Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang sangat padat. Dimana setiap warga yang memenuhi syarat secara hukum, wajib membayar pajak baik secara lansung maupun tidak lansung. Apabila wajib pajak bersedia memenuhi kewajibannya untuk membayar pajak, tentunya akan semakin besar pula pemasukan negara dari sektor pajak. Untuk meningkatkan penerimaan pajak perlu kesadaran dan kepedulian dari masyarakat di bidang perpajakan. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan yang sebagaimana telah diubah terakhir kali Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009. Saat ini telah diupayakan bermacam potensi untuk meningkatkan penerimaan negara,baik dalam negeri maupun dari luar negeri.Namun seiring dengan berkembangnyaanalisis para praktis ekonomi yang menyatakan bahwa mengandalkan pinjaman dari luar negeri merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang akan menjadi bumerang di kemudian hari, potensi penerimaan pinjaman dari luar negeri akan semakin dikurangi. Berdasarkanhaltersebutmaka Indonesiaakanlebihberusahauntuk meningkatkan potensi penerimaan negara dalam negeri, dan tidak dapat dipungkiri lagibahwa pajak telah memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan negara. Misalnya dalam APBN tahun 2009, penerimaan dari sektor pajak mencapai 71,1 dari total penerimaan negaraAhmad Hudaifah dalam www.suarapembaca.detik.com. Melalui pajak, pemerintah dapat mengatur keseimbangan kehidupan perekonomian dan pemanfaatan dana untuk membangun prasarana yang dibutuhkan masyarakat. Semakin besar penerimaan negara dalam pembayaran pajak, makin besar pula kemudahan dan pelayanan masyarakat yang mampu disediakan pemerintah secara langsung mewujudkan pengabdian, kewajiban, dan peran serta dalam pembangunan dan kehidupan bernegara. Pajak Penghasilan sesuai dengan pasal 1 Undang-Undang Pajak Penghasilan No. 36 tahun 2008 adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima dalam tahun pajak. Oleh karena itu pajak penghasilan melekat pada subjeknya. Pajak penghasilan termasuk salah satu jenis pajak subjektif. Subjek pajak akan dikenai pajak apabila dia menerima atau memperoleh penghasilan. Dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan,subjek pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan disebut sebagai Wajib Pajak. Saat ini negara Indonesia memakai sistem pemungutan pajak self assessment systemyang menggantikan official assessment system. Self Assessment bertujuan agar wajib pajak dapat menghitung, membayar, dan melaporkan jumlah pajak yang terutang. Sedangkan tugas dari fiskus adalah sebagai pembina, pengawas, peneliti, dan memberikan sanksi kepada wajib pajak melaksanakan kewajiban perpajakannya. Namun kenyataannya masih banyak wajib pajak yang belum menyadari dan tidak sepenuhnya melaksanakan kepercayaan yang telah diberikan pemerintah kepadanya dalam memenuhi kewajibannya dibidang perpajakan. Bahwa guna meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak dan memberikan kepastianhukum dalam rangka penghitungan dan pengembalian kelebihan pembayaran pajak yang meliputi pajak penghasilan, perlu dilakukan penyempurnaan terhadap ketentuan yang mengatur mengenai prosedur pengembalian kelebihan pembayaran pajak. Tidak semua wajib pajak mengetahui tentang prosedur pengembalian kelebihan pembayaran pajak yang benar, terkait dengan aspek formal dan materialnya. Dengan adanya tulisan ini wajib pajak dapat mengetahui bangaimana pengajuan kelebihan pembayaran pajak penghasilan di kembalikan. Apabila prosedur pengembalian atas kelebihan pembayaran pajak penghasilan sudah di kuasai, maka kondisi-kondisi yang memungkinkan merugikan wajib pajak bisa terhindari. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mencoba meneliti dan membahas untuk mengangkatnya menjadi sebuah karya ilmiah yang berjudul : Prosedur Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Penghasilan Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam.

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM