SKRIPSI P ENGARUH AIR KELAPA DAN JUMLAH DAUN TERHADAP PERTUNASAN BIBIT MANGGIS (Garcinia mangostana L) SAMBUNG PUCUK Damar Ivandi H0708087

Oleh Damar Ivandi H.0708087 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

commit to user

PERTUNASAN BIBIT MANGGIS (Garcinia mangostana L) SAMBUNG PUCUK

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian Di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Oleh Damar Ivandi H0708087 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

commit to user

P ENGARUH AIR KELAPA DAN JUMLAH DAUN TERHADAP PERTUNASAN BIBIT MANGGIS (Garcinia mangostana L) SAMBUNG PUCUK

Damar Ivandi H0708087

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Ir. Wartoyo SP., MS. Muji Rahayu, SP, MP. NIP. 19520915 197903 1 003

NIP. 19780502 200501 2 004

Surakarta, Universitas Sebelas Maret Surakarta Fakultas Pertanian Dekan

Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS. NIP.19560225 1986 011 001

ii

commit to user

SKRIPSI

PENGARUH AIR KELAPA DAN JUMLAH DAUN TERHADAP PERTUNASAN BIBIT MANGGIS (Garcinia mangostana L) SAMBUNG PUCUK

yang dipersiapkan dan disusun oleh Damar Ivandi H0708087

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Pada tanggal : 9 Januari 2013 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian Program Studi Agroteknologi

Susunan Tim Penguji:

Ketua

Anggota I

Anggota II

Ir. Wartoyo SP., MS.

Muji Rahayu, SP, MP.

Dra. Linayanti D., MSi. NIP. 19520915 197903 1 003

NIP. 19780502 200501 2 004

NIP. 195207111980032001

iii

commit to user

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Air Kelapa dan Jumlah Daun terhadap Pertunasan Bibit Manggis (Garcinia mangostana L.) Sambung Pucuk”. Skripsi ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian UNS.

Dalam penulisan skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan berbagai pihak, sehingga penulis tak lupa mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS. Selaku Dekan Fakultas Pertanian UNS.

2. Dr. Ir. Hadiwiyono, MSi. Selaku Ketua Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian UNS.

3. Ir. Dwi Harjoko, MP. Selaku Dosen Pembimbing Akademik.

4. Ir. Wartoyo SP., MS. Selaku Dosen Pembimbing Utama.

5. Muji Rahayu, SP, MP. Selaku Dosen Pembimbing Pendamping.

6. Dra. Linayanti Darsana, M.Si. Selaku Dosen Pembahas.

7. Pak Tri dan Pak Ribut Selaku Kepala Kebun BPTH dan Karyawan.

8. Keluarga yang saya sayangi, ibu Sayemi, kakak – kakak saya yang telah memberikan dukungan baik materi, semangat, dan doa.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan karya ini. Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.

Surakarta, Januari 2013

Penulis

iv

commit to user

I. Persentase Sambung Pucuk Hidup .......................................................... 27

V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 31

A. Kesimpulan ............................................................................................. 31

B. Saran........................................................................................................ 31

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 32 LAMPIRAN

vi

commit to user

Nomor

Judul dalam Teks

Halaman

1. komposisi air buah kelapa muda dari jenis kelapa dalam ........................... 7

2. Hasil analisis ragam pada berbagai variabel pengamatan ........................... 17

3. Pengaruh konsentrasi air kelapa dan jumlah daun entres terhadap

panjang tunas tanaman manggis sambung pucuk ....................................... 20

4. Pengaruh konsentrasi air kelapa dan jumlah daun entres terhadap

diameter batang tanaman manggis sambung pucuk ................................... 23

5. Pengaruh konsentrasi air kelapa dan jumlah daun entres terhadap

jumlah daun tanaman manggis sambung pucuk .......................................... 24

6. Pengaruh konsentrasi air kelapa dan jumlah daun entres terhadap

jumlah buku tanaman manggis sambung pucuk .......................................... 25

7. Persentase hidup tanaman manggis sambung pucuk ................................... 28

Judul dalam Lampiran

8. Hasil analisis ragam konsentrasi air kelapa dan jumlah daun entres

terhadap waktu muncul tunas ...................................................................... 37

9. Hasil analisis ragam konsentrasi air kelapa dan jumlah daun entres

terhadap panjang tunas ................................................................................ 37

10. Hasil analisis ragam konsentrasi air kelapa dan jumlah daun entres terhadap tinggi tanaman .............................................................................. 38

11. Hasil analisis ragam konsentrasi air kelapa dan jumlah daun entres terhadap diameter batang............................................................................. 38

12. Hasil analisis ragam konsentrasi air kelapa dan jumlah daun entres terhadap luas daun ....................................................................................... 38

13. Konstanta Luas Daun .................................................................................. 39

vii

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Judul dalam Teks

Halaman

1. Pengaruh air kelapa terhadap waktu muncul tunas. ................................... 18

2. Bibit tanaman manggis sambung pucuk saat muncul tunas ........................ 19

3. Pengaruh jumlah daun entres terhadap tinggi tanaman ............................... 22

4. Pengaruh jumlah daun entres terhadap luas daun ........................................ 26

5. Daun dari batang induk yang digunakan dalam menghitung konstanta

luas daun. .................................................................................................... 27

6. Persentase hidup tanaman. .......................................................................... 30

Judul dalam Lampiran

7. Denah lokasi Penelitian ............................................................................... 35

8. Dokumentasi kegiatan selama penelitian .................................................... 40

viii

commit to user

RINGKASAN PENGARUH AIR KELAPA DAN JUMLAH DAUN TERHADAP PERTUNASAN BIBIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.)

SAMBUNG PUCUK. Skripsi: Damar Ivandi (H0708087). Pembimbing: Ir. Wartoyo SP., MS., Muji Rahayu, SP, MP., Dra. Linayanti D., MSi. Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta.

