Persiapan Pra-Operatif Prosedur Vasektomi menggunakan Pisau

8. Varikokel verises pada pembuluh darah balik buah zakar. 9. Hidrokel penumpukan cairan pada buah zakar. 10. Buah zakar tidak turun kriptokismus 11. Penyakit kelainan pembuluh darah. Meliani, 2010, hal 164.

4. Persiapan Pra-Operatif

a. Konseling dan Informed consent b. Riwayat kesehatan dan Pemeriksaan pra-operasi c. Persiapan passion untuk operasi d. Mengamankan Penis e. Membersihkan area yang akan dioperasi f. Menutup area yang akan dioperasi g. Anastesi lokal Menurut Indrayani 2010 Pelaksaan Tindakan Vasektomi dapat dilakukan dengan menggunakan anastesi sebagai berikut : 1 Dipakai Anastesia lokal karena lebih murah dan lebih aman, misalnya lidocaine 1-2 sebanyak 1-5 cc atau sejenisnya. 2 Kadang-kadang dicampur dengan adrenalin, untuk mengurangi perdarahn.IPPF tidak menganjurkan kombinasi tersebut karena adrenalin juga bias menyebabkan iskemia dan rasa sakit post-operatif yang berkepanjangan.Penyuntikan steroid untuk mencegah pembengkakn post- operatif juga tidak dianjurkan. 3 Jangan menyuntikkan langsung kedalam vas deferens, karena mungkin dapat langsung merusak plexus pampiniform. Universitas Sumatera Utara 4 Bila calon akseptor merasa takut atau gelisah, dapat diberikan transquilizer atau sedative, per oral atau suntikan. Anastesi umum mungkin perlu dipertimbangkan pada kasus-kasus khusus : a Adanya luka parut daerah inguinal dan skrotum yang sangat tebal b Kelainan intra-skrotal seperti hydrocele, varicocele. c Alergi terhadap anastesi local

