PERAN P2KP DAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT

BAB IV PERAN P2KP DAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT

MISKIN KOTA A. PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MISKIN Permasalahan kemiskinan di Indonesia cukup kompleks. Fakta yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik Pusat BPS per maret 2006. tercatat, jumlah penduduk miskin di Indonesia sebesar 39,05 juta jiwa atau 17,75 dari jumlah penduduk. Angka pengangguran terbuka sebesar 10,9 juta jiwa atau 10,3 dari total angkatan kerja data BPS agustus 2006 57 . Untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja, pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri mulai tahun 2007. Dr. Ir. Sujana Royat, DEA, Deputi Bidang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Menko Kesra menyatakan, melalui PNPM Mandiri dirumuskan kembali mekanisme upaya penanggulangan kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat , mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi. 58 PNPM Mandiri yang dicanangkan oleh Presiden RI pada 30 April 2007 di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah. Adalah program pemersatuan yang sebelumnya sudah ada pada setiap Departemen dan dikerucutkan dalam payung PNPM Mandiri untuk dapat mengorganisirkan agar lebih mudah. Sekarang, P2KP lebih dikenal sebagai PNPM Mandiri Perkotaan. PNPM Mandiri mulai 57 Diambil dari data BPS tahun 2006 58 “Peluncuran PNPM Mandiri,” Koran Seputar Indonesia, 12 Desember 2008, h. 14. dilaksanakan tahun 2007 dengan anggaran Rp 3,15 triliun dengan lokasi sasaran 33.000 desakelurahan di 2.788 kecamatan di 33 provinsi. Pada tahun 2008, lakosi sasaran PNPM Mandiri diperluas mencakup 3.999 kecamatan dengan anggaran sebesar Rp 7,14 triliun. Sumber pendanaan P2KP berasal dari APBN kementerian atau lembaga, baik berupa rupiah murni maupun pinjaman dan hibah luar negeri yang dialokasikan untuk bantuan teknis dan BLM Bantuan Langsung Masyarakat, Pinjaman Bank Dunia melalui Third Urban Poverty Project IDA-Credit, APBD Propinsi, APBD KotaKabupaten, dan dukungan dari berbagai lembaga donor yang dikoordinasikan melalui fasilitas pendukung P2KP. Sejak dicanangkan oleh Presiden RI, PNPM Mandiri Perkotaan atau P2KP telah mencapai sasaran sebanyak 34 propinsi, 240 kabupatenkota, 1120 kecamatan, dan 6406 kelurahan. Dengan rincian P2KP-1, 6 propinsi, 64 kabupatenkota, 681 kecamatan dan 2621 kelurahan. Yang dilaksanakan dari tahun 1999–2004, yang tersebar di wilayah Pantura Pulau Jawa, Kabupaten dan Kota Bandung, D.I Yogyakarta, Kabupaten dan Kota Malang. P2KP-2, 13 propinsi, 80 Kabupatenkota, 210 kecamatan dan 2059 kelurahan. Yang dilaksanakan dari tahun 2004-2008, tersebar di wilayah Pulau Kalimantan kecuali Kalimantan timur, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat dan Pulau Jawa bagian selatan. Sedangkan P2KP-3, 15 propinsi, 96 kabupatenkota, 229 kecamatan dan 1726 kelurahan. Yang dilaksanakan dari tahun 2005-2011, tersebar di wilayah Sumatera, Kalimantan Timur, NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua. Dengan jumlah PAGU dana BLM yang dimanfaatkan pada P2KP-1 sebesar 758.250 juta dan P2KP-2 sebesar 451.000 juta. 59 Sedangkan untuk P2KP-3 total jumlah PAGU untuk dana BLM yang diserap sebesar 492.800 juta. 60 Peran serta pemerintah daerah Pemda dalam menanggulangi kemiskinan di wilayahnya. Dalam memberikan PAKET Penanggulangan Kemiskinan Terpadu yang merupakan salah satu komponen Program P2KP sebagai suatu upaya proses pembelajaran untuk membangun dan melembagakan “kemitraan” antara masyarakat dengan pemerintah kotakabupaten dan kelompok peduli setempat LSM, perguruan tinggi, pihak swasta, perbankan dan lain–lainya dalam rangka terwujudnya sinergi upaya penanggulangan kemiskinan. 