Konsep Pemuda sebagai Kategori Sosial
C. Konsep Pemuda sebagai Kategori Sosial
Teori tentang “orang muda” dapat menggunakan berbagai pendekatan diantaranya pemuda sebagai tindakan, pemuda sebagai tindakan dalam subkul-
tur, dan pemuda sebagai sebuah generasi. 8 Untuk
pemuda sebagai sebuah generasi, sangat penting untuk melakukan sebuah pendekatan relasional dan melihat pemuda dalam hal hubungan mereka dengan orang lain (orang dewasa) dalam struktur yang lebih besar dalam reproduksi sosial. Dalam pendekatan sains dan konstruk kebijakan, orang muda cenderung memiliki tipikal transisi waktu seperti anak-anak menjadi dewasa, dari usia sekolah menjadi tenaga kerja, maupun dari kelu- arga “asal” menuju keluarga “tujuan”. Selain itu, dibanding mencoba menyiapkan diri untuk menjadi orang dewasa yang sukses, orang muda cenderung memilih untuk berusaha menjadi or- ang sukses di mata kelompok mereka sebagai pemuda. Hal tersebut kemungkinannya meru- pakan situasi kontemporer dimana pengaruh neoliberal atas prospek untuk menjadi sukses lebih sulit, dan orang muda dapat melihat diri mereka sendiri lebih baik di masa sekarang.
Tumpang tindih atau beragamnya batasan usia untuk mendefinisikan kaum muda, menjadi satu aspek yang perlu diperhatikan bahwa aspek ‘usia’ tidak cukup untuk mendefinisikan ‘orang muda’ atau ‘pemuda’. White menyebutkan bahwa untuk memahami kehidupan orang muda (young people live) harus bisa dilakukan dengan melihat bagai- mana orang muda dikonstruksikan (constructed) yaitu diimajinasikan dan direpresentasikan sebagai sebuah pemaknaan sosial, ekonomi, dan kategori politik serta bagaimana ini dialami oleh orang muda. Adanya gap atau kesenjangan antara kon- struksi dan pengalaman merupakan kunci untuk memahami orang muda. Pemahaman ini juga harus dikaitkan dengan posisi orang muda dalam suatu struktur sosial yang lebih luas dan dalam dimensi relasional yang relatif diabaikan dalam kajian sosial yang baru mengenai masa kanak-kanak (childhood)
dan orang muda (youth). Paham mengenai generasi dan reproduksi sosial dibutuhkan dalam pe- mahaman ini. Istilah orang muda (youth) seperti halnya anak-anak (childhood) dan orang dewasa (adulthood) bukan ditentukan secara biologi namun merupakan konstruksi sosial. 9
Satu persoalan ketika mendiskusikan tentang ‘youth’ adalah penggunaan kata youth dalam bahasa Inggris yang digunakan untuk dua makna yang berbeda. ‘Youth’ sebagai individu (seperti anak-anak dan orang dewasa) dan ‘youth’ sebagai kondisi menjadi muda (seperti masa kanak-kanak atau masa dewasa). Teori-teori tentang orang muda menggunakan pendekatan yang beragam dalam mengkaji orang muda: orang muda sebagai aksi (youth as action), orang muda sebagai praktik sub kultural (youth as a subcultural practice), orang muda sebagai identitas (youth as identity), orang muda sebagai generasi (youth as generation). Diskursus kebijakan tentang orang muda dibuat sebagaimana yang kita harapkan untuk melihat orang muda (dalam pemaknaan tersebut) dalam perspektif yang berorientasi masa depan, melihat orang muda (the people) sebagai ‘human capital’, dan orang muda (the condition) sebagai sebuah periode transisi. Dalam laporan Bank Dunia, orang muda dilihat sebagai satu transisi yang saling terhubung (dari anak menjadi dewasa, dari belajar menjadi bekerja, dari perilaku beresiko menjadi warga yang bertanggungjawab, dari ketergantungan pada kepala keluarga menjadi bertransformasi
memiliki keluarga sendiri, dan lain-lain). 10 Kondisi ini khususnya terjadi di masa kontemporer ini dimana pengaruh neoliberal telah membuat pelu- ang untuk proses transisi yang sempurna begitu sulit sehingga dikatakan bahwa orang muda meli- hat dirinya berada dalam ‘a process of transition to nowhere’.
