ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI PASAR TRADISIONAL KABUPATEN WONOGIRI

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI PASAR TRADISIONAL KABUPATEN WONOGIRI

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Program Studi Agribisnis

Oleh: Aulia Rahma Kautsari

H 0808079

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

commit to user

ii

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KACANG METE DI PASAR TRADISIONAL KABUPATEN WONOGIRI

yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Aulia Rahma Kautsari

H 0808079

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal: 26 Desember 2012 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Tim Penguji

Ketua

Dr. Ir. Mohd. Harisudin, M.Si. NIP. 19671012 199302 1 001

Anggota I

Bekti Wahyu Utami, SP., M.Si.

NIP. 19780715 200112 2 001

Anggota II

Setyowati, SP., MP. NIP. 19710322 199601 2 001

Surakarta, Januari 2013

Mengetahui, Universitas Sebelas Maret Fakultas Pertanian Dekan

Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, M.S. NIP. 19560225 198601 1 1001

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Perilaku Konsumen dalam Pembelian Kacang Mete di Pasar Tradisional Kabupaten Wonogiri”.

Usaha dan upaya untuk melakukan yang terbaik atas setiap kerja menjadikan akhir dari pelaksanaan penelitian terwujud dalam bentuk penulisan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penyusunan skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan baik moril maupun materiil kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan terutama kepada :

1. Allah SWT atas segalanya yang telah diberikan kepada penulis.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, M.S. selaku Dekan Fakultas Pertanian UNS Surakarta.

3. Bapak Dr. Ir. Mohd. Harisudin, M.Si., selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UNS Surakarta, serta selaku Pembimbing Akademik dan Dosen Pembimbing Utama yang selalu memberikan bimbingan, pengarahan, nasehat, dan petunjuk kepada penulis selama menempuh pendidikan di Fakultas Pertanian UNS Surakarta.

4. Ibu Nuning Setyowati, SP. M.Sc. selaku Ketua Komisi Sarjana Program Studidi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Ibu Bekti Wahyu Utami, SP., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang selalu memberikan bimbingan, pengarahan, nasehat, dan petunjuk kepada penulis.

6. Ibu Setyowati, SP., MP. selaku dosen penguji atas saran dan masukan kepada penulis.

commit to user

iv

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis.

8. Seluruh Karyawan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah banyak memberikan bantuan dalam menyelesaikan segala urusan administrasi berkenaan dengan studi dan skripsi Penulis.

9. Kepala dan seluruh staff Kantor BAKESBANG POLINMAS Kabupaten Wonogiri, Kantor BPS Kabupaten Wonogiri, UPT Pasar Kota Wonogiri, UPT Pasar Kecamatan Ngadirojo, dan UPT Pasar Kecamatan Jatisrono yang telah memberikan ijin penelitian serta menyediakan data-data yang diperlukan penulis.

10. Para pedagang di Pasar Kota Wonogiri, Pasar Kecamatan Ngadirojo, dan Pasar Kecamatan Jatisrono tempat saya melakukan penelitian, terimakasih atas bantuan serta informasi-informasi yang diberikan.

11. Kedua orang tua tercinta: Bapak Pudjoko dan Ibu Warsini terimakasih atas segala dukungan, perhatian, nasehat, semangat, dan doa yang telah diberikan selama ini.

12. Mbak masku: Mbak Nina, Mbak Putik, Mas Guruh, Mas Six, Mas Heri, dan Mbak Lena terimakasih atas semangat dan bantuan dalam segala hal.

13. Keponakan-keponakanku: Raso, Atta, Falah, Rafa, Arsa, dan Loly yang memberi hiburan di keseharianku.

14. Sahabat-sahabatku: Dyah Puspitasari Purnaningtyas, Galuh Perwita Sari, Ayu Nilasari, dan Noer Ayu Fajrina Okhta Nugraheni yang selalu bersedia dengan ikhlas memberi semangat, motivasi, dan saling mendoakan sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.

15. Sahabat-sahabatku: Lian, Zana, Yeyen, Arif, Zaki, Brian, dan Taufik yang selalu memberi masukan dan semangat dalam segala hal.

16. Teman-temanku: Eriska, Tami, Riana, Riri, Ifa, Carrine, Mesti, Puput, Nyitnyit, Suryani, Aik, Anin, Mas Nur, Abid, Ragil, Mas Nanda, Indra, Budi, Heri dan seluruh teman-teman Agribisnis 2008, terima kasih atas kebersamaan, kerjasama, persahabatan, dan persaudaraan yang indah ini.

commit to user

17. Teman-teman Agribisnis 2008 yang telah banyak membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

18. Teman-teman Agrobisnis 2007 dan Agribisnis 2009 Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi semangat, masukan, dan tambahan pengetahuan.

19. Teman-teman SMP N 1 Wonogiri: Yustiti, Titin, Windy, dan temam-teman yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah memberi saran, bantuan, dan motivasi kepada penulis.

20. Teman-teman SMA N 1 Wonogiri: Santi, Rista, Agung, Raras, Esam, Riza, dan temam-teman, yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah memberi saran, bantuan, dan motivasi kepada penulis.

21. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, terimakasih atas bantuannya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun di demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi Penulis dan dapat digunakan sebagai acuan maupun tambahan referensi bagi para pembaca.

Surakarta,

Januari 2013

Penulis

commit to user

viii

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

Tabel 1. Luas Panen, Produksi, dan Rata-rata Produksi Gelondong

Perkebunan Rakyat Jambu Mete di Kabupaten Wonogiri Tahun 2006-2010 .....................................................................................

20

Tabel 2. Kandungan Nutrisi Kacang Mete Kering (per 100 gram) .............