61 Melalui komponen PAKET diharapkan juga dapat terbangun dan melembaga proses konsultatif antara ketiga pilar pembangunan pemerintah, masyarakat, swastakelompok peduli di tingkat kotakabupaten dalam penanggulangan kemiskinan. Dalam hal ini, PAKET hanya sekedar stimulan untuk membantu dan mempercepat proses kemitraan yang mulai ditumbuhkan oleh masyarakat sendiri. Bagi masyarakat, terutama BKM, komponen PAKET juga dimaksudkan sebagai proses pembelajaran untuk mengakses dan menggalang berbagai sumber daya maupun sumber dana yang dimiliki pemerintah kotakabupaten atau kelompok peduli setempat channeling, sehingga diharapkan dapat lebih 59 Buku Info P2KP, edisi februari 2007 h. 10-12. 60 Buku Info P2KP, h. 1. 61 Pedoman Umum P2KP-3. Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum. Oktober 2005 h. 44. mengoptimalkan kemandirian dan keberlanjutan upaya penanggulangan kemiskinan 62 . Agar masyarakat BKM mampu bermitra dengan pemerintah kotakabupaten dan kelompok peduli setempat, maka prasyarat utama adalah masyarakat BKM memiliki kredibilitas yang menjamin kepercayaan dari berbagai pihak. Hal ini menunjukkan bahwa hanya BKM yang berdaya, yang memiliki peluang lebih besar untuk dapat berpartisipasi aktif dalam proses channeling dari program–program yang ada, khususnya melalui PAKET. Komponen PAKET P2KP akan mengalokasikan dana stimulan yang dapat digunakan untuk keperluan membiayai kegiatan yang direncanakan secara partisipatif serta diusulkan oleh BKM berdaya bekerjasama dengan dinas pemerintah kotakabupaten atau sebaliknya. Selain itu, Program PAKET pada dasarnya harus ditempatkan sebagai sarana pembelajaran kemitraan antara masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat. Dengan demikian, pelaksanaan dan capaian PAKET dapat dilihat pada kebutuhan rasa kebersamaan dan kemitraan antara masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli, baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun sumber dana terhadap kegiatan pembangunan di wilayahnya. 63 Alokasi dana PAKET P2KP kepada pemerintah kotakabupaten terseleksi akan dilakukan melalui mekanisme penganggaran yang biasa dilakukan pemerintah pusat kepada pemerintah kotakabupaten. Jumlah alokasi dana PAKET untuk masing–masing kotakabupaten diinformasikan secara terbuka, 62 Pedoman Umum P2KP-3, h. 44. 63 Pedoman Umum P2KP-3, h. 45. sehingga dapat diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat secara transparan. Jumlah dana PAKET yang telah dialokasikan untuk masing–masing kotakabupaten sasaran tersebut meurpakan jumlah maksimum yang dapat dimanfaatkan. Dana PAKET bersifat “stimulan” sebesar 30 sampai 50 dari pendanaan kegiatan yang diusulkan dan dikelola oleh panitia kemitraan. 64 Besaran PAGU anggaran untuk PAKET P2KP pada setiap kotakabupaten berkisar antara 6 milyar rupiah. Dari jumlah tersebut, dibagi dalam 3 tahapan. Untuk tahun pertama 1,5 milyar rupiah, tahun kedua 2 milyar rupiah, dan tahun ketiga 2,5 milyar rupiah. Jumlah tersebut, dapat dimanfaatkan oleh masyarakat semaksimal mungkin. Dalam pemberdayaan ekonomi di masyarakat, P2KP memberikan masyarakat berupa bantuan modal usaha berupa dana pinjaman bergulir yang dapat diakses oleh masyarakat melalui KSM–KSM yang telah terbentuk. Dana– dana tersebut merupakan dana hibah untuk masyarakat yang dapat terus digulirkan secara berkelanjutan di masyarakat. Masyarakat diberi berbagai pilihan untuk mengentaskan kemiskinan melalui kegiatan ekonomi P2KP. Salah satunya, melalui pemberian pinjaman bergulir dengan tujuan meningkatkan pendapatan masyarakat miskin. Pinjaman bergulir disediakan bagi kelompok masyarakat miskin yang memilih peluang bisnis menguntungkan dan kapasitas membayar memadai, Namun tidak mempunyai akses ke institusi kredit atau program lainnya. 