3. Wewenang pada keadaan darurat Bidan diberi wewenang melakukan pertolongan pertama untuk menyelamatkan
penderita atas tanggung jawabnya sebagai insan profesi. Segera setelah melakukan tindakan darurat tersebut, bidan diwajibkan membuat laporan ke Puskesmas di
wilayah kerjanya. 4. Wewenang tambahan
Bidan dapat diberi wewenang tambahan oleh atasannya dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat lainnya, sesuai dengan program pemerintah,
pendidikan dan pelatihan yang diterimanya.
2.2.4. Kegiatan Bidan di Wilayah Kerja Puskesmas
Sesuai dengan kewenangan bidan yang diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan No. 363MenkesPerIX1990, maka kegiatan bidan Puskesmas yang
ditempatkan di desa adalah sebagai berikut: a. Mengenal wilayah, struktur kemasyarakatan dan komposisi penduduk, serta sistem
pemerintahannya. b. Merencanakan dan menganalisa data serta mengidentifikasikan masalah kesehatan
untuk merencanakan penanggulangannya. c. Menggerakkan peran serta masyarakat melalui pendekatan PKMD dengan
melaksanakan Pertemuan Tingkat Desa PTD, Supaya Mawas Diri SMD dan Musyawarah Masyarakat Desa MMD yang diikuti dengan menghimpun dan
melatih kader sesuai dengan kebutuhan.
Linda Pusri Winarni : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Peranan Bidan Desa Dalam Menurunkan..., 2007 USU e-Repository © 2008
d. Memberikan bimbingan teknis kepada kader dan memberikan pelayanan langsung dimeja lima pada saat kegiatan Posyandu dalam wilayah kerjanya, terutama
pelayanan KIA dan KB serta membantu pelaksanaan imunisasi. e. Memberikan pertolongan persalinan.
f. Memberikan pertolongan kepada pasien orang sakit, kecelakaan dan kedaruratan. g. Kunjungan rumah untuk melaksanakan perawatan kesehatan masyarakat di
wilayah kerja bidan. h. Melatih dan membina dukun bayi agar mampu melaksanakan penyuluhan dan
membantu deteksi ibu hamil risiko tinggi. i. Menggerakkan masyarakat agar melaksanakan kegiatan dana sehat di wilayah
kerjanya. j. Mencatat semua kegiatan yang dilakukan dan melaporkan secara berkala kepada
Puskesmas sesuai dengan ketentuan. k. Merujuk penderita dengan kelainan jiwa, dan melakukan pengobatan tindak lanjut
pasien dengan kelainan jiwa yang dirujuk oleh Puskesmas. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya diarahkan untuk meningkatkan
derajat kesehatan, termasuk keadaan gizi masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas dan taraf hidup serta kecerdasan dan kesejahteraan rakyat pada umumnya.
Pembangunan kesehatan dilakukan dengan prioritas utama pada upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. Sehubungan dengan itu, perlu terus ditingkatkan
berbagai upaya terutama untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
Linda Pusri Winarni : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Peranan Bidan Desa Dalam Menurunkan..., 2007 USU e-Repository © 2008
dengan mutu yang lebih baik serta makin memperluas cakupan pelayanan kesehatan. Salah satu sasaran utama pembangunan kesehatan diarahkan pada upaya peningkatan
kualitas kesehatan ibu dan anak yang dewasa ini dirasakan masih relatif rendah. Masalah kesehatan ibu dan anak ini perlu segera diatasi, karena derajat
kesehatan ibu dan anak sangat menentukan kualitas sumber daya manusia pada masa yang akan datang dan merupakan pangkal pokok dari kesehatan masyarakat. Usaha
kesehatan ibu dan anak adalah sangat penting, karena pembangunan mutu sumber daya manusia yang harus dimulai sedini mungkin sangat bergantung pada kesehatan
ibu. Kenyataan ini dapat dilihat dari peranan dan fungsi ibu dalam mengasuh dan mendidik anak, mengatur rumah tangga, membantu keluarga dalam meningkatkan
pendapatan dan sebagai keturunan. Dengan meningkatnya kesejahteraan ibu akan lahir generasi penerus bangsa yang cukup sehat dengan berat badan lahir yang tidak
rendah dan akan diasuh oleh ibu kandungnya sendiri yang sehat. Angka kematian ibu AKI merupakan indikator kuantitatif yang berkaitan
dengan program-program kesehatan reproduksi dan program-program untuk menampilkan wanita. Dari program Aksi Kependudukan tahun 1994, maka disepakati
agar AKI untuk tahun 2000 diturunkan menjadi setengah dari tingkat kematian ibu pada tahun 1990, dan pada tahun 2015 diturunkan menjadi setengahnya dari tingkat
kematian tahun 2000. Secara kuantitatif untuk semua negara diharapkan mempunyai AKI kurang dari 125 pada tahun 2005 dan kurang 75 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2015. Bagi negara-negara dengan kematian sedang, maka AKI diharapkan jadi dibawah 100 pada tahun 2005 dan 60 per 100.000 tahun 2015 Barus, 1999.