Tanaman manggis (Garcinia mangostana L.) dapat diperbanyak secara generatif (biji) atau secara vegetatif dengan sambung pucuk, setek, penempelan, dan penyusuan. Tanaman Manggis yang ditanam dari biji biasanya berbunga pada umur 12 hingga 15 tahun, sedangkan yang ditanam dari bibit hasil sambungan dapat berbunga lebih cepat pada umur 5-7 tahun. Penyambungan bibit tanaman manggis juga diberikan zat pengatur tumbuh untuk mempercepat pertumbuhan tunas, yaitu sitokinin. Air kelapa adalah salah satu bahan alami, didalamnya terkandung zat pengatur tumbuh seperti sitokinin 5,8 mg/l, auksin 0,07 mg/l, dan sedikit giberelin. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi air kelapa dan jumlah daun entres yang tepat serta interaksi dari kedua perlakuan untuk pertunasan bibit manggis sambung pucuk.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus 2012 di Desa Pendem, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Rancangan penelitian yang digunakan ialah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor perlakuan yaitu konsentrasi air kelapa dan jumlah daun entres. Perlakuan konsentrasi air kelapa terdiri atas empat taraf yaitu 0%, 25%, 50%, dan 75%, sedangkan perlakuan jumlah daun entres terdapat empat taraf yaitu 0 daun, 2 daun, 4 daun, dan 6 daun. Variabel yang diamati ialah waktu muncul tunas, panjang tunas, tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, jumlah buku, luas daun, dan persentase keberhasilan. Data dianalisis menggunakan uji F dengan taraf 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian air kelapa konsentrasi 25% memberikan waktu muncul tunas paling cepat pada bibit manggis sambung pucuk. Entres dengan 6 daun memberikan hasil tertinggi untuk tinggi tanaman dan luas daun bibit manggis sambung pucuk. Pemberian air kelapa konsentrasi 25% dan jumlah daun 6 menghasilkan panjang tunas dan diameter batang bibit manggis sambung pucuk paling baik.

Kata kunci: Manggis (Garcinia mangostana L.), sambung pucuk, air kelapa, jumlah daun

ix

commit to user

SUMMARY THE EFFECT OF COCONUT WATER AND NUMBER OF LEAVES ON BUDDING MANGOSTEEN (Garcinia mangostana L.) BY

GRAFTING. Thesis-S1: Damar Ivandi (H0708087). Advisors: Ir. Wartoyo SP., MS., Muji Rahayu, SP, MP., Dra. Linayanti D., MSi. Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Sebelas Maret University (UNS), Surakarta.

Mangosteen can be propagated through generative or vegetative by grafting, cutting, budding, and approach grafting mangosteen. Mangosteen are planted from grafting flowering faster than seed (5-7 years vs 12 to 15 years). The plant growth regulators given in grafting to speed up the growth of shoots, is cytokinin. Coconut water is natural substances that contains plant growth regulators such as cytokinin 5.8 mg/l, auxin 0.07 mg/l and gibberellin. The purpose of this research were to get the appropriate of coconut water concentration and leaves entres number and the interaction of the two treatments for mangosteen shoots by grafting.

This research was carried out on April to August 2012 on Pendem Village, Mojogedang, Karanganyar, Central Java. The research design used was completely randomized design (CRD) with two treatment factors there were coconut water concentration and leaves entres number. Concentration of coconut water treatment consist of four levels there were 0%, 25%, 50%, and 75%. Leaves entres number treatment consist of 0, 2, 4, and 6 leaves entres. Observed variables were time for shoots appeared, shoots length, plant height, stem diameter, number of leaves, number of node, leaf area, and the life percentage. Data were analyzed using the F test at level 5%.

The result showed that giving coconut water concentration 25% give time for shoot appeared fastest time on mangosteen seeds by grafting. Entres with 6 leaves give the highest result of plant height and leaf area mangosteen seeds. Giving coconut water concentration 25% and 6 leaves can produce the best shoot length and stem diameter mangosteen by grafting.

Keywords: Mangosteen (Garcinia mangostana L.), grafting, coconut water, number of leaves

commit to user

A. Latar Belakang

Manggis merupakan salah satu buah yang digemari masyarakat Indonesia. Tanaman manggis berasal dari daerah hutan hujan tropis di daerah Asia Tenggara, yaitu hutan belantara Indonesia atau Malaysia. Tanaman ini menyebar dari Asia Tenggara ke daerah Amerika Tengah dan daerah tropis lainnya seperti Filipina, Papua New Guinea, Kamboja, Thailand, Srilanka, Madagaskar, Honduras, Brasil dan Australia Utara. Di Indonesia, manggis mempunyai berbagai macam nama lokal seperti mangu (Jawa Barat), manggis (Lampung), manggusto (Sumatera barat). Pohon manggis dapat tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian di bawah 1.000 mdpl. Kulit luar buah manggis halus dan tebal serta berwarna ungu gelap. Kulit buah ini sering juga disebut cangkang. Daging buah manggis umumnya memiliki isi 4-8 daging yang berbentuk segitiga dan berwarna putih salju. Buah manggis dari daerah tropis merupakan buah manggis yang tergolong terbaik dan terkenal sebagai "Queen of the fruit" (Ratu buah).

Buah manggis kaya vitamin B1, B2 dan C serta mengandung mineral- mineral seperti kalsium, sodium, dan zat besi. Ciri khas sari buah manggis adalah konsentrasi zat xanthones yang tinggi dan merupakan kelas tanaman buah-buahan yang menghasilkan nutrisi (Wayan 2012). Buah manggis dapat disajikan dalam bentuk segar, sebagai buah kaleng, dibuat sirup atau sari buah secara tradisional buah manggis digunakan sebagai obat sariawan, wasir dan luka. Kulit buah dimanfaatkan sebagai pewarna untuk tekstil dan air rebusannya dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Batang pohon dipakai sebagai bahan bangunan, kayu bakar, atau kerajinan.

Tanaman manggis dapat diperbanyak dengan menggunakan biji atau bibit hasil penyambungan pucuk tanaman manggis dan susuan. Tanaman Manggis yang ditanam dari biji biasanya berbunga pada umur 12 hingga 15 tahun sedangkan yang ditanam dari bibit hasil sambungan dapat berbunga lebih cepat pada umur 5-

7 tahun.

commit to user

cangkok, penempelan, penyambungan dan penyusuan. Cara yang paling berhasil dilakukan dengan cara penyambungan, yaitu sambung pucuk. Cara ini lebih hemat dalam menggunakan cabang entres (batang atas). Entres yang digunakan tunas ujung yang masih muda daunnya tetapi telah cukup keras, sedangkan batang bawah digunakan bibit semai yang sudah berumur 1-2 tahun atau mempunyai diameter batang ±0,5 cm dan kulit batang berwarna hijau. Sambung pucuk merupakan cara yang paling diandalkan pada saat ini. Keberhasilannya dapat mencapai 80-90 %. Hanya saja, permasalahan utama pada bibit manggis pertumbuhan tunas yang lambat tetap tidak teratasi (Reza et al, 1994).