64 Pedoman Umum P2KP-3, h. 46-47. Dikatakan bergulir karena dana untuk pinjaman ini terbatas. Karenanya, pemberian pinjaman oleh Unit Pengelola Keuangan UPK kepada Kelompok Swadaya Masyarakat KSM diberikan bergantian sesuai dengan ketersediaan dana. Jika dana belum mencukupi, KSM yang layak memperoleh pinjaman masuk dalam daftar tunggu. Selain itu, untuk dapat menggeliatkan perekonomian BKM. Maka dari dana yang dipinjam oleh masyarakat, dikenakan bunga sebesar 1-2. Kegunaan bunga tersebut, selain untuk membantu biaya operasional BKM dapat juga untuk menambahkan modal usaha pinjaman bergulir pada masyarakat yang memerlukan. B . P2KP DAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT MISKIN KOTA DI BOGOR 1. Program Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP merupakan salah satu program pemerintah yang bertujuan memberdayakan masyarakat, khususnya kaum dhuafa atau masyarakat miskin. Gerakan penanggulangan kemiskinan tersebut dilakukan secara terpadu antara tiga pilar pembangunan, yaitu pemerintah, swasta, dan masyarakat yang berorientasi pada kemandirian dan berkelanjutan. Pada dasarnya, tidak ada seorangpun didunia ini yang dilahirkan miskin atau kaya, kedua hal itu baru timbul kemudian melalui serentetan sebab akibat. Tidak jarang seseorang yang tinggal ditengah keluarga dilingkungan yang miskin dalam pertumbuhannya menjadi kaya, atau sebaliknya tidak jarang seseorang dilahirkan dari keluarga kaya kemudian hari menjadi miskin, itulah realitas kehidupan yang tidak dapat dipungkiri. Secara sadar telah kita ketahui bersama, bahwa kemiskinan merupakan masalah yang sangat kompleks. Karena tidak hanya berkenaan dengan tingkat pendapatan yang rendah tetapi juga berkenaan dengan tingkat pendidikan dan kesehatan fisik yang rendah serta kurang mampu memberdayakan potensi sumber daya manusia dan alam yang terdapat disekelilingnya. Oleh karena itulah, upaya penanggulangan kemiskinan harus benar-benar dilaksanakan dengan komprehensif dan mencakup keseluruhan aspek kehidupan masyarakat serta dilaksanakan dengan terpadu dan berkelanjutan. Menurut Ginanjar Kartasasmita dalam pembangunan untuk rakyat memadukan pertumbuhan dan pemerataan mengatakan bahwa stabilitas ekonomi, sosial dan politik, pertumbuhan penduduk yang terkendali dan lingkungan hidup yang terjaga kelestariannya merupakan kondisi yang diperlukan untuk menjamin kelangsungan pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan. Karena program penanggulangan kemiskinan hanya dapat berjalan dengan baik dan efektif apabila suasana tentram, aman, dan stabil telah tercipta. 65 Strategi dasar gerakan pemberdayaan bagi masyarakat miskin diawali dengan perubahan perilaku individu maupun kolektif dengan cara membangun kesadaran kritis. Untuk itu, kelompok masyarakat miskin tidak boleh dipandang sebagai faktor penghambat pembangunan dan dimarjinalkan. Kaum miskin harus 65 Ginanjar Kartasasmita, Pembangunan untuk rakyat Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan Jakarta:CIDES, 1996, h. 242. ditempatkan sebagai salah satu potensi yang sangat penting untuk diberdayakan dan dikembangkan ke arah yang lebih maju dan mandiri. Salah satu wujud pembelajaran luar biasa yang dapat diambil dari kegiatan