Menceritakan Kembali secara Lisan Isi Cerpen
B. Menceritakan Kembali secara Lisan Isi Cerpen
Sama halnya dengan karya sastra prosa lainnya, cerpen juga memiliki unsur-unsur
Jeda Info
pembangun, yakni unsur intrinsik dan unsur
Majalah bulanan
ekstrinsik. Unsur intrinsik meliputi tema, alur
cerita pendek
cerita, penokohan, latar, amanat, dan sudut
pertama kali terbit
pandang pengarang. Unsur ekstrinsik meliputi
tahun 1966. Adapun
kehidupan sosial dan latar belakang si penulis.
Redakturnya
Berikut ini ciri-ciri cerpen.
adalah Kasim Ahmad dan D.S.
1. Panjang cerita + 10.000 kata.
Mulyanto.
2. Hanya mengandung satu gagasan tunggal atau berkesan tunggal.
3. Menyajikan satu kejadian yang paling menarik.
4. Berakhir dengan penyelesaian. Pada Materi ini, kalian akan dilatih untuk menceritakan kembali isi
cerpen yang telah kalian baca. Saat menceritakan kembali isi cerpen, unsur- unsur intrinsik dalam cerpen tersebut harus kalian uraikan secara jelas dan disertai dengan pengungkapan hal-hal yang menarik atau berkesan.
Bacalah dengan saksama cerpen berikut!
Hand Phone Ayah
Oleh: Hadi Pranoto
Siang itu, Ayah mengajak Adam ke Minggu, banyak bangku kosong yang toko sepatu. Sepatu Adam memang sudah
tersedia.
sempit dan tak nyaman lagi untuk dipakai. "Di sini saja, Yah," kata Adam sambil Namun karena ayah Adam baru punya uang
menarik lengan ayahnya. Mereka duduk di lebih, maka baru hari ini permintaannya
barisan ketiga dari bangku sopir. Sebelum dikabulkan.
duduk, ayah Adam memindahkan hand Adam dan ayahnya naik bus patas AC
phone yang ada di sakunya ke sarung di jurusan Blok M. Ongkosnya lumayan
pinggangnya supaya tidak mengganggu mahal, pikir Adam. Dan karena hari itu hari
duduknya.
62 Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas IX
"Setiap hari Ayah naik bus ini, ya, ke "Pasti ada yang mencuri," ujar Ayah. kantor?" tanya Adam.
Penumpang lain menoleh ke arah "Tiap hari? Bisa-bisa kamu tidak pakai
mereka, mendengar ribut-ribut di dalam sepatu ke sekolah," jawab Ayah meledek.
bus.
"Tarifnya kan, mahal. Lebih baik ayah "Ada apa, Pak?" tanya kondektur bus. naik bus biasa dan sisanya bisa ditabung
"Hand phone saya hilang. Tolong buat keperluan sekolahmu," jawab Ayah.
berhenti di halte itu," kata ayah Adam Adam terdiam mendengar jawaban
sambil menunjuk halte di perempatan jalan, ayahnya. Dalam hati ia terharu sekaligus
Kebetulan di halte itu ada polisi yang bangga. Karena Ayah rela setiap hari,
sedang mengatur lalu lintas. berbulan-bulan berdesak-desakan,
Lalu Ayah maju ke depan, "Mohon kepanasan, dan membanting tulang demi
jangan ada yang turun dulu. Yang turun kepentingan keluarganya. Sementara
berarti itu pencurinya," kata Ayah dengan Adam sendiri, baru sebulan pakai sepatu
suara lantang.
kesempitan sudah mengeluh setiap hari. "Oh, tidak bisa begitu, dong! Dari Bus melaju kencang dan keluar dari
mana Bapak tahu kalau yang mengambil tol Komdak. Di halte Komdak, banyak
ada di bus?" protes orang yang tadi duduk penumpang yang turun dan banyak pula
di samping Ayah. Teman-temannya yang naik. Tiba-tiba naik juga 3 orang pria.
mengiyakan.
Salah satunya duduk di sisi Ayah. "Benar! Mana buktinya? Pokoknya "Permisi, Pak," kata pria itu ramah.
kami mau turun di sini," kata teman orang "Silakan!" jawab Ayah sambil meng-
itu lagi dengan suara keras dan agak geser tempat duduknya.
mengancam.
Pria yang berpakaian rapi itu pun duduk "Tidak bisa! Pokoknya yang turun di samping Ayah. Sementara kedua
akan saya laporkan ke polisi," tantang Ayah temannya duduk di bangku di sebelahnya.
berani. Akhirnya ketiga orang itu diam. Kini giliran ayah Adam yang bingung.
