Konstruksi Anggota Komunitas Solo Hijabers Mengenai Komunitas Solo Hijabers

Konstruksi Anggota Komunitas Solo Hijabers Mengenai Komunitas Solo Hijabers

AC 22 tahun

Mahasiswi

Fashion YAN

23 tahun

Mahasiswi

Fashion NPK

22 tahun

Mahasiswi

Berjilbab Modis NB

22 tahun

Wiraswasta

Berjilbab Aneh NS

21 tahun

Mahasisiwi

Overdressed HM

Berjilbab Kreatif

Berjilbab dengan chasing modern NA

22 tahun

Mahasisiwi

Berjilbab tetapi fashionable , up

to date , bebas beraktivitas Sumber. Data Primer, diolah Juli 2012

Dari matriks di atas dijelaskan bahwa pengertian mengenai komunitas “Solo Hijabers” berbeda – beda. Setiap anggota rata – rata mempunyai pendapat sendiri dalam mengartikan. Dapat disimpulkan bahwa komunitas “Solo Hijabers” ini banyak dikonstruksikan sebagai komunitas yang bergaya, dalam artian komunitas muslimah yang berjilbab namun fashionable dengan mengkreasi jilbab mereka dengan tetap sesuai ajaran agama. Dengan adanya konstruksi tersebut, maka dapat diartikan bahwa anggota komunitas “Solo Hijabers” mengkonsumsi jilbab dikarenakan faktor komunitas berdasar konstruksi mereka.

Dalam mengkonsumsi jilbab, anggota anggota dari komunitas “Solo Hijabers” ternyata memiliki pola tersendiri. Ada yang mengkonsumsi jilbab karena kebutuhan dan juga karena model – model jilbab yang beraneka ragam. Berikut hasil temuan yang ditemukan peneliti:

5.5.1. Pola Konsumsi Rasional

a. Alokasi Dana Membeli Jilbab Anggota dari komunitas “Solo Hijabers” rata – rata berusia muda dengan profesi sebagai mahasiswa. Meskipun banyak juga yang berwirausaha namun lebih banyak anggota yang masih mahasiswa atau siswa yang belum bekerja atau belum mempunyai penghasilan sendiri dan mereka masih menerima uang dari orang tua.

Sebagai anggota dari komunitas “Solo Hijabers” yang berjilbab, pastinya mereka mempunyai jilbab lebih dari satu dan beraneka macam mulai dari warna hingga model jilbab. Banyaknya jilbab yang ditawarkan dipasaran pun beragam mulai dari yang murah hingga yang mahal.

Bagi anggota komunitas “Solo Hijabers” yang belum memiliki penghasilan sendiri maka membeli jilbab dengan cara memakai tabungan dari uang jajan yang diberikan oleh orang tua. Seperti yang dikatakan oleh AC :

Biasanya sih jadi uang seminggu itu ya itu untuk semua kebutuhan ku, jadi nggak minta lagi gitu lho…aku nggak minta

Senada dengan yang dikatakan YAN, meskipun terkadang dibeliin oleh mama nya, tetapi YAN juga membeli sendiri memakai uang tabungannya jika ia ingin membeli jilbab. Berikut yang dikatakan YAN :

Dibeliin mama,,tapi kalo yang aku pengen sendiri ya aku beli pake duitku sendiri.. (Wawancara 7 Juli 2012)

Berbeda dengan NPK, meski memakai uang tabungan ia juga terkadang minta dibelikan oleh orang tuanya. NPK mengatakan :

Suka di oleh – oleh i sama mama, aku beli jilbab pake uang tabungan tapi kadang – kadang minta ke orang tua juga.. (Wawancara 7 Juli 2012)

Senada dengan NA :

Hmm gimana yaa,,aku sih selalu nabung ya tapi kalo mau beli jilbab ya nggak mesti pake uang tabungan. Aku juga kadang – kadang minta ke orang tua,,ya fifty fifty gitu lah.. (Wawancara 24 November 2012)

Bagi anggota komunitas “Solo Hijabers” yang telah berwirausaha, mereka lebih cenderung membeli jilbab di usaha nya atau toko nya sendiri. Uang tidak bisa di tabung karena terus diputar untuk modal usaha. Seperti yang dikatakan oleh HM:

Kalo uangnya nggak pernah bisa ditabung, muter aja buat usaha sama buat kebutuhan rumah kan aku ambil dagangan sendiri kalo butuh jilbab (Wawancara 7 Juli 2012)

