Pemakaian Pengubah Sadapan Berbeban Pada Transformator Persoalan Pemakaian Pengubah Sedapan Berbeban. Konsep Dasar Perhitungan Jatuh Tegangan

bertujuan untuk mengetahui kapasitas sadapan tersebut. Sebagai contoh tipe MS III 300 Y yang dapat dilihat pada Gambar 3.4, dan dapat pula dilihat gambar pengubah sadapan berbeban pada Lampiran II. Tipe MS III 300 Y, berarti: MS = Tipe sadapan III = Jumlah fasa 300 = Maksimum arus mengalir Y = Terhubung bintang Gambar 3.4. Pengubah Sadapan Berbeban Tipe MS III 300 Y

3.7. Pemakaian Pengubah Sadapan Berbeban Pada Transformator

Pada transformator daya yang populer dan ekonomis dalam pemakaian pengubah sadapan berbeban adalah pengaturan pada belitan tegangan tinggi tiga fasa dan terhubung bintang dapat dilihat pada contoh rangkaian tiga fasa pada Gambar 3.5a. Bina Citakarya Purba : Studi Penggunaan Pengubah Sadapan Berbeban Pada Transformator Untuk Perbaikan Tegangan Pada Rel 20 KV, 2009 USU Repository © 2008 Untuk hubungan satu fasa pengaturan tegangan dengan penggunaan pengubah sadapan berbeban dapat dilihat pada contoh rangkaian satu fasa pada Gambar 3.5b. Untuk penempatan pengubah sadapan berbeban dapat dilihat pada Lampiran II. Gambar 3.5. Penggunaan Pengubah Sadapan Berbeban Dalam Berbagai Rangakaian Belitan a Tiga Fasa b Satu Fasa 3.8. Fungsi dan Prinsip Kerja Pengubah Sadapan Berbeban 3.8.1. Fungsi Pengubah Sadapan Berbeban Pengubah sadapan berbeban merupakan salah satu bagian utama transformator yang berfungsi untuk melayani pengaturan tegangan transformator, dengan cara memilih ratio tegangan tanpa harus melakukan pemadaman. Untuk mendapatkan range yang luas didalam pengaturan tegangan, pada kumparan utama transformator biasanya ditambah kumparan bantu tap winding yang dihubungkan dengan pemilih sadapan tap selektor pada pengubah sadapan berbeban OLTC. Bina Citakarya Purba : Studi Penggunaan Pengubah Sadapan Berbeban Pada Transformator Untuk Perbaikan Tegangan Pada Rel 20 KV, 2009 USU Repository © 2008

3.8.2. Prinsip Kerja Pengubah Sadapan Berbeban

Pengaturan tegangan baik sisi sekunder maupun primer dilakukan dengan cara memilih ratio tegangan transformator. Untuk memilih ratio tegangan yang dikehendaki dilakukan dengan cara mengurangi atau menambah jumlah kumparan, melalui bantuan pemilih sadapan dan saklar pengalih. Suatu pengubah sadapan berbeban terdiri dari pemilih tap tap selector. Saklar pengalih diverter switch dan bagian-bagian pembantu related auxiliaries seperti pada Gambar 3.6. Pemilih Sadapan Resistor Peralihan Kontak Pengalih Pengaturan Belitan Belitan Utama Gambar 3.6. Prinsip Kerja Pengubah Sadapan Berbeban Pengubah suatu sadapan dimulai dengan pemilihan awal sadapan yang diinginkan pada belitan transformator. Saklar pengalih diverter switch mentransfer arus dari sadapan dalam service ke sadapan pemilihan awal. Selama perubahan atau pemindahan yang cepat ini tahanan dalam sirkit memastikan tidak terjadi pemutusan pemindahan arus. Bina Citakarya Purba : Studi Penggunaan Pengubah Sadapan Berbeban Pada Transformator Untuk Perbaikan Tegangan Pada Rel 20 KV, 2009 USU Repository © 2008

