Analisis Regresi
D. Analisis Regresi
Analisis Regresi digunakan untuk mengukur pengaruh antara variabel prediktor (variabel bebas) terhadap variabel terikat. Sebelum dilakukan analisis regresi, dilakukan uji asumsi klasik sebagai berikut.
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Distribusi Data
Uji Normalitas data dilakukan sebelum data diolah berdasarkan model-model penelitian yang diajukan. Uji normalitas data bertujuan untuk mendeteksi distribusi data dalam suatu variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak untuk membuktikan model-model penelitian tersebut adalah data yang memiliki distribusi normal.
Uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov satu arah atau analisis grafis. Berikut ini adalah hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov pada variabel independen dan variabel dependen.
Tabel 4.10
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kepuasan Kerja
Budaya
Organisasi Pegawai N
Normal Parameters a,b Mean
5,66236 6,35373 Most Extreme Differences
Std. Deviation
-,091 -,113 Kolmogorov-Smirnov Z
Negative
,505 ,629 Asymp. Sig. (2-tailed)
,961 ,823 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Hasil analisis Kolomogorov-Smirnov dengan nilai Z untuk Y sebesar 0,629 dan untuk X sebesar 0,505. Asymp signifikan untuk variabel Y dan X, secara berturut-turut adalah 0,823 untuk Y dan 0,961 untuk X. Dari hasil tersebut nampak bahwa pada variabel Y dan X memiliki distribusi data yang normal.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi liner kesalahan pengganggu (e) mempunyai varians yang sama atau tidak dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi liner kesalahan pengganggu (e) mempunyai varians yang sama atau tidak dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk
α (5%) maka terdapat Heteroskedastisitas. Berdasarkan perhitungan SPSS diperoleh hasil seperti pada tabel berikut.
Tabel 4.11
Correlations
Kepuasan Kerja
Budaya
Organisasi Pegawai Spearman's rho Budaya Organisasi
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
31 31 Kepuasan Kerja Pegawai Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
Hasil pengujian korelasi Spearman pada tabel di atas menunjukkan bahwa korelasi antara variabel X dengan nilai residual adalah tidak signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai Sig = 0,273 >
0.05 sehingga dapat diasumsikan bahwa tidak terjadi heterokesdasitas dalam model regresi ini.
c. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
(sebelumnya). Untuk menguji Autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin Waston (DW), yaitu jika nilai DW terletak antara du dan (4 – dU) atau du ≤ DW ≤ (4 – dU), berarti bebas dari Autokorelasi. Jika nilai DW lebih kecil dari dL atau DW lebih besar dari (4 – dL) berarti terdapat Autokorelasi. Nilai dL dan dU dapat dilihat pada tabel Durbin Waston, yaitu nilai dL ; dU = α ; n ; (k – 1). Keterangan : n adalah jumlah sampel, k adalah jumlah variabel, dan α adalah taraf signifikan.
1) Perumusan hipotesis :
1 = ρ 2 =... = ρp = 0 Æ Non Autokorelasi (Faktor pengganggu periode tertentu tidak berkorelasi dengan faktor pengganggu pada periode lain).
a) Ho : ρ
1 = ρ 2 = ... = ρp ≠ 0 Æ Autokorelasi (Faktor pengganggu periode tertentu berkorelasi dengan faktor pengganggu pada
b) Ha : ρ
periode lain).
2) Kriteria pegujian :
a) Jika d-hitung < dL atau d-hitung > (4-dL), Ho ditolak, berarti ada autokorelasi.
b) Jika dU < d-hitung < (4 – dU), Ho diterima, berarti tidak terjadi autokorelasi.
c) Jika dL < d-hitung < dU atau (4-dU) < d-hitung < (4-dL), maka tidak dapat disimpulkan ada tidaknya autokorelasi.
Gambar 4.1 Daerah Penerimaan & Penolakan Ho, Uji Autokorelasi
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS 18.0 for Windows diperoleh output sebagai berikut.
