Meresensi Sebuah Buku Pengetahuan
D. Meresensi Sebuah Buku Pengetahuan
Resensi adalah ulasan atau pembicaraan mengenai suatu karya baik itu buku, film, atau karya yang lain. Tugas seorang penulis resensi adalah memberikan gambaran kepada pembaca mengenai suatu karya yang diresensinya apakah karya tersebut perlu mendapat sambutan atau tidak. Jadi, seorang penulis resensi yang baik sangat membantu pembaca dalam menentukan pilihan. Selain itu, penulis resensi juga membantu penerbit atau pengarang untuk memperkenalkan suatu karya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tulisan resensi adalah:
1. identitas buku,
2. tujuan pengarang buku atau karya,
Macam-Macam Peristiwa
3. tujuan penulisan resensi,
4. keunggulan buku atau karya,
5. kelemahan buku atau karya,
6. ikhtisar isi buku, dan
7. nilai buku atau karya. Identitas buku yang perlu ditulis adalah:
1. judul buku,
2. penulis buku,
3. pengantar isi buku (bila ada),
4. penerbit buku,
5. tahun buku itu terbit, dan
6. tebal buku.
Perhatikanlah contoh resensi buku berikut!
Judul
: Bahasa, Sastra, dan Budi Darma
(Kumpulan Esai)
Penulis
: Budi Darma
Penerbit
: JP Books
Cetakan
: I, November 2007
Tebal
: 242 halaman
Bila selama ini Budi Darma dikenal Berangkat dari pentingnya intuisi, piawai menjungkirbalikkan tokoh-tokohnya
maka dapat ditarik satu simpul. Bahwa titik dalam Olenka, Orang-Orang Blomington,
berat sastra (seni) adalah penghayatan. dan prosa-prosanya yang lain.Tetapi di
Untuk ini dituntut kepekaan yang tinggi. dalam buku ini, ia tampil sedikit berbeda.
Seorang pelaku sastra (seni) akan Pembaca akan dibawa ke dalam
mempunyai daya serap yang tinggi kejernihan berpikir dan kerangka logika
terhadap segala unsur kehidupan dengan seseorang yang sudah sekian lama
penghayatan dan kepekaan. Karena di malang melintang menggauli bahasa,
dalam unsur kehidupan itu terkandung sastra sekaligus seni dan budaya.
realita.
Dari total 242 halaman yang berisi 15 Maka rasanya wajar bila Budi Darma esai Budi Darma, ada sebuah alinea yang
menyamakan pekerja seni yang baik pada menjadi titik berat pembacaan saya. Suatu
dasarnya juga intelektual yang baik. Karena faktor yang sering dilupakan dalam hampir
proses kreatif seorang seniman ataupun semua aspek kehidupan adalah faktor
seorang intelektual, sama-sama tidak intuisi, demikian pula dalam kreativitas.
pernah mencapai tanda titik. Selalu berada Intuisi adalah bakat. Pendidikan atau
pada tanda koma atau tanda tanya. Mereka latihan hanya bersifat menambah
selalu bergumul dalam proses mencari, ketajaman intuisi (hal 109). Alenia ini
belajar, dan terus berkembang. Di dalam terdapat pada esainya yang berjudul kritik
pencarian, pembelajaraan, dan perkem- Sastra dan Karya Sasra.
bangan itu, teori bukan lagi sekadar teori
50 Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas IX
dalam arti formal. Dengan daya serap Budi Darma dalam buku ini mengatakan intuisi dan daya susun intelektual yang
menulis itu sulit. Sedangkan Arswendo baik, maka sebuah teori bisa menciptakan
Atmowiloto menulis Mengarang itu teori baru. Seperti itulah, sebuah karya
Gampang. Lantas saya tidak bermaksud sastra atau karya seni lainnya, juga bisa
menyulit-nyulitkan Budi Darma atau beranak pinak untuk melahirkan karya
menggampang-gampangkan Arswendo sastra atau karya seni lainnya.
Atmowiloto. Atau kemudian menyulit- Budi Darma bukan saja piawai
nyulitkan menulis dan menggampang- mengupas teori tetapi juga lincah mengocok
gampangkan mengarang. kata-kata. Pembaca tidak diajak begitu saja
Terlepas dari ada beberapa ejaan yang memasuki area abu-abu. Tidak sekadar
luput dari koreksi editor, secara keseluruhan, menandai hitam atau putih. Bukan hanya
saya rasa buku ini memang perlu dibaca. membaca kritik sastra atau karya sastra,
Bukan saja oleh para akademisi, guru-guru kualitas atau popularitas, bentuk atau isi,
bahasa, para sastrawan, tetapi juga para matematika atau bahasa, ilmu atau seni,
peminat yang lain. Karena setelah mem- teori deduktif atau induktif, nilai intrinsik atau
baca buku ini, kita akan tahu dari pisau nilai ekstrinsik, objek atau subjek. Yang
bermata dua itu, matanya yang mana akan selama ini menjadi perdebatan klasik dan
menikam dada yang sebelah mana. klise dengan jawaban sebenarnya yang itu- itu juga. Tetapi pembaca seakan juga diajak bermain egrang. Berusaha menimbang-
Oleh: Lan Fang (Sumber: Kompas, 20 nimbang, mana yang mana, dari semua itu,
Januari 2008, dengan pengubahan) di mana titik beratnya, untuk mendapatkan keseimbangan.
Tugas
Setelah mempelajari bagaimana meresensi sebuah buku pengetahuan di atas, kerjakanlah tugas-tugas berikut!
1. Carilah sebuah buku, lalu tulislah identitas buku tersebut secara lengkap!
2. Bacalah buku yang telah kalian dapatkan dan buat ikhtisar isi buku tersebut!
3. Catatlah kelebihan dan kekurangan buku tersebut!