PERSEPSI GURU PROGRAM KEAHLIAN MEKANIK OTOMOTIF TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SMK SE KAB. REMBANG

(1)

PERSEPSI GURU PROGRAM KEAHLIAN MEKANIK OTOMOTIF TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

DI SMK SE KAB. REMBANG

Skripsi

Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh : Nama : Heriyanto NIM : 5201404008

Prodi : Pendidikan Teknik Mesin S1 Jurusan : Teknik Mesin

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2011


(2)

ABSTRAK

Heriyanto. 2011. “Persepsi Guru Program Keahlian Mekanik Otomotif terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMK se Kab. Rembang”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Sampai sejauh mana persepsi guru program keahlian mekanik otomotif terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). (2) Kendala apa yang dihadapi guru program mekanik otomotif dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru Program Keahlian Mekanik Otomotif SMK se-Kabupaten Rembang. Populasi ini berjumlah 50 orang. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah 30. Sampel ini diambil dengan pertimbangan bahwa dari 50 guru diambil 20 guru sebagai uji coba instrumen, sehingga 30 guru sisanya sebagai sampel.

Penelitin menggunakan metode survei. Metode pengumpulan data yang digunakan angket, dokumentasi. Analisis deskriptif persentase digunakan untuk mendiskripsikan Persepsi Guru Program Keahlian Mekanik Otomotif Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMK se Kab. Rembang.

Berdasarkan analisis diskriptif persentase Persepsi Guru Program Keahlian Mekanik Otomotif Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) termasuk dalam kategori baik dengan persentase 73.95%. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, kendala-kendala yang dihadapi guru program mekanik otomotif dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yaitu: (1) Penjabaran materi pelajaran dalam pengembangan kompetensi dan uji kelayakan membutuhkan biaya dan waktu yang cukup, tidak semua guru yang mengajar pernah mengikuti pelatihan atau seminar tentang KTSP sehingga pemahaman guru tentang KTSP belum terlalu mendalam. (2) Masih ada sebagian siswa yang masih mengharapkan pemberitahuan langsung atau transfer ilmu dari guru tanpa mau berusaha secara mandiri untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki. (3) Buku paket dan modul yang masih minim. (4) Masih ada sebagian siswa yang kurang memiliki kesadaran untuk mempergunakan waktu di luar. (5) Sebagian siswa cenderung hanya mengikuti pekerjaan temannya, siswa kurang mampu mengembangkan life skill dalam mengaplikasikan pengetahuan yang dimilikinya, serta jumlah siswa yang banyak dalam satu kelas sehingga guru memerlukan waktu dan tenaga yang cukup untuk melakukan penilaian kepada siswa satu persatu berdasarkan beberapa aspek penilaian.


(3)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Agustus 2011

Heriyanto

NIM. 5201404008


(4)

HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini telah diajukan oleh:

Nama : Heriyanto

NIM : 5201404008

Program Studi : Pendidikan Teknik Mesin

Judul : Persepsi Guru Program Keahlian Mekanik Otomotif terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Di SMK Se Kab. Rembang.

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Prndidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.

Ketua : Drs. Wirawan Sumbodo, MT ( )

NIP. 196601051990021002

Sekretaris : Wahyudi, S.Pd, M.Eng ( )

NIP. 198003192005011001 Dosen Penguji

Pembimbing 1 : Dr. M. Khumaedi ( )

NIP. 196209131991021001

Pembimbing 2 : Drs. Sunyoto, M.Si ( )

NIP. 19651151991021001

Penguji Utama : Drs. Boenasir,M.Pd ( )

NIP. 194903051976031001

Penguji Pendamping 1 : Dr. M. Khumaedi ( )

NIP. 196209131991021001

Penguji Pendamping 2 : Drs. Sunyoto, M.Si ( )

NIP. 19651151991021001 Ditetapkan di semarang

Tanggal 8 September 2011

Mengesahkan, Dekan Fakultas Teknik

Drs. Abdurrahman, M.Pd NIP. 196009031985031002


(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

• Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (Q.S. Al Insyiraah: 5-6 )

• Seluruh manusia akan binasa, kecuali orang yang berilmu. Orang yang berilmu akan binasa kecuali yang mengamalkan ilmunya. Dan orang yang mengamalkan ilmunya akan binasa kecuali yang ikhlas.” (Imam Al ghazali)

• Kebahagiaan kedua orang tuaku dan kebersamaan dengan keduanya adalah segala-galanya untukku

Persembahan

Skripsi ini ku persembahkan untuk :

• Bapak dan Ibu tercinta, terimakasih atas kasih sayang, dukungan, dan doanya yang tanpa lelah. • Adik - adikku dan semua keponakanku tercinta,

terimakasih atas do’a dan motivasinya. • Teman–teman, PTM angkatan 2004. • Almamater.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Peneliti berhasil dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Persepsi Guru Program Keahlian Mekanik Otomotif Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Di SMK Se Kab. Rembang”.

Skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikan Studi Strata 1 yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa selesai dan tersusunnya skripsi ini bukan merupakan satu hasil dari usaha segelintir orang, karena setiap keberhasilan manusia tidak akan pernah lepas dari bantuan orang lain. Oleh karena itu dengan segala kekurangan dan ketidakmampuan yang ada pada Peneliti, ijinkanlah Peneliti pada kesempatan ini menyampaikan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada :

1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si. Rektor Universitas Negeri Semarang. 2. Drs. Abdurrahman, M.Pd, Dekan Fakultas Teknik UNNES.

3. Drs. Wirawan Sumbodo, MT, Ketua Jurusan Teknik Mesin UNNES.

4. Dr. M. Khumaedi, Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada Peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

5. Drs. Sunyoto, M.Si, Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada Peneliti dalam penyusunan skripsi ini.


(7)

6. Drs. Boenasir,M.Pd Penguji skripsi yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada Peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

7. Teman-temanku PTM angkatan 2004 terima kasih atas bantuannya selama ini. Peneliti berharap bahwa penyusunan skripsi ini bermanfaat bagi Peneliti pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi sangat Peneliti harapkan.

Semarang, Agustus 2011

Peneliti


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

PERNYATAAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan ... 4

E. Manfaat ... 4

F. Penegasan Istilah ... 4

G. Sistematika Penulisan Skripsi ... 6

BAB II. LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ... 7


(9)

1. Persepsi ... 7

a. Tinjauan Tentang Persepsi ... 7

2. Kurikulum ... 10

a. Pengertian Kurikulum ... 10

b. Fungsi Kurikulum ... 11

3. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Kurikulum 2006) ... 13

a. Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ... 14

b. Tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau Kurikulum 2006 ... 14

c. Kebijaksanaan Pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau Kurikulum 2006 ... 15

d. Pedoman Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ... 16

4. Pemahaman Guru... 16

a. Memahami Landasan pendidikan ... 17

b. Memahami Wawasan Pendidikan ... 17

c. Menguasai Materi Pelajaran ... 18

d. Menguasai Pengelolaan Pembelajaran ... 19

e. Menguasai Evaluasi Pembelajaran ... 19

f. Memiliki Kepribadian, Wawasan Profesi dan Pengembangan ... 19

5. Acuan Operasional Penyusunan KTSP ... 20


(10)

a. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia. ... 20

b. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik. ... 20

c. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan. ... 20

d. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional... 20

e. Tuntutan dunia kerja. ... 21

f. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. ... 21

g. Agama. ... 21

h. Dinamika perkembangan global. ... 21

i. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. ... 21

j. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat. ... 22

k. Kesetaraan Jender. ... 22

l. Karakteristik satuan pendidikan... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 23

B. Populasi dan Sampel ... 24

1. Populasi Penelitian ... 24

2. Sampel Penelitian ... 24

C. Variabel Penelitian ... 25

D. Pengumpulan Data ... 25


(11)

1. Dokumentasi ... 25

2. Kuesioner atau Angket ... 26

E. Instrument Penelitian ... 26

1. Validitas ... 27

2. Reliabilitas ... 29

F. Metode Analisis Data ... 31

1. Melakukan tabulasi data. ... 31

2. Melakukan perhitungan frekuensi ... 31

3. Melakukan Analisis Diskriptif Prosentase ... 31

4. Melakukan analisis data penelitian ... 32

BAB IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 33

1. Analisis Deskriptif ... 33

B. Pembahasan ... 41

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ... 44

B. Saran... 44 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Kisi-kisi Angket ... 27

Tabel 2. Hasil Uji Coba Validitas Angket ... 28

Tabel 3. Hasil Uji Coba Reliabilitas Angket ... 30

Tabel 4. Kriteria Deskriptif Presentase ... 32

Tabel 5. Kriteria Deskripsi Persentase Variabel Persepsi Guru ... 33

Tabel 6. Rangkuman Analisis Deskriptif Prosentase Variabel Persepsi Guru ... 34

Tabel 7. Rangkuman Analisis Deskriptif Persentase Per Komponen Variabel Persepsi Guru ... 35