Untuk selanjutnya definisi tenaga kerja muda atau pemuda dalam penelitian ini akan meng- gunakan konsep dari UU Kepemudaan No. 40 Tahun 1999 serta Peraturan Menteri Pertanian
Dwi Wulan Pujiriyani, dkk.,: Sampai kapan Pemuda Bertahan di Pedesaan? ...: 209-226
No.07/Permentan/OT.140/1/2013 sehingga kategori keuangan, tingkat pengangguran di kalangan orang usia dibatasi pada umur 16 tahun sampai dengan
muda mencapai puncaknya dan situasi ini semakin
35 tahun. Dengan mengakomodasi konsep pemuda memburuk di banyak negara berpenghasilan yang tidak semata dibatasi dalam kategori f isik,
rendah.
namun juga kategori sosial, maka def inisi pemuda Sebagaimana dimunculkan dalam penelitian- atau tenaga kerja muda dalam hal ini adalah orang
nya, Goldin, et all menunjukan bahwa kegagalan muda berusia 16 sampai dengan 35 tahun yang
pemerintah dalam memberikan dukungan ling- bertempat tinggal di desa dan termasuk dalam
kungan makroekonomi, merupakan hambatan kategori angkatan kerja serta secara tradisional
bagi tenaga kerja muda. Selain itu keahlian yang (nilai-nilai setempat) dilekatkan dengan tanggung-
tidak memadai, ketidaksesuaian antara pendidikan jawab sebagai pencari nafkah dalam rumah tang-
dan ketrampilan yang dimiliki oleh tenaga kerja ga/keluarga. Penelitian ini dibatasi pada kategori
muda juga menjadi hambatan yang serius. Banyak ‘pemuda’ saja dan tidak masuk dalam kategori
tenaga kerja yang termasuk dalam kategori over- ‘pemudi’ karena berkaitan dengan konstruksi sosial
qualif ied atau underqualif ied untuk pekerjaan yang bahwa ‘pemudalah’ yang memiliki tanggungjawab
mereka jalani saat ini, hanya separuh dari pekerja sebagai pencari nafkah dalam keluarga (kepala
yang pekerjaan serta keahlian atau pendidikannya rumah tangga).
sesuai. Persoalan yang kemudian muncul adalah banyaknya pengangguran terdidik sementara pasar
D. Ketenagakerjaan Muda
tenaga kerja meminta keahlian yang lebih teknis
atau keahlian kejuruan. Tingkat pengangguran di Mengacu pada UU Nomor 13 Tahun 2013,
(Youth Employment)
kalangan orang muda merefleksikan puncak ketenagakerjaan didefinisikan sebagai segala hal
gunung es. Orang muda cenderung bekerja dengan yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu
waktu kerja yang lebih panjang pada pekerjaan- sebelum, selama dan sesudah masa kerja, semen-
pekerjaan informal, musiman dan tidak aman yang tara itu tenaga kerja didefinisikan sebagai setiap
ditandai dengan produktifitas, perlindungan sosial, orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
dan pendapatan yang rendah. Pekerja muda lebih menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk
rentan jatuh dalam kemiskinan dibandingkan ke- memenuhi kebutuhan sendiri atau masyarakat.
lompok usia yang lain.
White mencatat bahwa selama dua dekade, Meningkatnya angka harapan hidup di seluruh jumlah pengangguran di kalangan orang muda
dunia sejak era milenium, juga menyebabkan or- meningkat di dunia. Tingkat pengangguran pemu-
ang-orang memiliki harapan hidup lebih lama (liv-
da di pedesaan lebih tinggi daripada wilayah perko- ing longer) dan juga memiliki masa kerja yang lebih taan. Awal mula memasuki dunia kerja dan otonom
panjang (working longer) sehingga tanpa dicipta- secara ekonomi dianggap sebagai kunci dari
kannya jenis-jenis pekerjaan yang baru, tidak akan kebebasan pemuda. Meskipun demikian, transisi
cukup pekerjaan untuk bisa menyerap orang-orang ke pekerjaan yang seringkali sulit ini menyebabkan
muda yang masuk ke dunia kerja. mereka menjadi pengangguran/tidak bekerja. Pada
Persoalan ketenagakerjaan muda juga terefleksi tahun 2015 ini, United Nations mencatat sebagai
dalam perilaku orang muda baik dalam pendi- tahun dengan jumlah orang muda terbanyak
dikan, pelatihan, dan pekerjaan yang inheren sepanjang sejarah manusia. Situasi ketenagakerjaan
dengan karakteristik individu (tingkat kematangan untuk sebagian besar orang muda di dunia menun-
atau kedewasaan). Orang muda disebut tidak sabar jukan gambaran yang suram. Sejak terjadi krisis
(memiliki tingkat potongan harga yang lebih tinggi)
Bhumi Vol. 2 No. 2 November 2016 dari pada orang-orang dewasa tetapi kurang me-
kelangkaan tenaga kerja di sejumlah tempat. Sifat miliki perencanaan jangka panjang yang mendu-
pedesaan di tahun 90-an, sangat berbeda sekali kung untuk bisa dibayar dengan standar yang tinggi.
