Lembaga Sosial

E. Lembaga Sosial

Pembentukan kelompok memang menggabungkan kemampuan setiap anggotanya dalam mencapai suatu tujuan. Namun interaksi antaranggota kelompok membutuhkan aturan yang mengikat semua anggota. Adanya serangkaian aturan dimaksudkan agar tercipta keteraturan sosial sehingga tujuan yang ingin diraih kelompok dapat tercapai.

Dalam kajian sosiologi, upaya menciptakan hubungan yang serasi antaranggota kelompok berkaitan dengan lembaga sosial. Apakah lembaga sosial itu?

72 Sosiologi Kelas X

1. Pengertian Lembaga Sosial Bagaimana sikap terbaik seorang kakak terhadap

adiknya? Seorang kakak yang baik diharapkan dapat bersikap mengayomi adiknya. Kakak juga mesti bersedia membantu adiknya saat menemui kesulitan. Dia tidak akan mengganggu keasyikan bermain si adik, apalagi menyakitinya.

Sikap tersebut tidak secara tiba-tiba lahir dari intuisi seorang kakak. Sikap itu dia pelajari dari masyarakat yang mengajarkan nilai kasih sayang kepada saudara. Nilai sosial inilah yang mendasari

lahirnya sikap baik seorang kakak. Dalam interaksi Sumber: Family Ties, 1987

Gambar 3.13 Yang tua menyayangi

antarindividu terdapat sejumlah cara yang harus

yang muda. Tata cara ini

dipatuhi. Bagaimana halnya dengan interaksi

disebut lembaga sosial.

antaranggota kelompok? Ternyata, terdapat serangkaian tata cara atau prosedur yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antarmanusia dalam suatu kelompok masyarakat. Inilah yang disebut lembaga sosial.

Suatu lembaga sosial bertujuan memenuhi kebutuhan pokok manusia. Ada beberapa fungsi lembaga sosial sebagai berikut.

a. Memberikan pedoman kepada anggota masyarakat tentang sikap dalam menghadapi masalah di masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan pokok.

b. Menjaga keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan.

c. Memberi pegangan kepada anggota masyarakat untuk meng- adakan pengawasan terhadap tingkah laku para anggotanya.

2. Pembentukan Lembaga Pranata sosial terdapat dalam setiap masyarakat,

baik masyarakat sederhana maupun masyarakat modern. Hal ini disebabkan setiap masyarakat menginginkan keteraturan hidup. Jika masyarakat tidak mempunyai lembaga, tentu hidup bersama akan kacau-balau karena setiap anggota masyarakat akan berbuat sesuai kehendak bebasnya.

Suatu norma tidak bisa secara langsung menjadi lembaga begitu saja. Proses perubahan sebuah aturan menjadi lembaga sosial memakan waktu lama. Menurut Leopold von Wiese dan Howard Becker seperti dikutip oleh Selo Soemardjan dan Soelaeman Sumber: Dokumentasi IP, 2004 Soemardi, (1964), semua kegiatan manusia tunduk Gambar 3.14 Tina belajar setiap pagi. kepada habitualisasi, yaitu proses yang menjadikan

Tindakan itu dilakukan Tina

suatu perilaku menjadi kebiasaan atau biasa untuk seseorang. setiap hari dan menjadi

kebiasaan.

Oleh karena itu, habitualisasi dapat diartikan dengan pembiasaan. Hal ini berarti bahwa tindakan yang dilaksanakan pada hari ini cenderung untuk diulang pada hari-hari selanjutnya. Jika suatu tindakan diulang terus-menerus, tindakan itu akan memiliki pola tertentu. Kalau sudah terjadi pembiasaan dan sudah terbentuk polanya,

