Prosedur Pengumpulan Data Faktor-faktor yang berhubungan dengan ruptur perineum pada ibu bersalin diKlinik Bersalin Eka Kecamatan Medan Denai Tahun 2015

Berdasarkan Tabel 5.1 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas ibu berumur 20-35 tahun sebanyak 19 orang 55,9. Mayoritas ibu mempunyai pendidikan SMA yaitu sebanyak 21 orang 61,8. Mayoritas ibu mempunyai pekerjaan IRT yaitu sebanyak 17 orang 50.

2. Faktor Ibu

Pada peneltian ini faktor ibu mencakup paritas, jarak kelahiran, partus presipitatus, partus lama. Tabel 5.2 Distribusi Responden berdasarkan faktor Ibu di Klinik Bersalin Eka Kecamatan Medan Denai tahun 2015 n=34 No. Variabel Frekuensi Persentase

1. Paritas

Primipara 11 32,4 Multipara 21 61,8 Grandemultipara 2 5,9 2. Jarak kelahiran 2 tahun 6 17,5 2-3 tahun 11 32,3 3tahun 7 20,7 3. Partus presipitatus YA 9 26,5 Tidak 25 73,5 4. Partus lama YA 5 14,7 Tidak 29 85,3 Berdasarkan tabel 5.2 di atas dapat dilihat mayoritas ibu dengan paritas multipara sebanyak 21 orang 61,8, ibu dengan jarak kelahiran 2-3 tahun sebanyak 11 orang 32,3, ibu dengan partus presipitatus yang tidak mengalami sebanyak 25 orang 73,5, ibu dengan partus lamayang tidak mengalami sebanyak 29 orang 85,3.

3. Faktor Bayi

Pada peneltian ini faktor bayi mencakup berat badan bayi Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Berat badan bayi di Klinik Bersalin Eka Kecamatan Medan Denai Tahun 2015 n=34. No. Berat badan bayi Frekuensi Persentase 1. 2500 5 14,70 2. 2500-4000 13 38,23 3. 4000 16 47,1 Berdasarkan Tabel 5.3 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas bayi dengan berat badan 4000 sebanyak 16 orang 47,1.

B. Pembahasan

1. Interprestasi dan diskusi hasil

Berdasarkan Tabel 5.1 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas ibu berumur 20- 34 tahun sebanyak 19 orang 55,9. Mayoritas ibu mempunyai pendidikan SMA yaitu sebanyak 21 orang 61,8. Mayoritas ibu mempunyai pekerjaan IRT yaitu sebnyak 17 orang 17.

a. Faktor Ibu

Berdasarkan tabel 5.2 diperoleh hasil penelitian bahwa mayoritas responden dengan paritas multipara sebanyak 21 orang 61,8. Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup dipunyai oleh seorang wanita BKKBN,2006. Paritas dapat dibedakan menjadi primipara dan multipara Prawiroharjo,2010. Resiko kesehatan ibu dan anak meningkat pada persalinan pertama, keempat dan seterusnya. Kehamilan dan persalinan pertama meningkat resiko kesehatan yang timbul karena ibu belum pernah mengalami kehamilan sebelumnya, selain itu jalan lahir baru akan dicoba dilalui janin. Sebaiknya jika terlalu sering melahirkan rahim akan menjadi semakin lemah karena jaringan parut uterus akibat kehamilan berulang. Jaringan parut ini menyebabkan tidak adekuatnya persediaan darah ke plasenta tidak mendapat aliran darah yang cukup untuk menyalurkan nutrisi ke janin akibatnya pertumbuhan janin terganggu Depkes RI,2004. Paritas adalah banyaknya bayi yang telah dilahirkan oleh seorang ibu baik dalam keadaan hidup atau lahir mati. Menurut Helm Varney 2009 bahwa paritas adalah jumlah kehamilan yang diakhiri dengan kelahiran janin yang memenuhi syarat melangsungkan kehidupan. Sedangkan menurut fortney A, Paritas yang kemungkinan beresiko bila hamil dan melahirkan ≥ 3 kali. Menurut institute Medicine dalam Sastrawina 2004 menyatakan ibu dengan paritas tinggi melahirkan lebih dari 3 kali cenderung mengalami komplikasi dalam kehamilan yang akhirnya berpengaruhi pada persalinan. Ibu dengan paritas di atas 3, secara fisik sudah mengalami kemunduran untuk menjalani kehamilan yang tidak mudah. Paritas tinggi merupakan paritas rawan karena banyak kejadian obstetri patologi yang bersumber pada paritas tinggi, antara lain preeklamsia, perdarahan antenatal sampai atonia uteri. Hal ini disebabkan pada ibu yang lebih dari satu kali mengalami kehamilan dan persalinan fungsi reproduksi telah mengalami penurunan Sunaitri,2008. Menurut Wiknjosastro 2005 paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian meternal dan perinatal.