dengan pola umum yang berlaku di tahun 70-an. Inovasi dan perubahan teknologi telah memba-
Ketika itu irama kehidupan dan irama kerja ber- wa perubahan yang besar pada pasar kerja di selu-
gantung pada angin muson yang menentukan ruh dunia. Orang muda menghadapi banyak tan-
kapan orang dapat menanam dan memanen. tangan dunia kerja yang baru yang membutuhkan
Sampai tahun 70-an penduduk desa masih terikat berbagai macam persyaratan. Oleh karena itulah,
pada rumahnya. Meskipun demikian, ekspansi lalu disebutkan pula bahwa seringkali orang-orang
lintas melalui transportasi umum membuat mobi- muda juga terlalu konsumtif menghabiskan banyak
litas penduduk menjadi lebih besar. uang untuk memperoleh berbagai pelatihan.
Mengkotanya desa, adalah sebuah gambaran yang terjadi terus menerus sampai tahun 1990-an.
Kontak dengan kota yang lebih besar menjadikan Perubahan sosial di pedesaan menjadi konteks
E. Perubahan Sosial di Pedesaan
kehidupan sehari-hari di desa menjadi lebih mirip yang penting untuk melihat struktur sosial di
dengan kota. Sebagian besar orang muda bahkan pedesaan yang berpengaruh terhadap situasi pemu-
merasa bahwa masa depannya tidak lagi berada di
da. Dalam hal ini, perubahan sosial tidak dapat pedesaan. Mereka ini ingin menjadi bagian dari dilepaskan dari perkembangan desa-desa di Indo-
budaya metropolitan dan kosmopolitan. Sampai nesia. Salah satu titik tolak untuk melihat dinamika
tahun 1997, proses globalisasi berlangsung terus ekonomi petani yang terjadi di Indonesia adalah
menerus dan mengubah desa menjadi wilayah sub dengan melihat jauh ke belakang pada awal tahun
urban.
1970-an. Frans Husken (1998), menjelaskan bahwa Selama dekade 90-an, kondisi petani di Indo- ketika itulah terjadi revolusi hijau yang menandai
nesia ditandai dengan semakin meningkatnya masuknya teknologi pertanian baru. Revolusi hijau
jumlah petani gurem yang mengusahakan lahan menjadi awal sebuah perubahan besar yang terjadi
<0,5 ha dengan laju 1,5% dan jumlah buruh tani di Indonesia. 11 Revolusi hijau telah berdampak pada
meningkat dengan laju 0,5% per tahun. 12 Di lain menurunnya kesempatan kerja di pedesaan, kesen-
pihak, perkebunan swasta besar menguasai lebih jangan sosial antara petani kaya dan menengah di
dari 1 juta hektar lahan perkebunan. Semua nilai satu pihak dengan petani kecil dan buruh tani di
tambah jatuh pada perusahaan di Jakarta sedang- pihak lain. Sebagian besar perempuan yang sebe-
kan masyarakat lainnya di daerah hanya menerima lumnya memainkan peranan penting dalam me-
UMR dan pemerintah daerah menerima PBB yang nanam, menyiangi dan memanen padi serta
sangat rendah. Pertumbuhan pertanian mulai palawija, tiba-tiba terusir dari pekerjaannya akibat
menurun yang mencapai puncaknya ketika impor organisasi kerja yang baru. Hanya karena pada awal
beras menjadi 6 juta ton tahun 1998 (25% beras tahun 80-an industri perkotaan berkembang maka
yang ada di pasar dunia terbesar dalam sejarah. kelebihan tenaga kerja di pedesaan dapat ditang-
Dalam perkembangan selanjutnya yaitu di tahun gulangi. Orang-orang desa banyak pergi ke kota-
2000 sampai saat ini, kondisi pertanian di Indone- kota pusat industri untuk bekerja.
