Karakteristik Umum Kota Surakarta
4.1 Karakteristik Umum Kota Surakarta
4.1.1. Kondisi Fisik Dasar dan Administrasi
Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar yang ada di Provinsi Jawa Tengah, yang menjadi pusat perdagangan dan jasa untuk daerah kabupaten yang ada disekitarnya yaitu Kabupaten Boyolali, Sragen, Karanganyar, Klaten, Wonogiri, dan Sukoharjo, atau yang sering di sebut sebagai kawasan Subosukawonosraten. Posisi Geografis Kota Surakarta berada antara 110° 45’ 15” dan 110° 45’ 35” BT dan antara 7° 35’ dan 7° 56’ LS, dengan
luas wilayah 44,04 km 2 . Secara geografi Kota Surakarta sebenarnya berada pada cekungan diantara dua gunung, yaitu Gunung Lawu dan Gunung Merapi serta di bagian timur dan selatan dibatasi oleh Sungai Besar Bengawan Solo.
Tabel 4.1 Tempat dan Kemiringan Tanah di Kota Surakarta tahun 2010
Kecamatan
(District)
Tinggi Tempat (meter) Diatas Permukaan Laut
Kemiringan Tanah (Slope of Land)
ed
24,38 319,40 Pasar Kliwon
Sumber : BPS Kota Surakarta dalam Surakarta Dalam Angka 2011
Gambar 4.1 Jenis dan Penggunaan Lahan di Kota Surakarta tahun 2010
Sumber : Hasil Analisis, 2012
Dari luas total lahan di Kota Surakarta sebesar 4.404,06 Ha, sampai data tahun 2010 sebagian besar lahan digunakan untuk permukiman sebesar 2.089,64 Ha (47,45%), kemudian untuk jasa sebesar 364,96 Ha (8,29%) dan lain-lain sebesar 372,74 Ha (8,46%).
4.1.3. Kondisi Kependudukan
Jumlah penduduk Kota Surakarta pada tahun 2010, mencapai 499.337 jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 95,02 yang artinya bahwa pada setiap 100 penduduk perempuan terdapat sebanyak 95 penduduk laki-laki.
ed
Gambar 4.2 Jumlah Penduduk Kota Surakarta Menurut Jenis Kelamin tahun 2003-2010
Sumber : Hasil Analisis, 2012
Tabel 4.4 Tingkat Kepadatan Penduduk Kota Surakarta tahun 2010
Kecamatan (District)
Luas Wilayah
(km 2 ) (Area)
Jumlah Penduduk (Number of Population)
Rasio Jenis Kelamin
(%) (Sex Ratio)
Tingkat Kepadatan (Population Density)
20.151 Pasar Kliwon
Sumber : BPS Kota Surakarta dalam Surakarta Dalam Angka 2011
Gambar 4.3 Tingkat Kepadatan Penduduk Kota Surakarta tahun 2010
ed
4.1.4. Ketenagakerjaan
Tabel 4.5 Banyaknya Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kota Surakarta tahun 2010
Kecamatan (District)
Petani Sendiri
(House Coumpoud)
Buruh Tani
(services)
Pengusaha (Establishment)
Buruh Industri (Manufacture)
Buruh Bangunan (Fallow Land) (1)
7047 5023 Pasar Kliwon
72084 65628 Kecamatan (District)
Pedagang
(Retail)
Angkutan (Transportation)
PNS/TNI/Polri (Civil Servant/army/police)
Pensiunan (Retirement)
Lain-lain (Others)
931 25589 Pasar Kliwon
Sumber : BPS Kota Surakarta dalam Surakarta Dalam Angka 2011
Gambar 4.4 Banyaknya Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kota Surakarta tahun 2010
Sumber : Hasil Analisis, 2012
ed
· Surakarta sebagai Kota Industri dan Kerajinan Rakyat · Surakarta sebagai Kota Pendidikan
Dalam sektor perdagangan Kota Surakarta layaknya sebuah kota yang memiliki potensi untuk berkembang, pada sektor ini juga memiliki 37 pasar modern dan 43 pasar tradisional.
4.2.1. Karakteristik Umum Pasar Tradisional di Kota Surakarta
4.2.1.1.Pasar Tradisional Berdasarkan Luas Lahan Pasar tradisional di Kota Surakarta memiliki luas lahan pasar yang berbeda-beda satu sama lain (terlampir). Pasar tradisional di Kota Surakarta yang memiliki luas lahan terbesar adalah Pasar Notoharjo seluas 17.000m 2 yang berdiri pada tahun 2006 (setelah dipindah dan dulunya bernama Pasar Klithikan) dan Pasar Legi seluas 16.640m 2 yang berdiri pada Era Mangkunegaran. Pasar Notoharjo merupakan pasar yang menjual barang-barang bekas atau klithikan . Pasar Legi berlokasi di wilayah Mangkunegaran dan pada saat itu aktivitas pasar hanya pada hari pasaran Legi saja (5 hari sekali). Pasar Legi merupakan pasar hasil bumi terbesar di Surakarta dengan jangkauan pelayanan dari Kota Surakarta hingga kota lain di sekitar Kota Surakarta (bersifat regional). Sedangkan pasar tradisional di Kota Surakarta yang
memiliki luas lahan terkecil adalah Pasar Bambu (450m 2 ), Pasar Ngumbul (482m 2 ), Pasar Ledoksari (494m 2 ) dan Pasar Jurug (540m 2 ). Pasar tradisional lainnya (38 pasar) memiliki
luas lahan antara rentang 700m 2 sampai dengan 15.000m 2 .
