Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Struktur Modal Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
SKRIPSI
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
DISCLOSURE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
DENGAN KEBIJAKAN STRUKTUR MODAL
SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI PADA
PERUSAHAAN PERTAMBANGAN
YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK
INDONESIA
OLEH
DESI KHASMA HARENA PUTRI 090522011
PROGRAM STUDI STRATA I AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Corporate
Social Responsibility Disclosure Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan
Struktur Modal Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Pertambangan
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya saya sendiri
dan judul ini belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa
lain dalam konteks penulisan skripsi untuk program S1 Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi
yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar, apa adanya dan apabila
dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang
ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, 12 Desember 2011 Peneliti,
Desi Khasma Harena Putri NIM 090522011
(3)
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan kuasa-Nya, saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan
baik. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Struktur Modal Sebagai Variabel
Pemoderasi Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia”, disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
Selama proses penyusunan skripsi ini, saya telah memperoleh bimbingan,
dorongan, semangat, nasehat, dan bantuan baik secara moril maupun materil dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. selaku Ketua Program Studi S1
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak. selaku Sekretaris Program Studi S1
(4)
4. Bapak Drs Idhar Yahya , M.BA, Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga sehingga saya dapat menyelesaikan
skripsi ini.
5. Bapak Drs. Syahrul Rambe, M.M, Ak. selaku Dosen Penguji I dan Bapak
Iskandar Muda , SE, M.Si, Ak. selaku Dosen Penguji II dan Ibu Prof. Erlina
atas segala masukan dan saran yang telah diberikan.
6. Orang tua saya, (Alm) O.K Maharuddin dan Nur Elmah, Umi Mardiana S,BA
dan Abi Drs M. Chasar yang senantiasa melimpahkan cinta dan kasih
sayangnya serta selalu mendoakan dan mendukung saya dalam penyelesaian
skripsi ini.
Akhir kata, saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Saya berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak. Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan berkat dan karunia-Nya.
Medan, 12 Desember 2011 Peneliti,
Desi Khasma Harena Putri NIM 090522011
(5)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Corporate Social
Responsibility Disclosure terhadap Nilai Perusahaan dengan kebijakan struktur
modal sebagai variabel pemoderasi pada perusahaan pertambangn yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian asosiatif kausal.Penelitian ini merupakan penelitian sensus sehingga keseluruhan populasi dalam penelitian ini dijadikan sampel yakni berjumlah 22 perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2010. Penelitian ini digunakan dalam pemilihan sampel. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari website BEI yaitudan dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi. Variabel dependen yang digunakan adalah nilai perusahaan , dan variabel independen yang digunakan adalah CSR sedangkan variabel pemoderasinya adalah kebijakan struktur modal . Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dan uji selisih nilai mutlak untuk analisis statistik dan model regresi telah diuji terlebih dahulu dalam uji asumsi klasik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, variabel independen yang diteliti yaitu CSR berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan . Pengujian selisih nilai mutlak menunjukkan bahwa kebijakan struktur modal merupakan variabel pemoderasi.
Kata kunci : Corporate Social Responsibility, Nilai Perusahaan, Kebijakan Struktur Modal, Perusahaan Pertambangan.
(6)
ABSTRACT
This research aims to analyze the influence Corporate Social Responsibility Disclosure toward the company value with the capital structure policy as moderating variable of mining companies listed in Indonesia Stock Exchange.
The design used in this research is causal associative. This research is research census so all population of this research take as sample that are 22 mining companies listed in Indonesia Stock Exchange during the period of 2009-2010 .Data used in this research is secondary data obtained from
and Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Data collection method used is
the documentation study. The dependent variable is the company value, and the independent variable is CSR, while moderating variable is capital structure policy. This research uses multilinear regression analysis test and value of absolute difference test to statistical analysis and the regression models have firstly been tested in the classical assumption test.
The partially test indicated that, independent variable CSR significantly influence the company value. The value of absolute difference test indicated that,capital structure policy as a moderating variable.
Key word : Corporate Social Responsibility, Company Value, Capital Structure Policy , Minning Companies.
(7)
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Manfaat Penelitian ... 8
1.5 Batasan Penelitian ... 7
(8)
2.1 Tinjauan Teoritis ... 9
2.1.1 Pengertian CSR………. ... 9
2.1.1.1Komponen Utama CSR ... 10
2.1.1.2Kategori CSR……... 13
2.1.1.3Manfaat CSR………... 14
2.1.1.4Faktor Yang Mempengaruhi CSR……… 16
2.1.1.5Tahap-Tahap Pelaksanaan CSR ... 17
2.1.2 Nilai Perusahaan……… ... 18
2.1.3 Kebijakan Struktur Modal ……….. 20
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu……… 22
2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian……… 24
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 26
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 26
3.3 Jenis dan Sumber Data ... 28
3.4 Metode Pengumpulan Data ... 28
3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 28
3.6 Metode Analisis Data ... 29
3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 30
(9)
3.6.3 Koefisien Determinasi ( ) ... 35
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Data Penelitian ... 36
4.2 Statistik Deskriptif ... 38
4.3 Pengujian Asumsi klasik ... 39
4.3.1 Uji Normalitas ... 39
4.3.2 Uji Multikolinearitas ... 44
4.3.3 Uji Heterokedastisitas ... 46
4.3.4 Uji Autokorelasi ... 47
4.4 Pengujian Hipotesis ... 49
4.4.1 Koefisien Determinasi ( ) ... 49
4.4.2 Analisis Regresi ... 50
4.4.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 50
4.4.4 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 53
4.4.5 Uji Nilai Selisih Mutlak………. 54
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 60
5.2 Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 62
(10)
DAFTAR TABEL
Nama Halaman
Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu ... 23
Tabel 3.1 Daftar Sampel Penelitian ... 27
Tabel 3.2 Operasional dan Pengukuran Variabel ... 29
Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan Pertambangan ... ... 36
Tabel 4.2 Data Variabel Penelitian ... 37
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif ... 38
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas ... 40
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Akar Kuadrat... 42
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas ... 45
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi ... 48
Tabel 4.8 Koefisien Determinasi ( ) ... 50
Tabel 4.9 Analisis Regresi ... 51
Tabel 4.10 Hasil Uji t ... 52
Tabel 4.11 Hasil Uji F ... 53
Tabel 4.12 Koefisien Determinasi ( ) Selisih Nilai Mutlak ... 54
Tabel 4.13 Hasil Uji t Selisih Nilai Mutlak ... 55
(11)
DAFTAR GAMBAR
Nama Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 24
Gambar 4.1 Histogram ... 43
Gambar 4.2 Grafik Normal Plot ... 44
(12)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Corporate Social
Responsibility Disclosure terhadap Nilai Perusahaan dengan kebijakan struktur
modal sebagai variabel pemoderasi pada perusahaan pertambangn yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian asosiatif kausal.Penelitian ini merupakan penelitian sensus sehingga keseluruhan populasi dalam penelitian ini dijadikan sampel yakni berjumlah 22 perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2010. Penelitian ini digunakan dalam pemilihan sampel. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari website BEI yaitudan dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi. Variabel dependen yang digunakan adalah nilai perusahaan , dan variabel independen yang digunakan adalah CSR sedangkan variabel pemoderasinya adalah kebijakan struktur modal . Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dan uji selisih nilai mutlak untuk analisis statistik dan model regresi telah diuji terlebih dahulu dalam uji asumsi klasik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, variabel independen yang diteliti yaitu CSR berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan . Pengujian selisih nilai mutlak menunjukkan bahwa kebijakan struktur modal merupakan variabel pemoderasi.
Kata kunci : Corporate Social Responsibility, Nilai Perusahaan, Kebijakan Struktur Modal, Perusahaan Pertambangan.
(13)
ABSTRACT
This research aims to analyze the influence Corporate Social Responsibility Disclosure toward the company value with the capital structure policy as moderating variable of mining companies listed in Indonesia Stock Exchange.
The design used in this research is causal associative. This research is research census so all population of this research take as sample that are 22 mining companies listed in Indonesia Stock Exchange during the period of 2009-2010 .Data used in this research is secondary data obtained from
and Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Data collection method used is
the documentation study. The dependent variable is the company value, and the independent variable is CSR, while moderating variable is capital structure policy. This research uses multilinear regression analysis test and value of absolute difference test to statistical analysis and the regression models have firstly been tested in the classical assumption test.
The partially test indicated that, independent variable CSR significantly influence the company value. The value of absolute difference test indicated that,capital structure policy as a moderating variable.
Key word : Corporate Social Responsibility, Company Value, Capital Structure Policy , Minning Companies.
(14)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Revolusi industri telah membawa kehidupan umat manusia lebih maju. Era
demi era bergeser seiring kemajuan zaman. Pada awalnya revolusi industri
membawa dampak baik kehidupan manusia. Kesejahteraan yang meningkat dan
kemudahan terhadap akses kebutuhan jauh lebih baik. Namun, tampaknya ada
yang terlupa, bahwa kebutuhan dalam jangka pendek akan sangat cepat
terpenuhi. Sementara bumi yang menjadi tempat hidup menjadi korban secara
terus menerus. Karena yang terjadi adalah eksploitasi besar-besaran tanpa
memikirkan apa yang yang akan terjadi nanti. Meraup maksimalisasi laba
dengan mengenyampingkan kepentingan lingkungan sama artinya dengan
berpandangan jangka pendek merupakan bencana jangka panjang. Kegiatan
perusahaan yang menitikberatkan pada keuntungan ternyata sekarang telah
bergeser. Proposisi teori klasik sebagaimana dirumuskan oleh Adam Smith
tugas korporasi diletakkan semata-mata mencari keuntungan., “the only duty of
the corporation is to make profit”. Perusahaan yang ingin baik pencitraannya
dimata publik haruslah memikirkan dampak lebih yang dapat mereka bagi
terhadap lingkungan dan manusia di sekitar mereka. Menurut Friedman dalam
Djalil (2003) “the Social Responsibilities of Businnes is to increase its profit”. Kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengakomodir kebaikannya
(15)
terhadap lingkungan sosial dikenal sebagai Corporate Social Responsibility yang selanjutnya disebut sebagai CSR.
Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan. Nilai
perusahaan akan meningkat secara berkelanjutan apabila dalam menjalankan
operasinya perusahaan memperhatikan dimensi ekonomi, dimensi sosial dan
dimensi lingkungan hidup. Dimensi ekonomi dapat diproksikan melalui
profitabilitas perusahaan, sementara dimensi sosial dan dimensi lingkungan hidup
tergambarkan melalui CSR. Menurut Bowman&Haire (1976) dan Preston (1978)
dalam Hackston&Milne (1996) dalam Anggraini (2006) semakin tinggi tingkat
profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi sosial
yang dilakukan perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, Corporate Social
Responsibilityakan meningkatkan nilai perusahaan pada saat profitabilitas
perusahaan meningkat.
Perusahaan yang didirikan harus memiliki dampak yang positif bagi
lingkungan tempatnya beroperasi, apakah itu terhadap manusia maupun alam.
Sebagaimana diungkapkan oleh Kholis dan Maksum (2003) yaitu pergeseran
terhadap filosofis teori keagenan yang menyatakan tanggung jawab perusahaan
yang hanya berorientasi terhadap pengelola (agen) dan pemilik (Principle)
mengalami perubahan kepada pandangan manajemen modern yang didasarkan
pada teori stakeholder, yaitu terdapat perluasan tanggung jawab perusahaan dengan dasar pemikiran bahwa pencapaian tujuan perusahaan sangat berhubungan
(16)
melayani para pelanggan dan stakeholder lainnya dan hasilnya pastilah
mendatangkan uang. Mengejar sesuatu yang sangat bermutu akan
memungkinkannya untuk menciptakan lebih banyak kekayaan (Irani,2003).
Kegiatan CSR sendiri di Indonesia didasari oleh Undang-Undang No.40
tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 74 yang intinya menyatakan bahwa
perusahaan yang melaksanakan kegiatan di bidang atau berkaitan dengan sumber
daya alam wajib melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Hal ini
menunjukkan keberpihakan pemerintah terhadap masyarakat luas. Dengan adanya
Undang-Undang tersebut diharapkan CSR bukan hanya menjadi kesukarelaan
perusahaan, tetapi menjadi kewajiban setiap perusahaan.
Selanjutnya hal ini yang mengatur CSR juga terakomodasi dalam Standar
Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, yaitu
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan no. 1 paragraph ke-9 :
”Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added
statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan
hidup memegang peranan penting bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting”
BAPEPAM ( Badan Pengawas Pasar Modal ) juga memiliki regulasi yang
sejalan dengan UU No. 40 Tahun 2007. Perusahaan – perusahaan yang
memperdagangkan sahamnya dipasar modal diwajibkan utnutk melaporkan
kegiatan CSR pada laporan tahunan. Sebagaimana yang dikutip dari Referensi
(17)
biaya yangdikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan
terutama mengenai komitmen perushaan terhadap perlindungan konsumen,
community development program yang telah dilakukan dan aktivitas lingkungan.
Salah satu jenis perusahaan yang dimaksud dalam Undang-Undang ini
adalah perusahaan pertambangan. Perusahaan pertambangan mengeksploitasi
sumber daya alam, yang sangat mungkin melakukan kerusakan terhadap
lingkungan apabila menangani kegiatan operasionalnya hanya mementingkan
keuntungan. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa kegiatan pertambangan
di Indonesia mengalami sejarah buruk. Kasus tercemarnya sungai di Teluk Buyat
dan kasus Lumpur Lapindo di Sidoarjo adalah contoh bagaimana perusahaan
pertambangan yang merugikan lingkungan sekitar. Perusahaan yang beroperasi
PT Newmont dan PT Lapindo Brantas melakukan eksploitasi mengharapkan
keuntungan dalam jangka pendek dan menjadi bencana dalam jangka panjang.
Gambaran yang terjadi akibat perusahaan-perusahaan tersebut mengabaikan
konsep CSR.
CSR diharapkan akan mampu menaikkan nilai perusahaan. Karena
kegiatan CSR merupakan keberpihakan perusahaan terhadap masyarakat.
Sehingga masyarakat akan mampu memilih produk yang baik yang di nilai tidak
hanya barangnya saja, tetapi juga melalui tata kelola perusahaannya. Kegiatan
CSR sendiri merupakan bagian dari tata kelola perusahaan yang baik. Pada saat
masyarakat yang menjadi pelanggan memiliki penilaian yang positif terhadap
(18)
hal ini akan mampu menaikkan citra perusahaan yang direfleksikan melalui harga
saham yang akan meningkat.
Hasil penelitian terdahulu Sitorus (2008) dan hasil penelitian Mawarni
(2010) menyatakan bahwa tidak ada pengaruh CSR terhadap profitabilitas.
Sementara itu penelitian yang dilakukan Kusumadilaga (2010) menyatakan bahwa
terdapat hubungan positif antara pengungkapan CSR dengan nilai perusahaan.
Nilai perusahaan dengan profitabilitas perusahaan merupakan rasio yang
menggambarkan performa manajemen. Apabila performa manajemen baik maka
ini akan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dan profitabilitas
perusahaan.
Dari hasil penelitian terdahulu yang inkonsisten, maka pada penelitian ini
perlu dimoderasi. Menurut Erlina (2007:34) variabel moderating adalah variabel
yang mempunyai dampak kontijensi yang kuat pada hubungan variabel
independen dan variabel dependen. Variabel moderating diidentifikasi karena
terdapat perbedaan hasil dari penelitian yang satu dengan penelitian yang lainnya.
Terjadi ketidakkonsistenan hasil dari penelitian terdahulu, kemungkinan ada
variabel lain yang memoderasi hubungan tersebut. Selanjutnya, pemilihan Debt
Equity Ratio selanjutnya disebut DER sebagai variabel pemoderasi pada
penelitian ini adalah secara teoritis akan semakin memperkuat hubungan antara
pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan. Karena DER memiliki hubungan
yang positif terhadap nilai perusahaan. Apabila DER naik maka nilai perusahaan
(19)
Pada penelitian Yuniasih dan Wirakusuma (2007) menggunakan sampel
penelitian sebanyak 27 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2006. Yuniasih dan Wirakusuma
menggunakan ROA sebagai proksi dari variabel kinerja keuangan,78 item
pengungkapan CSR sebagai proksi dari variabel CSR, dan kepemilikan manajerial
sebagai proksi dari variabel GCG. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROA
berpengaruh positif pada nilai perusahaan, demikian juga dengan pengungkapan
CSR sebagai variabel pemoderasi terbukti berpengaruh positif secara statistis pada
hubungan antara ROA dan nilai perusahaan yang berarti bahwa selain melihat
kinerja keuangan, pasar juga memberikan respons terhadap pengungkapan CSR
yang dilakukan perusahaan. Namun kepemilikan manajerial tidak terbukti
berpengaruh terhadap hubungan antara ROA dan nilai perusahaan, hal ini
dimungkinkan karena struktur kepemilikan manajerial di Indonesia masih sangat
kecil dan didominasi oleh keluarga. Sementara itu penelitian Kusumadilaga
(2010) mengungkapkan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh terhadap
signifikan terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas sebagai variabel pemoderating
tidak dapat memperkuat hubungan pengungkapan CSR dan nilai perusahaan.
Penelitian ini mereplikasi penelitian yang dilakukan oleh Kusumadilaga (2010)
tapi yang akan diteliti dalam penelitian ini menggunakan jumlah alokasi dana
yang disediakan untuk program CSR sebagai proksi dari CSR dan Price Book
Value sebagai proksi dari nilai perusahaan. Sementara itu untuk variabel
(20)
Penelitian ini akan menganalisa perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia antara tahun 2009-2010.
Berdasarkan pemaparan tersebut, maka peneliti tertarik untuk penelitian
terhadap hubungan CSR dengan nilai perusahaan dengan judul “Pengaruh
Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Nilai Perusahaan dengan
Struktur Modal Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Pertambangan
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka,
penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
2. Apakah Kebijakan StrukturModal mampu memoderasi hubungan antara
Corporate Social Responsibility dengan nilai perusahaan?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruhCSR Disclosure dan KebijakanStruktur Modal terhadap nilai perusahaan pada perusahaan pertambangan yang
(21)
2. Untuk mengetahui kemampuan Kebijakan Struktur Modal memoderasi
hubungan antara CSR Disclosure dengan nilai perusahaan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI.
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat
antara lain:
1. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan pengetahuan di bidang
Corporate Social Responsibility, Kebijakan Struktur Modal, dan Nilai
Perusahaaan.
2. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
masukan informasi dan kelengkapan data yang bermanfaat dalam
pertumbuhan perusahaan.
