Analisis CVP Untuk Mencapai Laba Maksimal Tahun 2006
4.7. Analisis CVP Untuk Mencapai Laba Maksimal Tahun 2006
Analisis CVP merupakan salah satu alat dalam perencanaan. Saat ini perusahaan belum menggunakan CVP untuk memproyeksikan penjualannya. Dengan menggunakan CVP, perusahaan diharapkan tidak akan mengalami kerugian atau bahkan dapat mencapai target laba yang telah direncanakan. Telah dihitung bahwa target laba untuk tahun 2006 adalah sebesar Rp. 80.055.154.
Target tersebut sangatlah jauh dari kondisi nyata penjualan perusahaan. Untuk itu dibuat analisis CVP yang mungkin digunakan oleh Target tersebut sangatlah jauh dari kondisi nyata penjualan perusahaan. Untuk itu dibuat analisis CVP yang mungkin digunakan oleh
Tabel 26. Analisis CVP Untuk Mencapai Laba Maksimal Tahun 2006
harga dan
harga jual
volume
dan tidak
biaya iklan
(Rp)
(Rp)
Penjualan IC 6 unit @ Rp. 13.000.000 = Rp. 78.000.000
15 unit @ Rp. 11.000.000 = Rp. 165.000.000 169.400.000 173.250.000 187.000.000 UF
41 unit @ Rp. 6.000.000 = Rp. 246.000.000 257.400.000 258.300.000 282000.000 EL
30 unit @ Rp. 5.500.000 =Rp. 165.000.000 175.450.000 173.250.000 192.500.000 E 247 unit @ Rp. 3.300.000 = Rp. 815.100.000
853.050.000 855.855.000 937.200.000 SLT
37 unit @ Rp. 4.400.000 = Rp. 162.800.000 169.400.000 170.940.000 189.200.000 OL
27 unit @ Rp. 3.300.000 = Rp. 89.100.000 94.380.000 93.555.000 102.300.000 PL
29 unit @ Rp. 3.000.000 =Rp. 87.000.000 92.400.000 91.350.000 99.000.000 CL
129 unit @ Rp. 2.700.000 = Rp. 384.300.000 365.310.000 365.715.000 399.600.000 ECL
21.000.000 ISL
10 unit @ Rp. 1.750.000 = Rp. 17.500.000
37.400.000 F 112 unit @ Rp. 2.300.000 = Rp. 257.600.000
15 unit @ Rp. 2.200.000 = Rp. 33.000.000
28 unit @ Rp. 1.300.000 = Rp. 36.400.000
T. Penj Rp. 2.500.800.000 2.622.510.000 2.625.840.000 2.876.500.000
B.Var
58.382.405,9 MR
IC 6 unit @ Rp. 8.340.343,7 = Rp. 50.042.062,2
15 unit @ Rp. 6.640.341,7 = Rp. 99.605.125,5 92.964.783,8 99.605.125,5 112.885.808,9 UF
238.647.796,9 EL
41 unit @ Rp. 5.077.612,7 = Rp. 208.182.120,7
30 unit @ Rp. 3.935.412,7 =Rp. 118.062.381 114.126.968,3 118.062.381 137.739.444,5 E 247 unit @ Rp. 3.277.902,7 = Rp. 809.641.966,9 770.307.134,5 809.641.966,9 930.924.366,8 SLT
153.567.392,1 OL
37 unit @ Rp. 3.571.334,7 = Rp. 132.139.383,9
27 unit @ Rp. 3.160.569,7 = Rp. 85.335.381,9 82.174.812,2 85.335.381,9 97.977.660,7 PL
90.634.919,1 CL
29 unit @ Rp. 2.746.512,7 =Rp. 79.648.868,3
129 unit @ Rp. 1.960.943,7 = Rp. 252.961.737,3 241.196.075,1 252.961.737,3 290.219.667,6 ECL
10 unit @ Rp. 1.380.466,7 = Rp. 13.804.667 13.804.667 13.804.667 16.565.600,4 ISL
15 unit @ Rp. 1.721.770,7 = Rp. 25.826.560,5 24.104.789,8 25.826.560,5 29.270.101,9 F 112 unit @ Rp. 1.331.795,7 = Rp. 149.161.118,4 141.170.344,2 149.161.118,4 171.801.645,3 R
28 unit @ Rp. 1.181.733,7 = Rp. 33.088.543,6 31.906.809,9 33.088.543,6 37.815.478,4
568.340.083 510.067.711 B Tetap
Rp. 443.300.083
363.244.874 363.244.874 375.244.874 Laba Rp. 80.055.154 297.540.714 205.095.209 134.822.837