Adam mulai curiga melihat gerak-gerik Bagaiman cara mencari hand phone-nya? mereka. Apalagi orang yang di sebelah
Ini seperti mencari jarum dalam tumpukan Ayah selalu melirik ke arah hand phone
jerami. Tiba-tiba Adam mendapat ide. Ia Ayah. Dan tiba-tiba orang itu pindah tempat
membisiki ayahnya. ke depan bangku teman-temannya. Ayah
"Eemm ... " Ayah mengangguk Adam kemudian bergeser ke posisinya mengerti. "Maaf, Pak. Bisa pinjam hand semula, sehingga tempat duduk mereka phone-nya sebentar?" kata Ayah pada kembali lega. seorang bapak yang kelihatan membawa
Namun pada waktu bergeser ayah hand phone di saku kemejanya. Adam merasa ada sesuatu yang ganjil. Ia
"Silakan ... " jawab bapak itu. meraba pinggangnya. Betapa terkejutnya
ia ketika hand phone-nya sudah tidak Ayah lalu memencet tombol-tombol terselip di pinggangnnya.
nomor hand phone-nya. Dan tiba-tiba terdengar suara benda dijatuhkan.
"Wah! Hand phone ayah hilang, Dam!" "Bruuuuuk!" Setelah Ayah selesai seru Ayah sambil bangkit berdiri. Ia lalu
memanggil nomor hand phone-nya, memeriksa jok kursi, kalau-kalau hand
terdengarlah bunyi hand phone ayah. phone-nya terjatuh. Adam juga sibuk
"Itu dia bunyi hand phone ayah, Yah!" mencari, bahkan memeriksa kolong-kolong teriak Adam girang. bangku.
Perkembangan Alat Komunikasi
Ayah Adam, dibantu kondektur bus itu, "Yah, melihat orang jangan dari lalu menyusuri asal suara itu. Ternyata hand
penampilan luarnya," sambung ibu di phone itu ada di kolong bangku yang kosong.
sebelahnya.
Buru-buru ayah Adam memungutnya. "O ... ya, terima kasih, Pak, atas "Alhamdulillah ... rupanya hand phone
pinjaman hand phone-nya," kata Ayah ini masih rezekiku," kata Ayah bersyukur.
sambil menjabat tangan bapak itu. Hanya ada sedikit goresan di hand phone
"Ah, sesama penumpang kita memang itu.
harus saling tolong-menolong," jawab Bus kembali berjalan. Ayah dan Adam
Bapak itu. "Tapi sebenarnya yang paling kembali duduk, namun kali ini tepat di
berjasa, ya adik itu," kata Bapak itu lagi belakang sopir. Baru beberapa menit bus
sambil menunjuk ke Adam. berjalan, "Kiri! Kiri ..., Bang!" kata pria yang
"Iya, nih! Rupanya adik ini berbakat jadi tadi duduk di sebelah Adam. Bus berhenti.
detektif," sambung kondektur, yang tahu ide Ketiga orang itu buru-buru turun dari pintu
untuk mencari hand phone itu berasal dari belakang.
Adam.
"Aman!" kata kondektur bus itu. "Oh, iya. Terima kasih, ya, Dam," kata "Lo, kok aman. Memangnya kenapa,
ayah Adam sambil menepuk pundak Adam Pak?" tanya Ayah heran.
yang tersipu-sipu. Namun Adam lalu buru- "Tiga orang itu sudah sering naik turun
buru mencolek lengan ayahnya. bus ini. Setiap kali mereka naik pasti ada
"Yah, beli sepatu sekalian tas, ya. Tas penumpang yang kehilangan barang.
Adam juga sudah sobek," bisik Adam Dompet atau hand phone," ujar kondektur
setengah menggoda ayahnya. bus itu.
Ayah tersenyum geli, "uu, mencari "Padahal penampilan mereka rapi,
kesempatan dalam kesempitan!" seperti orang berduit," sahut bapak yang
(Sumber: Tamasya ke Masa Silam, 2006 tadi meminjamkan hand phone-nya.
dengan pengubahan)
Tugas
Kerjakanlah tugas-tugas berikut dengan baik!
1. Datalah hal-hal yang menarik dalam cerpen di atas!
2. Ceritakan kembali secara lisan cerpen tersebut di depan kelas secara bergantian!
3. Teman lainnya harus menyimak dan memberikan penilaian dengan membuat format berikut!
Hal-hal yang Dinilai No.
Keruntutan Cerita
Contoh: 1. Rara
B C A 2. ....................... ....................... .......................
....................... Keterangan: A : Baik sekali
B : Baik
C : Cukup
64 Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas IX