KAJIAN TEORI KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. KAJIAN TEORI

1. Persepsi a. Tinjauan Tentang Persepsi Menurut Walgito 1992: 70 persepsi merupakan proses penafsiran, pengorganisasian, penginterprestasian terhadap stimulus yang diinderanya sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan respon yang menyatu dalam diri individu. Jadi dapat disimpulkan persepsi adalah proses penafsiran seorang mengenai beberapa hal dan memberi tanggapan suatu serapan. Berkaitan dengan faktor yang berperan dalam persepsi data dikemukakan adanya beberapa faktor antara lain: 1. Objek yang dipersepsi Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam individu yang bersangkutan. Namun sebagian besar stimulus datang dari luar individu. 2. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf Alat indera reseptor merupakan alat penerima stimulus. Disamping itu juga ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, 7 yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris. 3. Perhatian Perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian juga merupakan pemusatankonsentrasi dari seluruh aktivias individu yang ditunjukkan pada sekumpulan objek. Proses terjadinya persepsi dapat dijelaskan sebagai berikut: Objek menimbulkan stimulus dan stimulus mengenai alat indera reseptor. Proses ini merupakan proses fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak. Proses ini merupakan proses fisiologis. Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat, apa yang didengar, atau apa yang diraba. Proses ini merupakan proses psikologis. Proses ini adalah proses terakhir dari persepsi dan merupakan persepsi yang sebenarnya. Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dengan berbagai macam bentuk. Stimulus mana yang akan mendapatkan respon dari individu tergantung pada perhatian individu yang bersangkutan. Secara skematis hal tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut: St St St St Respon Fi Fi Fi Fi Keterangan: St = Stimulus faktor luar Fi = Faktor intern faktor dalam, termasuk perhatian Sp = Struktur pribadi individu Walgito, 1992: 72 Skema tersebut memberikan gambaran bahwa individu menerima bermacam-macam stimulus yang datang dari lingkungan. Tidak semua stimulus diperhatikan atau diberi respon. Individu mengadakan seleksi terhadap stimulus yang mengenainya, perannya perhatian. Sehingga individu menyadari dan memberikan respon sebagai reaksi terhadap stimulus. Skema tersebut dapat dilanjutka sebagai berikut: L – S – O – R – L Keterangan: L = lingkungan S = Stimulus O = Organismeindividu R = Respon atau reaksi Walgito, 1992: 72 SP Menurut Walgito 1992: 54-55 faktor internal yang mempengaruhi persepsi yaitu individu, sedang faktor eksternal adalah stimulus dan lingkungan. Kedua faktor itu saling berinteraksi dalam individu mengadakan persepsi. Agar stimulus dapat dipersepsi, maka stimulus harus cukup kuat, stimulus mempunyai kekuatan yang minimal tetapi sudah dapat menimbulkan kesadaran, sudah dapat dipersepi oleh individu. Kejelasn stimulus juga dapat berpengaruh pada persepsi. Oleh karena itu maksud dari kejelasan dan kekuatan objek dari penelitian ini adalah KTSP. Apabila guru mempersiapkan KTSP positif maka akan positif pula sikapnya. Untuk itu, apabila persepsi ini dikaitkan terhadap KTSP maka persepsi terhadap KTSP diartikan sebagai proses penafsiran, pengorganisasian, penginterpretasian terhadap KTSP sehingga merupakan sesuatu yang berarti merupakan respon yang menyatu dalam diri individu guru otomotif. 2. Kurikulum a. Pengertian Kurikulum Kurikulum ialah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan dirancangkan secara sistematis atas dasar norma- norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan. Dalam undan-undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 1989 Bab I pasal 1 disebutkan bahwa “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar- mengajar. Kurikulum adalah seperangkat mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelengaraan kegiatan pembelajaraan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian degan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh karena iti kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah Soehendro, 2006: 3. b. Fungsi Kurikulum Menurut Hendyat Soetopo dan Soemanto dalam M. Joko Susilo 2007: 83 bahwa fungsi Kurikulum adalah: 1 Fungsi kurikulum dalam mencapai tujuan pendidikan. Maksudnya bahwa kurikulum merupakan suatu alat atau usaha-usaha untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan oleh sekolah yang dianggap cukup tepat dan penting untuk dicapai. 2 Fungsi kurikulum bagi anak. Maksudnya kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun yang disiapkan untuk siswa sebagai salah satu konsumsi bagi pendidikan mereka. 3 Fungsi kurikulum bagi guru. Ada tiga macam yaitu 1 sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman belajar bagi anak didik, 2 sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan, 3 sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan dan pengajaran. 4 Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah dan pembina sekolah. Dalam arti: 1 sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervisi yaitu memperbaiki situasi belajar, b sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam menciptakan situasi untuk menunjang situasi belajar anak kearah lebih baik, c sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam memberikan bantuan kepada guru untuk memperbaiki situasi belajar. 5 Fungsi kurikulum bagi orang tua murid. Maksudnya orang tua dapat turut serta membantu usaha sekolah dalam memajukan putra- putrinya. 6 Fungsi kurikulum bagi sekolah pada tingkatan diatasnya. Ada dua jenis berkaitan dengan fungsi ini yaitu pemeliharaan keseimbangan proses pendidikan dan penyiapan tenaga guru. 7 Fungsi kurikulum bagi masyarakat dan pemakai lulusan sekolah. Sekurang-kurangnya ada dua hal yang bisa dilakukan dalam fungsi ini yaitu pemakai lulusan ikut memberikan bantuan guna memperlancar pelaksanaan program pendidikan yang membutuhkan kerjasama dengan pihak orang tuamasyarakat. Dan ikut memberikan kritik saran yang membangun dalam rangka menyempurnakan program pendidikan di sekolah agar bisa lebih serasi dengan kebutuhan masyarakat dan lapangan kerja. 3. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum 2006 Kurikulum 2006 atau sering juga disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan Soehendro, 2006: 5, sehingga dapat dikatakan bahwa KTSP adalah sebuah kurikulum yang dibuat oleh sekolah dan dilaksanakan oleh sekolah itu sendiri. KTSP sebagai salah satu produk yang diluncurkan pemerintah, adalah salah satu perangkatsarana untuk mencapai kualitas pendidikan terbaik untuk bangsa ini. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP disusun dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan. a. Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP Karakteristik KTSP atau kurikulum 2006 dapat diketahui antara lain, bagaimana sekolah dan satuan pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan sumber belajar, profesionalisme tenaga kependidikan, serta sistem penilaian. Maka dapat dikemukakan beberapa karakteristik KTSP sebagai berikut: pemberian otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan, partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi, kepemimpinan yang demokratis dan profesional, serta team kerja yang kompak dan transparan Mulyasa, 2006: 29. b. Tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau Kurikulum 2006 Mulyasa 2006: 22 mengemukakan secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan otonomi kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum. Secara khusus tujuan diterapkannya kurikulum adalah untuk: 1 Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia. 2 Meningkatkan keperdulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama. 3 Meningkatkan kompetisi yang sehat antara satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai. c. Kebijaksanaan Pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP atau Kurikulum 2006 Kepala Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional Diah Harianti mengatakan Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK 2004 yang digunakan saat ini tidak berlaku lagi sebab Menteri Pendidikan Nasional telah menerbitkan Peraturan Nomor 22 dan 33 tahun 2006 tentang standar isi dan standar kompetensi lulusan untuk tingkat dasar dan menengah. Dengan peraturan tersebut Kepala Puskur memaparkan, setiap satuan pendidikan atau sekolah dapat memuat kurikulum sesuai dengan ciri khas, keunggulan, keunikan masing-masing Standar kompetensi lulusan ini memberikan kerangka dasar bagi kurikulum di satuan pendidikan. Isi kurikulum yang diberi nama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP ini tidak berbeda jauh dengan KBK, kecuali pelaksanaannya. Pedoman yang ditetapkan pada KBK mencakup standar kompetensi, Kompetensi dasar, Materi pokok, indikator, sedangkan kurikulum baru ini hanya mencakup standar kompetensi dan kompetensi dasar. Untuk materi pokok dan indikator diserahkan pada guru. Implementasi dari standar isi dilakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 20062007 sampai 2009. diharapkan pada tahun ajaran 20092010 semua satuan pendidikan telah menerapkannya. d. Pedoman Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan , tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiyayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu standar isi SI dan Standar Kompetensi Lulus SKL merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. BSNP, 2006: 1-24 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 UU 202003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, sedangkan undang undang nomor 19 Tahun 2005 PP 192005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan kurikulum pada KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada Sl dan SKL serta pedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP. 4. Pemahaman Guru Benjamin Bloom Taxonomy of Edukation Objective dalam Nasution 2003: 49 menyatakan bahwa memahami, yakni menafsirkan sesuatu, menterjemahkannya dengan kata-kata sendiri, mengambil kesimpulan berdasarkan apa yang diketahui, menduga akibat sesuatu berdasarkan pengetahuan yang dimiliki dan sebagainya. a. Memahami Landasan pendidikan Landasan pendidikan yang perlu diketahui dan dipahami guru adalah: a landasan filosofis dengan pengupasan makna atau hakikat pendidikan yang berusaha menelaah secara mendalam, b landasan sosiologis perlu dipahami guru, karena landasan ini menjelaskan bahwa kegiatan pendidikan merupakan proses interaksi antara dua individu atau lebih, bahkan antara generasi