sia terlihat dari semakin meningkatnya petani yang Ekonomi pedesaan sendiri dalam dua dasawarsa
tidak memiliki akses terhadap tanah. Penguasaan yang lalu ini mengalami perubahan yang drastis.
tanah yang sempit mengakibatkan usaha tani men- Modernisasi pertanian mendatangkan produksi
jadi tidak menarik secara ekonomis karena penge- yang lebih tinggi, migrasi ke kota mengakibatkan
lolaan lahan tidak efisien dan pada akhirnya tidak
Dwi Wulan Pujiriyani, dkk.,: Sampai kapan Pemuda Bertahan di Pedesaan? ...: 209-226
memberikan jaminan pendapatan yang layak. keluarga sebanyak 2114 KK. Desa Cikarawang terdiri Lebih jauh, kuantitas, kualitas, dan kontinuitas
dari 3 (tiga) Dusun, 7 (tujuh) RW dan 32 (tiga puluh produk petani kelas ini tidak mampu memenuhi
dua) RT. Orbitasi dan waktu tempuh dari ibukota kriteria pasar. Data Sensus Badan Pusat Statistik
kecamatan 5 km 2 dengan waktu tempuh 10 menit pada Mei 2013 menunjukkan bahwa jumlah petani
dan dari ibu kota kabupaten 35 km 2 dengan waktu di Indonesia menurun, sebaliknya jumlah perusa-
tempuh 45 menit.
haan pertanian justru meningkat. Sensus BPS terse- Desa Cikarawang merupakan desa di Keca- but mencatat adanya penyusutan 5,04 juta keluarga
matan Dramaga yang cukup dikenal karena tani dari 31,17 juta keluarga per tahun 2003 menjadi
pengembangan budidaya jambu kristalnya. Jambu 26,13 juta keluarga per tahun 2013. Artinya jumlah
kristal ini sudah dipasarkan ke supermarket bahkan keluarga tani menyusut rata-rata 500.000 rumah
menembus pasar ekspor. Desa dengan mayoritas tangga per tahun. Sebaliknya, di periode yang sama,
penduduk yang menggantungkan pendapatan dari jumlah perusahaan pertanian bertambah menjadi
sektor pertanian ini, juga dikenal dengan ubi dan 1.475 perusahaan. Dari 4.011 perusahaan per tahun
singkong sebagai komoditas pertanian unggulan- 2003 menjadi 5.486 perusahaan per tahun 2013.
nya. Ubi dari Cikarawang cukup dikenal dengan Dalam konteks kepemilikan lahan khususnya di
rasanya yang khas sehingga banyak disukai. wilayah Jawa-Bali, kecuali Jakarta pada periode
Secara administratif, Desa Cikarawang berba- antara tahun 2003-2013, terjadi kenaikan dari 0,21
tasan dengan Sungai Cisadane di sebelah utara, hektar menjadi 0,42 hektar atau peningkatan lebih
Kelurahan Situ Gede di sebelah timur, Sungai Ciapus dari 100%. Dalam kondisi nilai tukar petani yang
di sebelah selatan dan sebelah barat. Lokasinya yang tidak menunjukkan perkembangan berarti, kondisi
diapit oleh dua sungailah yang tampaknya menja- ini diduga lebih banyak didorong oleh pemodal
dikan suplai air di desa ini sangat bagus dan men- yang berasal dari perkotaan, sedangkan petani di
dukung kesuburan tanah-tanah pertanian di wila- desa yang tertinggal lebih banyak sebagai petani
yah ini. Landscape Desa Cikarawang secara umum penggarap. Hal ini mengindikasikan lahan pertanian
berupa dataran dan persawahan yang berada pada makin terkonsentrasi pada kelompok pemodal.