Penyambungan bibit tanaman manggis juga diberikan zat pengatur tumbuh untuk mempercepat pertumbuhan tunas. Zat pengatur tumbuh yang dapat digunakan untuk mempercepat pertumbuhan tanaman yaitu sitokinin yang diperoleh dari air kelapa. Air kelapa adalah salah satu bahan alami, didalamnya terkandung zat pengatur tumbuh seperti sitokinin 5,8 mg/l, auksin 0,07 mg/l, dan sedikit giberelin serta senyawa lain yang dapat menstimulasi perkecambahan dan pertumbuhan. Air kelapa memiliki manfaat untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Selama ini air kelapa banyak digunakan di laboratorium sebagai nutrisi tambahan di dalam media kultur jaringan dan untuk memacu pertumbuhan. Selain penggunaan air kelapa dalam media kultur jaringan, air kelapa digunakan pada budidaya temu glenyeh yaitu dengan penyiraman pada tanaman temu glenyeh. Konsentrasi air kelapa 25% memberikan nilai yang baik pada pertumbuhan tanaman temu glenyeh daripada konsentrasi 50%, 75% dan 100% pada perlakuan media tanam pupuk ayam, pupuk sapi dan kontrol (Sumarnie et al, 1997). Air kelapa juga digunakan pada budidaya tanaman pulai gading. yaitu dengan perendaman stek batang dalam air kelapa selama 4 sampai 8 jam. Pemberian air kelapa pada konsentrasi yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan tunas cabang tanaman pulai gading. Konsentrasi air kelapa 60% memberikan hasil terbaik pada pertumbuhan jumlah tunas pulai gading (Elisabeth 2004).

commit to user

Tanaman manggis dapat dibudidayakan melalui perkecambahan biji maupun perbanyakan bibit dengan penyambungan pucuk dan susuan. Tanaman manggis yang dikecambahkan melalui biji biasanya dapat berbuah setelah berumur 12 sampai 15 tahun, sedangkan jika menggunakan bibit hasil penyambungan tanaman manggis dapat berbuah setelah berumur 5 sampai 7 tahun. Pemberian zat pengatur tumbuh juga memiliki peranan penting dalam pertunasan dan pertumbuhan. Zat pengatur tumbuh sitokinin yang terkandung dalam air kelapa dapat membantu pertumbuhan tunas, pembelahan sel dan perkembangan sel.

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu :

1. Bagaimana interaksi antara konsentrasi air kelapa dan jumlah daun entres terhadap pertunasan tanaman manggis melalui sambung pucuk.

2. Bagaimana pengaruh konsentrasi air kelapa terhadap pertunasan tanaman manggis melalui sambung pucuk.

3. Bagaimana pengaruh jumlah daun batang atas terhadap pertunasan tanaman manggis melalui sambung pucuk.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk:

1. Mendapatkan interaksi antara konsentrasi air kelapa dan jumlah daun entres terhadap pertunasan tanaman manggis melalui sambung pucuk.

2. Mendapatkan konsentrasi air kelapa yang tepat untuk meningkatkan pertunasan tanaman manggis melalui sambung pucuk.

3. Mendapatkan jumlah daun batang atas yang tepat untuk meningkatkan pertunasan tanaman manggis melalui sambung pucuk.

commit to user

A. Manggis (Garcinia mangostana L)

Manggis sudah terkenal di beberapa negara dengan nama beragam di antaranya disebut mangosteen (Inggris), mangoustainer (Perancis), manggisian (Belanda), dan mangostane (Jerman). Di Indonesia manggis mempunyai beberapa nama daerah, seperti di Minangkabau disebut manggih dan di Jawa Barat (Sunda) dikenal dengan nama manggu. Kedudukan tanaman manggis dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) sebagai berikut:

Kingdom

: Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisio

: Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Sub-divisio : Angiospermae (berbiji tertutup) Classis

: Dicotyledoneae (biji berkeping dua)

: Garcinia mangostana L (Rukmana 1995).

Tanaman manggis merupakan pohon besar berdaun lebar dan rimbun. Tinggi pohon yang telah dewasa mencapai 12 meter dengan umur dapat mencapai puluhan tahun. Bentuk tajuk pohon bervariasi dari bulat silindris hingga kerucut dengan penyebaran simetris ke semua arah. Lebar tajuk merentang hingga 12 m dan semakin mengecil ke arah puncak pohon. Diameter batang pokok pohon dewasa dapat mencapai 60 cm dengan percabangan ke semua arah (Reza et al. 1994). Tinggi tanaman manggis 10-25 m, mahkota bunga buah manggis berbentuk bulat telur. Tanaman ini dikembangkan, terutama karena pertumbuhannya sangat lambat dan memerlukan beberapa tahun agar sistem perakaran dapat benar-benar efektif (Cahya 2012).

Pada umumnya masyarakat memanfaatkan tanaman manggis karena buahnya menyegarkan dan mengandung gula sukrosa, dekstrosa, dan levulosa. Komposisi bagian buah yang dimakan per 100 gram meliputi 79,2 gram air, 0,5 gram protein, 19,8 gram karbohidrat, 0,3 gram serat, 11 mg kalsium, 17 mg

commit to user

(riboflavin) 0,06 mg, dan vitamin B5 (niasin) 0,1 mg. Kebanyakan buah manggis dikonsumsi dalam keadaan segar, karena olahan awetannya kurang digemari oleh masyarakat (Qosim 2012).

Manggis (Garcinia mangostana L.) adalah tanaman tropis yang mempunyai prospek cerah sebagai komoditas ekspor. Ekspor manggis terus meningkat dari tahun ke tahun tetapi buah manggis hanya tersedia pada musim tertentu ketika musim berbuah (1-2 kali setahun). Setiap buah hanya menghasilkan 1-2 biji yang berukuran besar dan layak untuk dijadikan benih. Biji manggis bersifat rekalsitran sehingga biji tidak dapat bertahan lama dan perbanyakan tidak dapat dilakukan sepanjang tahun (Roostika et al. 2005).