21

Tabel 3. Harga Produsen Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Biji

Lambu Mete Tahun 2011 (Rp/100 Kg) .........................................

24

Tabel 4. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Kacang Mete

Indonesia Tahun 1999-2009 ..........................................................

25

Tabel 5. Pengukuran Variabel Produk ........................................................

33

Tabel 6. Pengukuran Variabel Harga ..........................................................

34

Tabel 7. Pengukuran Variabel Promosi .......................................................

34

Tabel 8. Pengukuran Variabel Tempat ........................................................

35

Tabel 9. Jumlah Penduduk Kabupaten Wonogiri menurut Jenis Kelamin

Tahun 2006-2010 ..........................................................................

45

Tabel 10. Jumlah Penduduk Kabupaten Wonogiri menurut Kelompok

Umur Tahun 2010 .........................................................................

47

Tabel 11. Banyaknya Penduduk Kabupaten Wonogiri menurut Jenis

Tingkat Pendidikan tahun 2010 ....................................................

49

Tabel 12. Besarnya Penduduk menurut Mata Pencaharian di Kabupaten

Wonogiri Tahun 2010 ...................................................................

50

Tabel 13. Sarana Perekonomian di Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 .........

51

Tabel 14. Jumlah Pedagang dalam Pasar Umum (Pasar Tradisional di

Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 .................................................

52

Tabel 15. Karakteristik Responden Kacang Mete menurut Jenis Kelamin ...

53

Tabel 16. Karakteristik Responden menurut Kelompok Umur .....................

54

Tabel 17. Karakteristik Responden menurut Jumlah Anggota Keluarga ......

55

Tabel 18. Karakteristik Responden menurut Tingkat Pendidikan ................

56

Tabel 19. Karakteristik Responden menurut Pekerjaan ................................

57

Tabel 20. Karakteristik Responden menurut Pendapatan Rumah Tangga

dalam Satu Bulan ..........................................................................

59

Tabel 21. Persepsi dan atau Penilaian Konsumen terhadap Faktor Produk

Kacang Mete di Pasar Tradisional Kabupaten Wonogiri ..............

61

commit to user

ix

Tabel 22. Persepsi dan atau Penilaian Konsumen terhadap Faktor Harga

Kacang Mete di Pasar Tradisional Kabupaten Wonogiri ..............

62

Tabel 23. Persepsi dan atau Penilaian Konsumen terhadap Faktor Promosi

Kacang Mete di Pasar Tradisional Kabupaten Wonogiri ..............

63

Tabel 24. Persepsi dan atau Penilaian Konsumen terhadap Faktor Tempat

Kacang Mete di Pasar Tradisional Kabupaten Wonogiri ..............

64

Tabel 25. KMO (Kaiser Meyer Olkin) Measures of Sampling Adequacy

and Bartlett’s Test .........................................................................

67

Tabel 26. Hasil Perhitungan Analisis Faktor 1 .............................................

68

Tabel 27. Hasil Perhitungan Analisis Faktor 2 .............................................

69

Tabel 28. Hasil Perhitungan Analisis Faktor 3 .............................................

70

Tabel 29. Hasil Perhitungan Analisis Faktor 4 .............................................

71

Tabel 30. Communalities...............................................................................

71

Tabel 31. Angka Eigen value dan Proporsi Varian dari Tiap Faktor ............

72

Tabel 32. Nilai Factor Loading untuk Tiap-tiap Variabel ............................

74

Tabel 33. Perilaku Beli Konsumen menurut Alasan Responden Berbelanja

di Pasar Tradisional .......................................................................

76

Tabel 34. Perilaku Beli Konsumen menurut Alasan Responden Membeli

Kacang Mete .................................................................................

77

Tabel 35. Perilaku Beli Konsumen menurut Frekuensi Pembelian Kacang

Mete ...............................................................................................

77

Tabel 36. Perilaku Beli Konsumen menurut Jumlah Pembelian Kacang

Mete ...............................................................................................

78

Tabel 37. Nilai Factor Loading untuk Variabel Tempat ..............................

79

Tabel 38. Nilai Factor Loading untuk Variabel Produk ...............................

82

Tabel 39. Nilai Factor Loading untuk Variabel Promosi .............................

84

Tabel 40. Nilai Factor Loading untuk Variabel Harga .................................

86

commit to user

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

Gambar 1. Model Perilaku Pembelian Konsumen .......................................

10

Gambar 2. Tahap-tahap Proses Pembelian Konsumen .................................

13

Gambar 3. Skema Kerangka Pemikiran Pendekatan Masalah ......................

28

commit to user

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

Lampiran 1. Identitas Responden Kancang Mete ........................................

95

Lampiran 2. Profil Perilaku Konsumen Kacang Mete ................................. 101 Lampiran 3. Identifikasi Faktor dalam Pembelian Kacang Mete ................ 104 Lampiran 4. Identifikasi Indikator Persepsi dan atau Penilaian

