BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Mixer
Mixer merupakan elemen mesin yang utama dalam pembahasan Karya Akhir ini. Pada Mixer yang digunakan ini terjadi operasi pencampuran CPO dengan
menggunakan pompa. Pengisian dimulai dari garis Level Switch Low LSL melalui bagian dasar tangki sehingga mencapai garis Level Switch Medium LSM yaitu 80.
setelah kondisi LSM tercapai, aliran CPO berhenti secara otomatis digantikan dengan aliran detergen sampai mencapai batas Level Switch High LSH yaitu 20. Detergen
yang digunakan dalam kristalizer terdiri dari 0,8 NaLS 0,2 dan 97,2 air,
kegiatan ini dilakukan secara terus menerus.
4
MgSO
Gambar 2.1 Mixer Kristalizer
Universitas Suamtera Utara
Keterangan :
1. Pipa sirkulasi Pendingin 2. Dinding Luar Tangki Mixer Kristalizer
3. Dinding Dalam Tangki Mixer Kristalizer 4. Pembersih Dinding Tangki Kristalizer Scapper
5. Tali Belt 6. Puli
7. Gear box 8. Pipa Pemasukan CPO dan Detergen
9. ShaftPoros 10. Bearing
Detergen ini berfungsi untuk mengikat fraksi stearin sedangkan berfungsi sebagai surfactant agent sehingga kristal stearin yang terbentuk lebih baik.
Pengisian campuran CPO dan detergen ini bertujuan agar terbentuknya pengkristalan yang baik.
4
MgSO
Fluida yang digunakan Pada Mixer Tangki Mixer Kristalizer ini iala CPO dan detergen 0,8 NaLS 0,2
dan 97,2 air. Kapasitas tangki mixer kristalizer sebanyak 35 Liter terdiri dari 80 CPO atau 28 liter dan 20 Detergen atau 7 liter.
4
MgSO
2.11. Jenis-jenis Mixer a. Mixer yang menggunakan Baling-baling
Proses Pencampuran air dengan cara ini biasanya terjadi karena adanya aliran turbulensi air, dimana gaya inersia lebih mendominasi. pada
Universitas Suamtera Utara
umumnya, makin kencang aliran atau kecepatan alir tinggi maka akan menghasilkan turbulensi yang tinggi pula, dengan demikian akan
kan pada aliran laminar dan turbulen, seperti terlihat dalam gambar 2.2.a
b.
ng baik dibutuhkan waktu 10 – 30 menit seperti terlihat pada gambar 2.2.b.
c.
zat kimia yang biasanya untuk flokulasi seperti terlihat pada gambar 2.2.d
memudahkan atau mengefisiensikan proses pencampuran tersebut. Pada dasarnya, dari gaya inersia dan hukum kekentalan dikembangkan
persamaan matematik yang berhubungan dengan berapa besar daya yang diguna
Mixer dengan baling-baling kincir
Mixer kincir biasanya bergerak secara lambat, karena cakupannya meliputi seluruh permukaan air yang dicampurkan. Biasanya digunakan pada alat
flokulasi dan koagulan, seperti Aluminium, Ferite Sulfat dan lain-lain, yang bercampur dengan Lumpur dan membentuk ikatan antara zat-zat semakin
banyak karena mengalami pencampuran, tetapi pengaruh tegangan geser dari baling –baling akan dapat juga memecahkan flok-flok ke ukuran yang
lebih kecil, tetapi persentasenya kecil, dan untuk menghasilkan flok ya
Mixer Statis Satu Garis
Mixer statis memiliki karakteristik yang identik dengan kekurangan dari elemen – lemen yang bergerak, contohnya mixer statis satu garis untuk
mencampurkan zat –
Universitas Suamtera Utara
d Mixer Pneumatik Turbin
Pada mixer pneumatik ini, terletak didasar tangki dan biasanya digunakan pada tangki flokulasi, dimana pada saat udara yang bercampur zat kimia diinjeksikan
dari dasar tangki, daya atau energi akan hilang dengan bersamaan saat gelem
.
bung – elembung udara naik keatas, seperti terlihat pada gambar 2.2.e
Gambar 2.2 er turbin, d mixer statis satu
aris, e mixer turbin satu garis g
Jenis mixer untuk pengolahan air limbah a,b Baling-baling mixer, c mix
g
Universitas Suamtera Utara
2.1.2 Aplikasi Mixer
Mixer Kristalizer
ini digunakan untuk mengaduk suatu campuran zat atau
substansi dengan substansi lainnya dengan menggunakan putaran motor melalui impeller atau propeller, tetapi pada aplikasinya prinsip kerja mixer itu sendiri dapat
dibalikkan. Maksudnya mixer tersebut diam tetapi laju aliran yang mengaduk dengan
ndirinya.