3. Bagi akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
referensi untuk penelitian selanjutnya.
1.5 Batasan Penelitian
Penelitian ini dibatasi hanya menggunakan laporan perusahaan yang
diterbitkan sepanjang tahun 2009-2010. Penilaian CSR pada penelitian ini
menggunakan alokasi dana yang diberikan untuk membiayai program CSR .
Penggunaan proksi untuk nilai perusahaan adalah Price to Book Value. Kebijakan struktur modal diproksikan menggunakan Debt Equity Ratio.
(22)
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian CSR
Sampai sekarang belum ada pengertian tunggal mengenai CSR. Menurut
The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD), CSR adalah
keterpanggilan dunia bisnis untuk bertindak etis dan berkontribusi dalam dunia
pembangunan ekonomi berkelanjutan, bersamaan dengan peningkatan kualitas
hidup para karyawan beserta keluarganya, sekaligus juga peningkatan kualitas
komunitas setempat dan masyarakat luas. Sejalan dengan WBCSD, World Bank
mendefinisikan CSR yaitu ” the commitment of business to contribute to sustainable economic development working with employees and their representatives the local community and society at large to improve quality of life, in ways that are both good for businessand good for development.”
Menurut Uni Eropa dalam Anggraini (2007) “CSR is concept whereby companies integrate social and enviromental concerns in their business operations and in their interaction with their stakeholders on a voluntary basic.”
Di Indonesia CSR disepadankan dengan Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan (TSL). Sebagaimana tercantum didalam UU Perseroan Terbatas no
40 tahun 2007. Dalam UU tersebut TSL sebagai komitmen Perseroan untuk
(23)
kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat baik bagi perseroan sendiri,
komunitas setempat maupun masyarakat pada umumnya.
Dari penjelasan mengenai pengertian diatas, CSR merupakan tanggung
jawab perusahaan yang tidak memiliki nilai ekonomis secara langsung tetapi
memiliki pengaruh yang besar bagi going concern dan eksistensi perusahaan. Umpan balik yang didapat dari kegiatan CSR ini tidak langsung dapat dinikmati
begitu kegiatan ini dilaksanakan. Tetapi memiliki efek jangka panjang yang
sangat penting bagi keberadaan perusahaan, seperti misalnya dukungan dari
masyarakat tempat kegiatan usaha atau loyalitas pelanggan terhadap produk yang
ditawarkan.
2.1.1.1 Komponen Utama CSR
Menurut Wibisono (2007:134), CSR terdiri dari beberapa komponen
utama yaitu perlindungan lingkungan, perlindungan dan jaminan karyawan,
interaksi dan keterlibatan perusahaan dengan masyarakat, kepemimpinan dan
pemegang saham, penanganan produk dan pelanggan , pemasok (supplier), serta komunikasi dan laporan.
a. Perlindungan lingkungan
Perlindungan lingkungan dilakukan perusahaan sebagai wujud kontrol
sosial yang berfokus pada pembangunan berkelanjutan. Lingkungan tempat usaha
harus dijaga keadaannya jangan sampai terjadi kerusakan. Sehingga, eksistensi
(24)
sebagai residu dari proses produksi harus terlebih dahulu di netralisir sebelum
akhirnya dibuang.
b. Perlindungan dan jaminan karyawan
Tanpa karyawan perusahaan sudah dapat dipastikan tidak mampu
menjalankan kegiatannya. Kesejahteraan karyawan merupakan hal mutlak yang
menjadi tolak ukur bagi perusahaan dalam menghargai karyawannya. Pada saat
karyawan merasa bahwa dirinya bersinergi dengan perusahaan hal ini akan
berdampak positif bagi perusahaan. Perusahaan memberikan imbalan yang sesuai
maka karyawan akan memberikan kontribusi yang positif, dan bekerja keras demi
perusahaan yang telah berjasa baginya. Contohnya: pelatihan.
Interaksi dan keterlibatan perusahaan dengan masyarakat
Peran masyarakat dalam menentukan kebijakan perusahaan penting.
Sehingga perusahaan dengan masyarakat sekitarnya harus menjaga harmonisasi
agar bersinergi. Pada saat masyarakat lokal memboikot keberadaan perusahaan ini
merupakan masalah yang serius bagi keberlanjutan usaha. Contoh kegiatan yang
dapat mengakomodasi faktor ini adalah memperkerjakan native atau penduduk lokal.
Kepemimpinan dan pemegang saham
Pemegang saham merupakan pihak yang paling memiliki kepentingan
terhadap pencapaian keuntungan yang diperoleh perusahaan. Hal ini disebabkan
mereka telah berinvestasi dan mengharapkan hasil investasi yang paling maksimal
(25)
yang dilakukan perusahaan dapat melibatkan pemegang saham dalam hal-hal yang
bersifat non finansial.
Penanganan pelanggan dan produk
Pelanggan adalah raja merupakan pepatah yang benar adanya. Pada saat
pelanggan merasa puas dengan produk yang dihasilkan maka mereka akan repeat orde. Hal ini yang membuat bisnis dapat terus berrgulir dan keuntungan dapat dinikmati. Pada saat hal-hal yang mendetail mengenai pelanggan diabaikan
mereka akan melakukan brandswitching. Hal ini yang akan membuat perusahaan mengalami kerugian. Contoh :menanggapi keluhan pelanggan dengan
menyediakan customer service yang mudah diakses.
Pemasok (supplier)
Pemasok merupakan pihak yang menguasai jaringan distribusi.
Hubungan yang baik dengan pemasok menguntungkan perusahaan. Karena
pemasok telah mengetahui keinginan perusahaan dan memenuhinya. Contohnya:
komunikasi dengan pemasok.
Komunikasi dan laporan
Keterbukaan terhadap komunikasi dan pelaporan yang tercermin
melalui sistem informasi akan membantu dalam pengambilan keputusan.
Diperlukan keterbukaan informasi material dan relevan bagi stakeholder.
Contohnya: mencantumkan pengungkapan kontribusi sosial ke dalam laporan
(26)
Sedangkan menurut Bank Dunia dalam Anggraini tanggung jawab
sosial perusahaan terdiri dari beberapa komponen utama, yakni dari beberapa
komponen utama, yakni perlindungan lingkungan, jaminan kerja, hak asasi
manusia, interaksi dan keterlibatan perusahaan dengan masyarakat, standar usaha,
pasar pengembangan ekonomi dan badan usaha, perlindungan kesehatan,
kepemimpinan dan pendidikan serta bantuan bencana kemanusiaan.
2.1.1.2 Kategori CSR
Menurut Susanto (2003) apabila melihat praktek pelaksanaan CSR,
maka sekurang-kurangnya dapat dikelompokkan dalam tiga bagian yaitu:
a. Social Obligation
CSR dianggap sebagai salah satu bentuk kewajiban
sehinggapelaksanaannya hanya mengikuti persyaratan minimal yang ditetapkan
oleh peraturan pemerintah. Disini ada keterpaksaan bagi korporasi dalam
menjalankan program CSR.
b. Social Reaction
Pada tahap ini korporasi sudah menjalankan CSR dengan lebih maju karena
sudah mulai tumbuh kesadaran akan arti pentingnya CSR. Namun karena berbagai
alasan pelaksanaan CSR masih jauh dari yang diharapkan meskipun sudah diatas
sekedar memenuhi persyaratan minimal.Dalam konteks ini, perusahaan masih
(27)
c. Social Response
Didalam tahap ini korporasi dan masyarakat mampu secara bersama-sama
mencari peluang-peluang untuk memberikan kontribusi demi kepentingan
masyarakat.Dalam konteks ini, kegiatan CSR mengalami perubahan
paradigm.Kalau pada masa sebelumnya lebih pada pendekatan adhoc, charity,
serta externally driven maka sekarang lebih internally driven dengan menekankan pentingnya partnership.
2.1.1.3 Manfaat CSR
Menurut Anggraini (2003) manfaat CSR dapat diidentifikasi sebagai berikut:
a. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan. Perbuatan destruktif pasti akan menurunkan reputasi perusahaan. Begitupun
sebaliknya, kontribusi positif pasti juga akan mendongkrak reputasi dan image
positif perusahaan. Inilah yang menjadi modal non finansial utama bagi
perusahaan sementara bagi stakeholder nya menjadi nilai tambah bagi perusahaan untuk dapat tumbuh secara berkelanjutan.
b. Layak mendapatkan Social License to Operate
Masyarakat sekitar perusahaan merupakan komunitas utama perusahaan.
Ketika mereka mendapatkan benefit dari keberadaan perusahaan maka pasti dengan sendirinya mereka ikut merasa memiliki perusahaan sehingga imbalan
diberikan ke perusahaan paling tidak adalah keleluasaan perusahaan untuk
(28)
sosial yang akan menghasilkan harmonisasi dan persepsi positif dari masyarakat
terhadap eksistensi perusahaan.
c. Mereduksi resiko bisnis perusahaan
Mengelola resiko di tengah kompleksnya permasalahan perusahaan
merupakan hal yang esensial untuk suksesnya usaha. perusahaan harus menyadari
bahwa kegagalan untuk memenuhi ekspektasi stakeholders pasti akan menjadi bom waktu yang dapat memicu resiko yang tidak diharapkan misalnya disharmoni
dengan stakeholder hingga pembatalan atau penghentian operasi, yang ujungnya akan merusak dan menurunkan reputasi bahkan kinerja perusahaan.
d. Melebarkan akses sumber daya.