Konsumen ................................................................................ 106 Lampiran 5. Hasil Analisis Persepsi dan atau Penilaian Konsumen

terhadap Bauran Pemasaran Kacang Mete .............................. 109

Lampiran 6. Hasil Analisis Faktor 1 ............................................................ 113 Lampiran 7. Hasil Analisis Faktor 2 ............................................................ 122 Lampiran 8. Hasil Analisis Faktor 3 ............................................................ 130 Lampiran 9. Hasil Analisis Faktor 4 ............................................................ 136 Lampiran 10. Kuisioner Penelitian ................................................................ 142 Lampiran 11. Surat Ijin Penelitian ................................................................. 146 Lampiran 12. Foto Penelitian ......................................................................... 147 Lampiran 13. Peta Daerah Penelitian ............................................................ 149 Lampiran 14. Modul Analisis Faktor ............................................................. 150

commit to user

xii

RINGKASAN

Aulia Rahma Kautsari. H0808079. 2013. Analisis Perilaku Konsumen dalam Pembelian Kacang Mete di Pasar Tradisional Kabupaten Wonogiri . Di bawah bimbingan Bapak Dr. Ir. Mohd. Harisudin, M.Si. dan Ibu Bekti Wahyu Utami, S.P., M.Si. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Kacang mete merupakan makanan ringan yang gurih dan enak. Selain dikonsumsi sebagai makanan ringan, kacang mete juga dapat dimanfaatkan untuk bermacam produk olahan seperti campuran pada industri roti, cokelat, es krim, dan sebagainya. Banyaknya penggunaan dan rasanya yang enak membuat kacang mete mempunyai nilai ekonomi tinggi. Sampai saat ini, kacang mete lebih banyak dibeli atau dikonsumsi sebagai makanan ringan pada acara keluarga atau saat hari raya Idul Fitri.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik konsumen kacang mete, persepsi dan atau penilaian konsumen terhadap bauran pemasaran kacang mete, mengkaji faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dan variabel- variabel dominan yang dipertimbangkan dalam keputusan pembelian kacang mete, dan mengetahui perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan dalam pembelian kacang mete di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri. Metode dasar penelitian menggunakan metode deskriptif analisis. Daerah penelitian dilaksanakan di Kabupaten Wonogiri dengan penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode accidental sampling, di mana peneliti berada di tempat penelitian untuk melakukan penyebaran kuesioner dan melakukan wawancara kepada responden. Jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 96 orang pembeli yang didasarkan pada tingkat kepercayaan sebesar 95%. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder dengan teknik pengumpulan data secara wawancara, pencatatan, dan observasi. Metode analisis data dengan menggunakan analisis faktor. Analisis faktor adalah suatu analisis yang digunakan untuk mereduksi, meringkas dari banyak variabel menjadi beberapa faktor. Analisis faktor menggunakan data yang berasal dari pendapat responden terhadap 16 variabel kacang mete yang diamati.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan karakteristik responden sebagian besar adalah perempuan (78,13%), dengan kelompok umur keluarga paruh baya dengan anak (

45 – 64 tahun ) ( 57,29% ) , keluarga kecil dengan jumlah anggota keluarga kurang dari sampai dengan 4 orang ( 60,42 %), tingkat pendidikan tinggi ( D1-D3,S1, dan S2 )( 48,96 %), bekerja sebagai ibu rumah tangga (29,17%), dan pendapatan 2.800.001 – 4.350.000 (48,96%). Persepsi dan atau penilaian konsumen faktor produk penting bagi konsumen, faktor harga penting bagi konsumen, faktor promosi cukup penting bagi konsumen, dan faktor tempat penting bagi konsumen. Hasil analisis faktor menunjukkan ada 4 faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam pemembelian kacang mete di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri. Keempat faktor tersebut berdasarkan prioritasnya adalah faktor tempat (17,746%), faktor produk (14,914%), faktor promosi (11,337%), dan faktor harga (8,136%). Variabel-variabel yang dominan dipertimbangkan

commit to user

xiii

konsumen untuk faktor tempat adalah variabel kebersihan pasar (factor loading sebesar 0,711), faktor produk adalah variabel rasa (factor loading sebesar 0,722), faktor promosi adalah variabel kesesuaian harga (faktor loading sebesar 0,696), dan faktor harga adalah variabel harga (factor loading sebesar 0,597). Perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian mempertimbangkan alasan responden berbelanja di pasar tradisional karena dekat dengan rumah (36,46%), konsumen kacang mete biasanya mengkonsumsi pada saat ada acara keluarga (33,33%), frekuensi pembelian satu kali dalam 3 bulan (59,38%) dengan jumlah pembelian kacang mete 2 kg (43,75%), dan faktor bauran pemasaran, yaitu faktor tempat, produk, promosi, dan harga.

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian, yaitu sebaiknya pedagang menjual kacang mete dengan variasi kemasan (berat/isi), selalu menjaga mutu kacang mete yang dijual sehingga konsumen tidak merasa kecewa dengan kacang mete yang dibelinya, pedagang menjual kacang mete dengan variasi rasa, dan meningkatkan promosi kacang mete yang sudah ada seperti pemberian label pada kemasan kacang mete.

commit to user

xiv

SUMMARY

Aulia Rahma Kautsari. H0808079. 2013. Analysis of Consumer Behavior to Buy Cashew Nuts at Traditional Market Wonogiri Regency . Under the guidance of Mr. Dr. Ir. Mohd. Harisudin, M.Si. and Mrs. Bekti Wahyu Utami, S.P., M.Si. Faculty of Agriculture of Sebelas Maret University, Surakarta.

Cashew is a tasty snack. Besides being able to consumed as a snack, cashew also be used for kind of processed products mix such as bread, chocolate, ice cream, and etc. The delicious taste makes cashews have a high economic value. To date, more cashews purchased or consumed as snacks at family event or Eid day.

The purpose of this study is to know the characteristics of consumers cashews, perception and or consumer ratings toward the marketing mix of cashews, examine the factors that considered by consumers and the dominant variables considered in the decision to buy cashew nuts, and to know the consumer behavior in making decision to buy cashew nuts at traditional market in Wonogiri Regency.

