SUMMARY THE EFFECT OF COCONUT WATER AND NUMBER OF LEAVES ON BUDDING MANGOSTEEN (Garcinia mangostana L.) BY

F. Jumlah Daun

Jumlah daun merupakan banyaknya daun yang tumbuh setelah proses penyambungan dan daun yang dihitung adalah diluar jumlah daun yang disisakan pada waktu perlakuan. Hasil analisis ragam menunjukkan jumlah daun entres dan

commit to user

kedua perlakuan terhadap jumlah daun tanaman manggis sambung pucuk.

Jumlah daun tanaman manggis sambung pucuk pada setiap kombinasi perlakuan disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Pengaruh konsentrasi air kelapa dan jumlah daun entres terhadap jumlah

daun tanaman manggis sambung pucuk Konsentrasi Air

Kelapa (%)

Jumlah daun entres

2 Rerata 2 2 2 2 (-)

Keterangan: (-) = Tidak terjadi interaksi

Berdasarkan Tabel 5. rata-rata seluruh tanaman manggis sambung pucuk dengan pemberian konsentrasi sampai 75% menghasilkan 2 daun. Hal ini dikarenakan sitokinin yang terkandung dalam air kelapa berperan dalam pembelahan sel sehingga lebih memacu dalam pertumbuhan tunas dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah daun. Sesuai dengan penelitian Handayani (2004), sitokinin berperan dalam pembelahan sel sehingga penggunaannya dengan kombinasi hormon lain akan menghasilkan jumlah daun lebih besar, sedangkan pemberian triakontanol dan giberelin dapat meningkatkan pertambahan jumlah anak daun, hal ini terjadi karena giberelin berfungsi untuk memacu pertumbuhan sel. Jadi untuk mendapatkan hasil jumlah daun yang banyak membutuhkan kombinasi dengan hormon yang lain.

Jumlah daun entres tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, daun yang muncul pada perlakuan tanpa daun entres, 2 daun entres, 4 daun entres dan 6 daun entres menunjukkan hasil jumlah daun yang sama yaitu rata-rata 2 daun. Pada setiap trubus yang terbentuk akan menghasilkan sepasang daun sehingga jumlah pertambahan daun adalah 2 kali jumlah pecah tunas yang dihasilkan tanaman, sehingga jumlah daun yang terbentuk merupakan representasi dari terjadinya pecah tunas (Paramita 2002).

commit to user

Jumlah buku merupakan salah satu indikator pertumbuhan tanaman karena hasil penambahan buku pada tanaman akan berpengaruh terhadap tinggi tanaman. Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting, umumnya berbentuk bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk yang lain. Batang terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku, dan pada buku-buku ini terdapat daun. Buku (nodus) tempat daun melekat pada batang dapat dibedakan dari ruas (internodus), yakni bagian batang di antar dua buku yang berurutan (Mesuji 2012). Hasil analisis jumlah buku menunjukkan bahwa pemberian konsentrasi air kelapa tidak berpengaruh nyata dan jumlah daun entres tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah buku, serta tidak terjadi interaksi antara kedua perlakuan. Hal ini disebabkan secara fungsional kandungan sitokinin dalam air kelapa berfungsi dalam pembelahan sel tetapi dalam aplikasi pemberian sitokinin masih belum optimal karena pengaruh pemberian sitokinin memacu dalam pembelahan sel untuk munculnya tunas.

Jumlah buku tanaman manggis sambung pucuk pada setiap kombinasi perlakuan disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Pengaruh konsentrasi air kelapa dan jumlah daun entres terhadap jumlah

buku tanaman manggis sambung pucuk Konsentrasi Air

Kelapa (%)

Jumlah daun entres

3.25 Rerata 3 3 2.5 3.25 (-)

Keterangan: (-) = Tidak terjadi interaksi

Berdasarkan Tabel 6. jumlah daun entres juga tidak berpengaruh nyata pada jumlah buku tanaman manggis sambung pucuk. Tabel 6. menunjukkan perlakuan tanpa daun, 2 daun entres, 4 daun entres dan 6 daun entres memberikan hasil jumlah buku hampir sama terhadap jumlah buku pada tanaman manggis sambung pucuk.

commit to user

Pengukuran luas daun dilakukan saat minggu terakhir pengamatan, hasil analisis ragam luas daun menunjukkan konsentrasi air kelapa tidak berpengaruh nyata terhadap luas daun, sedangkan perlakuan jumlah daun entres berpengaruh nyata dan tidak terjadi interaksi antara konsentrasi air kelapa dan jumlah daun entres (Lampiran 8). Meskipun pemberian konsentrasi air kelapa menunjukkan hasil yang non-signifikan tetapi dari hasil pengamatan menunjukkan perkembangan dari daun tanaman manggis sambung pucuk dengan beberapa konsentrasi. Konsentrasi air kelapa yang optimal untuk perkembangan luas daun tanaman manggis sambung pucuk yaitu konsentrasi air kelapa 50%.