Tabel 8. Rangkuman Analisis Deskriptif Persentase Komponen Pemahaman Variabel Persepsi Guru ... 36

Tabel 9. Rangkuman Analisis Deskriptif Persentase Komponen Pengembangan Variabel Persepsi Guru ... 37

Tabel 10. Rangkuman Analisis Deskriptif Persentase Komponen Perancangan Variabel Persepsi Guru ... 39

Tabel 11. Rangkuman Analisis Deskriptif Persentase Komponen Evaluasi Variabel Persepsi Guru ... 40


(13)

DAFTAR GAMBAR

Hal Gambar 1. Grafik Variabel Persepsi Guru ... 35


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian

Lampiran 2. Tabel Perhitungan Validitas Angket Persepsi Guru Lampiran 3. Perhitungan Validitas Angket Persepsi Guru Lampiran 4. Perhitungan Reliabilitas Angket Persepsi Guru Lampiran 5. Tabel Hasil Penelitian Variabel Persepsi Guru

Lampiran 6. Tabel Analisis Diskriptif Prosentase Variabel Persepsi Guru Lampiran 7. Tabel Analisis Diskriptif Prosentase Variabel Persepsi Guru


(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dapat membantu siswa untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk hidup dan berkompetisi dalam ekonomi yang kompetitif. Secara umum terbukti bahwa semakin berpendidikan seseorang maka tingkat pendapatannya semakin baik. Hal ini dimungkinkan karena orang yang berpendidikan lebih produktif bila dibandingkan dengan yang tidak berpendidikan. Produktivitas yang dimiliki seseorang tersebut dimilikinya keterampilan teknis yang diperoleh dari pendidikan. Atas dasar itu salah satu tujuan yang harus dicapai oleh pendidikan adalah mengembangkan keterampilan hidup, inilah sebenarnya arah kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan di Indonesia akhir-akhir ini.

Sumber daya manusia yang berpendidikan akan menjadi modal utama pembangunan nasional, terutama untuk perkembangan ekonomi. Semakin banyak orang yang berpendidikan maka semakin mudah bagi suatu negara untuk membangun bangsanya. Hal ini dikarenakan telah dikuasainya keterampilan, ilmu pengetahuan dan teknologi oleh sumber daya manusianya sehingga pemerintah lebih mudah dalam menggerakkan pembangunan nasional.

Penyelenggaraan pendidikan nasional selama ini, telah mengalami banyak perubahan, terutama pada kurikulum. Perubahan tersebut diantaranya


(16)

diterbitkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai pengganti Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada tahun 2006. Kurikulum itu mengacu pada kemampuan setiap peserta didik supaya benar-benar dapat diuji setelah menuntaskan pendidikannya ditingkat tertentu.

KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah serta sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik. KTSP adalah ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakkan pada posisi yang paling dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah dan satuan pendidikan.

KTSP sangat menuntut kesiapan guru dan sekolah dalam menangani kurikulum tersebut. Dalam hal ini sebaik apapun sebuah kurikulum, jika tidak didukung oleh kesiapan guru dan sekolah maka semua itu akan sia-sia. Padahal sosialisasi KTSP belum merata keseluruh guru, sehingga banyak guru yang masih belum memahami dengan baik apa dan bagaimana cara mengimplementasikan KTSP, sehingga hasilnya masih sangat diragukan. Berkaitan dengan kenyataan tersebut seharusnya sebelum KTSP dilaksanakan, harus ditingkatkan dulu kesiapan guru dan sekolah dalam melaksanakan KTSP.

Berdasarkan informasi yang peneliti peroleh dari berbagai pihak, kenyataannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) telah dilaksanakan diberbagai satuan pendidikan (sekolah), seluruh SMK se kab. Rembang sampai saat ini sudah dilaksanakan secara keseluruhan. Akan tetapi


(17)

kenyataan yang terjadi di lapangan, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terlaksana hanya sebagai formalitas atas kurikulum yang diberlakukan. Hampir setiap guru belum tahu pasti akan kurikulum tersebut baik mengenai konsep dasar kurikulum, prinsip serta tujuannya.

Oleh karena itu peneliti merasa perlu meneliti guru program keahlian mekanik otomotif terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) di SMK se kab. Rembang. Alasan memilih judul ini dikarenakan kurangnya pemahaman guru tentang kurikulum tersebut. Pemahaman guru sangat berpengaruh pada jalanya proses belajar mengajar. Kesemuanya itu sangat menuntut kualifikasi guru untuk memungkinkan terciptanya interaksi berkualitas, proses pembelajaran yang baik dan keberhasilan peserta didik.

Untuk Memghindari kesalahan pemahaman dalam penelitian ini, maka penulis memberi batasan masalah yaitu mengenai persepsi guru program keahlian teknik mekanik otomotifterhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) di SMK se kab. Rembang. Subjek penelitian ini adalah guru program keahlian mekanik otomotifdi SMK se kab. Rembang.

B. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari kesalah pahaman dalam penelitian ini, maka penulis member batasan masalah yaitu tentang persepsi Guru Program Keahlian Otomotif terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMK se KAB. Rembang.


(18)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut:

Sampai sejauh mana persepsi guru program keahlian mekanik otomotif terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui :

Sejauh mana Persepsi guru program keahlian mekanik otomatif terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)) khususnya.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Memberikan masukan kepada guru pengajar dalam melaksanakan kurikulim tingkat satuan pendidikan yaitu mencakup penyusunan silabus, RPP serta penilaian kepada peserta didik.

2. Bagi intitusi penelitian ini dapat mengetahui sejuh mana pemahaman guru mengenai kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)

F. Penegasan Istilah

Untuk mempertegas makna yang terkandung dalam judul skripsi dengan jelas dan menghindari kesalahpahaman penafsiran terhadap judul penelitian PERSEPSI GURU PROGRAM KEAHLIAN MEKANIK OTOMOTIF TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SMK SE KAB. REMBANG


(19)

Maka penulis perlu memberikan penjelasan terhadap istilah yang digunakan dalam judul penelitian. Berikut akan dijelaskan batasan-batasan beberapa istilah yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Persepsi

Menurut Walgito (1992: 70) persepsi merupakan proses penafsiran, pengorganisasian, penginterprestasian terhadap stimulus yang diinderanya sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan respon yang menyatu dalam diri individu. Jadi dapat disimpulkan persepsi adalah proses penafsiran seorang mengenai beberapa hal dan memberi tanggapan suatu serapan.

2. Guru Program Keahlian Mekanik Otomotif

Guru SMK adalah orang dewasa yang pekerjaannya (mata pencahariannya) mengajar. Dalam hal ini seorang tersebut mengajar anak didik yang duduk pada tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dengan program keahlian mekanik otomotif.

3. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus (BSNP, 2006: 6)

4. SMKse kab. Rembang

SMK se-Kabupaten Rembang adalah seluruh SMK yang tempatnya di kabupaten Rembang. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan


(20)

program keahlian mekanik otomotif berjumlah 5 buah SMK terdiri dari 2 SMK Negeri (SMK Negeri 1 Rembang, SMK Negeri 1 Sedan) dan 3 SMK Swasta (SMK Muhammdadiyah Rembang, SMK NU Lasem dan SMK Al Mubarok Rembang).

G. Sistematika Skripsi

Skripsi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu bagian awal, isi, dan akhir skripsi. Pada bagian awal berisi judul, abstrak, pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran.

Bagian isi terdiri dari 5 bab. Bab I mengungkap alasan latar belakang masalah, permasalahan, penegasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi. Bab II berisi tentang kajian teori. Bab III tentang metode penelitian, bab ini berisi mengenai populasi penelitian, sampel penelitian, variable penelitian, instrument penelitian, ujicoba instrument, serta analisis data. Bab IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian mengungkap data deskriptif dan analisis data, sedangkan pembahasan mengungkap secara lebih mendalam gejala-gejala yang terjadi dari hasil penelitian. Bab V berisi simpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang berkaitan dengan hasil penelitian. Bagian akhir skripsi berisi tentang daftar pustaka dan lampiran-lampiran penelitian.


(21)

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI

1. Persepsi

a. Tinjauan Tentang Persepsi

Menurut Walgito (1992: 70) persepsi merupakan proses penafsiran, pengorganisasian, penginterprestasian terhadap stimulus yang diinderanya sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan respon yang menyatu dalam diri individu. Jadi dapat disimpulkan persepsi adalah proses penafsiran seorang mengenai beberapa hal dan memberi tanggapan suatu serapan. Berkaitan dengan faktor yang berperan dalam persepsi data dikemukakan adanya beberapa faktor antara lain:

1. Objek yang dipersepsi

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam individu yang bersangkutan. Namun sebagian besar stimulus datang dari luar individu.

2. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf

Alat indera (reseptor) merupakan alat penerima stimulus. Disamping itu juga ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf,


(22)

yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.

3. Perhatian

Perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian juga merupakan pemusatan/konsentrasi dari seluruh aktivias individu yang ditunjukkan pada sekumpulan objek.