The basic method of research is used analytical descriptive method. Research areas implemented in Wonogiri Regency. Determining of the research location is done purposively. Sampling method used in this study is accidental sampling, where the researcher is in the place to carry out research questionnaires and conduct interviews with respondents. The number of samples taken was 96 buyers based on the confidence level of 95%. The types of data used in this study are the primary data and secondary data that collected with interview, recording, and observation. The method of data analysis used is factor analysis. The factor analysis is an analysis that is used to reduce, summarize the many variables into several factors. Factor analysis using data derived from the opinions of respondents to 16 variables observed cashew nuts.

Based on the research conducted showed that most of the characteristics of the respondents were female (78,13%), by age group-aged families with children (45-64 years) (57,29%), a small family with a number of family members up to less than 4 people (60,42%), higher education (D1-D3, S1, and S2) (48.96%), working as housewives (29.17%), and respondents who has income between 2.800.001-4.350.000 (48.96%). Perception and or consumer ratings toward the marketing mix of cashews of the factors of product essential for consumers, factors of price essential for consumers, factors of promotion essential enough for consumers, and the factors of place are essential for consumers. The results of factor analysis indicate that there are four factors that become the consumers consideration in purchasing of cashew nuts at traditional markets in Wonogiri Regency. Based on the priority, the factors are factor of place (17,746%), factor of products (14,914%), factor of promotion (11,337%), and factor of price (8,136%). While the most considered variable by consumers in buying cashew nuts at traditional markets in Wonogiri Regency from each factors are hygiene market variable for factor of place (factor loading of 0,711), taste variable for factor of product (factor loading of 0,722), suitability prices variable for factor of

commit to user

xv

promotion (factor loading of 0,696), and price variable for factor of price (factor loading as 0,597). Consumer behavior in the purchase decision process to consider the reasons respondents shop at traditional markets because it is close to home (36.46%), consumers generally consume nuts when there are family events (33.33%), the frequency of one-time purchase within 3 months (59.38%), with total purchases cashews 2 kg (43.75%), and marketing mix factors, ie place, product, promotion, and price factors.

The advice can be given based on the results of the research that the merchants selling cashew nuts with variety packs (weight or contents), always maintain the quality of cashew nuts that are sold so that consumers do not feel disappointed with cashews are bought, the merchant sells cashews with a variety of flavors, and enhance the promotion of existing cashew nuts as the labeling on the packaging of cashew nuts.

commit to user

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor pertanian di Indonesia memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi. Sektor pertanian diharapkan mampu menyediakan lapangan kerja, menyediakan bahan baku bagi industri hasil pertanian, dan meningkatkan perolehan devisa negara dengan jalan meningkatkan jumlah volume dan nilai ekspor hasil pertanian (Bank Indonesia, 2003). Sektor pertanian terdiri dari subsektor-subsektor yaitu subsektor pertanian, subsektor peternakan, subsektor perikanan, subsektor perkebunan, dan subsektor kehutanan.

Perkebunan merupakan salah satu subsektor pertanian yang memiliki peran penting dalam pembangunan pertanian Indonesia. Tanaman jambu mete (Anacardium occidentale L.) adalah salah satu komoditas sektor perkebunan di Indonesia. Pada tahun 2000 areal tanam jambu mete di Indonesia seluas 535.745 hektar yang terdiri dari perkebunan rakyat dan perkebunan swasta. Tanaman jambu mete banyak dikembangkan di daerah beriklim kering dan di lahan-lahan kritis. Selain sebagai tanaman penghijauan, hasil utama tanaman jambu mete adalah kacang mete yang termasuk komoditi mewah karena harganya yang mahal (Samadi, 2007). Menurut Darsono (2004), apabila dikembangkan secara serius tanaman jambu mete dapat memberikan manfaat secara ekonomi yang sangat besar, baik bagi masyarakat maupun bagi negara. Bagi masyarakat, pengembangan jambu mete dapat meningkatkan pendapatan dan dapat memberi lapangan pekerjaan. Sedangkan bagi negara dapat memperoleh devisa dari ekspor jambu mete.

Darsono (2004) juga menyatakan bahwa di Jawa Tengah terdapat 11.828,68 Ha tanaman jambu mete yang tersebar di 31 kabupaten, 60% berada di Kabupaten Wonogiri (7.059 Ha) merupakan jumlah terbesar di Jawa Tengah dan diusahakan oleh 92.265 kepala keluarga petani Wonogiri. Kabupaten Wonogiri juga menyumbang produk gelondong mete terbesar, yaitu 3.011.000 Kg (61,90%) untuk Jawa Tengah (4.864.130 Kg). Menurut

commit to user

data BPS (2010), pada tahun 2009 luas lahan perkebunan rakyat jambu mete di Kabupaten Wonogiri adalah 20.505 Ha (77,94%) dari total luas lahan perkebunan rakyat jambu mete di Jawa Tengah (26.308,7 Ha). Sedangkan produksi jambu mete di Kabupaten Wonogiri adalah sebesar 7.177 ton (81,52%) untuk Jawa Tengah (8.804,02 ton).

Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki produk unggulan berupa kacang mete yang dapat digunakan untuk berbagai macam hidangan. Kacang mete dibeli untuk disajikan sebagai makanan ringan dalam sebuah hajatan, acara keluarga, atau juga sebagai buah tangan karena rasanya gurih dan enak. Permintaan kacang mete kebanyakan dari industri makanan yang dimanfaatkan sebagai campuran pada industri gula atau industri roti.