ketinggian antara 193 m di atas permukaan laut Berdasarkan data BPS per November 2013, jumlah
dengan suhu rata-rata berkisar antara 25 0 C s/d rumah tangga petani gurem (lahan tak lebih dari 0 30 C. Persawahan terlihat berselang seling dengan
0,5 hektar) Tahun 2013 turun sebanyak 25,07% lahan palawija dan rumah-rumah penduduk yang sejak 2003, atau rentang 10 tahun. Banyak dari
dibangun di kanan kiri jalan desa. Lahan di sepan- petani gurem beralih menjual atau menyewakan
jang jalan desa yang sudah diperkeras dengan aspal tanahnya bahkan beralih profesi, sehingga
ini memang menunjukan perubahan yang cukup keberadaan petani gurem di Indonesia tinggal 14,25
signifikan dengan banyaknya toko kelontong dan juta. 13
rumah-rumah baru. Di belakang rumah-rumah inilah, lahan persawahan dan kebun terhampar,
F. Pemuda Cikarawang dan Pergeseran
menunjukan bahwa desa ini merupakan desa
pertanian yang masih lestari. Sejak sepuluh tahun Desa Cikarawang adalah salah satu Desa di
Mata Pencaharian
pertanian yang lalu, tanah pertanian di desa ini tidak Kecamatan Dramaga yang mempunyai luas wila-
mengalami penyusutan yang berarti. Sebagaimana yah 226,56 Ha. Jumlah penduduk Desa Cikarawang
disebutkan oleh Ketua Pos Pemberdayaan Desa sebanyak 8.227 jiwa yang terdiri dari 4.199 laki-
Cikarawang berikut ini: “Secara umum di Desa laki dan 4.028 perempuan dengan jumlah kepala
Cikarawang, luas lahan pertanian tidak berubah,
Bhumi Vol. 2 No. 2 November 2016 hanya kepemilikan yang berubah karena dibagikan
menggambarkan kondisi pertanian desa ini karena
sebagian besar petani yang masih turun ke sawah naan lahan terjadi, hanya apabila ada yang menikah
ke anak-anak (diwariskan).” 14 Perubahan penggu-
adalah golongan tua. Mengerjakan lahan sendiri kemudian membangun rumah barunya.
menjadi pilihan petani pemilik tanah agar lahan Desa Cikarawang dengan ikon jambu kristal dan
pertaniannya tidak terbengkalai. Upah harian pertaniannya yang lestari ini, mulai mengalami
buruh mencapai Rp.50.000 per hari yang dimulai pergeseran mata pencaharian. Sebagaimana ditu-
dari pukul 09.00 sampai sebelum waktu Ashar turkan oleh Ketua Pos Pemberdayaan Desa Cikara-
(pukul 15.00) seperti dikutip: wang bahwa pertanian sudah mulai bergeser tidak
“Kebanyakan orang sekarang kerja mungkin tidak lagi menjadi matapencaharian utama terjadi sekitar
sehari, tapi setengah hari, karena kalau sehari rugi tahun 2000-an, ketika terjadi pemecahan tanah.
yang punya tanah. Kalau sehari, sorenya kan cuma Pemecahan atau fragmentasi tanah ini yang menye-
sampai azan jam 3 lalu mereka pulang, beda babkan luasan tanah menjadi sempit sehingga hasil-
dengan perusahaan yang pulangnya sudah pasti nya tidak maksimal. jam 4. Dibayar 50rb cuma kebanyakan santai. Jam 8 mereka belum berangkat, kerjanya jam 8 sampai
Persoalan pemecahan atau fragmentasi tanah 9 baru mulai, sebelum jam 4 sudah selesai sama 50
yang terjadi di Cikarawang, berjalan seiring dengan ribunya, ashar sudah sampai rumah.” 16 semakin sulitnya mencari tenaga kerja atau buruh
Ketiadaan tenaga kerja muda inilah yang akhir- pertanian untuk mengerjakan lahan. Kondisi inilah nya menyebabkan tenaga ibu-ibu juga lebih banyak yang dikeluhkan oleh pemilik tanah karena sulitnya dimanfaatkan untuk turun menjadi tenaga harian mencari tenaga kerja juga berbanding lurus dengan di sawah untuk mengerjakan beberapa kegiatan permintaan upah tenaga harian yang semakin tinggi pertanian seperti menanam padi, menyiangi seperti dituturkan berikut ini: rumput, ataupun memanen jambu kristal.
