Komponen Kimia Kayu Berat jenis

Tabel 1. Komposisi Unsur Kayu Unsur berat kering Karbon 49 Hydrogen 6 Oksigen 44 Nitrogen Sedikit Abu 0,1 Haygreen.J.G, 1996

2.1.3 Komponen Kimia Kayu

Sepanjang menyangkut komponen kimia kayu, maka perlu dibedakan antara komponen-komponen makromolekul utama dinding sel selulosa, poliosa hemisellulosa dan lignin, yang terdapat pada semua kayu, dan komponen- komponen minor dengan berat molekul kecil ekstraktif dan zat-zat mineral, yang biasanya lebih berkaitan dengan jenis kayu tertentu dalam jenis dan jumlahnya. Perbandingan dan komposisis kimia lignin dan hemiselulosa berbeda pada kayu lunak dan kayu keras, sedangkan selulosa merupakan komponen yang seragam pada semua kayu. Fengel.D, 1995 Secara kimia, kandungan bahan yang terdapat dalam kayu dapat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu: a Selulosa b Hemiselulosa c Lignin Universitas Sumatera Utara d Eksraktif Komposisi dan sifat-sifat kimia dari komponen-komponen ini sangat berperan dalam proses pembuatan pulp. Pada setiap pemasakan kita ingin mengambil sebanyak mungkin selulosa dan hemiselulosanya, di sisi lain lignin dan ekstraktif tidak dibutuhkan dipisahkan dari serat kayunya. Komposisi kimia kayu bervariasi untuk setiap spesies. Kayu dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu : 1. Kayu Lunak soft wood, merupakan kayu dari tumbuhan konifer, contohnya pohon pinus. Kayu lunak memiliki panjang dan kekerasan lebih besar yang digunakan untuk memberi kekuatan pada kertas. 2. Kayu keras hard wood, merupakan kayu yang berasal dari tumbuhan yang menggugurkan daunnya setiap tahun. Kayu keras lebih halus dan kompak sehingga menghasilkan permukaan kertas yang halus. Selain itu kayu keras lebih mudah diputihkan hingga warnanya lebih terang karena memiliki sedikit lignin. Tabel 2. Komposisi kimia antara hardwoods dan softwoods Komponen Softwood Hardwood Selulosa 42 45 Hemiselulosa 27 30 Lignin 27 20 Ekstraktif 3 5 Universitas Sumatera Utara Secara umum, harwood kayu keras mengandung lebih banyak selulosa, hemiselulosa dan ekstraktif dibanding dengan softwood kayu lunak, tetapi kandungan ligninnya lebih sedikit. Anonim, 2003 a Selulosa Selulosa merupakan senyawa organik yang paling melimpah di bumi. Daun kering mengandung 10-20 selulosa, kayu 50 dan kapas 90. Selulosa membentuk komponen serat dari dinding sel tumbuhan. Molekul selulosa merupakan rantai-rantai atau mikrofibril yang terikat satu sama lain oleh ikatan hidrogen. Fessenden, 1982 Selulosa merupakan salah satu unsur penyusun dinding sel primer dan dinding sel sekunder, terdiri dari 9-25 pada dinding sel primer dan 41-45 pada dinding sel sekunder, Salisbury.F.B, 1995 dan juga merupakan konstituen utama kayu. Merupakan polimerisasi yang sangat kompleks dari gugus karbohidrat yang mempunyai persen komposisi yang mirip dengan “starch” yaitu glukosa yang terhidrolisa oleh asam. Anonim, 2003 Bahan dasar selulosa ialah glukosa, dengan rumus C 6 H 12 O 6 . Molekul glukosa disambung menjadi molekul-molekul besar, panjang dan berbentuk rantai dalam susunan menjadi selulosa. Selulosa merupakan bahan dasar yang penting dalam industri-industri yang memakai selulosa sebagai bahan bakunya. Dumanauw.J.F, 1993 Dalam berbagai bentuk pulp, selulosa mewakili bahan baku untuk produksi berbagai tipe kertas dan karton, dan juga menghasilkan produk-produk selulosa yang dimodifikasi. Hohnholz.J.H, 1988 b Hemiselulosa Universitas Sumatera Utara Hemiselulosa merupakan jaringan molekul yang berisi air, didalam dinding sel primer terkandung 25-50, dan didalam dinding sel sekunder terkandung sebanyak 30 hemiselulosa. Salisbury.F.B, 1995 Hemiselulosa juga merupakan polimer-polimer gula. Berbeda dengan glukosa yang terdiri hanya dari polimer glukosa, hemiselulosa merupakan polimer dari lima bentuk gula yang berlainan yaitu: glukosa, mannosa, galaktosa, xylosa, dan arabinosa. Rantai hemiselulosa