Pertumbuhan tanaman manggis yang lambat berkaitan erat dengan sistem perakarannya. Tanaman manggis mempunyai akar tunggang yang panjang dan kuat, tetapi percabangan akar sangat sedikit. Hal ini menimbulkan masalah serius pada proses penyerapan air dan unsur hara dari dalam tanah. Selain itu, bibit tanaman manggis yang dipindahkan dari persemaian biasanya mengalami gangguan perakaran yang menyebabkan stagnasi (pertumbuhan terhenti sementara). Keadaan ini semakin memperburuk kondisi ketahanan bibit yang sudah tertekan (shock) sebelumnya karena habisnya cadangan makanan biji ( Reza et al. 1994). Manggis adalah jenis tanaman dengan pertumbuhan lambat, sehingga masa juvenilnya panjang. Hal ini disebabkan buruknya sistem perakaran, karena tidak mempunyai bulu akar dan mudah rusak akibat lingkungan yang kurang menguntungkan, sehingga penyerapan air dan hara lambat. Hal ini menyebabkan laju pembelahan sel pada meristem pucuk rendah (Poerwanto 2000 cit. Hidayat 2004).

Pengembangan budidaya manggis di Indonesia tampaknya tidak sepesat dan sebaik pengembangan budidaya manggis di negara lain. Petani Indonesia pada umumnya menanam manggis hanya sekedar mengisi tanah-tanah pekarangan, tegal, dan lahan-lahan kering tanpa perawatan yang baik. Tanaman manggis yang dibudidayakan dengan baik dapat memberikan keuntungan sangat besar (Juanda dan Cahyono 2000 cit. Rahmawati 2005)

commit to user

Pada air kelapa selain mengandung bahan makanan seperti asam amino, asam organik, gula dan vitamin juga terkandung sejumlah hormon tumbuh yang dapat memacu proses perkecambahan biji. Air kelapa disamping mengandung auksin dan giberelin juga mengandung zeatin yang merupakan kelompok sitokinin. Sitokinin mempunyai kemampuan dalam merangsang pembelahan sel dan diferensiasi terutama dalam hal pembentukan pucuk daun (Bey et al. 2006).

Pemberian bahan organik seperti air kelapa yang berfungsi sebagai hormon tumbuh sangat berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Apabila ke dalam media dasar kultur jaringan tidak diberi tambahan ZPT atau bahan organik, maka akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi tidak optimal. Penambahan air kelapa berperan penting dalam membantu proses pembentukan dan pertumbuhan daun. Diduga adanya kandungan unsur hara dan hormon di dalam air kelapa terutama hormon sitokinin telah mampu merangsang pembentukan daun dengan baik. Air kelapa merupakan salah satu bahan organik yang kaya akan unsur hara dan zat pengatur tumbuh yang berperan bagi pertumbuhan tanaman secara in vitro, diantaranya auksin yang berfungsi merangsang pertumbuhan akar (Sari et al. 2011).

Pemberian air kelapa pada stek pucuk meranti tembaga (S. leprosula) dapat meningkatkan persentase hidup, persentase bertunas, persentase berakar, dan berat kering akar. Peningkatan tersebut tidak berbeda nyata antara pemberian 100 ppm IBA dan 100 ppm NAA. Air kelapa memiliki efektivitas yang sama dengan 100 ppm IBA maupun dengan 100 ppm NAA sehingga air kelapa direkomendasikan untuk digunakan sebagai perangsang pertumbuhan stek pucuk meranti tembaga (S. leprosula) (Djamhuri 2011).

Pemberian air kelapa pada stek tanaman Mi Hong dapat meningkatkan jumlah akar dan jumlah bunga yang terbentuk tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap persentase stek yang berakar. Konsentrasi air kelapa dengan pengenceran

15 kali telah mampu meningkatkan jumlah akar yang tumbuh secara nyata dibanding kontrol (aquades). Perlakuan air kelapa dengan konsentrasi 9 kali pengenceran merupakan konsentrasi yang memberikan beda paling nyata

commit to user

pembentukan akar. Seperti telah diketahui bahwa dalam air kelapa terkandung sitokinin dan IBA, jadi pemberian air kelapa adalah menambahkan sitokinin (Monique 2007).

Air kelapa merupakan air bernutrisi yang mudah diperoleh dalam jumlah yang banyak dan harganya relatif murah dibanding bahan lainnya. Tabel 1. komposisi air buah kelapa muda dari jenis kelapa dalam (West Coast

Tall). Komposisi

jumlah

Komposisi

jumlah Kalori

17,4 kkal/buah kelapa Kadar Mineral

1. Nitrogen (N)

432 mg/l Kadar air

95,5 %

2. Fosfor (P)

186 mg/l Kadar lemak

< 0,1 %

3. Kalium (K)

7300 mg/l Kadar protein

0,1 %

4. Kalsium (Ca)

994 mg/l Kadar abu

0,4 %

5. Magnesium (Mg)

262 mg/l Kadar karbohidrat

4,0 %

6. Chlorida (Cl)

1830 mg/l

7. Sulfur (S)

35.40 ppm

8. Besi (Fe)

11.54 ppm

9. Mangan (Mn)

49 ppm

Jenis asam amino

10. Seng (Zn)

18 ppm

1. Glutamat (GLU)

14,50 %

11. Tembaga (Cu)

0.80 ppm

2. Arginin (ARG)

12,75%

3. Leusin (LEU)

4,18%

Jenis Vitamin

4. Lisin (LYS)

4,51%

Vitamin C

2.2-3.4 mg/100 ml

5. Prolin (PRO)

4,12%

Vitamin B Kompleks =

6. Tirosin (TYR)

2,83%

1. Asam nikotina

64 g/100 ml

7. Alanin (ALA)

2,41%

2. Asam pantotenat

52 g/100 ml

8. Histidin (HIS)

2,05%

3. Bioti

2 ug/100 ml

9. Fenilalanin (PHE) 1,23%

4. Vitamin B2

<0.01 ug/100 ml

10. Serin (SER)

0,91%

5. Asam folat

0.3 ug/100 ml

11. Sistein (CYS)

1,17%

6. Vitamin B1

Sedikit

7. Piridoksin

Sedikit Sumber: Kemala dan Velayutham 1978 cit. Barlina 2004

commit to user

Penggunaan media tanam dan air kelapa yang disiramkan pada rimpang temu glenyeh menunjukkan bahwa pada konsentrasi air kelapa 25% memberikan nilai yang baik daripada konsentrasi 50%, 75% dan 100% pada perlakuan media tanam pupuk kotoran ayam, pupuk kotoran sapi dan kontrol. Air kelapa hijau dengan konsentrasi 75% memberikan hasil tertinggi pada perlakuan media tanam pupuk kotoran ayam untuk peubah berat basah dan berat kering tanaman. Peubah berat kering rimpang memberikan hasil tertinggi pada kombinasi perlakuan air kelapa hijau 100% dengan media tanam pupuk kotoran sapi walaupun tidak berbeda nyata antar perlakuan pemupukan media tanam kecuali kontrol. Peubah jumlah anakan yang muncul menunjukkan nilai tertinggi pada kombinasi perlakuan air kelapa 25% dengan media tanam pupuk kotoran sapi. Secara umum penggunaan air kelapa hijau pada semua konsentrasi dapat meningkatkan jumlah tanaman, berat basah rimpang dan berat kering rimpang temu glenyeh (Sumarnie et al. 1997).