Menurut Paramita (2002) pertambahan jumlah daun mempengaruhi luas permukaan daun tanaman. Daun yang banyak dengan rata-rata luas per daun yang luas akan menghasilkan luas permukaan daun per tanaman yang luas. Luas permukaan ini mempengaruhi kapasitas fotosintesis pada tanaman. Oleh karena itu, tanaman dengan luas permukaan daun yang luas akan dapat menghasilkan fotosintat lebih banyak dibandingkan tanaman dengan luas permukaan daun sempit. Perlakuan jumlah daun entres yang menunjukkan hasil paling tinggi yaitu

6 daun entres dan hasil paling rendah pada entres tanpa daun. Hasil uji lanjut pengaruh jumlah dau entres terhadap luas daun disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4. Pengaruh jumlah daun entres terhadap luas daun

pengaruh jumlah daun entres

terhadap luas daun

jumlah daun entres

cm 2

commit to user

daun entres yang paling baik karena dapat menghasilkan fotosintat yang lebih banyak sehingga dapat memberikan nutrisi untuk pertumbuhan daun tanaman.

Daun dari batang induk tanaman manggis yang digunakan untuk menghitung konstanta luas daun disajikan dalam Gambar 5.

Gambar 5. Daun dari batang induk yang digunakan dalam menghitung konstanta luas daun.

Gambar 5. menunjukkan daun yang berasal dari tanaman induk untuk dilakukan pengukuran luas daun untuk mendapatkan konstanta luas daun. Pengambilan daun dari tanaman induk berjumlah 30 helai daun yang masih segar. Pengukuran luas daun yang pertama yaitu dengan metode gravimetri dan pengukuran luas daun yang kedua panjang kali lebar pada setiap helai daun. Setelah mendapatkan jumlah rerata dari hasil pengukuran kemudian kedua hasil pengukuran tersebut dibandingkan untuk mendapatkan konstanta luas daun (Lampiran 9).

I. Presentase Sambung Pucuk Hidup

Persentase hidup merupakan indikator pada kesuksesan penyambungan. Persentase hidup tanaman manggis yang sudah disambung berdasarkan jumlah tanaman yang hidup setelah proses penyambungan. Keberhasilan hidup tanaman manggis yang telah disambung juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan di

commit to user

intensitas cahaya. Tanaman yang mengalami kegagalan ditandai dengan menguningnya batang entres yang telah disambung kemudian lama-kelamaan mengering (Lampiran 10. Gambar 3).

Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 7. yang menunjukkan bahwa hasil tanaman yang masih hidup sampai minggu ke 11 secara keseluruhan dapat dikatakan baik. Tabel 7. Persentase hidup tanaman manggis sambung pucuk

Konsentrasi Air Kelapa (%)

Jumlah Daun

Tanaman manggis yang telah disambung dan dimasukkan dalam sungkup sampai minggu ke 6 masih hidup, batang entres masih hijau. Namun setelah minggu ke 7 mulai ada penurunan pada tanaman mangis yang telah disambung yang disebabkan karena pembukaan sungkup. Pembukaan sungkup juga secara bertahap dengan membuka sedikit demi sedikit (Lampiran 10. Gambar 4). Hal ini dilakukan agar tanaman manggis sambung pucuk dapat beradaptasi dengan kondisi lingkungan secara bertahap setiap satu minggu sekali pembukaan sungkup dengan menambah tinggi sungkup yang dibuka. Pada minggu pertama saat sungkup dibuka, seperempat bagian pembukaan sungkup sudah mulai ada tanda- tanda tanaman yang mulai mengering. Hal ini disebabkan karena perbedaan kelembaban saat tanaman masih disungkup dengan kondisi saat mulai dibukanya sungkup.

