Bentuk-Bentuk Perilaku Menyimpang Berdasarkan jumlah pelakunya, perilaku me-

1. Bentuk-Bentuk Perilaku Menyimpang Berdasarkan jumlah pelakunya, perilaku me-

nyimpang dapat digolongkan menjadi penyimpangan individual (individual deviation) dan penyimpangan kolektif (group deviation). Menurutmu bagaimana pe- ngertian kedua penyimpangan itu? Tepat sekali ja- Sumber: www.spzl.cz wabanmu. Penyimpangan individual merupakan pe- Gambar 5.3 Mabuk-mabukan merupakan salah satu contoh individual nyimpangan yang dilakukan hanya oleh satu orang.

deviation.

Perilaku Menyimpang

Tidak ada orang lain yang ikut melakukan tindakan yang melanggar nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Penyimpangan individual disebabkan karena kelainan jiwa seseorang atau karena perilaku jahat. Penyimpangan individual sesuai dengan kadar penyimpangannya dapat dibagi menjadi beberapa hal sebagai berikut.

a. Pembandel, apabila tidak mau tunduk kepada nasihat orang untuk mengubah pendiriannya.

b. Pembangkang, apabila tidak mau tunduk kepada peringatan orang yang berwenang di lingkungannya.

c. Pelanggar, apabila melanggar norma-norma umum masyarakat yang berlaku.

d. Penjahat, apabila mengabaikan norma-norma umum yang berlaku di masyarakat sehingga menimbulkan kerugian harta benda atau jiwa pada pihak lain. Sedangkan penyimpangan kolektif ialah penyimpangan yang

dilakukan oleh sekelompok warga masyarakat secara bersama-sama. Terjadinya penyimpangan kelompok disebabkan karena mereka lebih patuh pada norma kelompoknya walaupun bertentangan dengan norma masyarakat yang berlaku. Setiap anggota kelompok berusaha mematuhi norma kelompok agar dia tidak disingkirkan dari kelompoknya.

Terdapat pula penyimpangan primer dan penyimpangan sekunder. Penyimpangan primer digunakan untuk menyebut perilaku aneh, tidak lazim, dan keluar dari aturan sosial yang dilakukan warga masyarakat untuk pertama kalinya. Tindakan tersebut dianggap wajar oleh pelakunya, tetapi dianggap menyimpang oleh sebagian besar anggota masyarakat yang lain. Ketika pelaku melakukan penyimpangan primer, lingkungan memberikan cap/label kepadanya. Sebagai reaksi terhadap cap yang dilekatkan, pelaku terus-menerus melakukan perbuatan menyimpang tersebut. Terjadilah penyimpangan sekunder. Proses tersebut dijelaskan oleh Edwin M. Lemert melalui teori labeling (Kamanto Sunarto, 2000).

Kartini Kartono (1983) menjelaskan urutan terjadinya penyimpangan sekunder sebagaimana berikut.

a. Dimulai dengan penyimpangan primer.

b. Muncul reaksi-reaksi sosial, hukuman, dan sanksi-sanksi.

c. Pengembangan dari penyimpangan-penyimpangan primer.

d. Reaksi sosial dan penolakan yang lebih hebat dari masyarakat.

e. Pengembangan deviasi lebih lanjut disertai pengorganisasian yang lebih rapi, timbul sikap permusuhan serta dendam penuh kebencian terhadap masyarakat yang menghukum mereka.

f. Kesabaran masyarakat sudah sampai pada batas akhir, dibarengi penghukuman, tindakan-tindakan keras, dan mengecam tindakan penyimpangan itu sebagai noda masyarakat atau sebagai stigma sosial.

g. Timbul reaksi kedongkolan dan kebencian di pihak penyimpang, disertai intensifikasi tingkah laku yang sosiopatik sehingga ber- kembang menjadi deviasi sekunder. Hilanglah kontrol-kontrol rasional dan dirinya menjadi budak dari nafsu-nafsu serta kebiasaan-ke- biasaan yang abnormal.

h. Masyarakat menerima tingkah laku abnormal itu dan melekatkannya sebagai status sosial terhadap si pelaku penyimpangan.

Sosiologi Kelas X

Begitulah proses berkembangnya penyimpangan primer menjadi penyimpangan sekunder. Nah, ternyata penggolongan perilaku menyimpang sangat banyak. Mungkin muncul pertanyaan dalam benakmu, apakah yang menjadi tolok ukurnya? Tentu saja nilai-nilai sosial yang berlaku di masyarakat. Kejahatan, korupsi, pembunuhan, tawuran, serta hubungan seks bebas merupakan wujud penyimpangan sosial negatif. Menurutmu, mengapa hal itu disebut penyimpangan sosial negatif? Ya, disebut penyimpangan negatif karena penyimpangan itu mengarah pada nilai-nilai sosial yang dipandang rendah dalam suatu budaya. Pendapatmu senada dengan definisi penyimpangan negatif yang diungkapkan Hendropuspito (1989). Orang atau kelompok yang berbuat menyimpang pada umumnya mem- punyai kedudukan rendah dalam masyarakat. Mereka tidak mendapat tempat yang terhormat. Mereka dijauhi dan dikucilkan dari pergaulan.

Bila penyimpangan itu selaras dengan nilai-nilai sosial yang diideal- kan oleh masyarakat, maka hal itu disebut penyimpangan sosial positif. Pelakunya terdiri atas orang-orang yang mempunyai cita-cita luhur. Memang pada mulanya lingkungan sosial meragukan kemampuan sang pelaku dalam mewujudkan impiannya. Tetapi bukan berarti cita-cita itu tidak disetujui masyarakat. Baru setelah upaya itu menampakkan hasil, lingkungan sekitar mengakui perjuangannya. Pujian dan gelar kehormatan lantas disematkan.

Gunaris, seorang mahasiswa jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, melihat perahu nelayan pada siang hari hanya ber- labuh di dermaga. Perahu-perahu itu terpanggang sinar matahari. Gunaris berpikir untuk meman- faatkan sinar matahari. Dia tambahkan alat yang bisa menyimpan energi matahari pada perahu nelayan. Ketika melaut di malam hari, nelayan tinggal memanfaatkan energi sinar matahari itu untuk menggerakkan mesin. Keberanian Gunaris berpikir dan bekerja mewujudkan idenya merupa- kan contoh perilaku menyimpang positif. Dari eksperimen lain yang dilakukannya, Gunaris bisa menciptakan mesin otomatis penjual kue dan Sumber: Insight Guides Indonesia, 1989 telepon umum yang bisa menerima uang kertas lima Gambar 5.4 Perahu yang berlabuh di der- ratusan.

maga mendorong Gunaris untuk menambahkan alat penyimpan energi matahari.

Perilaku Menyimpang