lebih pendek dibandingkan dengan rantai selulosa, karena hemiselulosa mempunyai derajat polimerisasi yang lebih rendah. Berbeda dengan selulosa, polimer hemiselulosa berbentuk tidak lurus, tapi merupakan polimer- polimer bercabang yang berarti hemiselulosa tidak akan dapat membentuk struktur kristal dan serat mikro seperti halnya selulosa. Pada proses pembuatan pulp hemiselulosa bereaksi lebih cepat dibandingkan dengan selulosa. Anonim, 2003 Hemiselulosa dapat tersusun oleh gula yang bermartabat lima dengan rumus C 5 H 10 O 5 disebut pentosan atau gula bermartabat enam dengan rumus C 6 H 12 O 6 disebut hexosan. Zat-zat ini terdapat sebagai bahan bangunan dinding-dinding sel dan juga sebagai bahan zat cadangan. Dumanauw.J.F, 1993 Dalam pulp kertas, hemiselulosa berperan sebagai perekat alam dan memperkuat ikatan antar serat ke serat. Hemiselulosa yang diisolasi, jika ditambahkan pada pulp dan kertas, akan meningkatkan kekuatannya. Hohnholz.J.H, 1988 Universitas Sumatera Utara c Lignin Lignin jauh lebih tegar daripada selulosa, terkandung sekitar 22-28 pada dinding sel sekunder Salisbury.F.B, 1995. Lignin adalah suatu polimer yang kompleks dengan berat molekul tinggi, tersusun atas unit-unit fenilpropan. Meskipun tersusun atas karbon, hydrogen dan oksigen, lignin bukanlah suatu karbohidrat dan bahkan tidak ada hubungannya dengan golongan senyawa tersebut. Sebaliknya, lignin pada dasarnya adalah suatu fenol. Lignin sangat stabil dan sangat sukar dipisahkan dan mempunyai bentuk yang bermacam-macam karenanya susunan lignin yang pasti didalam kayu tetap tidak menentu. Gambar 1 . Bentuk umum lignin C C C C C C C C C C C C C C C C C OCH 3 CH 3 O C OCH 3 O O Kayu – Lunak Kayu - Keras Didalam kayu lignin merupakan bahan yang tidak berwarna. Apabila lignin bersentuhan dengan udara, terutama dengan adanya sinar matahari, maka bersama- sama dengan karbohidrat tertentu lama kelamaaan lignin cenderung menjadi kuning. Haygreen.J.G, 1996 Universitas Sumatera Utara Kayu keras normal mengandung 20-25 lignin, meskipun kayu keras tropika dapat mempunyai kandungan lignin lebih dari 30. Kayu lunak hanya mengandung 20-25 lignin. Konsentrasi lignin tinggi dalam lamela tengah dan rendah dalam dinding sekunder. Sjostrom.F, 1995 Dalam kebanyakan penggunaan kayu lignin digunakan sebagai bagian integral kayu. Hanya dalam hal pembuatan pulp dan pengelantangan lignin dilepaskan dari kayu dalam bentuk terdegradasi dan berubah, dan merupakan sumber karbon lebih dari 35 juta ton tiap tahun di seluruh dunia yang sangat potensial untuk keperluan kimia dan energy. Fengel.D, 1995 d Ekstraktif Kayu biasanya mengandung berbagai zat-zat dalam jumlah yang tidak banyak yang disebut dengan istilah “ekstraktif”. Zat-zat ini dapat diambil dipisahkan dari kayu dengan memakai pelarut air maupun pelarut organik seperti eter atau alkohol. Asam- asam lemak, asam-asam resin, lilin, terpentin, dan gugus penol adalah merupakan beberapa grup yang juga merupakan ekstraktif. Kebanyakan dari ekstraktif itu terpisahkan dalam proses pembuatan pulp dengan cara kraft pulping. Lemak-lemak, asam-asam lemak akan membentuk sabun soap pada proses “kraft” dan terlarut dalam larutan pemasak. Soap ini selanjutnya akan dipisahkan dari black liquor dan daur ulang sebagai “tall oil”. sebagian kecil dari ekstraktif yang terlarut akan menyebabkan timbulnya getah “pitch” dalam pembuatan pulp secara kraft dan pada pembuatan kertas. Bentuk ini merupakan gumpalan yang mengotori peralatan seperti halnya screen penyaringan. Anonim, 2003 Universitas Sumatera Utara Kandungan ekstraktif biasanya kurang dari 10, tetapi ia dapat bervariasi hingga sampai 40 berat kayu kering. Estraktif merupakan bahan dasar yang berharga untuk pembuatan bahan-bahan kimia organik dan mereka memainkan peranan penting dalam proses pembuatan pulp dan kertas. Sjostrom.F, 1995 2.2 Metode Pembuatan Pulp 2.2.1 Pembuatan Pulp Secara Mekanik