3.9. Persoalan Pemakaian Pengubah Sedapan Berbeban.

Ada berbagai persoalan yang timbul sehubungan dengan pemakaian pengubah sadapan. Karena saklar pengalih itu melaksanakan perpindahan hubungan didalam minyak, maka minyak itu cepat memburuk. Oleh karena itu minyak pengubah sadapan harus dipisahkan dari minyak isolasi transformator dengan dinding pemisah. Minyak yang telah memburuk ini perlu disaring, tergantung dari keadaan untuk mencegah turunnya kekuatan isolasinya. Penyaringan minyak dapat dilakukan dengan penyaring minyak yang dapat bekerja dalam keadaan transformator bertegangan. Karena frekuensi bekerjanya saklar pengalih ini tinggi, maka keausan kontak harus mendapat perhatian juga.

3.10. Konsep Dasar Perhitungan Jatuh Tegangan

Pada dasarnya jatuh tegangan voltage drop yang terjadi dalam suatu sistem tenaga listrik disebabkan oleh adanya arus yang mengalir pada impedansi Z, baik itu impedansi yang ada pada jaringan ataupun peralatan listrik lainnya yang terdapat dalam sistem tersebut. Besarnya jatuh tegangan secara umum merupakan selisih antara tegangan sumber V k dengan tegangan nominal di ujung beban atau jaringan V t . Sebagai dasar dalam menghitung dan menganalisis jatuh tegangan, akan ditentukan jatuh tegangan pada jaringan dalam suatu sistem tenaga listrik. Sebagai gambaran mengenai suatu sistem tenaga listrik, akan ditunjukan dengan menggunakan rangkaian pengganti satu fasa yang sederhana seperti Gambar 3.7a dan dilengkapi dengan diagram vektor dari rangkaian tersebut, seperti yang terlihat dalam Gambar 3.7b. Bina Citakarya Purba : Studi Penggunaan Pengubah Sadapan Berbeban Pada Transformator Untuk Perbaikan Tegangan Pada Rel 20 KV, 2009 USU Repository © 2008 Gambar 3.7 a Rangkaian Diagram Satu Fasa b Diagram Fasor Jatuh tegangan yang terjadi pada jaringan distribusi 20 kV diakibatkan oleh nilai resistansi dan reaktansi dari saluran. Gambar 3.7a menerangkan bahwa nilai resistansi terhubung seri dengan nilai reaktansi. Sehingga besar jatuh tegangan dapat diketahui melalui analisis perhitungan. Sesuai dengan defenisi jatuh tegangan adalah: V= t k V V − ................................................................................................... 3.1 Dengan, Vk = Nilai mutlak tegangan ujung kirim Vt = Nilai mutlak tegangan ujung terima Bina Citakarya Purba : Studi Penggunaan Pengubah Sadapan Berbeban Pada Transformator Untuk Perbaikan Tegangan Pada Rel 20 KV, 2009 USU Repository © 2008 Gambar 3.7b merupakan diagram fasor dari Gambar 3.7a dengan titik O sebagai pusat dari lingkaran dengan jari-jari od = V k , kita buat lingkaran sehingga memotong perpanjangan V t pada titik e. Jadi V k =Oe =Oa+ac+ce. Oleh karena ceV k ; ce dapat diabaikan, sehingga V k ≈ Oa+ac. Selanjutnya, Oa = V t ; ac = ab+bc dimana ab=IRcos ϕ t dan bc=IX L sin ϕ t ; sehingga ac = dV=IRcos ϕ t + IX L sin ϕ t Selanjutnya V k dapat ditulis dalam bentuk: V k ≈ V t + dV Vt + IRcos ϕ t + IX L sin ϕ t ≈ Atau V k -V t IRcos ϕ t + IX L sin ϕ t ≈ Sesuai dengan defenisi diatas : V t k V V Δ − ≅ maka didapat: V IRcos ϕ t + IX L sin ϕ t ............................................................................... 3.2 ≅ Jatuh tegangan dalam prosen Jatuh tegangan dalam prosen menurut defenisi : 100 × − = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ Δ t t k V V V Vt V V t biasanya diambil tegangan sistem yang bersangkutan, dalam hal ini Vf yang merupakan tegangan fasa sistem, jadi persamaan tersebut dapat di tulis dalam bentuk : 100 × Δ = ⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝ ⎛ Δ f V V Vf V Sesuai persamaan 1 maka diperoleh Bina Citakarya Purba : Studi Penggunaan Pengubah Sadapan Berbeban Pada Transformator Untuk Perbaikan Tegangan Pada Rel 20 KV, 2009 USU Repository © 2008 V = t k V V − ≅ IRcosϕ t + IX L sin ϕ t Sehingga persamaan dapat ditulis sebagai berikut: 100 sin cos × + ≅ Δ = ⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝ ⎛ Δ f V t IXL t IR V Vf V ϕ ϕ .......................................... 3.3 Dengan V f adalah tegangan fasa nominal atau tegangan pengenal dari sistem yang bersangkutan. Bina Citakarya Purba : Studi Penggunaan Pengubah Sadapan Berbeban Pada Transformator Untuk Perbaikan Tegangan Pada Rel 20 KV, 2009 USU Repository © 2008