4.2.1.2.Pasar Tradisional Berdasarkan Jumlah Bangunan Los, Kios dan Dasaran serta Jumlah Pedagang
ed
16.000 pedagang. Pasar Klewer memiliki jumlah kios, los dan dasaran terbanyak dibandingkan dengan 42 pasar tradisional lainnya di Kota Surakarta. Walaupun Pasar Klewer tidak memiliki los, namun di Pasar Klewer terdapat 2.210 kios seperti yang kita ketahui bahwa Pasar Klewer terdiri atas kios-kios yang menyediakan batik sebagai komoditas dagangan utamanya. Selain Pasar Klewer, pasar tradisional lainnya hanya memiliki los, kios dan dasaran yang sedikit. Beberapa diantaranya ada juga yang tidak memiliki los (Pasar Singosaren, Pasar Ngarsopuro, Pasar Notoharjo, Pasar Panggungrejo, Pasar Ayu Balapan, Pasar Windujenar, dan Pasar Jurug), tidak memiliki kios (Pasar Depok, Pasar Ayam, Pasar Sidomulyo, Pasar Bambu, Pasar Besi) dan tidak memiliki dasaran (Pasar Ngarsopuro, Pasar Notoharjo, Pasar Panggungrejo, Pasar Sidodadi, Pasar Ayu Balapan, Pasar Bangunharjo, Pasar Sangkrah, Pasar Ngumbul, Pasar Bambu, Pasar Besi, Pasar Joglo dan Pasar Pucangsawit).
4.2.1.3.Pasar Tradisional Berdasarkan Keberadaan Sarana, Prasarana dan Fasilitas Pasar
Sarana, prasarana dan fasilitas pasar yang disediakan oleh Dinas Pengelola Pasar pada pasar tradisional di Kota Surakarta berupa lahan parkir, kantor pasar, mushola ataupun masjid, pos keamanan, Tempat Pembuangan Sampah, bin sampah, gerobak sampah, MCK, hydrant, genset, APAR, penangkal petir dan penghijauan.
Beberapa dari pasar tradisional di Kota Surakarta tidak memiliki 13 sarana, prasarana dan fasilitas tersebut (terlampir). Menurut data yang diperoleh dari Dinas Pengelola Pasar,
disimpulkan bahwa pasar tradisional yang memiliki kelengkapan sarana, prasarana dan fasilitas pasar adalah Pasar Legi, Pasar Klewer, Pasar Singosaren, Pasar Notoharjo, Pasar Nusukan, Pasar Nusukan, Pasar Jongke, Pasar Panggungrejo, Pasar Purwosari, Pasar
ed
Gambar 4.5 Pasar Tradisional Berdasarkan Komoditas Dagangan di Kota Surakarta
Sumber : Hasil Analisis, 2012
Pasar tradisional di Kota Surakarta 35 % merupakan pasar dengan komoditas dagangan berupa dagangan homogen yaitu menjual hanya 1 jenis komoditas dagangan saja atau merupakan pasar yang sudah memiliki kekhususan jenis dagangan. Pasar Homogen sebanyak 15 pasar ini antaralain Pasar Klewer, Pasar Singosaren, Pasar Jongke, Pasar Ngarsopuro, Pasar Notoharjo, Pasar Cinderamata, Pasar Ayam, Pasar Depok, Pasar Kabangan, Pasar Kembang, Pasar Mebel, Pasar Windujenar, Pasar Jurug, Pasar Bambu dan Pasar Besi. Sedangkan 28 pasar tradisional lainnya tergolong kepada pasar heterogen yaitu pasar yang menjual komoditas rupa-rupa seperti kebutuhan hidup sehari-hari baik kebutuhan primer, kebutuhan sekunder maupun kebutuhan tersier.
4.2.1.5.Pasar Tradisional Berdasarkan Pendapatan Pasar Pendapatan 43 pasar tradisional di Kota Surakarta berbeda satu sama lain. Hal ini
ed
Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPPT) Kota Surakarta terhadap pasar modern di Kota Surakarta, terdapat 37 pasar modern yang sah dan berijin di Kota Surakarta (terlampir).
Pasar modern beserta kepemilikannya di Kota Surakarta dijabarkan sebagai berikut :
1. PT. Indomarco Prismatama yang akrab disebut sebagai Indomaret, yang berjumlah 12 di Kota Surakarta berdasarkan pendataan yang dilakukan oleh Disperindag dan BPPPT Kota Surakarta.
2. PT.Sumber Alfaria Trijaya yang akrab disebut dengan Alfamart, yang berjumlah 13 alfamart yang tersebar di 5 Kecamatan di Kota Surakarta
3. PT.Matahari Departement Store yang tersebar di 3 mall di Kota Surakarta yaitu, Singosaren Plaza, Solo Grand Mall dan Solo Square.
4. 9 pasar modern lainnya dengan kepemilikan sendiri yaitu Lotte Mart, Atria, Ratu Luwes, Luwes Kandang Sapi, Swalayan Hardjono, Distributor Sinar Kasih Lestari, Toko Jehova Jereh Widuran, SMESCO Nusukan dan Super Indo.
4.2.2.2.Pasar Modern Berdasarkan Karakteristik Pasar Modern (Minimarket, Supermarket dan Hypermarket) Berdasarkan Peraturan Presiden No.112 tahun 2007, maka pasar modern dapat
diklasifikasikan berdasarkan karakteristiknya (minimarket, supermarket dan hypermarket) sebagai berikut :
1. Minimarket adalah pasar modern yang didirikan dengan dukungan permodalan berkisar antara Rp.0 – Rp.200.000.000,00.
2. Supermarket adalah pasar modern yang didirikan dengan dukungan permodalan berkisar antara Rp.200.000.000,00.-Rp. 10 M.
ed
Gambar 4.6 Pasar Modern Berdasarkan Karakteristiknya di Kota Surakarta
Sumber : Hasil Analisis, 2012