Proses terjadinya persepsi dapat dijelaskan sebagai berikut: Objek menimbulkan stimulus dan stimulus mengenai alat indera (reseptor). Proses ini merupakan proses fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak. Proses ini merupakan proses fisiologis. Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat, apa yang didengar, atau apa yang diraba. Proses ini merupakan proses psikologis. Proses ini adalah proses terakhir dari persepsi dan merupakan persepsi yang sebenarnya.

Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dengan berbagai macam bentuk. Stimulus mana yang akan mendapatkan respon dari individu tergantung pada perhatian individu yang bersangkutan. Secara skematis hal tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:


(23)

St St St St

Respon Fi Fi

Fi Fi Keterangan:

St = Stimulus (faktor luar)

Fi = Faktor intern (faktor dalam, termasuk perhatian) Sp = Struktur pribadi individu

(Walgito, 1992: 72)

Skema tersebut memberikan gambaran bahwa individu menerima bermacam-macam stimulus yang datang dari lingkungan. Tidak semua stimulus diperhatikan atau diberi respon. Individu mengadakan seleksi terhadap stimulus yang mengenainya, perannya perhatian. Sehingga individu menyadari dan memberikan respon sebagai reaksi terhadap stimulus. Skema tersebut dapat dilanjutka sebagai berikut:

L – S – O – R – L Keterangan: L = lingkungan S = Stimulus

O = Organisme/individu R = Respon atau reaksi (Walgito, 1992: 72)


(24)

Menurut Walgito (1992: 54-55) faktor internal yang mempengaruhi persepsi yaitu individu, sedang faktor eksternal adalah stimulus dan lingkungan. Kedua faktor itu saling berinteraksi dalam individu mengadakan persepsi. Agar stimulus dapat dipersepsi, maka stimulus harus cukup kuat, stimulus mempunyai kekuatan yang minimal tetapi sudah dapat menimbulkan kesadaran, sudah dapat dipersepi oleh individu. Kejelasn stimulus juga dapat berpengaruh pada persepsi.

Oleh karena itu maksud dari kejelasan dan kekuatan objek dari penelitian ini adalah KTSP. Apabila guru mempersiapkan KTSP positif maka akan positif pula sikapnya. Untuk itu, apabila persepsi ini dikaitkan terhadap KTSP maka persepsi terhadap KTSP diartikan sebagai proses penafsiran, pengorganisasian, penginterpretasian terhadap KTSP sehingga merupakan sesuatu yang berarti merupakan respon yang menyatu dalam diri individu (guru otomotif).

2. Kurikulum

a. Pengertian Kurikulum

Kurikulum ialah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan dirancangkan secara sistematis atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan.


(25)

Dalam undan-undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 1989 Bab I pasal 1 disebutkan bahwa “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar".

Kurikulum adalah seperangkat mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelengaraan kegiatan pembelajaraan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian degan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh karena iti kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah (Soehendro, 2006: 3).

b. Fungsi Kurikulum

Menurut Hendyat Soetopo dan Soemanto dalam M. Joko Susilo (2007: 83) bahwa fungsi Kurikulum adalah:

1) Fungsi kurikulum dalam mencapai tujuan pendidikan. Maksudnya bahwa kurikulum merupakan suatu alat atau usaha-usaha untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan oleh sekolah yang dianggap cukup tepat dan penting untuk dicapai.

2) Fungsi kurikulum bagi anak. Maksudnya kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun yang disiapkan untuk siswa sebagai salah satu konsumsi bagi pendidikan mereka.


(26)

3) Fungsi kurikulum bagi guru. Ada tiga macam yaitu 1) sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman belajar bagi anak didik, 2) sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan, 3) sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan dan pengajaran.

4) Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah dan pembina sekolah. Dalam arti: 1) sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervisi yaitu memperbaiki situasi belajar, b) sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam menciptakan situasi untuk menunjang situasi belajar anak kearah lebih baik, c) sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam memberikan bantuan kepada guru untuk memperbaiki situasi belajar.

5) Fungsi kurikulum bagi orang tua murid. Maksudnya orang tua dapat turut serta membantu usaha sekolah dalam memajukan putra-putrinya.

6) Fungsi kurikulum bagi sekolah pada tingkatan diatasnya. Ada dua jenis berkaitan dengan fungsi ini yaitu pemeliharaan keseimbangan proses pendidikan dan penyiapan tenaga guru.

7) Fungsi kurikulum bagi masyarakat dan pemakai lulusan sekolah. Sekurang-kurangnya ada dua hal yang bisa dilakukan dalam fungsi ini yaitu pemakai lulusan ikut memberikan bantuan guna


(27)

memperlancar pelaksanaan program pendidikan yang membutuhkan kerjasama dengan pihak orang tua/masyarakat. Dan ikut memberikan kritik /saran yang membangun dalam rangka menyempurnakan program pendidikan di sekolah agar bisa lebih serasi dengan kebutuhan masyarakat dan lapangan kerja.

3. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Kurikulum 2006)

Kurikulum 2006 atau sering juga disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan (Soehendro, 2006: 5), sehingga dapat dikatakan bahwa KTSP adalah sebuah kurikulum yang dibuat oleh sekolah dan dilaksanakan oleh sekolah itu sendiri. KTSP sebagai salah satu produk yang diluncurkan pemerintah, adalah salah satu perangkat/sarana untuk mencapai kualitas pendidikan terbaik untuk bangsa ini. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan.

a. Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Karakteristik KTSP atau kurikulum 2006 dapat diketahui antara lain, bagaimana sekolah dan satuan pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan sumber belajar,


(28)

profesionalisme tenaga kependidikan, serta sistem penilaian. Maka dapat dikemukakan beberapa karakteristik KTSP sebagai berikut: pemberian otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan, partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi, kepemimpinan yang demokratis dan profesional, serta team kerja yang kompak dan transparan ( Mulyasa, 2006: 29).

b. Tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau Kurikulum 2006 Mulyasa (2006: 22) mengemukakan secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.

Secara khusus tujuan diterapkannya kurikulum adalah untuk: 1) Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif

sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.

2) Meningkatkan keperdulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama. 3) Meningkatkan kompetisi yang sehat antara satuan pendidikan

tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.

c. Kebijaksanaan Pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau Kurikulum 2006

Kepala Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional Diah Harianti mengatakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004


(29)

yang digunakan saat ini tidak berlaku lagi sebab Menteri Pendidikan Nasional telah menerbitkan Peraturan Nomor 22 dan 33 tahun 2006 tentang standar isi dan standar kompetensi lulusan untuk tingkat dasar dan menengah.

Dengan peraturan tersebut Kepala Puskur memaparkan, setiap satuan pendidikan atau sekolah dapat memuat kurikulum sesuai dengan ciri khas, keunggulan, keunikan masing-masing Standar kompetensi lulusan ini memberikan kerangka dasar bagi kurikulum di satuan pendidikan.

Isi kurikulum yang diberi nama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini tidak berbeda jauh dengan KBK, kecuali pelaksanaannya. Pedoman yang ditetapkan pada KBK mencakup standar kompetensi, Kompetensi dasar, Materi pokok, indikator, sedangkan kurikulum baru ini hanya mencakup standar kompetensi dan kompetensi dasar. Untuk materi pokok dan indikator diserahkan pada guru. Implementasi dari standar isi dilakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 2006/2007 sampai 2009. diharapkan pada tahun ajaran 2009/2010 semua satuan pendidikan telah menerapkannya.

d. Pedoman Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional


(30)

pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan , tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiyayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu standar isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulus (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. (BSNP, 2006: 1-24)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, sedangkan undang undang nomor 19 Tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan kurikulum pada KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada Sl dan SKL serta pedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

4. Pemahaman Guru

Benjamin Bloom (Taxonomy of Edukation Objective) dalam Nasution (2003: 49) menyatakan bahwa memahami, yakni menafsirkan sesuatu, menterjemahkannya dengan kata-kata sendiri, mengambil kesimpulan berdasarkan apa yang diketahui, menduga akibat sesuatu berdasarkan pengetahuan yang dimiliki dan sebagainya.

a. Memahami Landasan pendidikan

Landasan pendidikan yang perlu diketahui dan dipahami guru adalah: a) landasan filosofis dengan pengupasan makna atau hakikat


(31)

pendidikan yang berusaha menelaah secara mendalam, b) landasan sosiologis perlu dipahami guru, karena landasan ini menjelaskan bahwa kegiatan pendidikan merupakan proses interaksi antara dua individu atau lebih, bahkan antara generasi yang berbeda, c) ladasan kultural, kebudayaan sebagai gagasan dan karya manusia akan selalu terkait baik langsung maupun tidak langsung dengan pendidikan terutama proses pembelajaran, d) landasan psikolgis, pemahaman peserta didik terhadap materi materi bahan ajar yang disampaikan guru berkaitan erat dengan aspek kejiwaan, e) landasan ilmiah dan teknologis, bahan ajar dan produk pendidikan juga dipengaruhi oleh cara penginderaan terhadap fakta, penalaran, termasuk juga intuisi. Kesemuanya dikaji secara ilmiah dan disesuaikan dengan perkembangan teknologi (Puskur, Balitbang depdiknas, 2002).

b. Memahami Wawasan Pendidikan

Pemahaman guru tentang wawasan pendidikan, yaitu: a) memahami asas-asas pendidikan, b) memahami aliran-aliran pendidikan secara garis besar, c) memahami teori belajar, d) memahami perkembangan peserta didik, e) memahami tujuan pendidikan nasional, f) kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang pendidikan.