Pemberian air kelapa pada konsentrasi yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan tunas cabang tanaman pulai gading. Konsentrasi air kelapa 20%, 40% dan kontrol berbeda nyata dengan konsentrasi air kelapa 60% pada pertumbuhan jumlah tunas karena kondisi tersebut kandungan hormon yang terlarut optimal untuk mendukung pertumbuhan tunas cabang. Pada konsentrasi 60% berpengaruh pada jumlah tunas karena dimungkinkan bahwa sitokinin, auksin dan giberelin dalam larutan dan dalam tanaman mampu mendukung pertumbuhan tunas cabang (Elisabeth 2004).

C. Sambung Pucuk

Grafting adalah penggabungan dua bagian tanaman yang berlainan, baik secara sambungan maupun penempelan sedemikian rupa sehingga menghasilkan satu kesatuan yang utuh dan tumbuh sebagai satu tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada bekas luka sambungan atau tautannya. Bagian bawah (yang mempunyai perakaran) yang menerima sambungan disebut batang bawah (rootstock atau understock) atau sering disebut stock. Bagian tanaman yang disambungkan atau ditempelkan disebut batang atas (scion). Bila scion merupakan sepotong batang atas disebut grafting. Bila scion merupakan satu mata tunas yang

commit to user

tersebut dinamakan okulasi atau budding (Mangoendidjojo 2003). Sambung pucuk adalah menyambung bagian tanaman yang berasal dari biji (batang bawah) dengan entres yang berasal dari pohon induk yang telah berproduksi. Sambung pucuk akan menjamin kualitas benih yang dihasilkan sama dengan kualitas induk yang dijadikan sebagai entres, selain itu metode ini dapat memperpendek masa tunggu tanaman berbuah, dimana umur 5-7 tahun tanaman sudah berproduksi (Hermawan 2010).

Bibit manggis yang dihasilkan dengan teknik sambung akan lebih cepat berbuah sekitar 5-7 tahun, tanaman manggis juga lebih rendah sehingga memudahkan pengelolaan tanaman (pemeliharaan tanaman dan pemanenan buah) dan populasi per satuan luas dapat lebih banyak karena dapat ditanam dalam jarak tanam rapat (Jawal et al. 2007).

Perbanyakan tanaman susuan dapat dipengaruhi oleh sifat daya gabung antara batang atas dengan batang bawah. Penggabungan batang atas dengan batang bawah dapat terjadi kecocokan (compatibility) atau ketidakcocokan (incompatibility) pada tanaman. Faktor lain yang mempengaruhi diantaranya faktor pelaksanaan, lingkungan, dan faktor tanaman yang sangat penting diketahui

sebab sifat ini akan mempengaruhi kelangsungan hidup tanaman dan mempengaruhi produktivitasnya (Hanafi et al. 2011). Metode mini grafting merupakan perbanyakan tanaman gabungan antara perbanyakan secara generatif (dari persemaian biji) dengan salah satu bagian vegetatif (cabang/ranting) tanaman yang berasal dari satu familia. Kedua tanaman (bagian tanaman) yang disatukan masing-masing mempunyai keunggulan misalnya dari segi kelebatan buah, ukuran besar, dan rasa atau khasiat serta ketahanan terhadap hama dan penyakit. Kombinasi dari bagian tanaman yang disatukan akan berkembang membentuk tanaman baru dan tanaman tersebut merupakan hasil perbanyakan secara vegetatif, dengan kelebihan yang dimilikinya antara lain: mempercepat masa berbuah yakni umur 5-7 tahun, mendapatkan tanaman dengan ukuran lebih pendek, dapat mempertahankan sifat

commit to user

manis serta sifat ketahanan terhadap penyakit (Rusdi 2012). Menurut Lukman (2004) stadium entres tunas tidur, tunas aktif, dan tunas tanpa kuncup dapat digunakan sebagai bahan batang atas pada sambung pucuk jambu mete dengan tingkat keberhasilan lebih tinggi, asalkan dengan perlakuan defoliasi (perontokan daun). Penggunaan tunas tidur menunjukkan keberhasilan penyambungan tertinggi dibanding tunas aktif ataupun entres tanpa pucuk terutama dengan defoliasi 3 hari setelah sambung. Proses defoliasi dengan cara merontokkan daun 3 dan 6 hari setelah sambung menunjukkan persentase keberhasilan penyambungan yang lebih tinggi (54,4–89,3%) dibanding dengan perlakuan tanpa defoliasi (13,7–31,3%).

Persentase pecah tunas dan jumlah daun yang terbentuk pada bibit sambung alpukat dipengaruhi oleh interaksi antara lamanya penyimpanan entres dan varietas yang digunakan, yaitu varietas yang digunakan memberikan persentase pecah tunas dan jumlah daun yang berbeda terhadap lamanya penyimpanan entres. Hal ini membuktikan bahwa semakin lama penyimpanan entres maka tingkat keberhasilan semakin rendah (Jawal et al. 2008).

Menyambung adalah cara perbanyakan tanaman dengan cara menyambung pucuk (batang atas) yang berasal dari suatu tanaman induk pada tanaman lain (batang bawah). Batang atas yang akan memberikan hasil sesuai dengan sifat induk yang diinginkan. Batang bawah hanya sebagai tempat untuk tumbuh dan mengambil makanan dari dalam tanah. Oleh sebab itu, kriteria

pemilihan batang atas dan batang bawah berbeda. Kriteria tanaman yang

digunakan sebagai sumber batang atas adalah cukup tua, sudah berbuah minimal 3 kali, berbuah lebat, buah manis, buah enak, buah besar dan sehat. Kriteria batang bawah adalah sistem perakaran kuat, tahan terhadap hama dan penyakit, tahan terhadap kekurangan air serta sesuai dengan kondisi setempat (Purnomosidhi et al. 2002).

commit to user

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Benih Tanaman Pangan Pendem, Mojogedang, Kabupaten Karanganyar pada bulan April 2012 sampai Agustus 2012.