Interaksi Sosial dan Dinamika Sosial Interaksi Sosial dan Dinamika Sosial

Dalam proses habitualisasi terdapat pola perilaku yang bernilai tinggi. Dalam contoh di atas terdapat nilai rajin. Bahwa orang yang rajin akan dapat mencapai suatu keberhasilan. Siswa yang rajin belajar tentu akan memiliki pengetahuan yang lebih baik dari siswa yang tidak rajin. Kesimpulan tersebut menjadi milik diri setiap anggota masyarakat. Sehingga setiap individu menerimanya sebagai kebiasaan dalam kehidupan bersama. Karena diyakini oleh banyak siswa, kebiasaan rajin belajar menjadi suatu norma yang harus dipenuhi kalau ingin menjadi siswa yang pandai. Proses ini disebut institusionalisasi (pelembagaan).

3. Syarat Terbentuknya Lembaga Sosial Koentjaraningrat (1985) mengatakan bahwa interaksi sosial dapat

menjadi lembaga jika memenuhi beberapa persyaratan. Yang dapat menjadi lembaga sosial berupa suatu tata kelakuan yang baku, yang bisa berupa norma-norma dan adat-istiadat yang hidup dalam ingatan maupun tertulis. Terdapat kelompok-kelompok manusia yang menjalankan aktivitas bersama dan saling berhubungan menurut sistem norma-norma tersebut. Aktivitas itu bertujuan memenuhi kebutuhan tertentu yang disadari dan dipahami oleh kelompok- kelompok yang bersangkutan. Untuk mencapai tujuan, orang-orang menggunakan perlengkapan dan peralatan tertentu. Semua tata kelakuan itu dibiasakan kepada kelompok-kelompok yang ber- sangkutan dalam suatu masyarakat selama kurun waktu yang lama.

Masyarakat Kasepuhan di Jawa Barat hidup sesuai dengan adat nenek moyang. Mereka hidup dalam beberapa kelompok kecil, bertani, dan mengumpulkan hasil hutan dari lereng sebelah selatan kawasan Gunung Halimun di daerah Banten, Bogor, dan Sukabumi.

Panen dimulai dengan upacara Mipit atau Nyalin yang dimulai dengan upacara selamatan di rumah tetua masyarakat. Pagi berikutnya, tetua masyarakat dan istrinya pergi ke Pupuhunan berdoa agar panen melimpah. Sebuah gubuk kecil (saung sanggar) didirikan untuk Nyi Pohaci Sanghyang Sri, dewi padi, dan di situlah sesajen ditaruh. Tetua masyarakat lalu memotong tangkai padi terbaik. Istrinya mengikuti memotong lima tangkai padi lagi, dan semuanya diikat menjadi satu, membentuk indung pare (induk padi).

74 Sosiologi Kelas X

Dalam rangkaian kegiatan itu, kalian dapat menemukan benda-benda yang diperlukan dan dipergunakan orang serta lambang atau simbol yang khas di sana. Orang-orang bertindak sesuai dengan aturan yang melingkupi tata cara panen padi. Jika dikaji lebih mendalam, kalian akan mengetahui bahwa semua aktivitas itu mempunyai tujuan.

Sekarang, coba lakukan penelitian sederhana untuk mengetahui lebih jauh tentang lembaga sosial lain yang hidup di masyarakat. Tentukan terlebih dahulu adat-istiadat yang akan kamu tanyakan, lalu buatlah daftar pertanyaan tentang tujuan, benda-benda

Sumber: Agama dan Upacara, 2002

yang dipakai, lambang atau simbol, dan tata tertib

Gambar 3.15 M e m i n d a h k a n

ikatan padi ke lum- pelaksanaannya. Wawancarailah tokoh masyarakat bung desa yang yang dianggap memahami topik penelitianmu bersama terletak di halaman dengan tiga orang anggota kelompokmu. belakang rumah.

Analisislah data penelitianmu. Susunlah hasil penelitianmu dalam bentuk tertulis yang terdiri atas pendahuluan, isi wawancara, kesimpulan, dan rekomendasi. Presentasikan hasilnya di depan kelas untuk ditanggapi oleh kelompok lainnya.