4.2.4. Pembahasan Hasil Pengujian Kadar Air
Dari hasil pengujian diperoleh rentang kadar air dari 0,0386 – 0,0486. Kadar air terendah diperoleh untuk perlakuan T
3
K
3
sedangkan kadar air tertinggi diperoleh untuk perlakuan T
1
K
1
. Dari data hasil pengujian ini diperoleh bahwa persentase kandungan kadar air akan mengalami penurunan yang signifikan jika suhu
reaksi dinaikkan. Jika dibandingkan dengan Standart Biodiesel Indonesia Kadar Air maks.
0,05, Biodiesel Produksi PPKS Medan 0,05, serta Kadar Air Solar maks. 0,05, hasil penelitian ini masih berada dalam batas standart dan untuk beberapa
perlakuan hasil pengujian ini jauh lebih baik. Rendahnya kadar air diharapkan akan menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna pada motor diesel.
Tabel perbandingan kadar air hasil pengujian ini dengan kadar air Biodiesel Produksi PPKS Medan, Standart Biodiesel Indonesia, dan Standart Mutu Solar dapat
diperlihatkan pada Lampiran 4.
4.2.5. Hasil Produksi Biodiesel
Persentase volume produksi biodiesel minyak kelapa menjadi Biodiesel dari setiap perlakuan pada pengujian ini berada pada rentang 20,7692 – 73,8462 dari
volume sampel. Persentase tertinggi terjadi pada perlakuan T
3
K
3
dan hasil terendah pada perlakuan T
1
K
1
. Untuk suhu reaksi 30 C persentase rata-rata produksi sebesar
Dimar Sidabutar : Analisis Pengaruh Temperatur Reaksi Dan Konsentrasi Katalis NaOh Dalam Media Metanol Terhadap Perubahan Karakteristik Fisika Biodiesel Minyak Kelapa, 2009
USU Repository © 2008
35,009, untuk suhu 50 C sebesar 49,2274, untuk suhu 70
C sebesar 49,6154 untuk setiap variasi konsentrasi katalis.
Grafik persentase Produksi Biodiesel untuk setiap perlakuan digambarkan sebagai berikut:
30, 20.7692
50, 43.4615
70, 45.3846
0.0000 5.0000
10.0000 15.0000
20.0000 25.0000
30.0000 35.0000
40.0000 45.0000
50.0000
10 20
30 40
50 60
70 80
90
S uhu R ea ksi T
C P
ro d
u k
s i
Gambar 4.4. a Grafik Persentase Produksi Biodiesel terhadap Perubahan Suhu untuk K
1
Dimar Sidabutar : Analisis Pengaruh Temperatur Reaksi Dan Konsentrasi Katalis NaOh Dalam Media Metanol Terhadap Perubahan Karakteristik Fisika Biodiesel Minyak Kelapa, 2009
USU Repository © 2008
70, 29.6154
50, 60.3846
30, 53.4615
0.0000 10.0000
20.0000 30.0000
40.0000 50.0000
60.0000 70.0000
10 20
30 40
50 60
70 80
90
S uhu R ea ksi T
C P
ro d
u k
s i
Gambar 4.4. b Grafik Persentase Produksi Biodiesel terhadap Perubahan
Suhu untuk K
2
70, 73.8462
50, 43.8462
30, 30.7692
0.0000 10.0000
20.0000 30.0000
40.0000 50.0000
60.0000 70.0000
80.0000
10 20
30 40
50 60
70 80
90
S uhu R ea ksi T
C P
ro d
u k
s i
Gambar 4.4. c Grafik Persentase Produksi Biodiesel terhadap Perubahan
Suhu untuk K
3
Dengan menginterpretasikan ketiga grafik hasil Produksi Biodiesel tersebut
dapat disimpulkan bahwa Hasil Produksi akan menurun dengan kenaikan suhu reaksi.
Dimar Sidabutar : Analisis Pengaruh Temperatur Reaksi Dan Konsentrasi Katalis NaOh Dalam Media Metanol Terhadap Perubahan Karakteristik Fisika Biodiesel Minyak Kelapa, 2009
USU Repository © 2008
Artinya hasil produksi berbanding terbalik dengan suhu reaksi untuk setiap konsentrasi katalis yang tetap.
Penurunan hasil produksi ini terjadi akibat laju reaksi yang semakin cepat seiring dengan kenaikan suhu tanpa diimbangi dengan kecepatan pengadukan.
Pengadukan yang kurang sempurna akan mengakibatkan ketidak sempurnaan pembentukan ester, sehingga hasil produksi Biodiesel berkurang. Kesalahan pada
pengadukan juga dapat menyebabkan terjadinya penyabunan emulsi dan pembentukan ester akan gagal. Tabel persentase hasil produksi dapat diperlihatkan
pada Lampiran 5.
Dimar Sidabutar : Analisis Pengaruh Temperatur Reaksi Dan Konsentrasi Katalis NaOh Dalam Media Metanol Terhadap Perubahan Karakteristik Fisika Biodiesel Minyak Kelapa, 2009
USU Repository © 2008
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan biodiesel minyak kelapa yang dilakukan, maka dapat disimpulkan:
1. Viskositas mempunyai hubungan yang linier dengan kenaikan temperatur reaksi
dan konsentrasi katalis. Nilai terbaik untuk viskositas diperoleh pada temperatur reaksi 30
C – 50 C dengan kosentrasi katalis 0,375 – 0,500. Viskositas yang
diperoleh dengan perlakuan ini jauh lebih baik dari solar. 2.
Flash Point Biodiesel minyak kelapa tidak dipengaruhi oleh perubahan temperatur reaksi maupun konsentrasi katalis. Flash Point biodiesel yang diproses
dengan perlakuan ini memenuhi standart mutu biodesel Indonesia. 3.
Densitas Biodesel minyak kelapa tidak mengalami perubahan yang signifikan terhadap kenaikan temperatur reaksi maupun perubahan konsentrasi katalis.
Densitas paling optimal diperoleh pada temperatur reaksi 30 C – 50
C untuk konsentrasi 0,375 – 0,500.
4. Kadar air biodiesel mempunyai hubungan yang linier dengan kenaikan suhu dan
konsentrasi katalis. Kadar air yang paling minimum diperoleh pada suhu 70 C
untuk konsentrasi katalis 0,625 yaitu sebesar 0,0386.
Dimar Sidabutar : Analisis Pengaruh Temperatur Reaksi Dan Konsentrasi Katalis NaOh Dalam Media Metanol Terhadap Perubahan Karakteristik Fisika Biodiesel Minyak Kelapa, 2009
USU Repository © 2008