Kacang mete di Kabupaten Wonogiri lebih banyak diperdagangkan di kios-kios pasar daripada di toko makanan di luar pasar. Hal ini karena sedikit toko makanan di luar pasar yang menjual kacang mete, dan toserba atau swalayan di Kabupaten Wonogiri hanya menjual kacang mete pada saat tertentu seperti saat menjelang hari raya Idul Fitri. Menurut Mursitama (2012), pasar tradisional memiliki karakteristik keunikan tersendiri. Pertama, secara fisik pasar berada reltif dekat dengan tempat tinggal, perkampungan, atau perumahan. Jadi, dari sisi jarak dalam artian kedekatan fisik, pasar tradisional ada di sekitar kita. Kedua, kedekatan antara penjual dan pembeli lebih terasa karena interaksi mereka yang berulang-ulang dan mendalam. Interaksi sosial yang hangat dan personal sering terjadi di pasar tradisional. Transaksi yang berulang, tawar-menawar yang dilakukan dengan ‘taktik’ tertentu agar mendapatkan harga lebih murah atau bonus lebih banyak, seringkali menciptakan ‘kedekatan’ yang maknanya tidak bisa direduksi sebagai sekedar hubungan antara penjual dan pembeli. Karena keramahtamahan penjual, tak jarang pembeli pun sepakat dengan penawaran penjual. Yang terjadi adalah saling menguntungkan.

Selain produk, di dalam pasar terdapat pemasar (penjual) dan calon pembeli (konsumen) yang melakukan kegiatan belanja untuk memenuhi

commit to user

kebutuhannya. Menurut Kotler (1997), pemasar menggunakan bauran pemasaran sebagai alat pemasaran yang digunakan untuk mempengaruhi perilaku pembeli dalam memutuskan suatu kegiatan pembelian. Bauran pemasaran dapat juga digunakan pemasar untuk mendapatkan informasi mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku konsumen yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian produk. Sehingga pemasar mempunyai strategi yang kuat dalam mempengaruhi reaksi konsumen dan dapat mengoptimalkan penjualan kacang mete dengan memadukan faktor bauran pemasaran tersebut. Bauran pemasaran yang dimaksud adalah faktor produk, faktor harga, faktor promosi, dan faktor tempat.

Pemasar dapat menggunakan faktor bauran pemasaran, yaitu faktor produk kacang mete, faktor harga kacang mete, faktor promosi penjualan kacang mete, dan faktor tempat penjualan kacang mete, sehingga dapat memahami perilaku konsumen dalam mengambil keputusan pembelian kacang mete di pasar tradisional. Konsumen kacang mete di Kabupaten Wonogiri melakukan kegiatan belanja di pasar tradisional yang merupakan salah satu tempat dimana produk kacang mete dapat diperjual-belikan. Masyarakat di Kabupaten Wonogiri yang beragam dapat mempengaruhi tipe perilaku konsumen dalam membeli kacang mete. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk menganalisis perilaku konsumen dalam pembelian kacang mete di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri.

B. Perumusan Masalah

Kacang mete merupakan makanan yang digemari banyak masyarakat karena rasanya yang gurih dan enak. Selain karena rasanya, kacang mete memiliki kandungan gizi yang dibutuhkan bagi tubuh manusia. Gizi yang terkandung dalam kacang mete adalah lemak, protein, karbohidrat, gula, selulosa, vitamin B1, vitamin E, abu, niacin, kalsium, fosfor, natrium, kalium, magnesium, besi, tembaga, seng, mangan, dan pati Ascorbic Acid (Cahyono, 2009).

commit to user

Rasa kacang mete yang gurih dan lezat sangat cocok untuk makanan ringan (camilan). Selain dapat dikonsumsi sebagai makanan ringan, kacang mete juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam produk olahan seperti campuran pada industri roti, cokelat, es krim, dan sebagainya. Banyaknya penggunaan (pemanfaatan) dan rasanya yang enak membuat kacang mete mempunyai nilai ekonomi yang tinggi (harga yang mahal). Banyak konsumen yang tidak terbiasa mengkonsumsi kacang mete dikarenakan mengandung lemak yang tinggi sehingga dapat menimbulkan kegemukan dan berbagai jenis penyakit jika mengkonsumsinya secara berlebihan. Sampai saat ini, di Kabupaten Wonogiri kacang mete lebih banyak dibeli atau dikonsumsi sebagai camilan di saat hari raya Idul Fitri.

Banyaknya faktor yang mempengaruhi seorang konsumen untuk memutuskan produk yang akan dibelinya dapat mempengaruhi perilaku beli konsumen tersebut. Pengetahuan yang baik tentang perilaku keputusan konsumen terhadap suatu produk dapat berguna untuk pengembangan produk agar lebih sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Salah satu upaya untuk memahami perilaku tersebut adalah dengan mengetahui faktor- faktor (dalam hal ini faktor bauran pemasaran) yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan membeli kacang mete. Setiap konsumen memiliki alasan untuk membeli kacang mete termasuk karena faktor bauran pemasaran dalam penjualan kecang mete. Oleh karena itu perlu adanya penelitian tentang perilaku konsumen dalam membeli kacang mete.

Berdasarkan uraian tersebut, permasalahan dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik pribadi konsumen kacang mete di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri?

2. Bagaimanakan presepsi konsumen terhadap bauran pemasaran kacang mete di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri?

3. Faktor-faktor apa sajakah dipertimbangkan konsumen dan variabel- variabel apa sajakah

yang dominan dipertimbangkan yang

commit to user

dipertimbangkan konsumen dalam pembelian kacang mete di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri?

4. Bagaimanakah perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian kacang mete di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui karakteristik pribadi konsumen kacang mete di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri.

2. Mengkaji presepsi konsumen terhadap bauran pemasaran kacang mete di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri.

3. Mengkaji faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dan variabel- variabel dominan dipertimbangkan dalam pembelian kacang mete di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri.