yang berbeda, c ladasan kultural, kebudayaan sebagai gagasan dan karya manusia akan selalu terkait baik langsung maupun tidak langsung dengan pendidikan terutama proses pembelajaran, d landasan psikolgis, pemahaman peserta didik terhadap materi materi bahan ajar yang disampaikan guru berkaitan erat dengan aspek kejiwaan, e landasan ilmiah dan teknologis, bahan ajar dan produk pendidikan juga dipengaruhi oleh cara penginderaan terhadap fakta, penalaran, termasuk juga intuisi. Kesemuanya dikaji secara ilmiah dan disesuaikan dengan perkembangan teknologi Puskur, Balitbang depdiknas, 2002. b. Memahami Wawasan Pendidikan Pemahaman guru tentang wawasan pendidikan, yaitu: a memahami asas-asas pendidikan, b memahami aliran-aliran pendidikan secara garis besar, c memahami teori belajar, d memahami perkembangan peserta didik, e memahami tujuan pendidikan nasional, f kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang pendidikan. Memahami asas-asas pendidikan, asas pendidikan di Indonesia yaitu a Asas Tut Wuri Handayani, asas ini merupakan semboyan dari depdiknas yang diadopsi dari pendapat Ki Hajar Dewantara, b Asas Belajar Sepanjang Hayat, makna pendidikan seumur hidup harus ditanamkan kepada peserta didik. Pembelajaran disekolah seyogyanya mengembangkan sekurang-kurangnya dua misi, yaitu membelajarkan siswa secara aktif, kreatif, efisien, dan aktif secara menyenangkan dan serentak, dengan hal tersebut guru harus meningkatkan kemauan dan kemampuan belajar di sepanjang umurnya, c Asas Kemandirian dalam belajar, pembelajaran disekolah guru perlu sedini mungkin mengembangkan kemandirian dalam belajar peserta didik, dengan menghindari campur tangan yang berlebihan dari guru, tetapi guru harus siap manakala bimbingannya diperlukan peserta didik. c. Menguasai Materi Pelajaran Menguasai materi pembelajaran materi bahan ajar yang ada di dalam kurikulum merupakan hal yang mutlak yang tidak bisa ditawar lagi bagi seorang guru. Di samping itu, guru perlu mengembangkan pengetahuaannya agar tidak ketinggalan zaman. Sumber yang dapat dipakai antara lain buku teks, buku kurikulum, televisi, radio, jurnal, hasil penelitian, penelitian berkala majalah, tabloid, Koran, dan sebagainya, dokumen Negara, internet, dan sebagainya. d. Menguasai Pengelolaan Pembelajaran Pengelolaan pembelajaran meliputi: a mengidentifikasi karakteristik siswa, b mengembangkan perencanan pembelajaran, c mengembangkan materi pembelajaran, d mengembangkan metode, media, dan sumber belajar, e menentukan strategi pembelajaran, f melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sesuai karakteristik materi yang diajarkan. e. Menguasai Evaluasi Pembelajaran Evaluasi pembelajaran meliputi: a menguasai konsep dasar evaluasi, b memilih dan mengembangkan metode evaluasi sesuai dengan tujuan pembelajaran, d melaksanakan evaluasi, penskoran, dan inteprestasi hasil evaluasi, e menggunakan hasil-hasil evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. f. Memiliki Kepribadian, Wawasan Profesi dan Pengembangan Hal ini meliputi: 1 Memiliki sikap, nilai, dan moral serta berperilaku sebagai pendidik 2 Memiliki integritas dan dedikasi sebagai pendidik 3 Memiliki komitmen terhadap pengembangan profesi 4 Mampu mengkomunikasikan gagasan secara efektif dalam forum ilmiah 5 Mampu mengadopsi dan mengembangkan inovasi pendidikan 5. Acuan Operasional Penyusunan KTSP Adapun acuan operasional dalam penyusunan KTSP antara lain adalah sebagai berikut: a. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia. Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun yang memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia. b. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik. Kurikulum disusun agar memungkinkan pengembangan keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual, emosional, spritual, dan kinestetik peserta didik secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya. c. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan. Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan, oleh karena itu kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan daerah. d. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional. Pengembangan kurikulum harus memperhatikan keseimbangan tuntutan pembangunan daerah dan nasional. e. Tuntutan dunia kerja. Kurikulum harus memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan kebutuhan dunia kerja, khususnya bagi mereka yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. f. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. g. Agama. Kurikulum harus dikembangkan untuk meningkatkan toleransi dan kerukunan umat beragama, dan memperhatikan norma agama yang berlaku di lingkungan sekolah. h. Dinamika perkembangan global. Kurikulum harus dikembangkan agar peserta didik mampu bersaing secara global dan dapat hidup berdampingan dengan bangsa lain. i. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. Kurikulum harus mendorong wawasan dan sikap kebangsaan dan persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. j. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. k. Kesetaraan Jender. Kurikulum harus diarahkan kepada pendidikan yang berkeadilan dan mendorong tumbuh kembangnya kesetaraan jender. l. Karakteristik satuan pendidikan. Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan.

BAB III METODE PENELITIAN