Sistem Pemerintahan Laos

2.4.1.3 Ideologi Lao People's Revolutionary Party (LPRP ) Pada saat para pimpinan LPRP memperoleh kekuasaan di tahun 1975 dengan

pahamnya yaitu Marxisme-Leninisme, mereka tetap bersemangat dalam menciptakan suatu masyarakat sosialis yang baru. Mereka mendeklarasikan tujuan ekonomi kembar sebagai pencapaian transformasi sosialis dengan konstruksi sosialis. Mereka menegaskan kemunculan LPRP telah melengkapi revolusi demokrasi nasional. Tujuan nasionalnya adalah untuk mengusir penjajah imperialis Perancis dan Amerika Serikat sedangkan tujuan demokrasi adalah untuk menggulingkan pengkhianat reaksioner, kaum borjuis, birokrat, reaksioner, feodal dan militeris. LPRP menyatakan telah memenangkan revolusi demokrasi nasional dengan memenangkan perang rakyat (people's war) dengan aliansi buruh-tani (worker-peasant) di bawah kepemimpinan rahasia dari LPRP yang bekerja melalui barisan nasional.

Meskipun ideologi komunis mulai mengikis, mempertahankan kekuasaan politik eksklusif tetap menjadi tujuan utama partai. Dalam pidato pada tahun 1990, Sekretaris Jenderal Kaysone menegaskan dasar legitimasi partai: partai ini merupakan pusat kebijaksanaan. Di dalamnya telah ditetapkan kebenaran, pola dan langkah-langkah konstruktif yang sesuai dengan realitas di negara kami sehingga membuat orang-orang Laos mampu dalam mengatasi kesulitan dan berbagai ujian untuk memenangkan kemenangan hingga memperoleh kemenangan akhir. Sejarah telah menunjukkan bahwa

30 Lao People's Revolutionary Party – LPRP: Party Structure diakses dari

http://countrystudies.us/laos/85.htm pada 12 Maret 2015 pukul 19:49 http://countrystudies.us/laos/85.htm pada 12 Maret 2015 pukul 19:49

memperjuangkan kepentingan dan aspirasi rakyat. 31

2.4.1.4 Pengaruh Lao’s People Revolutionary Party terhadap Pemerintahan Laos

Sejak LPRP mengambil alih kekuasaan RLG tahun 1975, semua kegiatan politik menjadi kontrol partai sepenuhnya atau mengalami monopoli. Segala aktivitas politik ditekan sehingga tidak ada pilihan bagi orang yang berminat di bidang politik kecuali masuk ke dalam partai LPRP. Bentuk monopoli LPRP ini dapat dilihat pula dari merasuknya unsur partai di pemerintahan, birokrasi, organisasi massa, dan militer. Setiap orang yang menduduki jabatan penting dalam empat institusi ini hanyalah

mereka yang merupakan anggota partai LPRP. 32 Sistem satu partai yang terjadi di Laos ini kemudian menyebabkan adanya

tumpang tindih pula dalam pemerintahannya. Berbagai aktivitas pemerintahan tidak mungkin terjadi melainkan ada inisiatif dari Partai Revolusioner Rakyat Laos. Buktinya, pertemuan-pertemuan menteri ditentukan oleh partai dan disahkan melalui parlemen. Pejabat pemerintahan pun tidak sepenuhnya murni merupakan suara parlemen, justru lebih sering merupakan pilihan partai yang disuarakan melalui pihak terkait. Bahkan kebijakan-kebijakan yang ada merupakan inisiatif partai. Oleh sebab itu pemerintah

hanyalah perpanjangan tangan partai. 33 Dalam sistem birokrasi, para birokrat menjalankan tugasnya dipengaruhi oleh

partai politik, hubungan personal, dan harapan akan biaya kompensasi. LPRP sangat mudah mempengaruhi birokrat dalam mengambil keputusan salah satunya disebabkan rendahnya kompetensi dan pengetahuan para birokrat dalam mengelola pemerintahan. Umumnya kader LPRP memiliki pengetahuan dan kompetensi yang lebih baik, dimana

31 Lao People's Revolutionary Party – LPRP: Ideology of the Lao People's Revolutionary Party diakses

dari http://countrystudies.us/laos/85.htm pada 12 Maret 2015 pukul 19:49 32 Martin Stuart, op.cit, hlm 12-13

33 Ibid 33 Ibid

hanya terdapat pada elit politik LPRP membuat anggota non partai dan anggota non-elit partai yang beroperasi dalam birokrasi mempercayakan pengambilan keputusan pada elit LPRP sehingga mempermudah pengaruh LPRP. Cara lain yang digunakan LPRP untuk memperkuat pengaruhnya dalam birokrasi adalah melalui dana kompensasi atau sogokan yang tidak hanya diberikan untuk mendukung kebijakan tertentu melainkan juga dapat diberikan dalam momen lainnya seperti upacara pernikahan keluarga atau acara pertunjukan Laos pada waktu tertentu.