Pengelolaan yang baik CSR merupakan keunggulan bersaing bagi
perusahaan yang dapat membantu memuluskan jalan menuju sumber daya yang
diperlukan perusahaan.
e. Membentangkan akses menuju pasar
Investasi yang ditanamkan untuk program CSR ini dapat menjadi jalan bagi
perusahaan menuju peluang besar yang terbuka lebar. Termasuk di dalamnya akan
memupuk realitas konsumen dan menembus pangsa pasar baru.
f. Mengurangi biaya
Banyak keuntungan yang didapat dari melaksanakan program CSR
diantaranya pengurangan limbah industri melalui proses daur ulang kedalam
(29)
g. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders
Pelaksanaan CSR akan menambah frekuensi komunikasi dengan
stakeholders. Hubungan ini dapat membentuk kepercayaan terhadap perusahaan.
h. Memperbaiki hubungan dengan regulator
Perusahaan yang melakukan program CSR pada dasarnya membantu
meringankan beban pemerintah sebagai regulator. Sebab pemerintahlah yang
menjadi penanggung jawab utama untuk mensejahterakan masyarakat dan
melestarikan lingkungan. Tanpa bantuan dari perusahaan, umumnya terlalu berat
bagi pemerintah untuk menanggung beban tersebut.
i. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan
Kesejahteraan yang diberikan para pelaku CSR umumnya sudah jauh melebihi
standar normatif kewajiban yang dibebankan kepada perusahaan. oleh karenanya
wajar bila karyawan terpacu untuk meningkatkan kinerjanya.Disamping itu
reputasi perusahaan yang baik dimata stakeholders juga merupakan vitamin tersendiri bagi karyawan untuk meningkatkan motivasi dalam berkarya.
j. Peluang mendapatkan penghargaan
Banyak reward ditawarkan bagi penggiat CSR. Sehingga kesempatan untuk mendapatkan penghargaan mempunyai peluang yang cukup tinggi.
2.1.1.4 Faktor yang mempengaruhi CSR
a. Komitmen pimpinan perusahaan
(30)
c. Regulasi & sistem perpajakan yang diatur pemerintah.
Kalau semakin besar CSR yang diakui sebagai pengurang penghasilan
akan memiliki hubungan positif terhadap keberhasilan CSR, menurut Sofyan dan
Jalil Agen pemerintah yang tidak selamanya menjalankan kesejahteraan
masyarakat secara memuaskan melalui pajak sehingga untuk mengatasinya
pemerintah bisa melakukan intervensi dalam bentuk regulasi, subsidi, pajak
pigovian atau metode sejenisnya.
2.1.1.5 Tahap-tahap Pelaksanaan CSR
Menurut Susanto (2003) langkah pertama yang harus dilakukan adalah
community net analysis.Di sini dilakukan analisa secara komprehensif
perbedaan-perbedaan yang ada di masyarakat, seperti kategori kelompok eksekutif,
legislatif, pedagang, petani dan sebagainya. Berdasarkan stratifikasi yang
dilakukan itu selanjutnya kita berusaha menemukan kebutuhan dan keinginan
yang berbeda-beda kita tidak menyamaratakan begitu saja.Bahkan, kebutuhan dan
keinginan tokoh masyarakat, atau Pembina masyarakat dengan masyarakat yang
dibinanya juga berbeda. Pemahaman terhadap perbedaan ini sangat penting sebab
akan mendasari langkah berikutnya terutama dalam pengembangan dan upaya
melibatkan mereka dalam proyek pengembangan masyarakat.
Langkah selanjutnya adalah sosialisasi. Di dalam tahap ini target yang harus
dicapai adalah adanya rasa ownership antara masyarakat dan korporasi. Sebab itu, tahap ini bisa pula disebut ownership transfer.Disini kita mulai melakukan program-program pengembangan masyarakat di mana rasa memiliki sudah
(31)
berdayaguna.Apalagi apabila pemanfaatan atau utilitas proyek juga melibatkan
sasaran masyarakat. Ini semua akan meningkatkan perasaan kepemilikan.
Langkah selanjutnya tinggal melakukan kastemisasi (customization)
sesuai dengan sensitifitas dan kebutuhan masing-masing daerah.Kalau
langakah-langkah di atas sudah berhasil, perusahaan tinggal melakukan sosialisasi ulang
agar lebih meningkatkan rasa kebanggaan mereka; kebanggan terhadap
perusahaan , program, kelompok mereka serta dalam proyek pengembangan.
Setelah itu dapat dilakukan reevaluasi atau melakukan audit proyek
pengembangan. Hal itu harus dilakukan guna perbaikan proyek selanjutnya juga
membantu perusahaan dalam menyusun strategic planning berkaitan dengan masalah lingkungan hidup, pemanfaatan sumber daya alam, masyarakat sekitar
sehingga peningkatan servis yang hendak dilakukan.
2.1.2 Pengertian Nilai Perusahaan
Menurut Christiawan dan Tarigan (2007) dalam Rahayu (2010),terdapat
beberapa konsep nilai yangmenjelaskan nilai suatu perusahaan antara lain:
a. Nilai nominal yaitu nilai yang tercantum secara formal dalam
anggarandasarperseroan,disebutkan secara eksplisit dalam neraca
perusahaan,dan juga ditulis jelasdalam surat saham kolektif.
b. Nilai pasar,sering disebut kurs adalah harga yang terjadi dari proses tawar
-menawar di pasar saham.Nilai ini hanya bisa ditentukan jika saham
(32)
c. Nilai intrinsik merupakan nilai yang mengacu pada perkiraan nilai
riilsuatuperusahaan.Nilai perusahaan dalam konsep nilai intrinsik ini bukan
sekadar hargadari sekumpulan aset,melainkan nilai perusahaan sebagai entitas
bisnis yangmemiliki kemampuan menghasilkan keuntungan di kemudian hari.
d. Nilai buku,adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar konsep
akuntansi.
e. Nilai likuidasi itu adalah nilai jual seluruh aset perusahaan setelah dikurangi
semuakewajiban yang harus dipenuhi.Nilai sisa itu merupakan bagian para
pemegangsaham.Nilai likuidasi bisa dihitung berdasarkan neraca performa
yang disiapkanketika suatu perusahaan akan likuidasi.”
Dalam mengelola kekayaannya manajemen dapat tergambar melalui nilai
perusahaan.Baik atau buruknya kinerja keuangan perusahaan menggambarkan
tinggi atau rendahnya nilai perusahaan.Peningkatan nilai perusahaan sejalan
dengan naiknya harga saham di pasar. Menurut Erlina (2008:1) tujuan utama
sebuah perusahaan adalah untuk memaksimumkan kekayaan pemegang saham
yang diartikan melalui pemaksimuman harga saham dari perusahaan .
Nilai perusahaan pada penelitian diproksikan dengan price to book value.
Price to book value yang tinggi akan membuat pasar percaya atas prospek
perusahaan kedepan. Prospek perusahaan yang menjanjikan kebaikan dimasa
mendatang, akan membuat para investor yakin terhadap dana yang ditanamnya ke
perusahaan. Hal itu juga menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab nilai
perusahaan yang tinggi mengindikasikan kemakmuran pemegang saham juga
(33)
PBV =
2.1.3 Struktur Modal Perusahaan
Struktur modal didefinisikan sebagai komposisi dan proporsi utang jangka
panjang dan ekuitas yang ditetapkan perusahaan (Mardiyanto , 2009:258).
Sehingga ada perbandingan antara modal asing dan modal sendiri.Modal asing
yang dimaksudkan disini adalah hutang yang dimiliki perusahaan.Sedangkan
modal sendiri adalah laba yang ditahan untuk diinvestasikan kembali dan dapat
juga berupa penyertaan kepemilikan perusahaan.Struktur modal merupakan hal
yang penting untuk diperhatikan.Untuk mengukur komposisi struktur modal ada
beberapa teori yang mendasarinya.
Teori pendekatan tradisional berpendapat bahwa struktur modal mempunyai
pengaruh terhadap nilai perusahaan, dimana struktur modal dapat berubah-ubah
agar bisa diperoleh nilai perusahaan yang optimal.Ini salah satu teori yang
mendasari penelitian ini.
Selanjutnya, teori Trade Off menyatakan bahwa perusahaan tidak bisa menggunakan hutang sebanyak-banyaknya. Karena teori ini menyatakan bahwa
semakin tinggi hutang maka semakin tinggi kemungkinan bangkrut. Biaya
kebangkrutan ini bisa cukup signifikan, bisa dari biaya langsung yaitu biaya
administrasi yng dikeluarkan untuk membayar utang, dan bisa dari biaya tak
langsung yaitu biaya yang terjadi karena kebangkrutan ,sehingga menyebabkan
(34)
dibayar. Biaya lain dari peningkatan hutang adalah meningkatnya biaya keagenan
antara pemengang hutang dengan pemegang saham. Karena dengan
meningkatnya hutang maka biaya pengawasan terhadap manajemen akan semakin
meningkat.
Teori asimetri informasi mengatakan bahwa pihak-pihak yang berkaitan
dengan perusahaan tidak memiliki informasi yang sama mengenai prospek dan
resiko perusahaan.
