1.2 Permasalahan
Pada dasarnya H-faktor dijaga untuk mencapai kematangan chip serpihan kayu yang bagus yang ditandai dengan tercapainya bilangan kappa serta viskositas yang
diinginkan yang telah ditargetkan oleh perusahaan untuk menjaga kualitas serta harga jual yang tinggi. Bilangan kappa menentukan kadar lignin yang masih tersisa pada
pulp sedangkan viskositas untuk menentukan kekuatan pada pulp pada hasil akhirnya. Oleh karena itu H-faktor yang terlalu tinggi dapat menyebabkan chip yang
terlalu masak, kadar lignin banyak yang hilang namun serat selulosa juga banyak yang hilang termasak bersama dengan lignin. Selain itu juga viskositas dari pulp
menurun hingga menghasilkan pulp yang mudah sobek. Sedangkan H-faktor yang terlalu rendah dapat menyebabkan chip yang tidak masak, kadar lignin yang tinggi
hingga banyak mata kayu yang harus diolah ulang dan menghabiskan waktu yang terlalu banyak.
Untuk memperoleh pulp dengan kualitas yang bagus, maka dalam hal ini sangat diperhatikan temperatur dan waktu yang disebut H-faktor, yang menentukan
kematangan pada chip di unit digester, serta hubungannya terhadap kekuatan pulp dan kadar lignin yang tersisa yang diperoleh dari bilangan kappa serta viskositas
yang diinginkan.
Oleh karena itu, penulis memilih judul karya ilmiah yaitu, PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU H-FAKTOR TERHADAP KEMATANGAN
CHIP DI UNIT DIGESTER TOBA PULP LESTARI. PORSEA
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan
1 Untuk mengetahui hubungan antara H-faktor terhadap viskositas kekuatan
pulp dan bilangan kappa kadar lignin yang masih tersisa pada pulp. 2
Untuk mengetahui H-faktor standart yang dipakai di unit digester PT.Toba Pulp Lestari, Tbk.
3 Untuk mengetahui bagaimana H-faktor dijaga agar tercapai kematangan chip
yang diinginkan
1.4 Manfaat
1 Sebagai sumbang pemikiran bagi ilmu pengetahuan dan teknologi pada
pengolahan pulp.
2 Untuk mengetahui dampak yang dapat ditimbulkan H-faktor di unit digester
terhadap kualitas pulp.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA