Teknik Pembakaran Terkendali/Controlled Burning
6.5 Teknik Pembakaran Terkendali/Controlled Burning
Penyiapan lahan dengan melakukan pembakaran terkendali dalam sistem perladangan telah dilakukan secara turun - temurun oleh masyarakat. Teknik ini, dalam batas-batas tertentu, masih dapat diterapkan sejauh api yang digunakan tidak menjalar atau lompat ke tempat lain. Karena dalam pelaksanaannya di lapangan, masih terdapat hambatan-hambatan yang mempengaruhi keberhasilan teknik ini. Misalnya di dekat lahan yang akan dilakukan pembakaran secara terkendali ini terdapat lahan tidur yang ditumbuhi semak belukar dan ini berpotensi terbakar akibat adanya jalaran/ lompatan api dari pembakaran terkendali di sekitarnya. Dengan perkataan lain, serapi apapun teknik pembakaran terkendali dilakukan, ternyata fakor alam seperti tiupan angin masih tidak dapat dikendalikan sehingga api akan menjalar/lompat kemana-mana.
Dari kenyataan di atas maka teknik pembakaran terkendali sedapat
mungkin harus dihindari atau hanya dilakukan dengan syarat : • Hanya diijinkan pada masyarakat lokal yang tidak berbadan hukum;
• Luas lahan tidak lebih dari 1 - 2 ha; • Kondisi tidak memungkinkan tanpa penggunaan api (pembakaran); • Pembakaran dilakukan bergilir pada setiap calon ladang; • Kondisi angin tidak terlalu kuat; • Jika terdapat lahan tidur bersemak belukar di sekitarnya, sebaiknya
tidak melakukan pembakaran sama sekali. Ada beberapa tahap yang dapat dijadikan acuan dalam pengolahan lahan
di lahan gambut menggunakan teknik controlled burning (Syaufina, 2003), yaitu :
1. Pemilihan lokasi calon ladang. Lokasi calon ladang diutamakan lahan yang berupa semak dengan luas 1 – 2 ha.
Panduan Pengendalian Kebakaran Hutan
Bab 6. Teknik Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut
2. Menebas. Penebasan dilakukan untuk membersihkan tumbuhan bawah, semak dan anakan yang masih mampu ditebang dengan golok atau parang. Selain itu untuk memudahkan pengeringan dan pembakaran. Kegiatan ini dapat dilakukan secara berkelompok atau perorangan.
3. Menebang. Tahapan menebang merupakan kegiatan lanjutan setelah penebasan. Tahapan ini dilakukan dengan tujuan untuk mematikan pohon. Untuk melakukan kegiatan ini dapat digunakan kampak atau menggunakan chainsaw.
Penebangan dilakukan dengan cara : • membuat takik rebah dan selanjutnya membuat takik balas serendah
mungkin (Gambar a); • arah penebangan mengikuti arah condong tajuk (Gambar b); • apabila ada angin pada saat penebangan sebaiknya kegiatan
penebangan ditunda sampai angin berhenti karena angin akan merubah arah rebah pohon (Gambar c).
Gambar c Tahapan:
Gambar a
Gambar b
1. Buat potongan datar sedalam 1/4 - 1/3 ø pohon
2. Buat potongan miring 45°
3. Buat takik balas
4. Tinggalkan engsel 1/10 - 1/6 ø
4. Pemotongan batang pohon. Kegiatan ini dilakukan dengan memotong batang pohon menjadi potongan-potongan berukuran panjang 1 - 2 m. Bertujuan untuk memudahkan pengangkutan dan pengeringan. Batang pohon yang berdiameter lebih dari 15 cm diangkut keluar dari calon lahan yang akan ditanami untuk mengurangi akumulasi bahan bakar.
Panduan Pengendalian Kebakaran Hutan
Bab 6. Teknik Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut
5. Pengeringan bahan bakar. Bahan bakar hasil penebasan, penebangan dijemur di bawah sinar matahari kurang lebih 2 - 3 minggu tergantung kondisi cuaca.
6. Pembuatan ilaran/sekat bakar. Sebelum pembakaran calon ladang dilakukan, terlebih dahulu sisi-sisi ladang dibersihkan dari serasah selebar kurang lebih 2 - 4 m. Kegiatan ini dapat dilakukan secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan pemilik ladang di dekatnya. Kegiatan ini bertujuan agar api tidak merembet ke ladang orang lain.
7. Penumpukan bahan bakar. Bahan bakar berupa serasah ditumpuk merata dan setipis mungkin dilokasi calon ladang yang akan dibakar untuk mengurangi asap yang dihasilkan.
8. Pembuatan parit dan tandon air di sekeliling calon ladang. Parit di sekeliling calon ladang dibuat dengan ukuran lebar 50 cm dan kedalaman yang memadai (1 m). Sepanjang saluran di setiap jarak 10 m dibuat tandon air dengan ukuran 1 m x 1 m dan kedalaman >1 m. Adapun tujuan dibuatnya parit di sekeliling calon ladang adalah untuk menjaga keseimbangan air dalam tanah dan mencegah penjalaran kebakaran. Tujuan dibuatnya tandon air adalah untuk penampung air pada saat musim kering sehingga dapat digunakan untuk mencegah kebakaran pada saat musim kering. Parit dan tandon air dapat juga dimanfaatkan untuk budidaya ikan sehingga dapat menambah pendapatan ekonomi petani.
9. Pembakaran. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembakaran, yaitu : • Penyiapan personil: personil terdiri dari orang yang melakukan
pembakaran dan orang yang mengawasi berlangsungnya proses penyebaran api sehingga api tidak menjalar keluar • personel pembakar : 4 orang • personel pengawas : ± 10 orang
• Bahan : obor yang terbuat dari daun kelapa kering • Waktu Pembakaran : kurang lebih pukul 12.00 – 14.00. Waktu
pembakaran dapat bervariasi tergantung kondisi daerah dan cuaca. Waktu pembakaran yang baik dilakukan pada saat bahan bakar sudah sangat kering dan angin tidak bertiup terlalu kencang sehingga bahan bakar lebih mudah terbakar dan api mudah dikontrol
• Teknik pembakaran : teknik pembakaran melingkar (ring fire). Pembakaran dilakukan oleh empat orang yang berdiri pada sudut calon ladang, pembakaran berlangsung secara serentak dan berada
Panduan Pengendalian Kebakaran Hutan
Bab 6. Teknik Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut
Ilaran/sekat bakar Lebar: 1 - 4 m
Calon ladang seluas 1 - 2 ha diutamakan pada lahan semak
Parit Tandon air Lebar : 50 cm
Lebar : 1 m D alam : 1 m
Panjang: 1 m D alam : 1 m
10 m
Teknik penyiapan lahan di lahan gambut (Syaufina, 2003)
Arah angin
Personil pembakar
Ilaran/sekat bakar Lebar : 1 - 4 m
Lahan gambut dengan bahan bakar yang sudah kering
Titik pem bakar an
Ar ah pem bakar an
10 m
Parit
Tandon air
Lebar : 50 cm
Lebar : 1 m
D alam : 1 m
Panjang: 1 m
D alam : 1 m
Teknik pembakaran (Syaufina, 2003)
dibawah satu komando yang bermula dari dua tempat yang berbeda (lihat gambar teknik pembakaran). Setiap dua pembakar bergerak menuju arah yang sama dan membuat titik-titik api yang masing- masing berjarak sekitar 1 meter dari titik awal. Dengan menggunakan teknik pembakaran ini api akan bergerak ke tengah dan proses pembakaran lebih cepat sehingga dapat mengurangi resiko penjalaran api ke arah luar dan ke bawah.
Panduan Pengendalian Kebakaran Hutan
Bab 6. Teknik Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut
Jika diperlukan, pembakaran tahap kedua dapat dilakukan di tempat khusus di luar areal calon ladang. Abu dari sisa pembakaran ini dapat ditaburkan di bedeng tanaman sebagai pupuk.