Teori sinyal dikembangkan agar berhubungan dengan struktur modal yaitu,
bahwa struktur modal merupakan sinyal bagi pasar untuk direspon. Semakin
tinggi hutang dapat dianggap bahwa perusahaan memiliki keyakinan yang kuat
akan berkembangnya prospek perusahaan dimasa yang akan datang.
Pendekatan terhadap teori keagenan pada struktur modal selalu dikaitkan free
cash flow.Ada kecenderungan manajer ingin menahan sumber daya sehingga
mempunyai kontrol atas sumber daya tersebut.Sehingga hutang dianggap sebagai
jalan keluar untuk permasalahan ini. Karena manajemen terpaksa harus
menggunakan free cash flow untuk membayar bunga.
Sebagai proksi dari struktur modal pada penelitian ini menggunakan Debt
Equity Ratio.Debt to Equity Ratiomerupakan rasio yang digunakan untuk menilai
utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh
utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk
mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik
perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah
(35)
Rumus:DER =
Menurut Belkaoui dan Karpik (1989) keputusan untuk mengungkapkan
CSRakan mengikuti suatu pengeluaran untuk pengungkapan yang menurunkan
pendapatan. Perusahaan dengan hutang yang tinggi mengakibatkan pengawasan
yang tinggi dilakukan oleh debtholder terhadap aktivitas perusahaan.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
` Penelitian CSR dalam mempengaruhi Profitabilitas telah banyak
dilakukan. Peneliti yang menghubungkan secara langsung hubungan CSR
terhadap Profitabilitas maupun kinerja keuangan maupun nilai perusahaan,
menghasilkan hasil penelitian yang beragam. Keberagaman hasil ini, dipengaruhi
ada variabel lain yang memoderasi hubungan keduanya. Sehingga pada penelitian
ini menggunakan kebijakan dividen dalam memoderasi hubungan CSR terhadap
nilai perusahaan.
Penelitian Nurlela dan Islahudin (2008) prosentase kepemilikan manjerial
mampu memoderasi hubungan CSR dengan nilai perusahaan. Sementara itu
penelitian Kusumadilaga (2010) menyatakan bahwa profitabilitas tidak mampu
memoderasi hubungan CSR dengan nilai perusahaan. Berikut adalah ringkasan
(36)
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Judul Penelitian Peneliti Variabel Hasil Penelitian
1 Pengaruh Kinerja
Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan
Pengungkapan CSR dan GCG sebagai Variabel Pemoderasi Yuniasih dan Wirakusuma (2007) CSRI, ROA, Tobin’s Q , KM
Kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, CSR mampu memoderasi hubungan ROA dengan nilai perusahaan, GCG melalui Kepemilikan Manajerial tidak mampu memoderasi nilai perusahaan.
2 Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen Sebagai Variabel Moderating Nurlela dan Islahudin (2008) CSRI, Prosenta se Kepemili kan, Tobin’s Q CSR, prosentase kepemilikan manajerial serta interaksi antara CSR dengan presentase kepemilikan
manajemen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
3 Pengaruh Corporate
Social Responsibility
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan
profitabilitas sebagai Variabel Moderating Kusumadilaga (2010) CSRI, ROA, Tobin’s Q , KM
Pengungkapan CSR berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan,
profitabilitas sebagai variabel pemoderasi
tidak dapat mempengaruhi hubungan pengungkapan CSR dengan nilai perusahaan.
(37)
2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.3.1 Kerangka Konseptual
Menurut Erlina (2011:33) kerangka konseptual adalah suatu model yang
menerangkan bagaimana hubungan dengan faktor-faktor yang penting yang telah
diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan
menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel
bebas dengan variabel independen. Begitu juga variabel lain yang menyertainya,
maka peran variabel lain tersebut harus dijelaskan.
Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan teoritis maka dibangunlah
kerangka konseptual sebagai berikut :
H2
H1
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Kebijakan Struktur Modal (X2)
Nilai Perusahaan (Y)
CSR Disclosure
(38)
Dari kerangka konseptual diatas menjelaskan hubungan bahwa CSR
mempengaruhi nilai perusahaan. Sementara peranan kebijakan stuktur modal
dalam penelitian ini adalah sebagai variabel pemoderasi. Variabel pemoderasi
adalah variabel yang akan memperlemah atau memperkuat hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen. Dengan kata lain, kebijakan
struktur modal diharapkan mampu memoderasi hubungan CSR dengan nilai
perusahaan.
2.3.2 Hipotesis Penelitian
Menurut Erlina (2011:41), “ Hipotesis adalah proporsi yang merumuskan
dengan maksud untuk diuji secara empiris , yang menyatakan hubungan yang
diduga secara logis antara 2 variabel atau lebih. Hipotesis pada penelitian ini
adalah :
H1 : CSR berpengaruh terhadap Nilai perusahaan.
H₂: Kebijakan Struktur Modal mampu memoderasi hubungan CSR Terhadap Nilai Perusahaan
(39)
BAB III
Metode Penelitian
3.1 Desain Penelitian
Desain Penelitian yang digunakan dalam penelitan ini adalah metode
asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara dua variabel atau lebih.
Menurut Kuncoro (2003 : 9) Penelitian asiosiatif tidak menjelaskan ada
kurang lebih atau tidak adanya hubungan antara variable yang diteliti. Dalam
penelitian ini akan di uji coba hubungan rasio nilai perusahaan sebagai variable
dependen dan corporate social responsibility sebagai variable independen, sedangkan struktur modal sebagai variable yang memoderasi hubungan CSR
dengan nilai perusahaan.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa
orang, objek, transaksi, atau kejadian ini dimana kita tertarik untuk
mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro 2003 : 103). Populasi
dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI sejak
tahun 2009-2010.
Pada penelitian ini dilakukan penelitian sensus. Karena populasi yang
(40)
dijadikan sebagai sampel amatan. Sebagaimana pendapat Erlina (2010:81)
penelitian sensus atau penelitian populasi dapat dilakukan jika populasi relatif
kecil dan elemen dari populasi tersebut agak berbeda satu dengan lainnya (
bersifat heterogen). Berikut adalah daftar populasi yang juga dijadikan sampel.
Tabel 3.1 Daftar Sampel
NO Emiten Sampel
1 PT. Aneka Tambang (Persero), Tbk (ANTM) 1
2 PT. Adaro Energy, Tbk (ADRO) 2
3 PT. ATPK Resources, Tbk (ATPK) 3
4 PT Allbond Makmur Perkasa, Tbk (SQMI) 4
5 PT. Bumi Resources, Tbk (BUMI) 5
6 PT. Bayan Resources, Tbk (BYAN) 6
7 PT. Bekanat Petrouleum Energy , Tbk (BIPI) 7
8 PT. Exploitasi Energy Indonesia, Tbk (CNKO) 8
9 PT. Citatah Industri Marmer, Tbk (CTTH) 9
10 PT. Delta Dunia Makmur, Tbk (DOID) 10
11 PT. Energi Media Persada ,Tbk (ENRG) 11
12 PT. Garda Tujuh Buana, Tbk (GTBO) 12
13 PT. International Nickel Indonesia, Tbk (INCO) 13
14 PT. Medco International Energi, Tbk (MEDC) 14
15 PT. Perusahaan Gas Negara, Tbk (PGAS) 15
16 PT. Bukit Asam, Tbk (PTBA) 16
17 PT. Sugih Energy ,Tbk (SUGI) 17
18 PT. Timah Persero ,Tbk (TINS) 18
19 PT. Perdana Karya Perkarsa, Tbk (PKPK) 19
20 PT. Elnusa ,Tbk (ELSA) 20
21 PT. Indo Tambang Raya Megah ,Tbk (ITMG) 21
22 PT. Indika Energy, Tbk (INDY) 22
(41)
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif,
yaitu data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono,
2004 : 13).
Sifat data adalah data deret waktu (time series), yaitu data yang merupakan
hasil pengamatan dalam suatu rentang waktu tertentu. Sumber data yang diteliti
adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data/informasi yang telah diolah
dan diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan yang terdaftar di BEI
2009 dan 2010 melalui situs resmi milik BEI.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data eksternal, yaitu data
yang dilakukan dengan studi pustaka dan pengumpulan data sekunder yaitu
diperoleh dari media internet dengan cara mengunduh melalui internet dan dari
Indonesian Capital Market Directory.
3.5 Defenisi Operasional Dan Pengukuran Variabel
Menurut Jogiyanto (2004 :62) “Defenisi operasional adalah bagian dari riset
yang menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat
diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalisasikan
didalam riset”.
Variabel-variabel yang digunakan adalah :
(42)
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.6 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah
analisis statistic deskriptif, uji asumsi klasik, dan pengujian hipotesis. Peneliti
menggunakan program SPSS versi 18 for windows dalam menganalisis data.
3.6.1 Pengujian asumsi klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk memenuhi syarat agar persamaan yang
diperoleh dalam penelitian ini dapat diterima secara ekonometrik. Uji asumsi
Variabel Defenisi
Operasional
Pengukuran Skala
CSR (X₁)
DER (X₂) Nilai perusahaan (Y) Pengungkapan informasi dana CSR yang dilakukan oleh perusahaan. Perbandingan antara seluruh utang dengan ekuitas
Perbandingan antara harga saham dengan nilai buku saham
Jumlah dana yang dialokasikan oleh perusahaan
Total utang Ekuitas
Harga Saham Nilai Buku Saham
Rasio
Rasio
Rasio
(43)
klasik ini dilakukan melalui uji normalitas data, uji multikolinieritas, uji
heteroskedastisitasi.
a. Uji normalitas data
Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah data dalam bentuk
distribusi normal atau tidak. Apabila data normal maka digunakan uji parametik
agar data normal. Model regresi yang baik adalah model yang memiliki distribusi
data normal atau mendekati normal. Menurut Ghozali (2005:110). “cara untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, ada dua cara, yaitu
analisis grafik dan analisis statistik . Normalitas dapat dideteksi dengan melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dan grafik dengan melihat histogram
dan residualnya”. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas
residual adalah uji statistik yang dapt digunakan kolmogorov-Smirnov (K-S)
(Ghozali 2005:115).