5. Prosedur Vasektomi menggunakan Pisau

a. Identifikasi dan isolasi vas deferens b. Kedua vas deferens merupakan struktur paling padt di daerah mid-scrotum, tidak berpulsasi berbeda dengan pemnbuluh darah. c. Kesukaran kadang-kadang terjadi dalam identifikasi dan isolasi vas deferens seperti pada keadaan-keadaan : 1 Kulit scrotum tebal 2 Vas deferens yang sangat tipis 3 Spermatic cord yang tebal 4 Testis yang turun 5 Otot cremaster dan menarik testis ke atas. d. Kedua vas deferens harus diidentifikasi sebelum meneruskan prosedur kontapnya. e. Dilakukan immobilisasi vas deferens diantara ibu jari dan jari telunjuk atau dengan menggunakan klem doek-klem atau klem lainnya. f. Dilakukan anastesi lokal g. Insisi skrotum 1 Vas deferens yang telah diimmobiliosasi didepan skrotum hanya ditutupi oleh otot dartos dan kulit skrotum. Universitas Sumatera Utara 2 Insisi, horizontal atau vertikal, dapat dilakukan dengan cara : a Tunggal, digaris tengah scrotal raphe b Dua insisi, satu insisi diatas masing-masing vas deferens. h. Memisahkan lapisan-lapisan superficial dari jaringan-jarimgan sehingga vas deferens dapat di isolasi. i. Oklusi vas deferens 1 Umumnya dilakukan pemotongan reseksi suatu segmen dari kedua vas deferens 1-3 cm, yang harus dilakukan jauh dari epidedemis. 2 Ujung-ujung vas deferens setelah di potong dapat ditutup dengan : a Dapat dengan chromic catgut paling sering dilakukan. b Dapat pula dengan benang yang tidak diserap silk c Ligasi tidak boleh dilakukan terlalu kuat sampai memotong vas deferens, karena dapat menyebabkan spermatozoa merembes kejaringan sekitarnya dan terjadi granuloma. d Untuk mencegah kedua ujung vas deferens agar tidak menyambung kembali rekanalisasi, ujung vas deferens dapat dilipat kebelkang lalu diikatkanmdijahitkan pada diri sendiri, atau fascia dari vas deferens dapat ditutup di atas satu ujung sehingga terdapat suatu barier jaringan dari jaringan fascia: atau ujung vas deferens ditanamkan ke dalam jaringan fascia. e Jika tidak menggunakan ligasi dapat dilakukan dengan elektro- koagulasiThermo-koagulasi. f Atau juga dengan clips Masih dalam fase eksperimental. Keuntungan : Universitas Sumatera Utara 1 Lebih cepat dibandingkan ligasi 2 Lebih mudah memperhitungkan tekanan yang diperlukan untuk aplikasi clips dibandingkan ligasi 3 Tantalum, bahan clips tidak diserap dengan bahan biologis inert. 4 Potensi reversibilitas besar. g Umumnya dipasang 2-3 clips pada masing-masing vas deferens. j. Penutupan luka insisi 1 Dilakukan dengan catgut, yang kelak akan diserap. 2 Pada insisi 1 cm atau kurang, tidak diperlukan jahitan catgut, cukup ditutup dengan plaster saja. Untuk mengurangi atau menghilangkan rasa takut calon akseptor vasektomi dengan tindakan operasi yang pada umumnya dihubungkan dengan pemakaian pisau operasi, dan juga untuk menggalakkan penerimaanpelaksanaan vasektomi di Indonesia sekarang telah diperkenalkan dan telah dilaksanakan metode vasektomi tanpa pisau, dengan menggunakan alat khusus. 6. Prosedur pelaksanaa VTP, Menurut POGI,dkk 2006, hal PK-95 diperlukan langkah-langkah sebagai berikut 1 Celana dibuka dan baringkan pasien dalam posisi telentang. 2 Rambut di daerah skrotum dicukur sampai bersih. 3 Penis di plaster ke dinding perut 4 Daerah kulit skrotum, penis, supra pubis dan bagian dalam pangkal paha kiri kanan dibersihkan dengan cairan yang tidak merangsang seperti larutan betadine 0,75, larutan khorheksidin hibiscrub 4 atau asam pikrat 2. 5 Tutupalah daerah yang telah dibersihkan tersebut dengan kain steril berlubang pada tempat skrotum ditonjolkan keluar. Universitas Sumatera Utara 6 Tepat di linea mediate di atas vas deferens, kulit skrotum diberi anastesi lokal prokainlidokainnovokainxilocain 1-2 tanpa epinefrin 0,5 ml, lalu jarum diteruskan masuk dan di daerah distal serta proksimal vas deferens dideponir lagi masing-masing 0,5 ml. 7 Vas deferens dengan kulit skrotum yang ditegangkan difiksasi di dalam lingkaran klem fiksasi pada garis tengah skrotum. Kemudian klem direbahkan ke bawah sehingga vas deferens mengarah kebawah kulit. 8 Kemudian tusuk bagian yang paling menonjol dari vas deferens, tepat disebelah distal lingkaran klem, dengan sebelah ujung klem diseksi dengan membentuk sudut kurang lebih 450. 9 Renggangkan ujung-ujung klem pelan-pelan. Semua lapisan jaringan dari kulit sampai dinding vas deferens akan dapat dipisahkan dalam satu gerakan. Setelah itu dinding vas deferens yang telah telanjang dapat dilihat. 10 Dengan ujung klem diseksi menghadap ke bawah, tusuklah salah satu ujung klem ke dinding vas deferens dan ujung klem diputar menuju arah jarum jam, sehingga ujung klem menghadap ke atas. Ujung klem pelan-pelan dirapatkan dan pegang dinding anterior vas deferens. Lepaskan klem fiksasi dari kulit dan pindahkan untuk memotong vas deferens yang telah terbuka. Pegang dan fiksasi vas deferens yang sudah telanjang dengan klem fiksasi lalu lepaskan klem diseksi. 11 Pada tempat vas deferens yang melengkung, jaringan sekitarnya dipisahkan pelan-pelan ke bawah dengan klem diseksi. Kalau lubang telah cukup luas, lalu klem diseksi dimasukkan ke dalam lubang tersebut. Kemudian buka ujung-ujung klem pelan-pelan parelel dengan arah vas deferens yang di angkat. Dipelukan kira-kira 2 cm vas deferens yang bebas. Vas deferens di- Universitas Sumatera Utara crush secara lunak dengan klem diseksi, sebelum dilakukan ligasi dengan benang sutra 3-0. 12 Diantara dua ligasi kira-kira 1-1,5 cm vas deferens dipotong dan diangkat. Benang pada putung distal sementara tidak dipotong .kontrol perdarahan dan kembalikan putung-putung vas deferens dalam skrotum. 13 Tarik pelan-pelan benang pada puntung yang distal. Pegang secara halus fasia vas deferens dengan klem diseksi dan tutup lubang fasia dengan mengikat sedemikian rupa sehingga putung bagian epidedemis tertutup dan putung distal da diluar fasia, apabila tidak ada perdarahan pada keadaan vas deferens tenang, maka benang yang terahir dapat dipotong dan vas deferens dikembalikan ke dalam skrotum. 14 Lakukan tindakan diatas langkah 7- 13untuk vas deerens sebelah yang lain, melalui luka digaris yang sama. Kalau tidak ada perdarahan, luka kulit tidak perlu dijahit hanya di aproksimasikan dengan bandaid atau tensoplas.

7. Perawatan post-operatip vasektomi