Memahami asas-asas pendidikan, asas pendidikan di Indonesia yaitu a) Asas Tut Wuri Handayani, asas ini merupakan semboyan dari depdiknas yang diadopsi dari pendapat Ki Hajar Dewantara, b) Asas Belajar Sepanjang Hayat, makna pendidikan seumur hidup harus


(32)

ditanamkan kepada peserta didik. Pembelajaran disekolah seyogyanya mengembangkan sekurang-kurangnya dua misi, yaitu membelajarkan siswa secara aktif, kreatif, efisien, dan aktif secara menyenangkan dan serentak, dengan hal tersebut guru harus meningkatkan kemauan dan kemampuan belajar di sepanjang umurnya, c) Asas Kemandirian dalam belajar, pembelajaran disekolah guru perlu sedini mungkin mengembangkan kemandirian dalam belajar peserta didik, dengan menghindari campur tangan yang berlebihan dari guru, tetapi guru harus siap manakala bimbingannya diperlukan peserta didik.

c. Menguasai Materi Pelajaran

Menguasai materi pembelajaran (materi bahan ajar) yang ada di dalam kurikulum merupakan hal yang mutlak yang tidak bisa ditawar lagi bagi seorang guru. Di samping itu, guru perlu mengembangkan pengetahuaannya agar tidak ketinggalan zaman. Sumber yang dapat dipakai antara lain buku teks, buku kurikulum, televisi, radio, jurnal, hasil penelitian, penelitian berkala (majalah, tabloid, Koran, dan sebagainya), dokumen Negara, internet, dan sebagainya.

d. Menguasai Pengelolaan Pembelajaran

Pengelolaan pembelajaran meliputi: a) mengidentifikasi karakteristik siswa, b) mengembangkan perencanan pembelajaran, c) mengembangkan materi pembelajaran, d) mengembangkan metode, media, dan sumber belajar, e) menentukan strategi pembelajaran, f)


(33)

melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sesuai karakteristik materi yang diajarkan.

e. Menguasai Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran meliputi: a) menguasai konsep dasar evaluasi, b) memilih dan mengembangkan metode evaluasi sesuai dengan tujuan pembelajaran, d) melaksanakan evaluasi, penskoran, dan inteprestasi hasil evaluasi, e) menggunakan hasil-hasil evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

f. Memiliki Kepribadian, Wawasan Profesi dan Pengembangan Hal ini meliputi:

1) Memiliki sikap, nilai, dan moral serta berperilaku sebagai pendidik 2) Memiliki integritas dan dedikasi sebagai pendidik

3) Memiliki komitmen terhadap pengembangan profesi

4) Mampu mengkomunikasikan gagasan secara efektif dalam forum ilmiah

5) Mampu mengadopsi dan mengembangkan inovasi pendidikan 5. Acuan Operasional Penyusunan KTSP

Adapun acuan operasional dalam penyusunan KTSP antara lain adalah sebagai berikut:

a. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.

Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun


(34)

yang memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.

b. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik.

Kurikulum disusun agar memungkinkan pengembangan keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual, emosional, spritual, dan kinestetik peserta didik secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.

c. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan.

Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan, oleh karena itu kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan daerah.

d. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional.

Pengembangan kurikulum harus memperhatikan keseimbangan tuntutan pembangunan daerah dan nasional.

e. Tuntutan dunia kerja.

Kurikulum harus memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan kebutuhan dunia kerja, khususnya bagi mereka yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.


(35)

f. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

Kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

g. Agama.

Kurikulum harus dikembangkan untuk meningkatkan toleransi dan kerukunan umat beragama, dan memperhatikan norma agama yang berlaku di lingkungan sekolah.

h. Dinamika perkembangan global.

Kurikulum harus dikembangkan agar peserta didik mampu bersaing secara global dan dapat hidup berdampingan dengan bangsa lain.

i. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

Kurikulum harus mendorong wawasan dan sikap kebangsaan dan persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

j. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat.

Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya.


(36)

k. Kesetaraan Jender.

Kurikulum harus diarahkan kepada pendidikan yang berkeadilan dan mendorong tumbuh kembangnya kesetaraan jender.

l. Karakteristik satuan pendidikan.

Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan.


(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survei. Metode Survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel, sosiologis maupun psikologis (Kerlinger dalam Sugiyono, 1997: 43).

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei, Penelitian survei merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang diajukan pada responden. Dalam penelitian survei, peneliti meneliti karakteristik atau hubungan sebab akibat antar

variabel tanpa adanya intervensi peneliti

(http://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_survei)

Menurut kamus Webster, pengertian survei adalah suatu kondisi tertentu yang menghendaki kepastian informasi, terutama bagi orangorang yang bertanggung jawab atau yang tertarik. Tujuan dari survei adalah memaparkan data dari objek penelitian, dan menginterpretasikan dan menganalisisnya secara sistematis. Kebenaran informasi itu tergantung kepada metode yang digunakan dalam survei (http://massofa.wordpress.com). Untuk mengetahui tingkat persepsi guru Program Keahlian Mekanik Otomotif SMK se-Kabupaten Rembang terhadap kurikulum KTSP. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data penelitian berupa


(38)

kuesioner dan lembar wawancara. Penelitian ini menggunakan kuesioner, dengan mempertimbangkan berbagai faktor yaitu waktu, jumlah data yang cukup banyak dan tersebar secara geografis. Sumber data penelitian ini diperoleh dari semua guru Program Keahlian Mekanik Otomotif SMK se-Kabupaten Rembang sebagai responden, hasil wawancara langsung dengan responden, dan dokumen dari Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang tentang data sekolah dan jumlah guru.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah subyek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006: 130). Populasi adalah totalitas semua nilai yang dimungkinkan, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya (Sudjana, 1996: 6). Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru Program Keahlian Mekanik Otomotif SMK se-Kabupaten Rembang. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 50 orang guru, terdiri dari 15 orang guru SMK Negeri 1 Rembang, 11 orang guru SMK Negeri 1 Sedan, 7 orang guru SMK Muhammdadiyah Rembang, 7 orang guru SMK NU Lasem, dan 10 orang guru SMK Al Mubarok Rembang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi (Sudjana, 1996: 6). Sampel adalah sebagian individu yang dapat dianggap memiliki dan mencerminkan keadaan populasi atau sebagai wakil populasi yang


(39)

diteliti (Suharsimi Arikunto, 2006: 131). Adapun sampel dalam penelitian ini adalah 30 guru Program Keahlian Mekanik Otomotif SMK se-Kabupaten Rembang. Sampel ini diambil dengan pertimbangan bahwa dari 50 guru diambil 20 guru sebagai uji coba instrumen, sehingga 30 guru sisanya sebagai sampel. Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah teknik total sampling yakni seluruh populasi yang menjadi anggota yang akan diamati digunakan sebagai sampel.

C. Variabel Penelitian

Variabel merupakan gejala/objek yang harus diteliti. Variabel adalah gejala yang bervariasi, sedangkan gejala adalah objek penelitian, sehingga variabel adalah objek penelitian yang bervariasi.

Variabel dari penelitian ini adalah Pemahaman, Pengembangan, Perancangan, evaluasi terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan.

D. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data yang akan diteliti digunakan alat pengumpul data sebagai berikut.

1. Dokumentasi

Dokumentasi asal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis atau dokumen (Arikunto, 1996: 148). Metode dokumentasi dalam penelitian ini untuk memperoleh daftar nama Guru Program Keahlian Mekanik Otomotif se-Kabupaten Rembang


(40)

2. Kuesioner atau angket

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1993: 124).

Metode kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup.

Adapun nilai skor yang ditentukan adalah sebagai berikut : 1. Jawaban A dengan skor 4

2. Jawaban B dengan skor 3 3. Jawaban C dengan skor 2 4. Jawaban D dengan skor 1 E. Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Adapun angket yang disusun adalah angket tertutup, yaitu angket yang sudah disediakan alternatif jawabannya sehingga responden tinggal memilih, hal ini akan memudahkan responden dalam menjawab.

Penyusunan butir-butir angket didasarkan atas kisi-kisi angket yang telah disesuaikan dengan landasan teori yang telah dikaji. Setelah angket disusun, butir-butir angket tersebut diujicobakan terhadap sejumlah guru untuk mengetahui validitas dan reabilitas instrument-instrumen sehingga dengan kriteria-kriteria tertentu dapat ditentukan butir instrumen yang dapat digunakan dan yang tidak dapat digunakan.


