Pengobatan Robekan Jalan Lahir Komplikasi

Faktor – faktor yang berperan dalam persalinan adalah: a. Kekuatan mendorong janin keluar power b. Faktor janin passenger. c. Faktor jalan lahir passage Pada waktu partus akan terjadi perubahan-perubahan pada uterus, serviks, vagina dan dasar panggul Mochtar, 2012.

2. Fase-fase Dalam Kala Satu Persalinan

Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratus dan meningkat frekuansi dan kekuatannya hingga serviks membuklengkap 10 cm. Kala satu persalinan terdiri atas dua fase yaitu fase laten dan faseaktif. Fase laten pada kalasatu persalinan:aDimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan danpembukaan serviks secara bertahap; b Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm; c Pada umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam. Fase aktif pada kala satu persalinan: aFrekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap kontraksi dianggap adekuat memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit,dan berlangsung selama 40 detik atau lebih; b Dari pembukaan 4 cm hingga pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jamnulipara atau primigravida atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm multipara; c Terjadinya penurunan bagian terbawah janin APN,2011.

3. Kala Dua Persalinan

Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap 10 cm dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua juga disebutsebagai kala pengeluaran bayi. Gejala dan tanda kala dua persalinan: a Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi; b Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectumdan atau vaginanya; c Perineum menonjol; d Vulva-vagina dan sfingter ani membuka; e Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah APN,2012. Pada saat hisdatang kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his dan mengedan yang terpimpin, akan lahir kepala, diikuti oleh seluruh badan janin Mochtar,2012.

C. Faktor-faktorTerjadinya Ruptur Perineum

Ruptur perineum disebabkan oleh faktor yang mencakup paritas, jarak kelahiran, berat badan lahir, dan riwayat persalinan yang mencakup ekstraksi cuman, ekstraksi vakum dan episiotomi.

1. Paritas

Persalinan adalah anak yang dilahirkan seorang ibu. Jumlah anak yang dilahirkan berpengaruh terhadap kesehatan ibu. Menurut Notoadmojo, dikatakan bahwa terdapat kecendrungan kesehatan ibu yang berparitas rendah lebih baik dari yang berparitas tinggi. Paritas dapat dibedakan menjadi primipara, multipara dan grandemultipara Prawirohardjo,2009. a. Primipara adalah seorang wanitayang melahirkan bayi hidup untuk pertama kalinya. b. Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viable beberapa kali sampai 5 kali. c. Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali ataulebih, hidup ataupun mati Mochtar, 2012. Robekan perineum terjadi hampir semua persalinan pertama dan tidak jarangjuga pada persalinan berikutnya Soepardiman,2009. Pada ibu dengan paritas satu atau ibu primipara memiliki resiko lebih besar untuk mengalamirobekan perineum daripada ibu dengan paritas lebih dari satu. Hal ini dikarenakan karena jalan lahir yang pernah dilalui oleh kepala bayi sehingga otot – otat perineum belum meregang.

2. Jarak Kalahiran

Jarak kelahiran adalah rentang waktu antara kelahiran anak sekarang dengan kelahiran anak sebelumnya. Jarak kelahiran kurang dari dua tahun tergolong resiko tinggi karena dapat menimbulkan komplikasi pada persalinan. Jarak kelahiran 2-3 tahun merupakan jarak kelahiran yang lebih aman bagi ibu dan janin. Begitu juga dengan keadaan jalan lahir yang mungkin pada persalinan terdahulu mengalami robekan perineumderajat tiga dan empat, sehingga proses pemulihanbelum sempurna dan robekan perineum dapat terjadi Depkes dalam Rosdiana, 2013. Menurut pendapat ambarwati jarak kehamilan sebaiknya lebih dari 2tahun. Jarak kahamilan yang terlalu dekat menyebabkan ibu punya kembali kondisi sebelumnya Ambarawati dalam Rifida, 2012.

3. Partus Presipitatus

Partus presipitatus adalah persalinan yang terlalu cepat yakni kurang dari 3 jam. Sehingga sering petugas belum siap untuk menolong persalinan dan ibu mengejan kuat dan tidak terkotrol, kepala janin terjadi defleksi terlalu cepat. Keadaan ini memperbesar kemungkinan terjadinya ruptur perineum Mochtar,1998.