4. Mengetahui perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian kacang mete di pasar tradisional Kabupaten Wonogiri.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat digunakan untuk membandingkan teori yang telah didapat di kuliah dengan aplikasinya di dunia bisnis dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bagi produsen, penelitian dapat bermanfaat untuk memberikan wawasan yang berkaitan dengan perilaku konsumen kacang mete sebagai dasar pertimbangan untuk menyusun perencanaan strategi pemasaran kacang mete di Kabupaten Wonogiri.

3. Bagi pihak lain, penelitian ini dapat menjadi pertimbangan dalam melakukan penelitian yang sejenis.

commit to user

II. LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian Febi Andana Permatasari (2007) yang berjudul Analisis Perilaku Konsumen Buah Pisang Ambon di Pasar Tradisional di Kota Palembang , hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar faktor bauran pemasaran yaitu produk, harga, dan tempat mempengaruhi proses pengambilan keputusan pembelian buah pisang ambon, kecuali promosi. Faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli pisang ambon di pasar tradisional di Kota Palembang dimulai dari faktor yang memberikan pengaruh paling besar secara berurutan adalah faktor produk, faktor harga, faktor tempat, dan faktor penampilan. Sedangkan variabel-variabel yang dominan dipertimbangkan konsumen dalam membeli pisang ambon di pasar tradisional di Kota Palembang untuk tiap-tiap faktor adalah faktor produk yaitu variabel rasa buah, faktor harga yaitu variabel harga buah, faktor tempat yaitu variabel jarak pasar, serta faktor penampilan yaitu variabel ketebalan daging buah.

Penelitian Anik Widyaningsih (2008) yang berjudul Analisis Perilaku Konsmen dalam Membeli Pepaya Bangkok (Carica papaya L.) di Pasar Tradisional di Kabupaten Boyolali , hasil analisis faktor menunjukkan bahwa ada 4 faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli papaya Bangkok di pasar tradisional di Kabupaten Boyolali. Keempat faktor yang dipertimbangkan tersebut adalah faktor tempat sebesar 27,184%; faktor produk 14,280%; faktor penampilan 10,386%; dan faktor harga 10,137%. Sedangkan fariabel yang dominan dipertimbangkan konsumen dalam membeli papaya Bangkok di pasar tradisional di Kabupaten Boyolali untuk tiap-tiap faktor adalah faktor tempat yaitu variabel kenyamanan pasar, faktor produk yaitu variabel rasa buah, faktor penampilan yaitu variabel bentuk buah, serta faktor harga adalah variabel harga buah.

commit to user

Menurut penelitian Elisabet Endah Oktaviastui (2011) yang berjudul Analisis Perilaku Konsumen dalam Membeli Ikan Lele di Pasar Tradisional Kabupaten Boyolali , hasil analisis faktor menunjukkan bahwa ada 4 faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli ikan lele di pasar tradisional Kabupaten Boyolali. Keempat faktor tersebut berdasarkan prioritasnya adalah faktor tempat sebesar 16,987%; faktor produk 13,427%; faktor harga 11,674%; dan faktor promosi 9,288%. Variabel-variabel yang dominan dipertimbangkan konsumen dalam membeli ikan lele di pasar tradisional Kabupaten Boyolali untuk faktor tempat adalah variabel keamanan pasar, faktor produk adalah variabel ukuran, faktor harga adalah variabel harga, dan faktor promosi adalah variabel promosi.

Menurut penelitian Ulanda Destriana (2011) yang berjudul Analisis Positioning Kacang Mete di Benak Konsumen dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Kasus di PT. Sentra Family Food Indonesia, Jakarta Barat) , bertujuan untuk menganalisis posisi produk kacang mete yang tertanam di benak konsumen, menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi konsumen dalam proses keputusan pembelian kacang mete, dan merekomendasikan strategi pemasaran. Berdasarkan hasil kuesioner yang disebar di DKI Jakarta, di mana 160 responden yang pernah mengonsumsi kacang mete, sebagian besar berjenis kelamin perempuan (67%) dengan usia 17-26 tahun (56%), belum menikah (60%), karyawan swasta (30%) dan mahasiswa (28%) dengan pendapatan Rp 2.500.000 – Rp 3.500.000 (35%). Alasan konsumen membeli kacang mete adalah rasanya yang enak dan bervarisai (64%), biasanya mengkonsumsi pada saat santai di rumah (54%), membeli di supermarket dan mengetahui kacang mete merek Caspy dari media umum dan keluarga (31%) dengan frekuensi pembelian yang tidak tentu (90%).

Hasil analisis biplot menujukkan atribut dengan vektor mengarah pada kacang mete merek Caspy adalah atribut harga yang artinya harga kacang mete merek Caspy lebih terjangkau dibandingkan dengan merek pesaing. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli kacang mete

commit to user

dianalisis dengan menggunakan analisis faktor. Faktor yang paling dipentingkan konsumen adalah faktor perbedaan individu dengan variabel yang paling dominan adalah gaya hidup dan variabel yang tidak terlalu dipentingkan adalah alasan kesehatan. Rekomendasi strategi pemasaran yang disarankan adalah produsen memasarkan produk kacang mete diberbagai supermarket dan minimarket, melakukan promosi penjualan melalui media elektronik seperti iklan di televisi dan radio, membuat kemasan dan label yang berbeda dengan ukuran yang lebih beragam sesuai dengan target konsumen.