(41)

Tabel 1. Kisi-kisi Angket

Variabel Indikator No. Item

1.Pemahaman terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan

a.Pemahaman terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

1,2,

2.Pengembangan terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan

a.Proses penyusunan (pengembangan) KTSP

3, 4,

b.Tujun kurikulum tingkat satuan pendidikan

5, 6, 7,

3.Perancangan terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan

a.Menyusun kalender pendidikan

8, 9 b.Struktur muatan

KTSP

10,11,12,13 c.Penyusunan silabus 14,15,16,17, d.Penyusunan RPP 18,19,20, 21 4. Evaluasi terhadap kurikulum

tingkat satuan pendidikan

a. pre test (test awal)

22, 23, b.pembentukan

kompetensi

24, 25,

c. post test 26,27

1) Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen (Arikunto, 1993 : 136).

Untuk menentukan validitas masing-masing butir angket persepsi digunakan rumus Pearson yang dikenal dengan rumus korelasi product moment, yakni:


(42)

rxy = − − − ) ) ( )( ) ( ( ) )( ( 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N Keterangan:

rxy = koefisien korelasi

N = jumlah responden X = nilai faktor tertentu Y = nilai faktor total

(Arikunto, 2002: 146)

Cara pengukuran data validitas butir dilakukan dengan cara mengkorelasikan jumlah skor masing-masing butir dengan hasil perhitungan validitas tersebut untuk selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel. Jika indeks korelasi atau rxy mempunyai harga lebihbesar atau sama

dengan rkriteria, maka butir instrument itu valid dan jika harga rxy lebih kecil

darirkriteria (0,3) maka butir instrumen itu tidak valid. Daya pembeda di

atas 0,3 merupakan soal yang temasuk dapat membedakan kelompok yang berkemampuan tinggi dengan kelompok yang berkemampuan rendah (Sumarna, 2004: 47).

Berdasarkan hasil uji coba validitas angket penelitian yang diuji cobakan kepada 20 responden diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Uji Coba Validitas Angket

No rxy Rkriteria Kriteria No rxy Rkriteria Kriteria

1 0.684 0.3 Valid 15 0.635 0,3 Valid

2 0.665 0,3 Valid 16 0.617 0,3 Valid

3 0.754 0,3 Valid 17 0.601 0,3 Valid

4 0.793 0,3 Valid 18 0.576 0,3 Valid

5 0.611 0,3 Valid 19 0.543 0,3 Valid

6 0.544 0,3 Valid 20 0.565 0,3 Valid

7 0.748 0,3 Valid 21 0.576 0,3 Valid

8 0.601 0,3 Valid 22 0.484 0,3 Valid

9 0.634 0,3 Valid 23 0.611 0,3 Valid

10 0.782 0,3 Valid 24 0.601 0,3 Valid 11 0.654 0,3 Valid 25 0.665 0,3 Valid


(43)

12 0.735 0,3 Valid 26 0.565 0,3 Valid 13 0.846 0,3 Valid 27 0.635 0,3 Valid 14 0.611 0,3 Valid

Diketahui bahwa hasil uji validitas terhadap 27 butir angket kepada 20 orang responden diketahui bahwa terdapat 27 butir angket yang valid karena memiliki r

hitung > r kriteria , r kriteria = 0,3 untuk N = 20 pada taraf

signifikasi 5%, maka dapat dijelaskan bahwa 27 butir soal tersebut dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian.

2) Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 2006: 178). Sebuah tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap (ajeg), artinya apabila tes tersebut dikenakan pada sejumlah subjek yang sama pada lain waktu, maka hasilnya tetap sama.

Untuk menghitung reliabilitas instrumen dalam penelitian ini digunakan rumus Alpha yaitu:

− − = 2 2 11 1 1 t b k k r σ σ

(Arikunto, 2006: 196) Keterangan :

r11 = relibilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan = jumlah varians butir


(44)

3) 4) dimana :

Y = skor siswa N = jumlah siswa

Harga r yang diperoleh dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan taraf signifikan 5%. Jika harga r11 > rkriteria (0,6) product moment

maka item soal yang diuji bersifat reliable. Menurut Nunnaly (1972), dan Kaplan dan Saccuzo (1989) koefisien reliakilitas 0,7 sampai 0,8 cukup tinggi untuk suatu penelitian dasar (Sumarna, 2004: 114).

Dari perhitungan uji reliabilitas diperoleh hasil seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 3. Hasil Uji Coba Reliabilitas Angket Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.941 27

Analisis perhitungan reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha menghasilkan rhitung sebesar 0,941. Hasil tersebut dikonsultasikan

dengan rkriteria yang besarnya 0,6. Dari hasil tersebut ternyata rhitung lebih

besar dari rkriteria sehingga dapat dikatakan bahwa instrumen tersebut

reliabel atau dapat dipercaya sebagai pengambilan data dalam penelitian.

(

)

Ν

Ν

ΣΥ

ΣΥ

=

2 2

2

t


(45)

F. Analisis Data

1. Melakukan tabulasi data.

Untuk dapat dilakukan analisis lebih lanjut, seluruh jawaban dalam kuesioner ini dikonversi dalam bentuk numerik, dimana pada skala sikap: a) Jawaban sangat setuju , memiliki bobot nilai 4

b) Jawaban setuju, memiliki bobot nilai 3

c) Jawaban kurang setuju, memiliki bobot nilai 2 d) Jawaban tidak setuju, bobot nilai 1

2. Melakukan perhitungan frekuensi tiap-tiap kategori jawaban masing-masing variabel atau sub variabel. Frekuensi kemudian dinyatakan dalam bentuk persentase dengan rumus:

% 100 1

1 x

n f p =

Keterangan:

p1 = persentase kategori tertentu

F1 = frekuensi kategori tertentu

n = jumlah item pertanyaan dikalikan dengan jumlah responden (Sudjana, 1989:130)

3. Melakukan analisis deskriptif persentase, dengan rumus: %

100 x N

n Dp =

Keterangan:

Dp = skor yang diharapkan

N = jumlah skor maksimum n = jumlah skor yang diperoleh


(46)

Kategori skor persepsi guru setelah diubah ke batas-batas skor berdasarkan skala empat, dimana nilai tertinggi adalah 4 (jawaban sangat setuju) dan nilai terendah adalah 1 (jawaban tidak setuju), Sehingga kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori skor persepsi guru adalah sebagai berikut:

Prosentase Maksimal = (4 : 4) x 100% = 100% Prosentase Minimal = (1 : 4) x 100% = 25%

Rentang = 100 % - 25% = 75%

Interval = 75% : 4 = 18,75%

(Ali, 1984: 104) Tabel 4. Kriteria Deskriptif Persentase

Kelas interval persentase Kriteria 81,26% - 100,00% Sangat Baik

62.51% - 81,25% Baik

43,76% - 62,50% Kurang Baik 25,00% - 43,75% Tidak Baik

4. Melakukan analisis data penelitian.

Analisis data penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian, sehingga digunakan analisis presentase. Hasil analisis dipersentasikan dengan tabel kriteria deskriptif persentase. Kemudian ditafsirkan dengan kalimat yang bersifat kualitatif.


(47)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Analisis Deskriptif

Diskripsi hasil penelitian ini didasarkan pada skor dari kuesioner yang digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai persepsi guru program keahlian mekanik otomotif terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) di SMK se kab. Rembang.

Untuk mendeskripsikan variabel berdasarkan hasil penskoran dapat digunakan kriteria berikut:

Persentase Maksimal = (4 : 4) x 100% = 100% Ppersentase Minimal = (1 : 4) x 100% = 25%

Rentang = 100 % - 25% = 75%

Interval = 75% : 4 = 18,75%

Tabel 5. Kriteria Deskripsi Persentase Variabel Persepsi Guru Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Kelas interval persentase Kriteria

81,26% - 100,00% Sangat Baik

62.51% - 81,25% Baik

43,76% - 62,50% Kurang Baik 25,00% - 43,75% Tidak Baik

Hasil penelitian tentang Persepsi guru program keahlian mekanik otomotif terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) di SMK se kab. Rembang diperoleh rata-rata 74,10%.


(48)

rata tersebut pada interval 62,51% - 81,25% dan dalam kategori baik. Adapun hasil deskripsi persentase dari 30 guru program keahlian mekanik otomotif terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) di SMK se kab. Rembang, dapat dilihat pada lampiran dan terangkum dalam tabel berikut ini.