Rp. 363.244.874
BEP Rp. 2.049.186.091 1.441.637.843 1.678.261.228 2.116.174.187
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa penjualan untuk tahun 2006 dianggarkan sebesar Rp. 2.500.800.000 dengan laba sebesar Rp. 80.055.154. Tabel 26 menyajikan tiga alternatif CVP yang mungkin dilakukan yaitu (1) menaikkan harga 10% yang menyebabkan penurunan volume penjualan sebesar 5%, (2) menaikkan harga 5% dan tidak terjadi perubahan volume penjualan, (3) meningkatkan volume penjualan sebesar 15% dengan meningkatkan biaya iklan sebesar 60%. Besarnya persentase perubahan harga, volume kegiatan dan biaya iklan didapat dari hasil wawancara dengan pihak perusahaan yang berwenang.
Perubahan harga dan volume penjualan akan mengubah titik impas. Dari ketiga alternatif tersebut, alternatif pertama memberikan nilai BEP paling kecil yaitu sebesar Rp. 1.441.637.843, alternatif kedua memberikan nilai BEP sebesar Rp. 1.678.261.228, dan alternatif yang ketiga merupakan alternatif dengan nilai BEP paling besar yaitu Rp. 2.116.174.187. Dalam hal laba, alternatif pertama memberikan laba dengan nilai paling tinggi yaitu sebesar Rp. 297.540.714, alternatif kedua memberikan laba sebesar Rp. 205.095.209 dan alternatif ketiga memberikan laba sebesar Rp. 134.822.837. Dari ketiga alternatif di atas, alternatif ketiga dianggap alternatif terburuk karena selain memberikan laba paling rendah juga menghasilkan BEP paling tinggi. Alternatif kedua dianggap mungkin bila didukung oleh loyalitas pembeli yang menganggap kenaikan harga 5% tidak akan mengubah keinginan mereka untuk tetap membeli produk tersebut. Sedangkan alternatif pertama merupakan alternatif terbaik karena selain memberikan nilai BEP paling rendah juga mampu memberikan laba paling tinggi.
Alternatif pertama yang merupakan alternatif terbaik, dapat kita gambarkan dengan grafik laba-volume, dimana sumbu horizontal menunjukkan nilai/volume penjualan dan sumbu vertikal menunjukkan besarnya laba.
Laba
Rp. 297.540.714 Laba yang baru
BEP yang baru
BEP target
Rp.80.055.154 Laba target
Biaya tetap
Gambar 5. Grafik Laba-Volume untuk Kenaikan Harga 10% dan
5% Penurunan Volume
Titik biaya tetap sebesar Rp. 363.244.874 yang artinya jika tidak terjadi penjualan maka perusahaan harus menanggung kerugian sebesar angka tersebut karena biaya tersebut biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan tanpa terpengaruh oleh volume produksi. Perusahaan tidak mengalami kerugian ataupun laba (titik impas) saat garis laba berpotongan dengan garis penjualan pada penjualan sebesar Rp. 2.049.186.091. Untuk nilai penjualan yang telah dianggarkan laba yang diperoleh sebesar Rp. 80.055.154.
Dengan alternatif kenaikan harga 10% dan penurunan volume penjualan 5%, titik biaya tetap tidak berubah tetapi didapatkan titik BEP yang baru sebesar Rp. 1.441.637.843, lebih rendah dibanding titik BEP yang pertama. Laba ditunjukkan pada angka Rp. 297.540714 lebih tinggi dari laba sebelumnya.