Berdasarkan penelitian terdahulu tentang perilaku konsumen dalam pembelian serta positioning kacang mete di benak konsumen dan faktor- faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang terdapat dalam bauran pemasaran dipertimbangkan oleh konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian. Pengambilan keputusan konsumen tersebut dapat dianalisis menggunakan analisis faktor sehingga hasilnya dapat digunakan pemasar untuk mengetahui perilaku konsumennya. Sehingga dalam penelitian ini digunakan analisis faktor untuk menganalisis faktor bauran pemasaran yang dipertimbangkan konsumen dalam proses pengambilan keputusan membeli kacang mete di pasar tradisional di Kabupaten Wonogiri.

B. Tinjauan Pustaka

1. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini (Engel et. al., 1994). Menurut Mowen dan Minor (2007), perilaku konsumen didefinisikan sebagai semua tindakan konsumen untuk memperoleh, menggunakan, dan membuang barang atau jasa. Beberapa perilaku konsumen adalah membeli sebuah produk atau jasa, memberikan informasi dari mulut ke mulut tentang sebuah produk atau

commit to user

jasa kepada orang lain, dan mengumpulkan informasi sebelum melakukan pembelian. Definisi tentang perilaku konsumen juga menyatakan bahwa proses pertukaran melibatkan serangkaian langkah- langkah, dimulai dengan tahap perolehan dan akusisi (acquisition phase), lalu ke tahap konsumsi (consumption phase), dan berakhir dengan tahap disposisi (disposition phase) produk atau jasa. Pada saat menginvestigasi tahap perolehan para peneliti menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan produk dan jasa. Salah satu faktor yang berkaitan dengan pencarian dan penyeleksian barang dan jasa adalah simbolisme produk yaitu orang biasanya ingin mencari sebuah produk untuk mengekspresikan diri mereka kepada orang lain tentang ide-ide tertentu dari diri mereka.

Menurut Susanto (1999), para konsumen mempunyai perilaku pembelian kompleks ketika mereka terlibat dalam suatu pembelian dan menyadari adanya perbedaan nyata antara berbagai merek. Para konsumen sangat terlibat bila suatu produk, mahal, jarang dibeli, berisiko, dan mempunyai ekspresi pribadi yang tinggi. Pembeli akan melalui suatu proses belajar yang pertama ditandai dengan mengembangkan kepercayaan mengenai produk tersebut, kemudian pendirian dan pilihan pembelian dengan bijaksana. Oleh sebab itu, pemasar perlu mengembangkan strategi-strategi yang membantu pembeli dalam mempelajari atribut-atribut dari kelas produk tersebut, kepentingan relatifnya, dan kedudukan merek perusahaan yang tinggi pada atribut yang paling penting.

Konsumen memiliki kriteria (atribut) yang akan dievaluasi yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian produk di suatu tempat, yaitu: (1) lokasi; (2) sifat dan kualitas keragaman yang diberikan; (3) harga; (4) iklan dan promosi; (5) personel penjualan; (6) pelayanan yang diberikan; (7) atribut fisik toko; (8) sifat pelanggan toko; (9) atmosfer toko; dan (10) pelayanan dan kepuasan sesudah transaksi (Engel et. al., 1995).

commit to user

Penjual menggunakan bauran pemasaran sebagai alat pemasaran yang digunakan untuk mempengaruhi perilaku konsumen dalam memutuskan suatu kegiatan pembelian. 4P (product, price, place, promotion ) mencerminkan pandangan penjual terhadap alat pemasaran yang tersedia untuk mempengaruhi pembeli. Dari sudut pandang pembeli, setiap alat pemasaran dirancang untuk memberikan manfaat bagi pelanggan. Robert Lauterborn menyarankan agar 4P penjual merupakan tanggapan terhadap 4C pembeli, yaitu produk (product) merupakan kebutuhan dan keinginan pembeli (costumer needs and wants ), harga (price) merupakan biaya bagi pembeli (cost to the costomer ), tempat (place) merupakan kemudahan memperoleh (convienience), dan promosi (promotion) merupakan komunikasi (communication) (Kotler, 1997).

Menurut Kotler (1997), model perilaku pembelian konsumen dapat dijelaskan sebagai berikut:

Rangsangan Pemasaran

Proses Keputusan

Pembelian

Keoutusan Pembelian

Produk Harga Tempat Promosi

Ekonomi Teknologi

Politik Budaya

Budaya

Sosial Pribadi Psikologis

Pengenalan masalah Pencarian informasi

Evaluasi Keputusan Perilaku pasca-pembelian

Pilihan produk Pilihan merek

Pilihan penyalur Waktu pembelian Jumlah pembelian

Gambar 1. Model Perilaku Pembelian Konsumen (Kotler, 1997) Rangsangan pemasaran terdiri dari “empat P”, yaitu produk, harga, tempat, dan promosi. Rangsangan yang lain terdiri dari kekuatan- kekuatan dan kejadian penting dalam lingkungan pembeli, seperti ekonomi, teknologi, politik, dan budaya. Semua rangsangan ini melewati kotak hitam pembeli (karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusan) dan menhasilkan serangkaian tanggapan dari para pembeli yang bisa diteliti sehingga diperoleh keputusan pembelian. Tanggapan tersebut adalah pilihan produk, pilihan merek, pilihan penyalur, waktu pembelian, dan jumlah pembelian.