Tabel 6. Rangkuman Analisis Deskriptif Variabel Persepsi Guru Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Keterangan Frekuensi

Frekuensi %

Sangat Baik 1 3.33%

Baik 27 90.00%

Kurang Baik 2 6.67%

Tidak Baik 0 0.00%

Total 30 100.00%

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui jawaban responden tentang persepsi guru program keahlian mekanik otomotif terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) di SMK se kab. Rembang, sebanyak 1 responden atau 3,33% menjawab bahwa persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) termasuk dalam kategori baik, sebanyak 27 responden atau 90,00% menjawab bahwa persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 2 responden atau 6,67`% menilai bahwa persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) termasuk dalam kategori kurang baik. Dari keseluruhan responden tidak ada yang menjawab persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) termasuk dalam kategori tidak baik. Untuk lebih jelasnya tentang


(49)

persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) di SMK se Kab. Rembang dapat dilihat dalam grafik berikut

Grafik. 1. Variabel Persepsi Guru

Sedangkan secara terperinci hasil analisis deskriptif persentase setiap komponen variabel persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) program keahlian mekanik otomotif SMK se Kab. Rembang dapat diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 7. Rangkuman Analisis Deskriptif Persentase Per Komponen Variabel Persepsi Guru Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

No Komponen Total

Skor % Kriteria

1 Pemahaman 199 82.92% Sangat

Baik

2 Pengembangan 826 76.48% Baik

3 Perancangan 670 69.79% Baik

4 Evaluasi 701 73.02% Baik

Total 2396 73.95% Baik

Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa rata-rata persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) program


(50)

keahlian mekanik otomotif SMK se Kab. Rembang dalam kategori baik. Apabila dilihat secara terperinci untuk setiap komponen, maka komponen pemahaman memiliki rata-rata persentase skor yang tetinggi yakni mencapai 82,92%. Komponen perancangan memiliki rata-rata persentase yang terkecil yaitu 69.79%.

a. Pemahaman

Hasil analisis deskriptif persentase komponen pemahaman variabel persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) program keahlian mekanik otomotif SMK se Kab. Rembang dapat diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 8. Rangkuman Analisis Deskriptif Persentase Komponen Pemahaman Variabel Persepsi Guru Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

No

Pemahaman Kriteria

Jumlah Frekuensi Persen

1 Sangat Baik 16 53.33%

2 Baik 12 40.00%

3 Kurang Baik 2 6.67%

4 Tidak Baik 0 0.00%

Jumlah 30 100.00%

Berdasarkan tabel 8. tersebut dapat diketahui jawaban responden tentang persepsi guru pada komponen pemahaman terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) di SMK se kab. Rembang, sebanyak 16 responden atau 53,33% menjawab bahwa persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 12


(51)

responden atau 40,00% menjawab bahwa persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) termasuk dalam kategori baik, sebanyak 2 responden atau 6,67% menilai bahwa persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) termasuk dalam kategori kurang baik. Dari keseluruhan responden tidak ada yang menjawab persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) termasuk dalam kategori tidak baik.

b. Pengembangan

Hasil analisis deskriptif persentase komponen pengembangan variabel persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) program keahlian mekanik otomotif SMK se Kab. Rembang dapat diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 9. Rangkuman Analisis Deskriptif Persentase Komponen Pengembangan Variabel Persepsi Guru Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

No

Pengembangan Kriteria

Jumlah Frekuensi Persen

1 Sangat Baik 8 26.67%

2 Baik 20 66.67%

3 Kurang Baik 2 6.67%

4 Tidak Baik 0 0.00%

Jumlah 30 100.00%

Berdasarkan tabel 9 tersebut dapat diketahui jawaban responden tentang persepsi guru pada komponen pengembangan terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) di SMK se kab.


(52)

Rembang, sebanyak 8 responden atau 26,67% menjawab bahwa persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 20 responden atau 66,67% menjawab bahwa persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) termasuk dalam kategori baik, sebanyak 2 responden atau 6,67% menilai bahwa persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) termasuk dalam kategori kurang baik. Dari keseluruhan responden tidak ada yang menjawab persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) termasuk dalam kategori tidak baik.

c. Perancangan

Hasil analisis deskriptif persentase komponen perencanaan variabel persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) program keahlian mekanik otomotif SMK se Kab. Rembang dapat diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 10. Rangkuman Analisis Deskriptif Persentase Komponen Perancangan Variabel Persepsi Guru Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

No

Perancangan Kriteria

Jumlah Frekuensi Persen

1 Sangat Baik 0 0.00%

2 Baik 24 80.00%

3 Kurang Baik 5 16.67%

4 Tidak Baik 1 3.33%


(53)

Berdasarkan tabel 10 dapat diketahui jawaban responden tentang persepsi guru pada komponen perancangan terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) di SMK se kab. Rembang, sebanyak 24 responden atau 80,00% menjawab bahwa persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) termasuk dalam kategori baik, sebanyak 5 responden atau 16,67% menjawab bahwa persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) termasuk dalam kategori kurang baik, sebanyak 1 responden atau 3,33% menilai bahwa persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) termasuk dalam kategori tidak baik. Dari keseluruhan responden tidak ada yang menjawab persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) termasuk dalam kategori sangat baik baik.

d. Evaluasi

Hasil analisis deskriptif persentase komponen evaluasi variabel persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) program keahlian mekanik otomotif SMK se Kab. Rembang dapat diperoleh hasil sebagai berikut:


(54)

Tabel 11. Rangkuman Analisis Deskriptif Persentase Komponen Evaluasi Variabel Persepsi Guru Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

No

Evaluasi Kriteria

Jumlah Frekuensi Persen

1 Sangat Baik 5 16.67%

2 Baik 20 66.67%

3 Kurang Baik 5 16.67%

4 Tidak Baik 0 0.00%

Jumlah 30 100.00%

Berdasarkan tabel 11 tersebut dapat diketahui jawaban responden tentang persepsi guru pada komponen pengembangan terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) di SMK se kab. Rembang, sebanyak 5 responden atau 16,67% menjawab bahwa persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) termasuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 20 responden atau 66,67% menjawab bahwa persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) termasuk dalam kategori baik, sebanyak 5 responden atau 16,67% menilai bahwa persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) termasuk dalam kategori kurang baik. Dari keseluruhan responden tidak ada yang menjawab persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) termasuk dalam kategori tidak baik.


(55)

B. Pembahasan

Untuk melaksanakan KTSP dengan baik, seorang guru terlebih dahulu harus mengetahui dan memahami KTSP dan juga harus mempunyai persepsi yang baik pula tentang KTSP. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakkan analisis data deskriptif persentase sebagaimana terlihat dalam tabel hasil penelitian bahwa persepsi guru terhadap (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) KTSP termasuk dalam kategori baik.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa guru teknik mekanik otomotif SMK se Kabupaten Rembang secara umum mempunyai pemahaman yang baik dalam melaksanakan KTSP. Hal ini dapat dilihat dari hasil diskriptif persentase yang menunjukkan bahwa rata-rata guru menjawab bahwa persepsi guru terhadap KTSP pada komponen pemahaman dalam kategori baik (82.92%).

KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang memberi otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan masyarakat dalam mengefektifkan proses belajar-mengajar di sekolah. Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan dan sekolah memiliki keleluasaan dalam mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat. Dalam KTSP, pengembangan kurikulum dilakukan oleh guru kepala sekolah, serta Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan. Selanjutnya komite sekolah perlu merumuskan dan menetapkan visi, misi, dan tujuan sekolah dengan berbagai


(56)

implikasinya terhadap program-program kegiatan untk mencapai tujuan sekolah.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa guru teknik mekanik otomotif SMK se Kabupaten Rembang secara umum telah mengetahui perannya dalam pengembangan KTSP dengan baik dalam. Hal ini dapat dilihat dari hasil diskriptif persentase yang menunjukkan bahwa rata-rata guru menjawab bahwa persepsi guru terhadap KTSP pada komponen pemgembangan dalam kategori baik (76.48%)

Perancangan dalam hal ini adalah kemampuan guru dalam membuat silabus dan RPP. Dalam Silabus dan RPP ini tugas guru meliputi; mengidentifikasi dan mengelompokan kompetensi yang ingin dicapai, mengembangkan materi standar, menentukan metode, penentuan metode pembelajaran, merencanaan penilaian. Perencanaan pembelajaran mengacu pada bagaimana kemampuan seorang guru dalam merencanakan dan kemampuan guru dalam membuat RPP.

Menurut Mulyasa (2006: 5), berbagai kasus menunjukkan kurangnya pemahaman penyelenggara, dan para pelaksana, termasuk guru dan kepala sekolah terhadap kurikulum, bahkan tidak sedikit guru atau instruktur yang tidak tahu kurikulum. Pemahaman guru dan penyelenggara pendidikan yang kurang terhadap kurikulum bisa berakibat fatal terhadap hasil belajar peserta didik. Hal ini terbukti, ketika mereka dihadapkan pada ujian nasional, mereka sering kelabakan, dan sering ketakutan, takut kalau-kalau peserta didik di sekolahnya tidak bisa mengerjakan soal-soal ujian dan tidak lulus.