penanggulangan kemiskinan di perkotaan adalah bentuk sinergi antara masyarakat, pemerintah, swasta, LSM, perguruan tinggi serta kelompok peduli lainnya. Semua orang bisa ikut serta dalam penanggulangan kemiskinan tanpa membedakan jenis kelamin dan usia. Bentuk bantuan pun tidak terbatas materi, tetapi bisa juga gagasan, partisipasi serta komitmen bersama. Masyarakat diberi berbagai pilihan untuk mengentaskan kemiskinan melalui kegiatan ekonomi P2KP. Salah satunya, melalui pemberian pinjaman bergulir dengan tujuan meningkatkan pendapatan masyarakat miskin. Pinjaman bergulir disediakan bagi kelompok masyarakat miskin yang memilih peluang bisnis menguntungkan dan kapasitas membayar memadai, Namun tidak mempunyai akses ke institusi kredit atau program lainnya. Dikatakan bergulir karena dana untuk pinjaman ini terbatas. Karenanya, pemberian pinjaman oleh Unit Pengelola Keuangan UPK kepada Kelompok Swadaya Masyarakat KSM diberikan bergantian sesuai dengan ketersediaan dana. Jika dana belum mencukupi, KSM yang layak memperoleh pinjaman masuk dalam daftar tunggu. Pembayaran kembali pinjaman merupakan syarat utama keberlangsungan pelayanan pinjaman. Semakin tertib peminjam membayar kembali serta semakin tinggi pembayaran kembali atau repayment rate UPK, maka semakin banyak KSM yang terlayani dan semakin besar jumlah pinjaman yang bisa diterima. Dari sumber–sumber pendanaan yang didapatkan, komponen–komponen program digunakan untuk keperluan sebagai berikut : Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kapasitas dalam rangka mengedepankan Pemerintah Daerah. Dalam penggunaan biaya–biaya kegiatan pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kapasitas untuk mengedepankan peran pemerintah daerah pada dasarnya didanai dari sumber dana Bank Dunia, yaitu berupa pendampingan tim fasilitator, lokakarya dan pelatihan masyarakat. Pemerintah pusat, pemerintah propinsi dan pemerintah kotakabupaten juga mengalokasikan dana dari sumber APBN dan APBD masing–masing untuk beberapa kegiatan pelatihan dan lokakarya yang diperuntukkan bagi pengembang kapasitas para pihak yang ada di wilayah kerja masing–masing. 66 Selain itu, program–program yang mencakup lingkungan di masyarakat adalah BLM Bantuan Langsung Masyarakat pada masyarakat miskin yang langsung diterima oleh masyarakat tanpa adanya potongan sedikitpun. Melalui BKM Badan Keswadayaan Masyarakat, dana–dana yang didapat langsung masuk ke rekening bersama yang dimiliki oleh BKM, yang diwakilkan oleh tiga orang perwakilan penguruspemimpin kolektif BKM. Dana–dana tersebut sudah mendapatkan porsi bagian–bagian untuk langsung disalurkan kepada masyarakat yang berhak melalui KSM Kelompok Swadaya Masyarakat yang dibentuk oleh masyarakat itu sendiri. Dana Bantuan Langsung ke Masyarakat BLM bersumber pada dana pinjaman dari Bank Dunia, sementara Pemerintah Indonesia Pusat, Propinsi dan 66 Pedoman Umum P2KP-3, Hal 98 KotaKabupaten mengalokasikan dana untuk Biaya Operasional Program, termasuk BOP PJOK dan BOP Kelurahan. 67 Proses pengolahan program atau proyek ini bersifat sentratik, karena pemerintah daerah hanya dilibatkan pada tahap pelaksanaan program proyek melalui alokasi dana dari pemerintah pusat. Dan yang diberikan pemerintah pusat diserahkan dan dicairkan kepada kelompok masyarakat dan tidak akan dikembalikan lagi kepada pemerintah. Dana ini menjadi dana abadi yang harus tetap bergulir didaerah perkotaan yang dijadikan sasaran proyek dan tidak dialihkan untuk kepentingan lain diluar wilayah sasaran proyek dan diluar kepentingan masyarakat. Dana yang diberikan adalah modal usaha