Menurut Schiffman dan Kanuk (1994), model keputusan konsumen mencerminkan adanya proses kognitif atas pemecahan

commit to user

masalah yang dialami oleh konsumen dan terdiri dari tiga komponen utama yaitu input, proses, dan output.

a. Input

Komponen input yang ada meliputi pengaruh dari luar yang berlaku sebagai sumber informasi dan mempengaruhi konsumen melalui nilai dan perilaku yang berhubungan dengan produk. Yang berperan penting dalam input adalah kegiatan bauran pemasaran yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan produknya kepada konsumen potensial dan juga pengaruh sosiokultural untuk menggiring konsumen dalam keputusan.

b. Proses

Dalam proses pembuatan keputusan konsumen harus diperhatikan beberapa faktor psikologis yang memiliki pengaruh internal terhadap konsumen. Tiga tahapan proses yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian alternatif, dan evaluasi alternatif. Pencarian informasi atas produk tergantung dari jenis produk yang dibeli, dimana semakin kompleks atau rumit produk yang akan dibeli, semakin banyak informasi yang dibutuhkan. Dalam hal ini ada tiga tahapan proses pembuatan keputusan konsumen, yaitu: pengenalan kebutuhan, pencarian alternatif pembelian, dan evaluasi alternatif.

c. Output

Pada bagian ini terdapat dua bentuk kegiatan pasca keputusan pembelian yang sangat erat yaitu perilaku pembelian dan perilaku pasca pembelian. Dalam perilaku pembelian, konsumen melakukan dua tipe pembelian yaitu pembelian uji coba dan pembelian ulang. Evaluasi pasca pembelian pada saat konsumen menggunakan produk, terutama pada saat uji coba, mereka menilai kemampuan produk, apakah sesuai dengan harapan mereka atau tidak. Ada tiga kemungkinan yang dapat terjadi, yaitu: pertama, kemampuan produk sesuai dengan standar yang telah ditentukan, menghasilkan reaksi netral pada konsumen; kedua, kemampuan produk berada diatas

commit to user

standar konsumen sehingga menghasilkan kepuasan; ketiga, kemampuan produk berada dibawah standar yang telah ditentukan, akan menghasilkan ketidakpuasan.

Berdasarkan faktor yang dipertimbangkan, menurut Hawkins et.al. dalam Simamora (2003), pengambilan keputusan pembelian dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Pengambilan keputusan berdasarkan atribut produk (atribut-based choice ). Pengambilan keputusan ini memerlukan pengetahuan tentang apa atribut suatu produk dan bagaimana kualitas atribut tersebut. Asumsinya, keputusan diambil secara rasional dengan mengevaluasi atribut-atribut yang dipertimbangkan.

b. Pengambilan keputusan berdasarkan sikap (attitude-based choice). Pengambilan keputusan ini diambil berdasarkan kesan umum, intuisi maupun perasaan. Pengambilan keputusan seperti ini bisa terjadi pada produk yang belum dikenal atau tidak sempat dievaluasi oleh konsumen.

Menurut Setiadi (2010), keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, probadi, dan psikologi. Sebagian besar adalah faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pemasar tetapi diperhitungkan.

a. Faktor budaya, memberi pengaruh sangat luas dan mendalam terhadap tingkah-laku konsumen. Dalam membeli terdapat beberapa peran budaya, yaitu kebudayaan, sub budaya, serta klas sosial pembeli.

b. Faktor sosial, mempengaruhi tingkah-laku konsumen adalah kelompok acuan konsumen yaitu kelompok-kelompok yang mempengaruhi langsung atau tidak langsung sikap dan tingkah-laku orang tersebut, keluarga seperti orang tua dan suami atau istri, serta peranan serta status sosial pembeli.

c. Faktor pribadi, mempengaruhi tingkah-laku konsumen adalah usia dan tahapan daur hidup seperti pekerjaan, keadaan ekonomi yang meliputi pendapatan yang dapat dibelanjakan; tabungan; dan harta, gaya hidup,

commit to user

pekerjaan, serta kepribadian dan konsep diri yang berguna untuk menganalisis tingkah laku konsumen.

d. Faktor psikologis, mempengaruhi pembelian seseorang juga dipengaruhi oleh motivasi yang merupakan kebutuhan yang cukup mendesak untuk mengarahkan seseorang mencari pemuasan kebutuhan, persepsi merupakan proses yang dilakukan oleh seseorang untuk memilih; mengorganisasi; dan menafsirkan masukan informasi.

Menurut Kotler (1999), model keputusan pembelian dapat digambarkan dalam sebuah model sebagai berikut: Pengenalan

Evaluasi alternatif

Keputusan pembelian

Tingkah laku setelah pembelian Gambar 2. Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian

Tahapan-tahapan yang ditempuh oleh pembeli untuk meraih hasil dan keputusan pembelian adalah:

a. Pengenalan masalah, merupakan awal proses pembelian. Ketika pembeli mengenal masalah atau kebutuhan, maka pembeli menyadari kebutuhannya. Kebutuhan bisa ditimbulkan oleh rangsangan dari luar maupun rangsangan dari dalam.

b. Pencarian informasi, merupakan tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen ingin mencari informasi lebih banyak. Ketika mencari informasi, konsumen mungkin akan memperoleh informasi dari bebrapa sumber, yaitu 1) sumber pribadi (keluarga, kawan- kawan, tetangga, kenalan), 2) sumber komersial (iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pameran), 3) sumber publik (media massa, lembaga konsumen), 4) sumber pengalaman (pengamatan dan penggunaan produk).

c. Evaluasi alternatif, merupakan tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen menggunakan informasi untuk memperoleh pilihan akhir terhadap merek produk.

d. Keputusan pembelian adalah membeli produk yang paling disukai, tetapi terdapat dua faktor yang bisa timbul antara pembelian dan

commit to user

keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain yang dapat mengubah alternatif pilihan konsumen, yaitu intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif pilihan konsumen dan motivasi konsumen untuk memenuhi harapan orang lain. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tak terduga. Konsumen menciptakan hasrat pembelian berdasarkan faktor seperti pendapatan, harga, dan manfaat produk. Namun, situasi tak terduga mungkin muncul dan bisa mengubah hasrat pembelian.