(57)

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa guru teknik mekanik otomotif SMK se Kabupaten Rembang secara umum mempunyai perancangan yang baik dalam melaksanakan KTSP. Hal ini dapat dilihat dari hasil diskriptif persentase yang menunjukkan bahwa rata-rata guru menjawab bahwa persepsi guru terhadap KTSP pada komponen perancangan dalam kategori baik (76.48%).

Pada dasarnya penilaian adalah bagaimana seorang guru merencanakan indikator penilaian serta memilih alat penilaian yang tepat sesuai kompetensi yang sedang dipelajari. Jika seorang guru tidak bisa melaksanakan penilaian dengan baik, maka gurupun tidak bisa melakukan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik sesuai dengan kesulitan mereka dalam belajar. Menurut Hamalik (2006: 159), evaluasi merupakan keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Dari hasil penelitian guru teknik mekanik otomotif SMK se Kabupaten Rembang secara umum sudah bisa melakukan penilaian pembelajaran berdasarkan KTSP dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil diskriptif persentase yang menunjukkan rata-rata guru mwnjawab bahwa persepsi guru terhadap KTSP pada komponen penilaian dalam kategori baik (73.02%).


(58)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

Persepsi guru program keahlian mekanik otomotif terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) di SMK se kab. Rembang dalam kategori baik dengan prosentase (74,10%). Dari keempat faktor pendukung persepsi guru menunjukkan bahwa faktor pemahaman dalam kategori sangat baik (82.92%), pengembangan dalam kategori baik (76.48%, perancangan dalam kategori baik (69,79%), dan evaluasi dalam kategori baik (73.02%).

B. Saran

Masih ada persepsi guru yang tergolong rendah terutama pada komponen perancangan, sehingga persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada komponen perancangan perlu di tingkatkan. Hal ini dapat di lakukan dengan cara mengadakan pelatihan mengenai bagaimana cara perancangan dan penyusunan silabus dan RPP.


(59)

DAFTAR PUSTAKA

ali, M. (1984). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Angkasa

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (edisi revisi V). Jakarta: Rineka Cipta

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 2006. Standart Isi (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Jakarta: Depdiknas

_____ . 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Depdiknas

_____ . Standar Kompetensi Lulus (SKL). Jakarta: Depdiknas

Hamalik, Omar. 2001. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bandung: Bumi Aksara

Mulyasa, Enco. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Nasution, A. 2003. Asas-asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara

Puskur-Balitbang Depdiknas.2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi (Ringkasan Kegiatan belajar Mengajar). Jakarta: Depdiknas

Soehendro, Bambang. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: BSNP

Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito

Sugiono,1997, Statistika untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.

Surapranata, Sumarna. 2004. Validitas, Reliabilitas, dan INTERPRETASI HASIL TES Implementasi kurikulum 2004. Bandung: Remaja Rosdakarya

Susilo, M. Joko. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Managemen Pelaksanaan Dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya). Yogyakarta: Pustaka Belajar

Walgito, B. 1992. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi


(60)

(61)

KUISIONER PENELITIAN

PERSEPSI GURU PROGRAM KEAHLIAN MEKANIK

OTOMOTIF TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN

PENDIDIKAN (KTSP) DI SMK SE KAB. REMBANG 2010

A. IDENTITAS

Nama : ... Sekolah : ...

B. PETUNJUK CARA MENJAWAB

1. Tulislah identitas Anda pada kolom yang telah disediakan. 2. Bacalah dengan seksama setiap pernyataan.

3. Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan Anda dengan memberi tanda silang pada pada kolom jawaban yang telah disediakan. SS = sangat setuju; S = setuju; KS = kurang setuju; dan TS = sidak setuju.

C. DAFTAR PERNYATAAN

NO PERTANYAAN SS S KS TS

1. KTSP merupakan penyempurnaan dari kurikulum

2004 (KBK)

2. Penyusunan KTSP hampir sema dengan prinsip

implementasi KBK yaitu pengelolaan kurikulum berbasis sekolah (KBS)

3. Prinsip KTSP yaitu pada potensi, perkembangan,

kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya

4. KTSP disusun dengan memperhatikan acuan

operasional yaitu keragaman potensi serta karakteristik daerah dan lingkunganya.


(62)

5. KTSP pada pendidikan dasar dan menengah

tertuang dalam standar isi yang di kembangkan dari kelompok mata pelajaran.

6. Tujuan umum pendidikan tingkat satuan

pendidikan yaitu: tujuan pendidikan dasar, tujuan pendidikan menengah, dan tujuan menengah kejuruan.

7. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah

meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan.

8. Penyusunan kalender pendidikan harus sesuai

dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat.

9. Komponen KTSP, Dokumen I memuat tentang

acuan pengembangan KTSP, tujuan pendidikan, struktur muatan KTSP, dan kalender pendidikan.

10. Struktur dan muatan kurikulum ada beberapa

subkomponen: mata pelajaran, mutan lokal, kegiatan pengembangan diri.

11. Dokumen II memuat silabus

12. Silabus sebagai garis besar, ringkasan, ikhtisar,

atahu pokok-pokok isi atahu materi pelajaran.

13. Dalam mengembangkan atau menyusun silabus

adalah guru kelas, kelompok guru kelas, kelompok kerja guru, atau dinas pendidikan.

14. Beberapa prinsip yang mendasari pengembangan

silabus: ilmiah, relevan, sistematis, konsisten, memadai, aktual dan kontekstual, fleksibel, dan menyeluruh.

15. Komponen dalam pengembangan silabus:

identifikasi, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, pengalaman belajar, indikator, penilaian, alokasi waktu, sumber/bahan/alat.

16. Pengembangan silabus diawali perencanaan,

perbaikan, pemantapan, penilaian hasil pelaksanaan.

17. Dalam implementasinya, silabus dijabarkan dalam

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

18. RPP didefinisikan sebagai rancangan pembelajaran

mata pelajaran per unit yang akan di terapkan guru dalam pembelajaran di kelas.

19. Fungsi RPP yaitu, fungsi perencanaan dan fungsi


(63)

20. Langkah-langkah dalam pengembangan KTSP

adalah mengidentifikasi dan mengelompokkan kompetensi yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran.

21. Pengembangan RPP salah satunya adalah

merencanakan penilaian.

22. Penilaian kelas berorientasi pada kompetensi yang

ingin dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.

23. Fungsi pre tes untuk mengetahui kemampuan awal

yang telah di miliki peserta didik

24. Kriteria penilaian kelas yaitu validitas, reliabilitas,

fokus kompetensi, komprehensif, objektif, mendidik.

25. Fokus kompetensi yaitu penilaian dilakukan untuk

pencapaian kompetensi yang sesuai dengan kurikulum..

26. Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran diakhiri

dengan post test

27. Fungsi post test adalah untuk mengetahui tingkat

penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditentukan.


(64)

TABEL PERHITUNGAN VALIDITAS ANGKET

No

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 4 3 2 3 3 3 2 2 2 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 5 3 4 4 4 2 2 3 3 3 3 4 2 3 2 2 6 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 8 3 4 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 9 3 4 4 4 2 2 3 3 3 3 4 2 3 2 2 10 2 4 3 4 3 3 4 3 2 4 4 3 3 3 3 11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 12 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 13 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 14 1 4 4 4 4 2 3 1 1 3 4 3 3 4 4 15 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 16 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 17 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 1 18 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 19 3 4 4 4 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 1 20 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3

ΣX 58 71 72 74 59 59 64 60 59 64 68 59 61 59 56

ΣX2 178 263 268 282 183 187 212 190 189 212 242 181 193 183 176

ΣXY 4934 5517 5520 5688 4502 4509 4927 4589 4452 4850 5265 4508 4690 4502 4389 rxy 0.684 0.665 0.754 0.793 0.611 0.544 0.748 0.601 0.634 0.782 0.654 0.735 0.846 0.611 0.635


(65)

rtabel 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444

Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

σb2 0.52 0.58 0.46 0.43 0.47 0.68 0.38 0.53 0.79 0.38 0.57 0.37 0.37 0.47 1.01

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 252 336 336 336 252 252 252 252 336 252 336 252 252 252 168 2 246 164 246 246 246 246 246 246 246 328 164 246 246 246 246 3 231 231 308 308 154 231 308 231 154 231 231 231 154 154 154


(66)

PERHITUNGAN VALIDITAS ANGKET PERSEPSI GURU

Rumus :

Kriteria

Butir angket Valid jika rxy > rtabel

Perhitungan :

berikut ini perhitungan validitas angket pada butir nomor 1.