untuk digunakan bagi kegiatan sosial ekonomi yang produktif yang diharapkan dapat menguntungkan, berkembang, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam kegiatan ekonomi, masyarakat mendapatkan bantuan berupa dana untuk modal usaha. Dana tersebut disalurkan dari BKM melalui KSM–KSM ekonomi yang dibentuk oleh masyarakat. Kegiatan ekonomi tersebut merupakan ekonomi bergulir, dimana para KSM ekonomi peminjam mendapatkan bantuan berupa uang sebesar Rp. 500.000,- minimal dan bisa lebih banyak untuk per orang per kepala keluarga. Dari dana tersebut, KSM penerima manfaatpinjaman dapat menggunakan uang tersebut untuk mengembangkan usahanya. Kemudian, KSM- KSM tersebut diberikan jangka waktu untuk dapat mengembalikan dana tersebut, untuk dapat digulirkan atau dipinjamkan kembali kepada penerima manfaat yang belum mendapatkannya. Biasanya, jangka waktu pengembalian dana tersebut 67 Pedoman Umum P2KP-3, Hal. 98 selama 10 bulan. Dan dengan bunga sebesar 1–2 . Bunga ini gunanya untuk memberikan pemasukan kepada BKM melalui Unit Pengelola Keuangan UPK sebagai dana intensif bagi juru tagih dari para peminjam. Bunga yang didapat dari hasil pinjaman bergulir tersebut, selain untuk dana intensif dapat juga merupakan modal bagi BKM untuk dapat menggerakan dan menambahkan modal untuk membantu perguliran selanjutnya. Agar perekonomian dimasyarakat dapat terus bergeliat dan berkembang. 2. Restrukturisasi P2KP merupakan satu bagian yang tidak dapat terpisahkan dari PNPM Mandiri Nasional, oleh sebab itu perngelolaan program ini juga merupakan bagian dari pengelolaan program nasional PNPM Mandiri yang telah diatur sebagaimana mestinya. Dalam proses perkembangan yang terdapat didalam tubuh P2KP itu sendiri, pembelajaran yang terdapat pada tingkatan masyarakat sangat membantu dalam perbaikan dan perkembangan P2KP kedepannya. Arti restrukturisasi adalah perubahan–perubahan suatu struktur dimana hal–hal yang merupakan penghambat bagi keberhasilan suatu program perlu lebih disederhanakan dan atau perlu diperbaharui, agar pola berjalannya kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai. Pada dasarnya Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP adalah Program Pemerintah Indonesia dalam rangka penanggulangan kemiskinan masyarakat di perkotaan. Maka dari itu, untuk menyelenggarakan Program tersebut, maka ditunjuk Departemen Pekerjaan Umum yang dalam pelaksanaannya bekerja sama dengan berbagai instansi di tingkat pusat maupun daerah. Lebih dari itu, Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP ini dirancang sebagai gerakan bersama yang terpadu dalam penanggulangan kemiskinan melalui proses pemberdayaan masyarakat dan pemerintah daerah. Pemberdayaan ini memerlukan keterlibatan berbagai pihak antara lain pemerintah, swasta, dan warga masyarakat luas. Semua pihak diharapkan dapat menjalankan peran dan tanggungjawab dengan baik dalam memampukan masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan. Secara umum struktur P2KP–PNPM MP sudah cukup memadai, namun bila diamati kembali perlu adanya restrukturisasi untuk dapat lebih memperlancar dan mempermudah dalam pelaksanaan program ini, sebagaimana yang tercantum pada lampiran bagan 1 Dalam struktur organisasi yang ada, diperlukan adanya efisiensi struktur organisasi agar perencanaan dan kordinasi dapat berjalan lebih efektif, lancar, dan tidak berbelit–belit serta dapat menghemat waktu dan mempermudah pelaksanaan. Perlunya pengurangan dan pemangkasan birokrasi agar diharapkan dapat memperbaiki kinerja sebelumnya. Seperti apabila dapat kita lihat pada bagan. Pada