Kriteria pengambilan keputusan adalah apabila nilai signifikansi atau
profitabilitas> 0,05 maka residual memiliki distribusi normal dan apabila nilai
signifikansi atau prfitabilitas < 0,05 maka residual tidak memiliki distribusi
normal. Jika data tidak normal, ada beberapa cara mengubah modal regresi
menjadi normal menurut Jogiyanto (2004:172) yaitu :
a.Melakukan transformasi data ke bentuk lain, yaitu logaritma natural, akar kuadrat, logaritma 10
b.Trimming, yaitu memangkas (membuang) observasi yang bersifat
outlier, yaitu nilainya lebih kecil dari µ - 2σ atau lebih besar dari
µ + 2σ,
c.Winzorising, yaitu mengubah nilai-nilai outlier menjadi nilai-nilai
(44)
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan unutk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi
yang baik seharusnya tidak ada korelasi antara varibel independen. Ada tidaknnya
multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat tolerance dan varience inflation
factor (VIF), serta dengan menganalisis matrik korelasi variabel
independen-indepanden. Nilai VIF > 10 atau nilai tolerance <0,10 maka terjadi
multikolinieritas, sedangkan apabila nilai VIF <10 atau nilai tolerance > 0,10
maka tidak terjadi multikolineritas. Multikolineritas diindikasikan oleh adanya
korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90) antara variabel independen.
c. Uji heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan
varians dan residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Apabila varians
dari residual suatu pengamatan kepengamatan lainnya tetap maka disebut
homoskedastisitas dan jika varians berbeda maka disebut heterokedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat grafik ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot
dengan dasar analisis :
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka
(45)
2) Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas atau
dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau
terjadi homoskedastisitas.
d. Uji autokorelasi
Menurut Ghozali (2005:95),”uji autokorelasi bertujuan menguji apakah
dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)”. Autokorelasi
muncul karena observasi yang beurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu
dengan yang lainnya, yang sering ditemukan pada data time series.
3.6.2 Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan bagaimana
pengaruh sub variabel dari variabel independen pertama dan variabel independen
kedua terhadap varibel dependen. Pengujian hipotesis ini diawali dengan
penetapan hipotesis nol (Ho) yang menunjukkan tidak adanya pengaruh yang
signifikan antara variabel independen dan variabel depanden, sedangkan hipotesis
alternatif (Ha) menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara kedua
variabel .
Menentukan hubungan yang berlaku antara informasi rasio profitabilitas
terhadap Coporate Social Responsibility pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI menggunakan analisis statistik yaitu :
a. Analisis regresi linier berganda
(46)
Keterangan :
Y : corporate social responsibility
α : konstanta
β1β2β3 : koefisiensi regresi
X1 : CSR
X2 : Struktur Modal
e : tingkat kesalahan pengganggu.
b. Uji t (uji secara parsial)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat besarnya masing-masing variabel
independen mempengaruhi variabel dependen menggunakan t-test. Uji parsial
untuk menguji setiap variabel bebas (X) apakah mempunyai pengaruh atau tidak
terhadap variabel terikat atau (Y). Unuk pengujiannya adalah :
Ho : bi = 0, artinya pengungkapan CSR tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan.
Ho : bi ≠ 0, artinya pengungkapan CSR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Dengan menggunakan tingkat signifikansi (alpha) 5 % dan derajat
kebebasan (df) > 20, kemudian dibandingkan t tabel dengan t hitung untuk
(47)
c. Uji F ( uji secara simultan)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen
secara bersama-sama terhadap variabel independen bentuk pengujiannya adalah:
Ho : b1= b2 = 0, artinya pengungkapan CSR dan kebijakan dividen
secara simultan tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan.
Ha : b1≠ b2≠0, artinya pengungkapan CSR dan kebijakan secara
simultan mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan.
Pengujian signifikansi dilakukan dengan mengamati f hitung pada nilai
signifikansi atau (alpha) 5%. Apabila f hitung > dari f tabel maka Ho di tolak.
\
d. Uji Nilai Selisih Mutlak
Penelitian ini menggunakan variabel pemoderasi dengan uji nilai selisih
mutlak. Variabel moderating adalah variabel independen yang akan memperlemah
hubungan atau memperkuat hubungan antara variabel independen lainnya
terhadap variabel dependen. ( Ghazali, 2006:149). Uji nilai selisih mutlak lebih
disukai karena ekspektasinya sebelumnya berhubungan dengan kombinasi antara
X1 dan X2 dan berpengaruh terhadap Y. Sehingga pada penelitian ini dapat di
formulasikan sebagai berikut:
(48)
e. Koefisien Determinasi ( )
Menurut Ghozali (2006:83), Koefisien determinasi ( ) digunakan untuk
menentukan besarnya variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi
variabel independennya, dengan kisaran nilai antara 0 dan 1. Nilai yang mendekati
satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi
(49)
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Data Penelitian
Objek penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dan setelah dilakukan pemilihan sampel maka diperoleh 22
perusahaan. Berikut tabel perusahaan berdasarkan tanggal listing perusahaan di Bursa Efek Indonesia.
Tabel 4.1Daftar Sampel Perusahaan
No Perusahaan
1 PT. Aneka Tambang (Persero), Tbk (ANTM) 2 PT. Adaro Energy, Tbk (ADRO)
3 PT. ATPK Resources, Tbk (ATPK) 4 PT AllbondMakmur Perkasa, Tbk (SQMI) 5 PT. Bumi Resources, Tbk (BUMI)
6 PT. Bayan Resources, Tbk (BYAN)
7 PT. BekanatPetrouleum Energy , Tbk (BIPI) 8 PT. Exploitasi Energy Indonesia, Tbk (CNKO) 9 PT. CitatahIndustriMarmer, Tbk (CTTH) 10 PT. Delta DuniaMakmur, Tbk (DOID) 11 PT. Energi Media Persada ,Tbk (ENRG) 12 PT. Garda TujuhBuana, Tbk (GTBO)
13 PT. International Nickel Indonesia, Tbk (INCO) 14 PT. Medco International Energi, Tbk (MEDC) 15 PT. Perusahaan Gas Negara, Tbk (PGAS) 16 PT. Bukit Asam, Tbk (PTBA)
17 PT. Sugih Energy ,Tbk (SUGI) 18 PT. TimahPersero ,Tbk (TINS)
19 PT. PerdanaKaryaPerkarsa, Tbk (PKPK) 20 PT. Elnusa ,Tbk (ELSA)
21 PT. Indo Tambang Raya Megah ,Tbk (ITMG) 22 PT. Indika Energy, Tbk (INDY)
Sumber : Diolah Peneliti (2011)
(50)
populasi secara keseluruhan berjumlah 22 perusahaan dan keseluruhan populasi
dijadikan sebagai sampel amatan penelitian.
Tabel 4.2
Data Variabel Penelitian Tahun 2009dan 2010
Emiten
2009 2010
CSR DER PBV CSR DER PBV
ANTM 756302.0 0.26 1.29 223769.0 0.21 2.58
ADRO 1152866.0 1.41 1.11 2248640.0 1.43 3.17
ATPK 0.0 0.21 1.06 11159.0 0.34 1.45
SQMI 1707.0 0.68 1.74 0.0 1.07 2.12
BUMI 1222351.0 3.19 1.38 1971027.0 3.95 3.4
BYAN 161113.0 2.38 1.57 111032.0 1.95 7.8
BIPI 0.0 0.0 0.0 0.0 0.03 0.0
CNKO 3011.0 0.18 0.33 1055.0 0.34 0.39
CTTH 6000.0 3.46 1.35 15000.0 2.04 1.34
DOID 206183.0 0.19 9.62 0.0 33.04 59.51
ENRG 0.0 2.39 0.33 0.0 4.87 1.6
GTBO 0.0 0.12 0.0 0.0 0.76 0.71
INCO 1987351.0 0.21 1.15 353591.0 0.29 2.1
MEDC 109802.0 1.68 0.77 97923.0 1.85 1.05
PGAS 3206152.0 2.47 8.6 3185675.0 1.35 8.06
PTBA 908109.0 0.51 3.98 1592353.0 0.4 6.97
SUGI 0.0 0.11 2.3 1441.0 0.01 2.34
TINS 322297.0 0.51 1.42 42825.0 0.42 2.93
PKPK 8326.0 1.55 1.01 14648.0 1.59 0.99
ELSA 27096.0 1.04 0.53 456597.0 1.2 1.36
ITMG 1218248.0 0.61 1.8 1622748.0 0.52 4.85
INDY 467160.0 0.67 1.09 364614.0 1.19 2.17
Sumber : Diolah Peneliti (2011)
4.2 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai
(51)
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif
Sumber : Diolah Peneliti (2011)
Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa variabel PBV, CSR, dan DER
minimumnol. Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah:
1. Variabel CSR memiliki nilai minimum 0.00 dan nilai maksimum 3210000
dengan nilai rata-rata sebesar 542730 dengan jumlah sampel sebanyak 44
sampel,
2. Variabel PBV memiliki nilai minimum 0,00 dan nilai maksimum 59,51 dengan
nilai rata-rata sebesar 3,6029 dengan jumlah sampel sebanyak 44 sampel,
3. Variabel ROE memiliki nilai minimum 0,00 dan nilai maksimum 33,04 dengan
nilai rata-rata sebesar 1,8791 dengan jumlah sampel sebanyak 44 sampel.