“Sulitnya memperoleh tenaga kerja untuk menger- jakan sawah atau kebun mengakibatkan pekerjaan
G. Menetap di Desa: Pilihan Pemuda untuk
berjalan lambat, sehingga mau tidak mau Nur Ali
Bertahan di Sektor Pertanian
harus mengerjakannya sendiri. Akibat sulitnya Menarik orang-orang muda untuk kembali ke memperoleh tenaga kerja inilah, pohon jambu Nur
Ali juga cenderung tidak terawat, gelap, rumput pertanian merupakan satu hal yang sangat penting
sudah tinggi, sudah tertutup pohon bambu yang dilakukan mengingat tingkat pengangguran yang sebenarnya di awal digunakan untuk memagari
tinggi di kalangan orang muda yang terjadi di ber- kebun. Keinginan Nur Ali untuk memperluas per-
bagai negara. Menciptakan lapangan pekerjaan untuk tanian dengan lahan yang ada juga ditundanya
anak-anak muda menjadi salah satu narasi kebijakan karena lahan yang ada sudah terbengkalai.
yang penting untuk mengembalikan pemuda ke Kecenderungan ini terjadi dari RW 1 sampai RW 7.
Ini menjadi satu kesulitan khususnya saat musim sektor pertanian di pedesaan karena sektor inilah yang
tanam padi. Semua pemuda pergi, tidak ada tena- memiliki serapan tenaga kerja tertinggi. ganya. Akhirnya mau tidak mau, tanah dikerjakan
Pemuda di Cikarawang masih memiliki ke- sendiri oleh pemiliknya. Memanfaatkan tenaga
inginan untuk bertahan di pertanian atau menjadi dari luar desa pun tidak memungkinkan, karena
petani. Untuk menjadi petani, lahan pertanian desa yang lain juga mengalami persoalan yang
15 sama.” menjadi prasyarat langsung yang dibutuhkan. Ketika menjadi petani, pemuda memiliki dua cara Tenaga kerja muda sulit dicari sehingga menye-
untuk bisa memperoleh lahan yaitu dengan mem- babkan terganggunya kegiatan pertanian pada saat
beli lahan atau menunggu warisan lahan. Jika musim panen. Fenomena pertanian senja dapat
seorang pemuda ingin menjadi petani, ia mem-
Dwi Wulan Pujiriyani, dkk.,: Sampai kapan Pemuda Bertahan di Pedesaan? ...: 209-226
butuhkan figur kuat yang akan menjadi teladannya. Tabel. 1. Jumlah dan Presentase Responden Figur-figur inilah yang akan memberikan penge-
Menurut Status Kepemilikan Lahan dengan Tingkat Minat Pekerjaan Pertanian di Desa
tahuan bertani dari pengalaman kesuksesannya. Cikarawang Tahun 2015 ‘Figur’ menjadi sosok penting dan menarik bagi
Tingkat Minat Pekerjaan Pertanian
pemuda karena dari figur inilah, pemuda bisa men-
Kepemilikan Lahan
Rendah
Sedang Tinggi
dapatkan gambaran kehidupan seorang petani se-
kaligus cerita suksesnya. Faktor-faktor yang mengi-
Tidak Punya Lahan
3 15 2 18 2 kat pemuda untuk bertahan di pertanian dapat 22
Punya Lahan
Total
dicermati dalam diagram berikut ini: Berdasarkan Tabel 1 di atas, dapat diketahui
bahwa delapan puluh lima persen pemuda di Desa Cikarawang yang tidak memiliki lahan juga tidak memiliki tingkat minat pekerjaan pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa lahan merupakan salah satu faktor penting yang menyebabkan pemuda desa bertahan ataupun tetap tinggal di sektor pertanian. Selain itu, terdapat tujuh puluh delapan persen pemuda yang tidak memiliki lahan namun mereka memiliki tingkat minat pekerjaan perta-
Gambar 1. Pemuda Bertahan di Pertanian nian yang tinggi. Fenomena tersebut disebabkan oleh pemuda yang masih duduk di tingkat sekolah menengah atas yang menggeluti bidang pertanian,
1. Kepemilikan Lahan
mereka masih memiliki keinginan untuk bisa Bagi kebanyakan orang muda, kurangnya akses
bertani walau masih belum memiliki lahan. terhadap tanah, modal dan input-input yang lain,
membatasi keinginan mereka untuk terjun ke per-
2. Status Perkawinan