Lain halnya dengan NB, meskipun telah berwirausaha kecil – kecilan, NB juga terkadang minta uang dengan mama nya jika ingin Lain halnya dengan NB, meskipun telah berwirausaha kecil – kecilan, NB juga terkadang minta uang dengan mama nya jika ingin

Berbeda pula dengan FN, meskipun ia telah bekerja namun ia tidak sempat untuk menabung dikarenakan banyaknya keperluan yang dibeli, seperti yang dikatakan :

Aku sekarang ini belum sempet nabung yaa,, tapi kalo mau beli jilbab aku ga minta orang tua,,aku pake uang ku sendiri. (Wawancara 24 November 2012)

Alokasi Dana Membeli Jilbab

Nama

Umur

Pekerjaan Jatah Uang

Saku

Kemampuan Menabung

Anggaran Membeli Jilbab

AC 22 tahun

Mahasiswi

Mingguan

Menabung Memakai uang tabungan YAN

Menabung Kadang dibeliin,

kadang beli sendiri NPK

Menabung Beli sendiri, kadang

minta orang tua HM

Uang tidak

bisa ditabung, muter untuk usaha dan kebutuhan

rumah

Uang hasil dagangan, beli di dagangan sendiri

Menabung Tergantung, kadang pakai uang sendiri kadang

minta orang tua (50:50) NS

Tidak Sempat Menabung

Pakai Uang Sendiri

50 : 50 Sumber . Data Primer, diolah Juli 2012 Dari matriks di atas dapat dijelaskan bahwa anggota dari komunitas “Solo Hijabers” rata – rata belum bekerja sehingga pemasukan masih dari 50 : 50 Sumber . Data Primer, diolah Juli 2012 Dari matriks di atas dapat dijelaskan bahwa anggota dari komunitas “Solo Hijabers” rata – rata belum bekerja sehingga pemasukan masih dari

b. Penyesuaian Warna

Penyesuaian warna yang dimaksud adalah menyesuaikan warna pakaian dengan jilbab sehingga terlihat bagus dan rapi. Model – model jilbab yang telah banyak sekarang ini tentunya berpengaruh terhadap komunitas “Solo Hijabers” dalam menunjang penampilan berjilbabnya. Dengan banyaknya model – model yang ditawarkan tidak semua diikuti oleh anggota komunitas “Solo Hijabers”. Mereka lebih selektif untuk membeli jilbab karena untuk menyesuaikan dengan warna pakaian. Seperti yang dikatakan oleh NS :

Aku sih beli jilbab karena benar – benar aku butuh ya jadi kayak mengkontraskan sama warna baju gitu jadi misal aku punya baju merah tapi nggak punya jilbab nya, ya udah aku beli jilbab merah gitu. (Wawancara 27 Juli 2012)

Senada dengan yang dikatakan AC :

Aku biasanya beli jilbab itu menyesuaikan dengan baju ku jadi nggak beli jilbab dulu trus nanti nggak ada bajunya yang

Meskipun kalau ada model baru aku suka beli tapi aku beli warna yang aku nggak punya, kalau uda punya ya aku mikir – mikir lagi kalau mau beli jilbab yang sama warna tapi berbeda model sama yang aku uda punya, kalau nggak terlalu penting ya nggak beli. (Wawancara 18 Juli 2012)

5.5.2. Pola Perilaku Konsumsi Irrasional

a. Model Jilbab Model disini diartikan trend – trend jilbab model baru yang muncul pada setiap musim nya. Dengan banyaknya model jilbab yang telah menjamur pada saat ini, mulai dari jilbab paris, pashmina kaos, sifon dan banyak lainnya membuat anggota komunitas “Solo Hijabers” tertarik untuk membeli. Seperti yang dikatakan oleh NPK :

Jilbab nya lucu – lucu jadi kepengen beli,,misal aku punya jilbab paris warna merah trus aku liat ada jilbab sifon lucu warna merah juga ya aku beli soalnya lucu modelnya (Wawancara 7 Juli 2012)

Hal serupa dikatakan oleh YAN :

Jilbab nya warna warni colourfull gitu ya jadi tertarik pengen beli…. (Wawancara 7 Juli 2012)

Senada juga dengan yang dikatakan NA :

Kalo ada model baru aku beli soalnya sapa yang nggak tertarik sama model jilbab sekarang yang lucu – lucu (Wawancara 24 November 2012)