Tabel 4.12
Model Summary b
Model
Std. Error of the R
Adjusted R
Estimate Durbin-Watson 1 a ,404
R Square
Square
6,32579 1,960 a. Predictors: (Constant), Budaya Organisasi b. Dependent Variable: Kepuasan Kerja Pegawai
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Durbin Watson (d) sebesar 1,960. Untuk N = 31 pada 2 variabel, Nilai dL pada tabel adalah 1.36298 dan nilai dU adalah 1.49574. Dengan Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Durbin Watson (d) sebesar 1,960. Untuk N = 31 pada 2 variabel, Nilai dL pada tabel adalah 1.36298 dan nilai dU adalah 1.49574. Dengan
- Nilai dL adalah 1.36298 - Nilai dU adalah 1.49574 - Nilai 4 – dU adalah 2,50426 - Nilai 4 – dL adalah 2,63802
Berdasarkan grafik yang dikemukakan di atas dapat diketahui bahwa nilai DW = 1,960 berada di antara nilai dU dan 4- dU atau 1,49574 < 1,960 < 2,50426 yang berarti nilai DW berada pada daerah penerimaan H O . Artinya, pada penelitian ini tidak terdapat autokorelasi.
2. Pembentukan Model Regresi Linier
Berdasarkan hipotesis yang diajukan, teknik analisis data dengan menggunakan Analisis Regresi Sederhana dengan model persamaan sebagai berikut.
Ŷ = a + bX + e
Keterangan: Y : Kepuasan Kerja Pegawai
X : Budaya Organisasi
a : konstanta
b : koefisien regresi atau slope garis regresi Y atas X b : koefisien regresi atau slope garis regresi Y atas X
Dengan menggunakan aplikasi PASW 18.0 for Windows diperoleh taksiran regresi sebagai berikut.
t Sig. 1 (Constant)
B Std. Error
Beta
,001 Budaya Organisasi
,204 2,125 ,270 a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja Pegawai
Berdasarkan tabel 4.13 di atas dapat dibuat model regresi sebagai berikut.
Ŷ = 29,191 + 0,229X + e
Persamaan regresi yang terbentuk dapat diartikan sebagai berikut.
(1) Konstanta sebesar 29,191 mengandung arti jika Budaya Organisasi (X) nilainya sama dengan 0, maka Kepuasan Kerja Pegawai (Y) nilainya sama dengan 29,191.
(2) Variabel Budaya Organisasi (X) memiliki koefisien regresi positif. Hal ini berarti jika skor Budaya Organisasi (X) naik sebesar satu satuan, maka Kepuasan Kerja Pegawai (Y) akan mengalami peningkatan sebesar nilai koefisien regresinya, yaitu sebesar 0,229 kali atau sebesar 22,90 %.
(3) Nilai e dapat diabaikan karena telah dilakukan uji asumsi klasik yang menyatakan bahwa seluruh data berdistribusi normal, tidak terdapat heteroskedastisitas, serta tidak terjadi autokorelasi. Dengan demikian, nilai e dinyatakan sama dengan 0.
3. Uji Hipotesis
Untuk membuktikan apakah model regresi yang telah diperoleh di atas dapat digunakan atau tidak, akan dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t.
Berdasarkan output pada tabel 4.11 dapat diketahui nilai t hitung untuk X adalah sebesar 2,125 sedangkan t tabel pada α (tingkat kekeliruan) 0,05 dan db = 31 – 2 = 29 untuk pengujian satu sisi adalah 1,697. Kriteria pengujian satu sisi adalah ’tolak Ho jika t hitung >t tabel ’.
Karena nilai t hitung (2,125) lebih besar daripada nilai t tabel (1,697) pada tingkat kekeliruan 5% dan db = 30, maka H O ditolak dan H A diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% terdapat pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai pada Terminal Penumpang Umum Kendal Gorowong Kabupaten Karang Tumaritis.
Besar pengaruh antar kedua variabel tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.14
Model Summary
Model
Std. Error
Change Statistics
Sig. F R
Adjusted
of the
R Square
R Square R Square