Meckling, 1986. Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas kepentingan mereka sendiri, sehingga terjadi konflik kepentingan antara pemilik dan agen, karena adanya kemungkinan agen tidak selalu berbuat sesuai dengan kepentingan prinsipal, sehingga memicu biaya keagenan agency cost. Pemegang saham sebagai prinsipal diasumsikan hanya tertarik kepada hasil keuangan yang bertambah atau investasi mereka di dalam perusahaan. Sedang para agen diasumsikan menerima kepuasan berupa kompensasi keuangan dan syarat-syarat yang menyertai dalam hubungan tersebut. Dalam hubungan agensi tersebut, terdapat 3 faktor yang mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yaitu biaya pengawasan monitoring costs, biaya kontrak contracting costs, dan visibilitas politis. Perusahaan yang melakukan pengungkapan informasi tanggung jawab sosial dengan tujuan untuk membangun image pada perusahaan dan mendapatkan perhatian dari masyarakat. Perusahaan memerlukan biaya dalam rangka untuk memberikan informasi pertanggungjawaban sosial, sehingga laba yang dilaporkan dalam tahun berjalan menjadi lebih rendah. Ketika perusahaan menghadapi biaya kontrak dan biaya pengawasan yang rendah dan visibilitas politis yang tinggi akan cenderung untuk mengungkapkan informasi pertanggungjawaban sosial. Jadi pengungkapan informasi pertanggungjawaban sosial berhubungan positif dengan kinerja sosial, kinerja ekonomi dan visibilitas politis dan berhubungan negatif dengan biaya kontrak dan pengawasan biaya keagenen, Belkaoui dan Karpik, 1989 dalam Anggraini, 2006. Berdasarkan teori agensi, perusahaan yang menghadapi biaya kontrak dan biaya pengawasan yang rendah cenderung akan melaporkan laba bersih rendah atau dengan kata lain akan mengeluarkan biaya-biaya untuk kepentingan manajemen salah satunya biaya yang dapat meningkatkan reputasi perusahaan di mata masyarakat. Kemudian, sebagai wujud pertanggungjawaban, manajer sebagai agen akan berusaha memenuhi seluruh keinginan pihak prinsipal, dalam hal ini adalah pengungkapan informasi pertanggungjawaban sosial perusahaan. 2.1.3 Konsep Corporate Social Responsibility CSR 2.1.3.1 Definisi CSR

Dokumen yang terkait

Program Corporate Social Responsibility (CSR) dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Program Nikah Massal Terhadap Citra PT. PGN SBU III Medan di Kalangan Warga Masyarakat Kota Medan)

1 29 95

Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Kegiatan Usaha Pertambangan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral Dan Batu Bara

0 40 103

Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Struktur Modal Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 38 84

Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Bank Bni Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) (Studi Pada PT. BNI 46 Kantor Cabang Universitas Sumatera Utara)

5 90 106

Corporate Social Responsibility (CSR) dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional mengenai Program CSR Bakti Olahraga PT Djarum terhadap Peningkatan Citra Perusahaan di Kalangan Mahasiswa USU)

8 101 134

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 29

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR DISCLOSURE) TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 1 70

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

1 2 25

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 33

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN CSR (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 30