Pada ranah organisasi massa, LPRP hanya mengizinkan the Lao Front for National Construction (LFNC), Lao Trade Unions (LTO) , the Lao Women’s Union (LWU), dan the Revolutionary Youth Union (RYU) sebagai wadah organisasi masyarakat Laos. Front Pembangunan Nasional Laos merupakan organisasi massa yang paling besar jumlah anggotanya namun paling tidak jelas pula tujuannya dibandingkan

dengan tiga organisasi lainnya. 35 Meskipun berniat mengusung motto persatuan multi- etnis Laos, agaknya organisasi ini tampak lebih memfokuskan diri pada visi LPRP.

Sementara itu, Persatuan Perdagangan Laos (LTO) bertujuan mengawasi pertumbuhan tenaga kerja dan memastikan upah buruh yang cukup rendah untuk menarik investasi luar sebab perekonomian Laos masih sangat bergantung pada bantuan dan investasi asing. Organisasi lainnya yakni LWU -yang menyatukan aspirasi perempuan Laos- bertujuan memperjuangkan peran perempuan secara aktif di pemerintahan dan mengembangkan keterampilan perempuan, sehingga LWU sering mengadakan seminar yang melibatkan perempuan dari berbagai negara. Terakhir, RYU sebagai wadah pemuda Laos bertujuan sebagai alat rekruitmen politik LPRP yang nampaknya menyasar pemuda sebagai sosok penting pembawa masa depan LPRP.

2.3.2 Eksekutif Pemerintahan Laos

Eksekutif Laos membedakan jabatan kepala negara dan kepala pemerintahan. Peran sebagai kepala negara dijalankan oleh presiden dan wakilnya yang disetujui oleh setidaknya 2/3 anggota parlemen. Berdasarkan konstitusi Laos Pasal 53 Bab V tentang Presiden Negara, tugas dan wewenang presiden adalah :

34 Government of Laos. Tersedia pada http://countrystudies.us/laos/84.htm diakses pada 12 Maret 2015 35 Martin Stuart, op cit hlm 15

1. Menyebarluaskan Konstitusi dan UU yang telah disahkan oleh Majelis Nasional

2. Mengeluarkan keputusan negara dan tindakan atas rekomendasi dari Komite Tetap Majelis Nasional (National Assembly Standing Committe)

3. Menunjuk atau memberhentikan Perdana Menteri dan anggota pemerintah dengan persetujuan atau resolusi tidak percaya dari Majelis Nasional

4. Mengangkat, memindahkan atau menghapus gubernur provinsi dan walikota kota atas rekomendasi dari Perdana Menteri

5. Memutuskan untuk meningkatkan atau menurunkan jajaran jenderal di pasukan pertahanan dan keamanan nasional pada rekomendasi dari Perdana Menteri;

6. Menjadi kepala angkatan bersenjata rakyat

7. Memimpin pertemuan pemerintah bila diperlukan

8. Menentukan penganugerahan medali emas nasional, tanda jasa, medali kemenangan dan tertinggi gelar kehormatan dari negara

9. Memutuskan pemberian grasi

10. Memutuskan wajib militer umum atau parsial dan menyatakan keadaan darurat di seluruh negara atau dalam setiap wilayah tertentu

11. Menyatakan pada ratifikasi atau penghapusan semua perjanjian dan kesepakatan yang ditandatangani dengan negara-negara asing

12. Mengangkat dan mengingat wakil berkuasa penuh dari Laos ke atau dari negara- negara asing, dan menerima perwakilan berkuasa penuh dari negara-negara asing Sementara itu posisi sebagai kepala pemerintahan dijalankan oleh Perdana

Menteri, Wakil Perdana Menteri dan jajarannya untuk masa jabatan 5 tahun. Perdana Menteri dipilih oleh presiden dengan persetujuan parlemen dan selanjutnya pengangkatan jajaran pemerintahan seperti gubernur dan jendral militer menjadi hak Perdana Menteri yang kemudian akan dilantik oleh Presiden. Presiden Laos dipilih oleh 2/3 dukungan dari Majelis Nasional (National Assembly) untuk masa jabatan 5 tahun. Hal ini menjadi suatu ketetapan yang mengubah jabatan presiden dari yang semula hanya posisi ceremonial menjadi suatu kekuasaan politis yang penting. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, presiden dapat menunjuk maupun memberhentikan perdana menteri dan anggota pemerintahan dengan persetujuan Majelis Nasioanal.