Linda Pusri Winarni : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Peranan Bidan Desa Dalam Menurunkan..., 2007 USU e-Repository © 2008
Sebagai salah satu tenaga kesehatan, bidan merupakan sumber daya manusia yang sangat penting guna menyelenggarakan upaya peningkatan pelayanan kesehatan
masyarakat. Tuntutan kualitas kesehatan perlu didukung oleh tenaga kesehatan yang jumlahnya cukup dan memadai. Berbagai terobosan telah dilakukan antara lain
penempatan 54.120 bidan di Puskesmas dan desa yang dimulai pada tahun 1990 dan terpenuhi tahun 1996 Depkes RI, 1998.
Di samping itu perlu dilakukan pendayagunaan tenaga kesehatan secara merata dan efisien. Tenaga bidan menjadi perhatian utama mengingat penempatannya
di puskesmas dan desa yang terpencil yang belum terjangkau oleh pelayanan puskesmas dan puskesmas pembantu diluar radius 5 km, sangat membantu
penurunan angka kematian ibu dan anak disamping juga peningkatan kesehatan masyarakat, termasuk pelayanan keluarga berencana Depkes RI, 1996.
Sejak ditempatkannya bidan di puskesmas, diharapkan memberikan arti yang sangat penting bagi masyarakat terutama bagi peningkatan pelayanan kesehatan ibu hamil
kebutuhan terhadap upaya pelayanan kesehatan yang meliputi memeriksakan kehamilan, pertolongan persalinan dirasakan semakin terpenuhi terutama sejak
didirikannya puskesmas ini dan posyandu oleh bidan di desa. Kedudukan bidan desa wajib tinggal serta bertugas melayani masyarakat di
wilayah kerjanya yang meliputi 1 sampai 2 desa, bekerjasama dengan perangkat desa, bidan desa bertanggung jawab langsung kepada kepala Puskesmas setempat,
dipertegas dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pembinaan Masyarakat No. 278BMDJBKKIII 1994 tentang Tugas Pokok dalam menunjang upaya akselerasi
Linda Pusri Winarni : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Peranan Bidan Desa Dalam Menurunkan..., 2007 USU e-Repository © 2008
penurunan AKI. Lahirnya kebijaksanaan Depkes menempatkan bidan desa sejak tahun 1989 karena langkanya tenaga kesehatan yang tinggal menetap di desa
sehingga bidan menjadi tumpuan harapan untuk melakukan kegiatan di luar tugas pokoknya dan adanya pengamatan bahwa bidan desa banyak dibebani dengan tugas
lain yang kurang berhubungan langsung dengan tugas pokok sehingga tidak mampu memberikan kontribusi yang nyata dalam mempercepat penurunan AKI dan AKB
Depkes RI, 1995. Cakupan bidan desa dapat dinilai dari kinerjanya secara umum, bidan desa
harus mencatat dan mengetahui jumlah penduduk, sasaran KIA ibu hamil, bersalin, bayi. Perkiraan jumlah ibu hamil 2,7-3 dari jumlah penduduk, dan jumlah bayi
2,5 - 2,7 dari jumlah penduduk per tahun. Bila perbedaannya lebih dari 10 ini perlu dijelaskan lagi agar bidan desa mengetahuinya dengan benar jumlah sasaran
KIA dari Puskesmas dibagi 12 item,jadi yang dapat jumlah rata-rata ibu hamil bayi yang perlu dilayani tiap bulannya. Untuk validasi data maka jumlah yang dicatat
bidan desa tidak boleh beda 10 dari patokan di atas. Untuk K
1
per tahun tidak boleh kurang dari 70 atau cakupan pertolongan persalinan oleh bidan desa tidak
boleh kurang dari 30, bila kurang diasumsikan pemahaman tentang indikator cakupan dan penghitungan oleh bidan desa masih kurang, maka perlu ditindak lanjuti
dalam supervisi dengan pembinaan intensif dan sebagai bahan informasi mengenai kinerja bidan desa Depkes RI, 1996.
Sesuai dengan kebijaksanaan penempatan bidan desa merupakan salah satu upaya terobosan dalam rangka mempercepat penurunan AKI, AKB dan tingkat
Linda Pusri Winarni : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Peranan Bidan Desa Dalam Menurunkan..., 2007 USU e-Repository © 2008
fertilitas maka bidan desa perlu dibina secara mantap terstruktur agar bidan desa mampu menunjukkan komitmen yang tinggi Gunawan, 2004.
2.3. Peranan Teknik Bidan Desa