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah tanaman manggis yang telah cukup berumur (± 1 tahun), memiliki diameter batang ± 0,5 cm sebagai batang bawah dan tanaman manggis yang produktif sebagai batang atas yang memiliki 3 ruas diatas sambungan. Zat pengatur tumbuh yang digunakan adalah sitokinin yang diambil atau bersumber dari air kelapa, air, dan pupuk kompos. Alat yang digunakan adalah paranet, tali, polybag, handsprayer , penggaris/meteran, alat tulis, cangkul, cetok, pisau, kertas label, bambu, kawat dan rafia.

C. Perancangan Penelitian dan Analisis Data

1. Perancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial terdiri atas dua faktor perlakuan dengan empat ulangan, sebagai berikut :

a. Faktor pertama yaitu kontrol dan konsentrasi air kelapa, yaitu : A0 : Kontrol (pemberian air kelapa 0%) A1 : Perlakuan pemberian air kelapa 25% A2 : Perlakuan pemberian air kelapa 50% A3 : Perlakuan pemberian air kelapa 75%

b. Faktor kedua yaitu jumlah daun pada batang atas, yaitu: B0 : Perlakuan tanpa daun pada batang atas/entres B1 : Perlakuan dua daun pada batang atas/entres B2 : Perlakuan empat daun pada batang atas/entres B3 : Perlakuan enam daun pada batang atas/entres

11

commit to user

A0B0 : Pemberian air kelapa 0% pada perlakuan batang atas tanpa

daun A0B1 : Pemberian air kelapa 0% pada perlakuan batang atas dua

daun A0B2 : Pemberian air kelapa 0% pada perlakuan batang atas empat

daun A0B3 : Pemberian air kelapa 0% pada perlakuan batang atas enam

daun A1B0 : Pemberian air kelapa 25% pada perlakuan batang atas tanpa

daun A1B1 : Pemberian air kelapa 25% pada perlakuan batang atas dua

daun A1B2 : Pemberian air kelapa 25%l pada perlakuan batang atas empat

daun A1B3 : Pemberian air kelapa 25% pada perlakuan batang atas enam

daun A2B0 : Pemberian air kelapa 50% pada perlakuan batang atas tanpa

daun A2B1 : Pemberian air kelapa 50% pada perlakuan batang atas dua

daun A2B2 : Pemberian air kelapa 50% pada perlakuan batang atas empat

daun A2B3 : Pemberian air kelapa 50% pada perlakuan batang atas enam

daun A3B0 : Pemberian air kelapa 75% pada perlakuan batang atas tanpa

daun A3B1 : Pemberian air kelapa 75% pada perlakuan batang atas dua

daun A3B2 : Pemberian air kelapa 75% pada perlakuan batang atas empat

daun

commit to user

daun

2. Analisis Data Data dianalisis dengan uji keragaman pada taraf 95% dan dilanjutkan uji jarak berganda Duncan (DMRT) taraf 5%.

D. Pelaksanaan Penelitian

1. Pemilihan bibit :

a. Menanam manggis untuk batang bawah Menanam biji buah manggis dalam polybag sampai berumur satu tahun, memiliki diameter batang ± 0,5 cm, memiliki perakaran yang kuat, dan tahan terhadap hama dan penyakit.

b. Pindah tanam Melakukan pindah tanam pada manggis yang sudah berumur satu tahun. Media tanam yang digunakan untuk pindah tanam yaitu tanah dan pupuk kompos dengan perbandingan 1 : 1 tanpa menghilangkan media tanam yang lama.

c. Batang atas Batang atas yang digunakan berasal dari batang induk tanaman manggis yang sudah cukup tua, berbuah banyak, dan sehat. Kriteria entres (batang atas) yaitu diambil dari ujung tangkai tanaman induk manggis, memiliki diameter ± 0,5 cm, dan memiliki minimal 6 daun.

2. Sambung pucuk

a. Batang bawah pada polybag dipotong dan disisakan 10 cm dari permukaan tanah.

b. Batang atas dipotong dan disisakan 12 cm dari ujung tangkai.

c. Daun batang atas dipotong dan disisakan sesuai perlakuan, setiap helai daun juga dipotong setengah bagian untuk mengurangi penguapan.

d. Proses penyambungan yaitu batang bawah dibelah bagian tengah sedalam

4 cm, batang atas diruncingkan pada bagian pangkal tangkai, kemudian batang atas dan batang bawah disambung serta diikat dengan tali plastik.

commit to user

satu sungkup terdiri dari 64 bibit tanaman manggis.

3. Penyungkupan Sungkup yang digunakan untuk bibit tanaman manggis berukuran 2,5 meter × 0,5 meter. Tanaman dalam sungkup ditata saling berdekatkan agar muat dalam sungkup. Tanaman disungkup selama 50 hari, pada pembukaan pertama (hari ke 51) sungkup dibuka 25% bagian (Lampiran 10 Gambar 4), selanjutnya setiap minggu pembukaan sungkup ditambah 25% sampai sungkup terbuka semua.

4. Pemberian ZPT Penyemprotan dengan konsentrasi air kelapa sesuai perlakuan mulai saat pembukaan sungkup pertama (pembukaan sungkup 25%), pembukaan sungkup 50%, 75%, dan 100% juga dilakukan penyemprotan pada bibit manggis. Selanjutnya seminggu sekali dilakukan penyemprotan sampai minggu ke 12 setelah sambung.

5. Pemeliharaan Pemeliharaan bibit tanaman manggis dilakukan setiap hari seperti penyiraman dan pengendalian OPT.

E. Peubah Penelitian

Pengamatan penelitian diakhiri pada minggu ke 12 dan peubah yang diamati:

1. Waktu muncul tunas (hari) Pengamatan saat muncul tunas dilakukan setiap hari dengan menghitung berapa hari tunas sudah mulai muncul. Saat munculnya tunas dinyatakan dalam Hari Setelah Sambung (HSS).

2. Panjang tunas (cm) Pengamatan panjang tunas pada batang dilakukan setiap hari setelah tunas sudah mulai muncul. Pengukuran panjang tunas dinyatakan dalam centimeter (cm) dilakukan setiap satu minggu sampai akhir penelitian.