tanian. Pemuda berlahan juga disebutkan mem- Pemuda belum menikah relatif lebih mudah punyai persepsi dan harapan yang lebih baik
untuk bermigrasi sehingga cenderung berorientasi terhadap usaha pertanian. Ruth Gasson dalam
keluar pertanian. Bagi pemuda yang sudah menikah, penelitiannya juga menunjukan hal yang menarik
jika tidak ada pekerjaan yang dinilai lebih baik secara dimana terdapat kecenderungan bahwa anak laki-
status sosial maupun ekonomi yang bisa dimasuki, laki yang berharap terjun ke pertanian sebagian
maka pekerjaan pertanian pun akan dikerjakan. besar berasal dari petani pemilik pertanian yang
Berikut pemaparan hubungan antara status perka- luas. Hal ini tidak ditemukan pada anak-anak dari
winan dengan tingkat minat pekerjaan pertanian: petani pemilik lahan yang sempit atau penggarap
dan pekebun. Sebagian besar anak-anak petani dari Tabel 2. Jumlah dan Presentase Responden menurut Status Perkawinan dengan Tingkat Minat
petani yang memiliki penggarap lebih banyak yang Pekerjaan Pertanian di Desa Cikarawang tahun 2015
menyatakan ingin terjun kembali ke pertanian
Tingkat Minat Pekerjaan Pertanian
dibandingkan hanya dua pertiga dari keluarga
Status
Rendah
Sedang Tinggi
petani yang tidak memiliki tanah atau bertanah
Perkawinan
sempit. Berikut ini hubungan antara kepemilikan
Belum Kawin
lahan dengan minat pemuda terhadap sektor
Sudah Kawin
9 pertanian di Desa Cikarawang: 100
Total
Bhumi Vol. 2 No. 2 November 2016 Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa
Berdasarkan Tabel 3 maka dapat diketahui delapan puluh persen pemuda yang belum menikah
bahwa delapan puluh persen yang memiliki role memiliki tingkat minat pekerjaan pertanian yang
model namun memiliki tingkat minat pekerjaan rendah. Lalu terdapat tiga puluh tiga persen
pertanian yang rendah. Lalu sebanyak lima puluh pemuda yang sudah menikah memiliki tingkat
enam persen yang memiliki role model juga minat terhadap pekerjaan pertanian yang tinggi.
memiliki tingkat minat pekerjaan pertanian yang Hal ini menunjukkan bahwa pemuda yang belum
tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa role model yang menikah akan lebih memilih pekerjaan di sektor
dimiliki oleh pemuda di Desa Cikarawang bukan non pertanian dibandingkan sektor pertanian.
berasal dari dunia pertanian. Hanya sebagian sedikit pemuda yang memiliki minat di pekerjaan
pertanian namun juga memiliki role model di bidang Anak-anak petani memilih pertanian bukan
3. Role Model
pertanian.
karena gagal mendapatkan pekerjaan yang lain. Anak-anak muda yang memilih pertanian sadar
4. Keahlian Bertani
bahwa pertanian memiliki prospek ekonomi. Keahlian bertani merupakan salah satu faktor Mereka tidak buta terhadap realitas ekonomi
yang memungkinkan seorang pemuda untuk tetap sebelum mereka memutuskan pekerjaan terakhir
bertahan pada pekerjaan pertanian. Keahlian mereka. Anak-anak muda memilih terjun ke per-
bertani dapat dipaparkan seperti keahlian menye- tanian karena nasehat dari orang tuanya. Dalam
mai benih, menyangkul, membajak sawah, mena- hal inilah, sosok teladan atau role model sangat
nam, menyiangi rumput, memupuk, membasmi penting dalam mempengaruhi keputusan pemuda
hama, dan memanen. Berikut pemaparan hu- untuk terjun di sektor pertanian. Hal serupa juga
bungan antara tingkat keahlian bertani dengan ditegaskan oleh Jennifer dan Hossain bahwa figur
tingkat minat pekerjaan pertanian. petani yang sukses menjadi salah satu pengikat
Tabel 4. Jumlah dan Presentase Responden pemuda untuk memikirkan bahwa pertanian
Menurut Tingkat Keahlian Bertani dengan merupakan sebuah pekerjaan yang bisa dipertim-