Selain itu, presiden juga menerima dan menunjuk duta besar serta dapat menyatakan keadaan darurat atau perang.

Kekuasaan yang diberikan kepada presiden telah mengalami perkembangan ketika proses penyusunan konstitusi, namun kematian mendadak dari Kaysone, yang sebelumnya menjadi perdana menteri kemudian menjadi presiden setelah adanya penyebaran konstitusi, kemudian menimbulkan keraguan dalam hal potensi kekuasaan relatif di antara dua kantor (two offices). Walau bagaimanapun, presiden memimpin angkatan bersenjata dan memiliki hak serta kewajiban untuk meyebarkan hukum dan surat keputusan. Organisasi utama untuk administrasi adalah pemerintahan yang teridiri atas perdana menteri (selaku pimpinan), deputi perdana menteri, menteri, dan kepala kementerian (setara dengan komite negara). Perdana menteri dipilih oleh presiden dengan persetujuan Majelis Nasional untuk masa jabatan 5 tahun. Kewajiban dari posisi ini meliputi memimpin dan mengawasi kerja dari kementerian dan komite pemerintahan dan juga bagi gubernur provinsi dan walikota. Perdana menteri menunjuk semua deputi

dalam dua level pemerintahan tersebut serta bagi pimpinan distrik lokal. 36

2.3.3 Legislatif Pemerintahan Laos

Majelis nasional yang merupakan badan legislatif tertinggi adalah majelis yang dipilih setiap lima tahun sekali. Penetapan ini pada awalnya digunakan pada zaman kolonial RLG dan Perancis pada akhir tahun 1975. Terletak di sebuah gedung yang lebih besar dari pada masa kolonial, majelis nasional berfungsi sebagai pembuat keputusan yang berkaitan dengan isu-isu fundamental serta mengawasi organ administratif dan peradilan. Sebagai sebuah badan legislatif, Majelis Nasional memiliki power yang besar, di antaranya adalah mampu memilih serta memberhentikan presiden, Mahkamah Agung dan Jaksa Penuntut Umum, yang tentunya diawali dengan banyak pertimbangan dan rekomendasi dari pihak-pihak tertentu lain. Power lain yang dimiliki oleh Majelis Nasional mencakup amandemen konstitusi, menetapkan pajak, menyetujui anggaran negara, mendukung atau membatalkan undang-undang, serta memilih atau menghapus tokoh-tokoh peradilan dalam sistem pemerintahan suatu negara. Anggota dari Majelis Nasional sendiri memiliki hak untuk menginterpelasi anggota pemerintah.

36 The President, diakses dari http://countrystudies.us/laos/88.htm pada 12 Maret 2015 pukul 19:55

Selain itu, Majelis Nasional juga dapat meratifikasi perjanjian serta memutuskan pernyataan perang dan perdamain. Power yang dimiliki Majelis Nasional memang terbukti memiliki batasan, meskipun menurut aturan, Majelis Nasional hanya bertemu di dalam suatu persidangan sebanyak dua kali dalam setahun. Selain itu, komite tetap (standing committee) untuk sementara juga dapat menyelenggrakan sidang luar biasa jika dibutuhkan. Konstitusinya juga tidak menentukan jumlah dari anggota Majelis Nasional yang mana calon-calonnya ditetapkan oleh LPRP. Dalam pemilihan pada tahun 1989, ada setidaknya 79 anggota dalam Majelis Nasional yang merepresentasikan masing-masing distrik yang ada, yaitu sekitar 40.000 sampai 50.000 orang. Kampanye pemilihan tersebut berlangsung selama dua bulan. Proses pemilihannya berisi semacam eliminasi terhadap kandidat-kandidat yang tidak memenuhi kriteria yang diinginkan

sampai tersisa kandidat-kandidat yang terpilih di akhir pemilihan. 37