BAB IV PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN

4.1. Data dan Hasil Pengamatan

Data Transformator Unit I Gardu Induk Paya Geli - Kapasitas : 60 MVA - Tegangan : 150KV20KV - Frekuensi : 50 HZ - Phasa : 3 Transformator dilengkapi dengan beban melalui delapan penyulang seperti pada Gambar 4.1. Diagram satu garis Gardu Induk Paya Geli pada Lampiran I. Transformator I Switch PG1 PG2 PG3 PG4 PG5 PG6 PG7 PG8 Rel Gambar 4.1. Transformator Dengan Delapan Penyulang Bina Citakarya Purba : Studi Penggunaan Pengubah Sadapan Berbeban Pada Transformator Untuk Perbaikan Tegangan Pada Rel 20 KV, 2009 USU Repository © 2008

Dokumen yang terkait

Studi Penempatan Transformator Distribusi Berdasarkan Jatuh Tegangan (Studi Kasus Pada PT. PLN (Persero) Rayon Medan Kota)

4 89 99

PENGARUH REGULATOR TEGANGAN TERHADAP PERBAIKAN TEGANGAN PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 KV PENYULANG PURWODADI 10 - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 13

PENSTABILAN TEGANGAN SEKUNDER PADA TRANSFORMATOR DAYA 150 20 KV AKIBAT JATUH TEGANGAN -

2 12 82

Optimasi Penempatan Dan Kapasitas Pembangkit Terdistribusi Pada Jaringan Distribusi Untuk Perbaikan Stabilitas Tegangan (Studi Kasus: Jaringan Distribusi 20 KV Dolok Sanggul)

0 1 11

Optimasi Penempatan Dan Kapasitas Pembangkit Terdistribusi Pada Jaringan Distribusi Untuk Perbaikan Stabilitas Tegangan (Studi Kasus: Jaringan Distribusi 20 KV Dolok Sanggul)

0 0 1

Optimasi Penempatan Dan Kapasitas Pembangkit Terdistribusi Pada Jaringan Distribusi Untuk Perbaikan Stabilitas Tegangan (Studi Kasus: Jaringan Distribusi 20 KV Dolok Sanggul)

0 1 4

Optimasi Penempatan Dan Kapasitas Pembangkit Terdistribusi Pada Jaringan Distribusi Untuk Perbaikan Stabilitas Tegangan (Studi Kasus: Jaringan Distribusi 20 KV Dolok Sanggul)

0 0 44

Optimasi Penempatan Dan Kapasitas Pembangkit Terdistribusi Pada Jaringan Distribusi Untuk Perbaikan Stabilitas Tegangan (Studi Kasus: Jaringan Distribusi 20 KV Dolok Sanggul)

0 1 2

Optimasi Penempatan Dan Kapasitas Pembangkit Terdistribusi Pada Jaringan Distribusi Untuk Perbaikan Stabilitas Tegangan (Studi Kasus: Jaringan Distribusi 20 KV Dolok Sanggul)

0 0 63

REKONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV UNTUK PERBAIKAN PROFIL TEGANGAN DAN SUSUT DAYA LISTRIK

0 2 8