Pen
ncamp
ian CPO dapat dimasu
berfungsi sebagai
se
a. campuran Zat dengan Aliran Deras
Pada pencampuran aliran deras ini, prinsip utamanya adalah untuk mencampurkan secara merata satu substansi dengan substansi lainnya. pe
uran ini terjadi pencampuran antara CPO dengan detergen 0,8 NaLS 0,2
4
MgSO
dan 97,2 air sebelum CPO dimasukkan kedalam mixer Kristalizer, CPO terlebih dahulu
di endapkan kedalam tangki intermediet yang bertujuan untuk mengendapkan kotoran – kotoran yang terkandung dalam CPO berupa lumpur tanah. Kemud
kkan kedalam Mixer Kristalizer dengan menggunakan pompa. Pengisian dimulai dari garis Level Switch Low LSL melalui bagian dasar
tangki sehingga mencapai garis Level Switch Medium LSM yaitu 80. Setelah kondisi LSM tercapai, aliran CPO berhenti secara otomatis digantikan dengan aliran
detergen sampai mencapai batas Level Switch High LSH yaitu 20 . NaLS natrium laury sulfat berfungsi untuk mengikat fraksi stearin sedangkan MgSO
4
surfactant agent sehingga kristal stearin yang terbentuk lebih baik. Pengisian detergen ke kristalizer dilakukan dengan menggunakan pipa yang
sama dengan pipa yang digunakan untuk mengalirkan CPO guna menghemat penggunaan pipa agar sisa-sisa CPO didalam pipa dapat terbilas oleh detergen. NaLS
Universitas Suamtera Utara
terlebih dahulu dilarutkan dalam tangki penyiapan NaLS sesuai dengan konsentrasi yang diinginkan karena NaLS akan sukar melarut bila dicampurkan sekaligus
bersam
u
but dialirkan sebagian ke kristaliser dan sebagian lagi diinjeksikan ke Knife M
l
nya dialirkan ke balance. Suhu air pending
scrapper pada ujung lengannya.Pengadukan scapper ini bertujuan agar
CPO-Detergen
. Peme a–sama dengan
4
MgSO
dan dapat menimbulkan gumpalan – gumpalan NaLS. NaLS yang telah larut tersebut dialirkan ke tangki detergen dan ditambahkan
MgSO
4
sebanyak konsentrasi yang diinginkan. Detergen tersebut kem dian dialirkan ke penukar panas untuk didinginkan sampai mencapai suhu 18
C. Kemudian detergen terse
ixer. Pendinginan di kristalizer menggunakan air pendingin yang telah didinginkan
di chiller. Air pendingin tersebut dimu ai pada saat pengisian CPO ke tangki kristalizer. Pada saat suhu mencapai 20
C pendinginan dihentikan.Air pendingin dialirkan dari bagian atas tangki menuju ke bawah pada jaket mantel. Air pendingin
selanjutnya masuk ke floter tank dan disirkulasikan kembali. Sebagian dari air pendingin diganti dengan air baru, sedangkan sisa
in keluar kristaliser pada range 20-25 C.
Selama proses pendinginan ini campuran juga di aduk dengan pengaduk yang dilengkapi
terbentuk: 1. Menghomogenkan campuran
2. Mencegah pembekuan CPO 3. Pemerataan suhu di setiap titik
4 rataan penyebaran kristal
Universitas Suamtera Utara
Scapper pada ujung lengan pengaduk berfungsi untuk mencegah akumulasi kristal stearin pada dinding tangki. Untuk mempercepat pencampuran CPO dengan
etergen di dalam kristelizer juga dilakukan sirkulasi bahan dari bagian bawah ke atas engan
enggunakan pompa.
Gambar 2.3. Pembersi Dinding Scapper
pan yang terlalu kental pada bawah dasar pada d
d m
b. Sirkulasi Pada CPO dan Detergen