3. Jumlah daun Pengamatan jumlah daun dilakukan setiap hari dengan menghitung saat munculnya daun yang baru.

commit to user

Pengamatan panjang batang tanaman manggis yang telah disambung pucuk dilakukan dengan mengukur panjang batang tanaman. Pengukuran panjang batang dilakukan tiap minggu sampai akhir penelitian.

5. Jumlah buku Pengamatan jumlah buku dilakukan mulai saat pindah tanam ke polybag. Menghitung jumlah buku pada batang atas (entres) sampai titik tumbuh. Pengukuran jumlah buku dilakukan setiap minggu sampai akhir penelitian.

6. Diameter batang (cm) Pengamatan diameter batang dilakukan mulai saat pindah tanam ke polybag diukur pada diameter batang terbesar pada batang utama. Pengamatan dilakukan setiap minggu sampai akhir penelitian.

7. Luas daun Pengamatan luas daun dilakukan diakhir pengamatan dengan menggunakan sampel daun terbaik. Perhitungan luas daun dengan rumus

gravimetri wr = berat kertas replika daun

wt = berat kertas total Lk = luas kertas total

8. Persentase keberhasilan Pengamatan persentase keberhasilan dilakukan diakhir pengamatan dengan menghitung jumlah tanaman manggis yang dapat hidup dan muncul tunas setelah disambung.

% Keberhasilan =

× 100 %

commit to user

A. Keadaan Geografis Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April sampai Agustus 2012 di Desa Pendem, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Desa Pendem berada pada ketinggian 382 meter diatas permukaan laut dengan titik koordinat 7°33’14,2’’LS dan 111°2’32,9’’BT dengan topografi yang agak bergelombang. Lokasi yang dipilih merupakan wilayah BPTH yang vegetasinya terdiri atas tanaman durian, manggis, dan rambutan dengan luas areal 17 hektar. Tanaman durian yang berada pada lokasi digunakan sebagai naungan, selain itu juga ditambahkan paranet untuk mengurangi intensitas cahaya pada bibit manggis sambung pucuk.

Suhu pada lokasi penelitian pada pagi hari 23 o

C dan siang hari mencapai

35 o

C. Curah hujan pada lokasi penelitian 2.154 mm/tahun. Kelembaban udara

pada lokasi penelitian antara 50%-70% sehingga suhu cenderung panas yang menyebabkan banyak transpirasi pada tanaman manggis (Lampiran 3). Oleh sebab itu pada awal penyambungan bibit diberi sungkup untuk menjaga suhu dan kelembaban iklim mikro pada lokasi bibit manggis sambung pucuk. Uap air hasil evapotranspirasi tertahan oleh sungkup yang mengakibatkan kelembaban dalam sungkup tetap terjaga. Setelah 50 hari dari waktu penyambungan bibit manggis, setiap minggu sungkup mulai dibuka sedikit demi sedikit agar bibit tanaman manggis dapat beradaptasi dengan lingkungan. Intensitas cahaya matahari di lokasi penelitian mencapai 1,69 lux sampai 1,93 lux yang berada pada bawah tanaman penaung.

Manggis dapat tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian di bawah 1.000 mdpl. Pertumbuhan terbaik dicapai pada daerah dengan ketinggian di bawah 500-600 mdpl. Temperatur yang ideal berada pada kisaran 22-32 o

C, curah

hujan tahunan 1.500-2.500 mm/tahun dan merata sepanjang tahun (Rahayu dan Sari 2010). Berdasarkan syarat tumbuh tersebut dapat disimpulkan kalau lokasi yang digunakan untuk penelitian belum sesuai untuk tempat tumbuh tanaman

16

commit to user

musim kemarau sehingga ada beberapa tanaman yang mati karena suhu lingkungan terlalu panas.

Berdasarkan rekapitulasi hasil analisis ragam, waktu muncul tunas pertunasan yang disajikan pada Tabel 2. menunjukkan bahwa konsentrasi air kelapa berpengaruh nyata terhadap saat pertunasan tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap panjang tunas, tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, jumlah buku, dan luas daun. Sedangkan jumlah daun berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan luas daun entres tanaman manggis sambung pucuk tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap saat pertunasan, panjang tunas, diameter batang, jumlah daun, dan jumlah buku. Tabel 2. Hasil analisis ragam pada berbagai variabel pengamatan

Variabel pengamatan

Air kelapa

Jumlah daun entres

Interaksi Waktu muncul tunas

ns

ns Panjang tunas

ns

ns

ns Tinggi tanaman

ns

ns Diameter batang

ns

ns

ns Jumlah daun

ns

ns

ns Jumlah buku

ns

ns

ns Luas daun

ns

ns Keterangan ns = tidak nyata

* = nyata

B. Waktu Muncul Tunas

Tunas adalah bagian tumbuhan yang baru tumbuh dari kuncup yang berada di atas permukaan tanah atau media. Berdasarkan pengamatan, pecah tunas ditandai dengan panjang tunas sudah mencapai 5 milimeter dan keluarnya kuncup daun (Lampiran 10. Gambar 1). Munculnya kuncup daun pada setiap tanaman tidak bersamaan. Waktu muncul tunas dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain kondisi entres saat penyambungan dan kondisi batang bawah yang digunakan saat penyambungan. Menurut Sunarjono et al. (1992), bibit tanaman tanpa daun lebih cepat menghasilkan tunas pucuk karena pemberian nutrisi pada tanaman maupun hasil fotosintesis mengarahkan zat tumbuh pada tunas pucuk lebih mendorong

commit to user

daun dan untuk tunas pucuk. Pada penelitian ini tanaman dikatakan sudah muncul tunas jika kriteria tunas sudah dipenuhi yaitu tunas sudah pecah dan muncul kuncup daun. Berdasarkan hasil analisis ragam konsentrasi air kelapa berpengaruh nyata terhadap waktu muncul tunas, sedangkan jumlah daun entres tidak berpengaruh nyata terhadap waktu muncul tunas dan tidak terjadi interaksi antara kedua perlakuan (Lampiran 4). Meskipun perlakuan jumlah daun entres pada waktu muncul tunas tidak berpengaruh nyata tetapi pada perlakuan tanpa jumlah daun entres bibit manggis sambung pucuk menunjukkan waktu muncul tunas paling cepat.

Hasil uji lanjut pengaruh konsentrasi air kelapa terhadap waktu muncul tunas disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1.Pengaruh air kelapa terhadap waktu muncul tunas. Pada Gambar 1. dapat dilihat bahwa pemberian air kelapa dengan konsentrasi 25% menunjukkan waktu muncul tunas yang paling cepat karena konsentrasi air kelapa 25% merupakan konsentrasi air kelapa yang sesuai terhadap saat muncul tunas manggis sambung pucuk, kandungan sitokinin dapat memacu pembelahan sel sehingga mempercepat waktu muncul tunas. Sitokinin adalah senyawa turunan adenine dan berperan dalam pengaturan pembelahan sel dan

pengaruh air kelapa terhadap

waktu muncul tunas

konsentrasi (%)

Muncul tunas (Hari)

commit to user

berpengaruh dalam metabolisme sel, dan merangsang sel dorman, serta aktivitas utamanya adalah mendorong pembelahan sel (Karjadi dan Buchory 2008).

Bibit tanaman manggis sambung pucuk saat muncul tunas disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2.Tunas umur 4 hari yang muncul saat bibit manggis umur 28 hari setelah

sambung (a) dan (b) tunas umur 1 hari pada bibit manggis pada perlakuan konsentrasi air kelapa 0% dengan 4 daun entres.

Gambar 2. menunjukkan tunas umur 4 hari yang muncul pada bibit manggis setelah 28 hari dilakukan penyambungan (Gambar a) dan tunas umur 1 hari pada perlakuan konsentrasi air kelapa 0% dengan 4 daun entres. Pada gambar

2.a. merupakan tunas bibit manggis yang muncul pada perlakuan 2 entres dan pemberian air kelapa dengan konsentrasi 50%, tunas mulai muncul saat bibit manggis masih berada dalam sungkup. Gambar 2.b. merupakan tunas bibit manggis muncul saat sungkup sudah dibuka.

C. Panjang Tunas

Pengukuran panjang tunas dilakukan setiap minggu, dimulai dengan kriteria pecah tunas pada titik tumbuh. Hasil analisis ragam panjang tunas menunjukkan konsentrasi air kelapa dan jumlah daun entres tidak berpengaruh nyata terhadap panjang tunas, serta tidak terjadi interaksi antara kedua perlakuan (Lampiran 5). Panjang tunas pada setiap kombinasi perlakuan disajikan pada Tabel 3.

commit to user

tunas tanaman manggis sambung pucuk Konsentrasi

Air Kelapa (%)

Jumlah Daun entres

(-) Keterangan:

(-) : Tidak terjadi interaksi Pemberian air kelapa sampai konsentrasi 75% menunjukkan peningkatan pertumbuhan panjang tunas, pemberian air kelapa sebesar 75% menghasilkan tunas bibit manggis sambung pucuk dengan rerata paling tinggi yaitu 0,956 cm sehingga pemberian air kelapa konsentrasi 75% merupakan konsentrasi yang optimal untuk memacu pertumbuhan panjang tunas. Pertumbuhan panjang tunas dipengaruhi oleh hormon auksin dan sitokinin. Sitokinin akan merangsang pembelahan sel melalui peningkatan laju sintesis protein, sedangkan auksin akan memacu pemanjangan sel-sel sehingga menyebabkan pemanjangan batang (Febriani et al. 2009).

Perlakuan jumlah daun entres bibit manggis sambung pucuk tidak berpengaruh nyata terhadap panjang tunas karena pemberian jumlah daun entres tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan panjang tunas bibit manggis sambung pucuk. Meskipun hasil analisis jumlah daun menunjukkan pengaruh yang tidak nyata namun dari Tabel 3. menunjukkan perlakuan 6 daun memberikan hasil rerata yang tinggi terhadap pertumbuhan panjang tunas yaitu 1,203 cm, sedangkan jumlah daun entres 0 pada bibit manggis memberikan hasil rerata 0,470 cm. Hal ini disebabkan pada jumlah daun entres 6 mampu melakukan fotosintesis lebih banyak sehingga dapat memberikan fotosintat lebih banyak daripada entres tanpa daun, oleh karena itu dapat memacu pertumbuhan panjang tunas.

commit to user

Tinggi tanaman merupakan salah satu ukuran tanaman yang sering diamati sebagai indikator pertumbuhan maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh perlakuan yang diterapkan. Pada penelitian ini pengukuran tinggi tanaman dilakukan setiap minggu (Lampiran 10. Gambar 2). Pengukuran dilakukan dengan mengukur mulai bagian bawah tanaman diatas permukaan tanah sampai pada bagian ujung batang pada munculnya tunas atau daun. Hasil analisis ragam menunjukkan pemberian air kelapa pada berbagai konsentrasi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, sedangkan perlakuan jumlah daun berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, tetapi tidak terjadi interaksi antara konsentrasi air kelapa dengan jumlah daun entres (Lampiran 6).

Sitokinin sesuai dengan namanya yang berasal dari sitokinesis adalah hormon tumbuh yang mempengaruhi pembelahan sel. Fungsi sitokinin adalah merangsang pembelahan sel, merangsang pembentukan tunas pada batang maupun pada kalus, menghambat efek dormansi apikal dan mempercepat pertumbuhan memanjang (Pagurawan 2012).

Peran sitokinin memacu dalam pembelahan sel pada tunas tanaman bibit manggis sambung pucuk sehingga akan memacu pertumbuhan tinggi pada tanaman. Meskipun pemberian konsentrasi air kelapa terhadap bibit manggis sambung pucuk tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman tetapi pemberian konsentrasi air kelapa sampai konsentrasi 75% menghasilkan rerata yang hampir sama. Pemberian konsentrasi air kelapa 50% menghasilkan tanaman manggis sambung pucuk yang paling tinggi. Sehingga pemberian air kelapa konsentrasi 50% merupakan pemberian konsentrasi yang optimal pada pertumbuhan tinggi tanaman manggis.

Hasil uji lanjut pengaruh jumlah daun entres terhadap tinggi tanaman disajikan pada Gambar 3.

commit to user

Gambar 3. Pengaruh jumlah daun entres terhadap tinggi tanaman. Pada Gambar 3. dapat dilihat bahwa perlakuan jumlah daun entres menunjukkan jumlah daun entres 6 menghasilkan tanaman paling tinggi yaitu 25,131cm. Entres 6 daun dapat menghasilkan fotosintat yang lebih banyak sehingga dapat memberikan nutrisi untuk pertumbuhan tinggi tanaman.

E. Diameter batang