4.3 Pengujian Asumsi Klasik
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation Variance
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic
Csr
44 3.21E6 .00 3.21E6 5.4723E5 1.29969E
5 8.62120E5 7.433E11
Pbv 44 59.51 .00 59.51 3.6209 1.34844 8.94453 80.005
Der 44 33.04 .00 33.04 1.8791 .74457 4.93893 24.393
Valid N
(52)
Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan
program statistik. Menurut Ghozali (2006:123) asumsi klasik yang harus dipenuhi
adalah:
1. Berdistribusi normal,
2. Non-multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model regresi
tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati
sempurna,
3. Non-autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak
saling berkorelasi,
4. Homokedastisitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan ke pengamatan lain adalah konstan atau sama.
4.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui varians pengganggu atau
residual berdistribusi secara normal serta untuk menghindari adanya bias dalam
model regresi. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji
statistik non-parametrikKolmogorov-Smirnov(K-S), dengan membuat hipotesis: H0 : Data residual berdistribusi normal
Ha : Data residual tidak berdistribusi normal
Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 maka H0 diterima,
sedangkan jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka H0 ditolak.
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas
(53)
csr der Pbv
N 44 44 44
Normal Parametersa Mean 5.4723E5 1.8791 3.6209
Std. Deviation 8.62120E5 4.93893 8.94453
Most Extreme Differences Absolute .266 .352 .343
Positive .266 .339 .328
Negative -.263 -.352 -.343
Kolmogorov-Smirnov Z 1.762 2.334 2.274
Asymp. Sig. (2-tailed) .004 .000 .000
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Diolah Peneliti (2011)
Dari hasil pengolahan data tersebut, diperoleh bahwa data dalam penelitian
ini tidak terdistribusi secara normal, dimana variabel dalam penelitian CSR, DER
dan PBV memiliki nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0.05 (5%) yakni sebesar
CSR 0.04, DER sebesar 0,00 sedangkan PBV 0,00 sehingga tidak dapat dilakukan
pengujian lebih lanjut. Untuk itu, perlu dilakukan tindakan perbaikan (treatment) agar model regresi memenuhi asumsi normalitas. Beberapa cara untuk mengubah
model regresi menjadi normal, menurut Jogiyanto (2004:172) terdapat tiga cara
untuk menormalkan distribusi data, yaitu:
a. Melakukantransformasi data kebentuklain, yaitu logaritma natural, akar kuadrat, logaritma 10
b. Trimming, yaitu memangkas (membuang) observasi yang bersifat
outlier, yaitu nilainya lebih kecil dari µ - 2σ atau lebih besar dari
µ + 2σ,
c. Winzorising, yaitu mengubah nilai-nilai outlier menjadi
nilai-nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusinya menjadi normal.
(54)
Setelah melihat tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa perhitungan
Kolmogorov-Smirnovmenunjukkan data tidak terdistribusi secara normal. Untuk
itu, peneliti melakukan transformasi data ke model akar kuadrat (SQRT), hal
ini di karenakan histogramnya menunjukkan moderate positive skewnwss
sehingga tranformasi yang harus dilakukan menggunakan akar kuadrat (SQRT)
(Ghazali, 2006 : 33). Kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas.
Berikut ini hasil pengujian dengan Kolmogorov-Smirnov.
Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi AkarKuadrat One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
UnstandardizedResidual
N 44
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .79123196
MostExtremeDifferences Absolute .117
Positive .117
Negative -.053
Kolmogorov-Smirnov Z .775
(55)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
UnstandardizedResidual
N 44
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .79123196
MostExtremeDifferences Absolute .117
Positive .117
Negative -.053
Kolmogorov-Smirnov Z .775
Asymp. Sig. (2-tailed) .585
a. Test distributionis Normal.
Sumber : Diolah Peneliti (2011)
Dari tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi telah
terdistribusi secara normal. Hal ini ditunjukkan dari signifikansi 0,585 > 0,05.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan Ha ditolakdengan kata lain Ho diterima.
Dengan demikian secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai
observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji
asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelasnya berikut ini turut dilampirkan grafik
(56)
Gambar 4.1 Histogram
Sumber : Diolah Peneliti (2011)
Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena
grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak
menceng (skewness) kiri maupun menceng kanan atau normal.
Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot berikut ini:
(57)
Gambar 4.2 Grafik Normal Plot
Sumber : Diolah Peneliti (2011)
Pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal
serta penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat
disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.
4.3.2 Uji Multikolinearitas
Ghozali (2006:91) menyatakan “uji multikolinearitas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(58)
model regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari
nilai Variance Inflation Factor (VIF), apabila nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinearitas dan apabila VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.
Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constan
t) .223 .220 1.012 .317
sqcsr .001 .000 .232 2.256 .029 1.000 1.000
sqder .963 .138 .716 6.960 .000 1.000 1.000
a. Dependent Variable: sqpbv
Sumber : Diolah Peneliti (2011)
Dengan demikian, dari data tabel 4.7 disimpulkan dalam model regresitidak
terjadi multikolinearitas dengan dasar nilai VIF untuk setiap variabel independen
tidak ada yang melebihi 10 dan nilai tolerance tidak ada yang kurang dari 0.1, maka dapat dilakukan analisis lebih lanjut dengan menggunakan model regresi
berganda.
(59)
Ghozali (2006:105) menyatakan “uji heterokedastisitas bertujuan untuk
mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya”. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homokedastisitas, dan
jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah
homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.
Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya
gejalaheterokedastisitas adalah dengan melihat plot grafik yang dihasilkan dari
pengolahan data menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya
adalah:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang teratur, maka telah terjadi
heterokedastisitas,
b. Jika tidak ada pola tertentu, serta titik-titik yang menyebar tidak tertentu,
maka tidak terjadi heterokedastisitas atau terjadi homokedastisitas.
Berikut ini dilampirkan gambar scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heterokedastisitas atau terjadi homokedastisitas dengan mengamati
(60)
Gambar 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas
Sumber : Diolah Peneliti (2011)
Dari gambar scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehingga
model layak dipakai dalam penelitian ini.
4.3.4 Uji Autokorelasi
Pengujian Autokorelasi menurut Ghozali (2006:95) “bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi pengganggu antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode
(61)
tersusun baik seperti data crosssectional dan/atau timeseries. Autokorelasi menunjukkan adanya kesalahan pengganggu (residual) tidak bebas dari satu
pengamatan ke pengamatan lain. Jika terjadi autokorelasi dalam model regresi
berarti koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat, sehingga model
regresi yang baik adalah model yang bebas dari autokorelasi. Untuk mengetahui
adanya autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson, dengan kriteria menurut Triton P. B. (2006:158)dalam Kusumadilaga (2010) dengan cara melihat besaran
Durbin-Watson sebagai berikut:
a. Jika angka D-W>dU, maka tidak ada autokorelasi,
b. Jika angka D-W<dU, maka terjadi autokorealsi,
c. Jika dL<D-W<dU, maka tidak dapat dideteksi apakah terjadi autokorelasi
atau tidak.
Berikut ini hasil uji Durbin-Watson dengan menggunakan program SPSS:
Tabel 4.7
Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .753a .567 .545 .81030 2.092
a. Predictors: (Constant), sqder, sqcsr
b. Dependent Variable: sqpbv
Sumber : Diolah Peneliti (2011)
Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan nilai statistik Durbin-Watson
(D-W) sebesar 2.092. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan
(62)
1.600 dan nilai batas bawah (dL) 1.391. Oleh karena itu, nilai DW lebih besar dari
nilai dU (2.092> 1.600) maka disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.
4.4 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah variabel
independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear
berganda. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak,
digunakan uji t (t-test) dan uji F (F-test).
4.4.1 Koefisien Determinasi ( )
Koefisien determinasi pada intinya digunakan untuk mengukur kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel-variabel dependen amat terbatas. Menurut Ghozali (2006:83), nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Tabel 4.8
Koefisien Determinasi ( ) Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
(63)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .753a .567 .545 .81030
a. Predictors: (Constant), sqder, sqcsr
Sumber : Diolah Peneliti (2011)
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai R sebesar 0.753 yang berarti
korelasi atau hubungan antara variabel dependen (nilaibukuperusahaan) dengan
variabel independen (CSR danDER) cukup kuat karena R > 50% (0.5).Dari tabel
diatas dapat kita lihat bahwa R Square bernilai 0.567, angka ini mengindikasikan bahwa 56,7% variasi atau perubahan dalam nilaiperusahaan dapat dijelaskan oleh
SQCSR dan SQDER sedangkan sisanya 43,3 % dijelaskan oleh faktor-faktor lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4.4.2 Analisis Regresi
Hasil analisis regresi ditunjukkan pada tabel 4.12 berikut ini:
Tabel 4.9 Analisis Regresi
(64)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .223 .220 1.012 .317
Sqcsr .001 .000 .232 2.256 .029
Sqder .963 .138 .716 6.960 .000
a. Dependent Variable: sqpbv
Sumber : Diolah Peneliti (2011)
Berdasarkan hasil analisis regresi yang ditunjukkan pada tabel 4.10, maka
diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut:
Price Book Value = 0,223 + 0,01 CSR + 0,963 DER + e
Dari persamaan yang tersaji diatas dapat diketahui bahwa apabila nilai CSR
naik maka akan menaikkan nilai PBV. Begitu juga dengan nilai DER yang
memiliki hubungan yang positif mengakibatkan kenaikan nilai PBV apabila nilai
DER juga naik.