Pada minggu pertama pembukaan sungkup minggu ke 7 setelah sambung terdapat 1 tanaman yang mati yaitu pada perlakuan A3B0 (konsentrasi 75% tanpa daun entres) ulangan 2 dan sampai minggu ke 8 jumlah tanaman masih tetap sama. Pada minggu ke 9 tanaman yang mati bertambah yaitu pada perlakuan A0B3 (konsentrasi 0% jumlah daun entres 6) ulangan 1, A1B2 (konsentrasi 25%

commit to user

ulangan 3, A0B0 (konsentrasi 0% tanpa daun entres) ulangan4 dan A1B2 (konsentrasi 25% jumlah daun entres 4) ulangan 4. Minggu ke 10 saat pengamatan bertambah lagi tanaman yang mati yaitu pada perlakuan A0B0 (konsentrasi 0% tanpa daun entres) ulangan 1, A1B1 (konsentrasi 25% jumlah daun entres 2) ulangan 1, A1B2 (konsentrasi 25% jumlah daun entres 4) ulangan

2, A3B0 (konsentrasi 75% tanpa daun entres) ulangan 1, A0B3 (konsentrasi 0% jumlah daun entres 6) ulangan 2, A0B3 (konsentrasi 0% jumlah daun entres 6) ulangan 3, A1B0 (konsentrasi 25% tanpa daun entres) ulangan 3, A3B1 (konsentrasi 75% jumlah daun entres 2) ulangan 3, A0B1 konsentrasi 0% jumlah daun entres 2) ulangan 4, A2B2 konsentrasi 50% jumlah daun entres 4) ulangan 4 dan A3B1 (konsentrasi 75% jumlah daunentres 2) ulangan 4. Saat pengamatan minggu ke 11 tanaman yang mati bertambah enam bibit yaitu A2B2 (konsentrasi 50% jumlah daun entres 4) ulangan 1, A1B3 (konsentrasi 25% jumlah daun entres

6) ulangan 2, A3B1 (konsentrasi 75% jumlah daun entres 2) ulangan 2, A0B2 (konsentrasi 0% jumlah daun entres 4) ulangan 3, A1B3 (konsentrasi 25% jumlah daun entres 6) ulangan 3 dan A3B0 (konsentrasi 75% tanpa daun entres) ulangan

3 sehingga jumlah total tanaman yang mati sampai minggu ke 11 setelah sambung yaitu 23 tanaman manggis sambung pucuk. Oleh karena itu kelembaban pada lingkungan sangat berpengaruh saat pembibitan sehingga perlu perhatikan dan dijaga.

Bibit jadi merupakan hasil pertautan sambungan (graft union) dari dua batang verietas berbeda yang disambungkan dan tetap tumbuh hinggá akhir penelitian. Keberhasilan pertautan kedua batang varietas yang disambungkan ditentukan oleh banyak faktor, dua diantaranya adalah panjang entres dan waktu pelaksanaan penyambungan (Tambing dan Hadid 2008). Sehingga pada penyambungan perlu memperhatikan entres yang akan disambung agar sesuai dengan batang bawah yang akan disambung. Waktu yang sesuai untuk penyambungan yaitu saat pagi hari atau sore hari.

commit to user

Gambar 6.Persentase hidup tanaman.

Berdasarkan Gambar 6. persentase hidup tanaman manggis sambung pucuk yang hidup 100% pada perlakuan A2B0 (konsentrasi 50% tanpa daun entres), A2B1 (konsentrasi 50% jumlah daun entres 2), A2B3 (konsentrasi 50% jumlah daun entres 6), A3B2 (konsentrasi 75% jumlah daun entres 4), dan A3B3 (konsentrasi 75% jumlah daun entres 6). Sedangkan tanaman manggis yang hidup dengan persentase 25% pada perlakuan A0B3 (konsentrasi 0% jumlah daun entres 6), A1B2 (konsentrasi 25% jumlah daun entres 4), A2B2 (konsentrasi 50% jumlah daun entres 4), A3B0 (konsentrasi 75% tanpa daun entres), dan A3B1 (konsentrasi 75% jumlah daun entres 2). Bibit manggis yang berhasil akan muncul daun dan batang tanaman masih hijau (lampiran 10. Gambar 5).

Jumlah daun yang lebih banyak memberikan pengaruh positif terhadap keberhasilan penyambungan manggis karena berkaitan dengan fotosintat untuk pertumbuhan tanaman dan membentuk jaringan baru terhadap pertautan sambungan. Batang pokok tersisa berkaitan dengan cadangan karbohidrat dan fotosintat yang dihasilkan, serta aktivitas fisiologis yang menyerap energi. Akumulasi fotosintat akan digunakan untuk mendorong pembentukan jaringan baru di daerah pertautan sambungan sehingga pertumbuhan sambungan akan semakin optimal (Kadir 2011). Bibit manggis yang memiliki sedikit daun akan menghasilkan fotosintat lebih sedikit sehingga pertumbuhan dan pembentukan jaringan pada pertautan sambungan kurang optimal.

A0B0A0B1A0B2 A0B3A1B0 A1B1A1B2A1B3 A2B0A2B1A2B2 A2B3A3B0A3B1 A3B2A3B3