Tingkat Minat Pekerjaan Pertanian di Desa bangkan. Begitu pula dengan pemuda di Desa
Cikarawang Tahun 2015 Cikarawang, beberapa di antara mereka memiliki
Tingkat Minat Pekerjaan Pertanian
role model yang menjadi inspirasi mereka dalam
Tingkat Keahlian
Rendah
Sedang Tinggi
memilih dan menekuni suatu pekerjaan. Berikut Bertani
pemaparan hubungan antara keberadaan role
Rendah
model dengan tingkat minat pekerjaan pertanian:
Tabel 3. Jumlah dan Presentase Responden
menurut Keberadaan Role Model dengan Tingkat Minat Pekerjaan Pertanian di Desa Cikarawang
Berdasarkan Tabel 4 di atas dapat diketahui Tahun 2015
bahwa lima puluh lima persen pemuda yang
Tingkat Minat Pekerjaan Pertanian
memiliki yang memiliki tingkat keahlian bertani
Keberadaan Role
rendah juga memiliki tingkat minat pekerjaan
Model
pertanian rendah. Lalu terdapat lima puluh enam
Tidak Ada Role
Model
persen pemuda yang memiliki tingkat keahlian
Ada Role Model
16 80 5 45 5 56 bertani tinggi juga memiliki tingkat minat pekerjaan
pertanian tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
Dwi Wulan Pujiriyani, dkk.,: Sampai kapan Pemuda Bertahan di Pedesaan? ...: 209-226
seorang pemuda yang memiliki keahlian bertani pendapatan merupakan faktor yang menentukan memiliki kecenderungan untuk bekerja di sektor
anggapan pemuda Desa Cikarawang terhadap pertanian. Sedangkan pemuda yang tidak memiliki
pekerjaan yang menjanjikan. keahlian bertani, akan meningkatkan keahlian non
Di Desa Cikarawang, pendapatan yang rendah pertanian mereka dan bekerja pada sektor non
ternyata memang tidak mampu memberikan citra pertanian.
yang baik bagi pekerjaan pertanian. Pertanian tetap identik dengan kesulitan hidup karena pendapatan
yang diperoleh dari sektor ini tidak memberikan Salah satu persoalan mendasar yang seringkali
5. Pendapatan Pertanian
jaminan kesejahteraan yang mencukupi bagi me- menyebabkan pertanian tidak menjadi pekerjaan
reka yang memilih pekerjaan ini seperti diung- favorit adalah pendapatan. Rendahnya perolehan
kapkan berikut ini:
pendapatan dari pekerjaan pertanian menjadi “Hasil dari pertanian juga lama, paling cepat 1-5 faktor pendorong (push faktor) mobilitas yang bulan, seperti ubi atau padi, padahal harus makan
cukup besar pengaruhnya. Tingkat upah pertanian tiap hari. Jika cuma punya 2000-3000 meter sudah cenderung statis jika dibandingkan dengan laju
tidak cukup sehingga harus cari makan di tempat kenaikan upah di sektor industri. Hal ini pula yang
lain. Dengan penghasilan yang minim dari bertani, ditegaskan Ruth Gasson dalam penelitiannya bahwa orang tidak akan mungkin bisa menyekolahkan anak, atau mencukupi biaya kesehatan. Hal ini bisa
kelemahan atau tidak enaknya menjadi petani dibuktikan dengan harga beras yang paling murah
adalah pendapatan rendah (low income) sehingga per kilonya Rp.8.000. Jika dalam satu keluarga me- menyebabkan terlalu banyak kekhawatiran (too
miliki dua orang anak atau satu keluarga terdiri much worry). Kurang populernya pertanian sebagai
dari 4 orang, biaya ini akan bertambah, apalagi pekerjaan yang diidamkan terlihat nyata dari
dengan sayur mayur dan lauk pauk. Jadi mereka bukan tidak mau bertani, tapi tidak sesuai dengan
pekerjaan yang cenderung diidealkan orang muda. keperluan rumah tangga.” 17
Biaya sekolah dan harga kebutuhan bahan pokok yang tinggi, membuat pertanian menjadi sangat tidak ideal dijadikan pekerjaan untuk meng- gantungkan pemenuhan kebutuhan hidup. Hasil pertanian memiliki ‘masa tunggu’ sesuai musim panen sehingga uang tunai tidak bisa langsung dida-
Gambar 2. Presentase Pekerjaan yang dianggap
patkan setiap saat.
Menjanjikan bagi Pemuda Desa Cikarawang Tahun 2015