4.4.2.1Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh setiap variabel
independen terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikansi dari suatu variabel
independen < 0.05, maka variabel tersebut berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap variabel dependen. Sebaliknya, apabila nilai signifikansi dari suatu
variabel independen > 0.05, maka variabel tersebut tidak berpengaruh signifikan
secara parsial terhadap variabel dependen. Berikut ini merupakan hasil uji
(65)
Tabel 4.10 HasilUji t
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa variabel CSR yang signifikan secara parsial
mempengaruhi nilai PBV. Dilihat dari nilai probabilitas signifikansi CSR sebesar
0.029 yang lebih kecildari 0.05.DER juga signifikan dalam mempengaruhi PBV
yang ditunjukkan melalui nilai probabilita signifikansi DER 0.000 yang lebih
kecildari 0.05.Dari penjelasan diatas maka hipotesis pertama dari penelitian ini
diterima yaitu terdapat pengaruh CSR terhadap nilai perusahaan.Dengan kata lain
nilai positif dari uji t CSR menunjukkan bahwa semakin tinggi alokasi dana CSR
perusahaan, maka akan meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin melalui
PBV.
4.4.2.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang
diteliti mempunyai pengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap harga
saham. Jika nilai signifikansinya < 0.05 maka variabel independen secara simultan
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .223 .220 1.012 .317
Sqcsr .001 .000 .232 2.256 .029
Sqder .963 .138 .716 6.960 .000
(66)
nilai signifikansinya > 0.05 maka variabel independen secara simultan tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Berikut ini merupakan
hasil dari uji signifikansi simultan (uji F), yaitu:
Tabel 4.11 Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 35.189 2 17.595 26.797 .000a
Residual 26.920 41 .657
Total 62.109 43
a. Predictors: (Constant), sqder, sqcsr
b. Dependent Variable: sqpbv
Sumber : Diolah Peneliti (2011)
Tabel diatas menunjukkan nilai F hitung sebesar 26.797 dengantingkat
signifikansi 0.00, secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen (PBV). Hal ini juga ditunjukkan oleh nilai signifikansi dalam tabel yang
menunjukkan angka 0.00 < 0.05.
4.4.2.3 Uji Nilai Selisih Mutlak
Penelitian ini menggunakan variable pemoderasi dengan uji nilai selisih
mutlak. Variabel moderating adalah variabel independen yang akan memperlemah
hubungan atau memperkuat hubungan antara variable independen lainnya
terhadap variable dependen. ( Ghazali, 2006:149). Uji nilai selisih mutlak lebih
(67)
X1 dan X2 dan berpengaruh terhadap Y. Sehingga pada penelitian ini dapat di
formulasikan sebagai berikut:
PBV= a +b1 CSR + b2 DER + b3 |CSR-DER|
Uji Koefisien Determinasi
Tabel 4.12
Hasil Uji R2 Selisih Nilai Mutlak Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .807a .651 .624 .73666
a. Predictors: (Constant), absx1_x2, Zscore(sqcsr), Zscore(sqder)
Tampilan output SPSS menampilkan nilai Rsquare 65,1 % yang
berartivariabilitas PBV yang dapat dijelaskan oleh variabel Zcsr dan Zder dan
absx1_x2 sebesar 65,1 % dan sisanya 34,9% dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak disertakan pada model ini.
Uji Signifikansi Parameter Individual (t test)
Tabel 4.13
Hasil Uji t SelisihNilai Mutlak Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .926 .212 4.363 .000
Zscore(sqcsr) .142 .121 .118 1.174 .248
(68)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .926 .212 4.363 .000
Zscore(sqcsr) .142 .121 .118 1.174 .248
Zscore(sqder) .395 .187 .329 2.110 .041
absx1_x2 .583 .188 .497 3.100 .004
a. Dependent Variable: sqpbv
Tabel diatas dapat menunjukkan persamaan uji selisih nilai mutlak yaitu:
PBV= 0,962+0,142 CSR + 0,395 DER + 0,583|CSR-DER|
Hasil tampilan output SPSS jelas menunjukkan bahwa secara individu variabel
CSR memberikan nilai koefisien 0.142 dengan probabilitas signifikansi 0.248. Hal
ini mengindikasikan bahwa secara parsial variabel CSR tidak berpengaruh
terhadap PBV. Demikian pula dengan nilai DER 0,395 dengan signifikansi 0,41
mengartikan bahwa secara parsial nilai DER tidak berpengaruh terhadap PBV.
Karena nilai signifikansi kedua variabel tersebut lebih dari besar 0.05. Sedangkan
variabel moderating absx1_x2 ternyata signifikan dengan probabilitas signifikansi
0,004 yang jauh dibawah nilai 0.05. Temuan ini menunjukkan bahwa variabel
DER merupakan variabel moderating. Sehingga hipotesis kedua dari penelitian ini
yaitu kebijakan struktur modal mampu memoderasi hubungan CSR terhadap nilai
perusahaan diterima. Indikasi ini menunjukkan bahwa apabila CSR meningkat
akan mampu meningkatkan nilai perusahaan pada saat nilai DER perusahaan juga
(69)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian pada bab sebelumnya, kesimpulan yang
dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. CSR secara parsial memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kusumadilaga
(2010) yang menyatakan pengungkapan CSR berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan.
2. Kebijakan struktur modal mampu memoderasi hubungan CSR terhadap Nilai
perusahaan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya
Yuniasih dan Wirakusuma (2007) yang menggunakan kepemilikan manajerial
sebagai variabel pemoderasi untuk mengetahui hubungan kinerja keuangan
dengan nilai perusahaan. Dengan kata lain, kepemilikan manajerial tidak
mampu memoderasi hubungan kinerja keuangan dengan nilai perusahaan.
5.2 Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian ini
antara lain:
1. Perusahaan disarankan untuk lebih memperhatikan kegiatan CSR nya, dari
penelitian ini diketahui bahwa kegiatan CSR mempengaruhi nilai perusahaan.
(1)
Lampiran ii
Hasil Output SPSS
Statistik Deskriptif
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
csr der Pbv
N 44 44 44
Normal Parametersa Mean 5.4723E5 1.8791 3.6209
Std. Deviation 8.62120E5 4.93893 8.94453 Most Extreme Differences Absolute .266 .352 .343
Positive .266 .339 .328
Negative -.263 -.352 -.343
Kolmogorov-Smirnov Z 1.762 2.334 2.274
Asymp. Sig. (2-tailed) .004 .000 .000
a. Test distribution is Normal.
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation Variance Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic Csr
44 3.21E6 .00 3.21E6 5.4723E5 1.29969E
5 8.62120E5 7.433E11 Pbv 44 59.51 .00 59.51 3.6209 1.34844 8.94453 80.005 Der 44 33.04 .00 33.04 1.8791 .74457 4.93893 24.393 Valid N
(2)
Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Akar Kuadrat
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 44
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .79123196 Most Extreme Differences Absolute .117
Positive .117
Negative -.053
Kolmogorov-Smirnov Z .775
Asymp. Sig. (2-tailed) .585
a. Test distribution is Normal.
(3)
Grafik P – P Plot
Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolineritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constan
t) .223 .220 1.012 .317
sqcsr .001 .000 .232 2.256 .029 1.000 1.000
sqder .963 .138 .716 6.960 .000 1.000 1.000
a. Dependent Variable: sqpbv
(4)
Gambar Scatter Plot
Hasil Uji Asumsi Klasik Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .753a .567 .545 .81030 2.092
a. Predictors: (Constant), sqder, sqcsr b. Dependent Variable: sqpbv
Koefisien Determinasi (R²)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .753a .567 .545 .81030
(5)
Analisis Regresi Uji t
Coefficients
a Model Unstandardized Coefficients Standardized CoefficientsT Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .223 .220 1.012 .317
Sqcsr .001 .000 .232 2.256 .029
Sqder .963 .138 .716 6.960 .000
a. Dependent Variable: sqpbv
Analisis Regresi Uji f
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 35.189 2 17.595 26.797 .000a
Residual 26.920 41 .657
Total 62.109 43
a. Predictors: (Constant), sqder, sqcsr b. Dependent Variable: sqpbv
Hasil Uji Selisih Nilai Mutlak
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .926 .212 4.363 .000
Zscore(sqcsr) .142 .121 .118 1.174 .248
(6)
Hasil Uji Selisih Nilai Mutlak
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .926 .212 4.363 .000
Zscore(sqcsr) .142 .121 .118 1.174 .248
Zscore(sqder) .395 .187 .329 2.110 .041
absx1_x2 .583 .188 .497 3.100 .004