No. X Y X2 Y2 XY

1 3 84 9 7056 252

2 3 82 9 6724 246

3 3 77 9 5929 231

4 4 93 16 8649 372

5 3 82 9 6724 246

6 3 85 9 7225 255

7 4 101 16 10201 404

8 3 85 9 7225 255

9 3 84 9 7056 252

10 2 83 4 6889 166

11 4 101 16 10201 404

(

)(

)

(

)

{

2 2

}

{

2

(

)

2

}

xy

r

ΣΥ

ΝΣΥ

ΣΧ

ΝΣΧ

ΣΥ

ΣΧ

ΝΣΧΥ

=


(67)

12 3 93 9 8649 279

13 3 88 9 7744 264

14 1 77 1 5929 77

15 3 92 9 8464 276

16 3 94 9 8836 282

17 2 55 4 3025 110

18 2 52 4 2704 104

19 3 75 9 5625 225

20 3 78 9 6084 234

Σ 58 1661 178 140939 4934

Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh :

20 x 4934 58 x 1661

rxy =

20 x 178 - 58 2 20 x 140939 - 1661 2

rxy = 0.684

Pada α = 5% dengan N= 20 diperoleh rtabel = 0,444


(68)

PERHITUNGAN RELIABILITAS ANGKET PERSEPSI GURU

Rumus :

Kriteria

Apabila r11 > r tabel, maka angket

tersebut reliabel Perhitungan

1. Varians Total

140939 1661

σt2 =

20 20

= 157.524

2. Varians Butir

Σ

=

2 2 11

1

1

k

k

t b

r

σ

σ

(

)

Ν

Ν

ΣΥ

ΣΥ

=

2 2 2 t

σ


(69)

178 58

σb1 2

= 20 = 0.52

20

263 71

σb22 =

20 = 0.58

20

221 72

σb272 = 20 = 1.19

20

Σσb2 = 14.75

3. Koefisien reliabilitas

r11 = 27 1 - 14.75

27 - 1 157.524


(70)

TABEL HASIL PENELITIAN

No

Butir Soal

Pemahaman Pengembangan Perancangan Evaluasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 1 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 3 4 4 2 1 4 2 3 3 4 3 3 3 3 2 2 2

2 3 4 4 4 3 1 4 1 4 2 2 3 4 2 2 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3

3 2 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 2 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 2 1 1

4 3 3 3 4 4 2 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

5 4 4 4 3 3 4 2 2 3 3 2 3 2 3 3 4 2 3 4 4 1 3 2 3 3 2 2

6 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

7 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 1 3 4 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

8 4 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 4 3 3 3 4

9 3 4 4 2 2 4 4 1 4 3 2 4 2 3 3 1 2 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3

10 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 3 4 4 4 3 3 4 4

11 3 3 3 1 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 4 4 1 1 2 2

12 3 3 4 2 3 1 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 4 4 4 3 3 4 2

13 4 4 4 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 2 4 4 3 3 1 1 2 2 2 3 3 2 2

14 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 2 3 2 4 4 3 3 3 4 3 3

15 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 2 4 3 4 4 1 2 3 3 4 4 2 2 3 3 3 3

16 3 4 4 3 2 2 4 3 4 3 2 2 4 3 3 4 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 1 17 3 3 4 3 3 2 4 1 3 3 2 1 1 2 2 1 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 18 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 19 3 4 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 1 3 3 3 3 3 2 3 2 20 3 3 3 2 4 3 4 4 4 4 1 3 2 3 3 2 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 4


(1)

21

3

3

4 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 2 2 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 22

3

3

4 1 3 4 4 1 3 2

3 3 2 3 3 3 1 1 3 2 4 3 3 3 3 3 3 23

3

3

3 2 2 3 3 3 3 3

2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 24

3

4

4 4 3 3 3 3 3 3

4 3 2 3 3 3 2 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 25

3

3

4 3 3 2 4 4 3 4

2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 26

4

4

3 2 3 2 4 4 3 3

3 2 3 2 4 3 2 1 2 3 4 4 2 3 3 3 3 27

4

3

4 3 2 1 3 4 4 4

3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 28

4

4

4 3 2 2 4 3 4 4

3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 4 4 4 1 1 1 29

3

2

2 3 3 3 4 4 4 4

3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 2 2 1 1 3 3 4 30

3

3

4 2 2 1 1 2 2 2

3 2 2 4 3 1 2 2 3 2 3 3 3 4 3 3 2


(2)

TABEL ANALISIS DESKRIPTIF PROSENTASE VARIABEL PERSEPSI GURU

No. Resp.

Pemahaman

Pengembangan

Perancangan

Evaluasi

Skor % Krit Skor % Krit Skor % Krit Skor % Krit

1 7 87.50% SB 32 88.89% SB 23 71.88% B 22 68.75% B

2 7 87.50% SB 25 69.44% B 24 75.00% B 24 75.00% B

3 5 62.50% KB 31 86.11% SB 26 81.25% B 24 75.00% B

4 6 75.00% B 30 83.33% SB 24 75.00% B 24 75.00% B

5 8 100.00% SB 26 72.22% B 24 75.00% B 20 62.50% KB

6 7 87.50% SB 30 83.33% SB 24 75.00% B 24 75.00% B

7 7 87.50% SB 28 77.78% B 22 68.75% B 24 75.00% B

8 7 87.50% SB 26 72.22% B 23 71.88% B 28 87.50% SB

9 7 87.50% SB 26 72.22% B 20 62.50% KB 26 81.25% B

10 6 75.00% B 29 80.56% B 21 65.63% B 29 90.63% SB

11 6 75.00% B 22 61.11% KB 22 68.75% B 21 65.63% B

12 6 75.00% B 26 72.22% B 26 81.25% B 28 87.50% SB

13 8 100.00% SB 27 75.00% B 23 71.88% B 17 53.13% KB

14 7 87.50% SB 34 94.44% SB 23 71.88% B 27 84.38% SB

15 8 100.00% SB 31 86.11% SB 24 75.00% B 24 75.00% B

16 7 87.50% SB 27 75.00% B 25 78.13% B 21 65.63% B

17 6 75.00% B 25 69.44% B 14 43.75% TB 22 68.75% B

18 6 75.00% B 28 77.78% B 25 78.13% B 24 75.00% B

19 7 87.50% SB 25 69.44% B 21 65.63% B 22 68.75% B

20 6 75.00% B 29 80.56% B 21 65.63% B 27 84.38% SB


(3)

21 6 75.00% B 28 77.78% B 22 68.75% B 24 75.00% B

22 6 75.00% B 25 69.44% B 19 59.38% KB 24 75.00% B

23 6 75.00% B 24 66.67% B 19 59.38% KB 24 75.00% B

24 7 87.50% SB 30 83.33% SB 24 75.00% B 23 71.88% B

25 6 75.00% B 29 80.56% B 23 71.88% B 25 78.13% B

26 8 100.00% SB 27 75.00% B 19 59.38% KB 25 78.13% B

27 7 87.50% SB 28 77.78% B 24 75.00% B 23 71.88% B

28 8 100.00% SB 29 80.56% B 24 75.00% B 17 53.13% KB

29 5 62.50% KB 30 83.33% SB 22 68.75% B 20 62.50% KB

30 6 75.00% B 19 52.78% KB 19 59.38% KB 18 56.25% KB

Rata2 6.63 82.92% SB 27.53 76.48% B 22.33 69.79% B 23.37 73.02% B

Sangat Baik 16 8 0 5

Baik 12 20 24 20

Kurang Baik 2 2 5 5

Tidak Baik 0 0 1 0

Jumlah 30 30 30 30

Sangat Baik 53.33% 26.67% 0.00% 16.67%

Baik 40.00% 66.67% 80.00% 66.67%

Kurang Baik 6.67% 6.67% 16.67% 16.67%

Tidak Baik 0.00% 0.00% 3.33% 0.00%


(4)

No

Komponen

Total

Skor

%

Kriteria

1

Pemahaman

199

82.92%

Sangat

Baik

2

Pengembangan

826

76.48%

Baik

3

Perancangan

670

69.79%

Baik

4

Evaluasi

701

73.02%

Baik


(5)

TABEL ANALISIS DESKRIPTIF PROSENTASE

VARIABEL PERSEPSI GURU

No. Resp.

Persepsi Guru

Skor % Krit

1 84 77.78% B

2 80 74.07% B

3 86 79.63% B

4 84 77.78% B

5 78 72.22% B

6 85 78.70% B

7 81 75.00% B

8 84 77.78% B

9 79 73.15% B

10 85 78.70% B

11 71 65.74% B

12 86 79.63% B

13 75 69.44% B

14 91 84.26% SB

15 87 80.56% B

16 80 74.07% B

17 67 62.04% KB

18 83 76.85% B

19 75 69.44% B

20 83 76.85% B

21 80 74.07% B

22 74 68.52% B

23 73 67.59% B

24 84 77.78% B

25 83 76.85% B

26 79 73.15% B

27 82 75.93% B

28 78 72.22% B

29 77 71.30% B

30 67 62.04% KB

Rata2 80.03 74.10% B

Keterangan

Frekuensi

Frekuensi %

Sangat Baik 1 3.33%

Baik 27 90.00%

Kurang 2 6.67%

Tidak Baik 0 0.00%

Total 30 100.00%


(6)

Keterangan

Sangat Baik 3.33%

Baik 90.00%

Kurang 6.67%

Tidak Baik 0.00%