tingkatan propinsi, satker non-vertical PBL seharusnya dapat dihilangkan. Karena, dengan adanya struktur pada bagian tersebut. Maka dapat mengurangi beban pengendalian dan dapat menghemat yang ada. Sebaiknya, satker non vertical PBL tersebut disatukan atau dileburkan dengan Bapepeda PropinsiPU propinsi. Karena, pada tingkatan propinsi keberadaan satker dalam memfasilitasi sangatlah lama. Apalagi bila keberadaan satker propinsi tersebut berada di Ibukota propinsi. Maka, untuk setiap kegiatan yang memerlukan difalitasi oleh satker propinsi, sangatlah banyak membuang energi dan waktu. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaan dilapangannya tertunda karena lamanya proses berlangsung. Selanjutnya, untuk tingkatan kabupaten atau kota. Sebaiknya tetap diadakan, karena pada tingkatan tersebut merupakan koordinasi dan difasilitasi secara langsung pada tingkatan yang paling bawah. Sebaiknya, satker pada tingkatan propinsi dapat dirangkap oleh satker pada tingkatan Kabupaten atau Kota. Hal ini agar lebih dapat menyederhanakan birokrasi serta pengendalian dan memfasilitasi agar tidak berbelit–belit dan lebih efisien. Serta untuk dapat lebih meningkatkan peran serta masyarakat dalam melaksanakan program ini. Selain itu, untuk tingkatan pada masyarakat. Sebaiknya peran serta perempuan dalam kepengurusan lembaga–lembaga yang ada agar lebih ditingkatkan dan ditambah jumlahnya. Bila pada sebelumnya jumlah perempuan dewasa minimal 30 dari jumlah penduduk. Maka sebaiknya jumlah tersebut dinaikkan menjadi 40. Ini dimaksudkan agar peranan perempuan dimasyarakat dapat turut serta dalam pembangunan daerahnya. Karena dalam kenyataannya, wanita dapat lebih peka dalam menyikapi keadaan lingkungan disekitarnya. Selain daripada itu, perempuan bisa dapat lebih aktif ketimbang laki – laki karena wanita lebih banyak memiliki waktu luang dan perempuan dapat menjadi lebih cerdas, sehingga bisa dapat mandiri, lebih berdaya dalam mengelola rumah tangganya. 3. Kekurangan, Kelebihan, dan Tantangan Secara struktural organisasi P2KP mencakup seluruh pihak yang bertanggungjawab dan terlibat dalam pencapaian tujuan P2KP yaitu meliputi unsur pemerintahan dan konsultan pendamping, adalah kewajiban kita secara bersama untuk mensukseskan secara mutlak program ini baik dari masyarakat level penerima bantuan maupun dari seluruh perangkat, institusi terkait adalah tantangan dari kedua belah pihak untuk lebih meningkatkan manfaat dan hasil nyata dari program ini yaitu : 1. Mendidik masyarakat untuk lebih komunikatif dalam menyampaikan aspirasi, keinginan,harapan, dan kebutuhan mereka. 2. Perangkat kelurahanpendamping lebih aktif dalam mencari data, menggugah masyarakatnya untuk terbuka, tidak malugengsi dalam menyampaikan kekurangan yang mereka hadapi, melaporkan bila ada warga yang benar – benar tidak mampu dan memerlukan bantuan. 3. Masyarakat harus cerdas dalam memilih perangkat BKM dilingkungannya, karena BKM merupakan ujung tombak kepercayaan masyarakat dalam mengemban tugas dan amanah daridan untuk masyarakat. Kejujuran, transparanketerbukaan adalah hal terpenting yang harus dimiliki oleh perangkat BKM, ikhlas dan kesungguhan dalam melaksanakan tugas merupakan syarat mutlak bagi perangkat BKM, karena mereka merupakan jalur tumpuan harapan masyarakat dalam solusi pemecahan masalah–masalah yang ada dimasyarakat. Oleh karena itu, pemimpin yang baik lahir dari para pemilih yang cerdas. 4. Konsultan pendampingfasilitator harus lebih meningkatkan kunjungan agar terjalin komunikasi yang lebih baik dan berkesinambungan. Kendala–kendala yang mereka hadapi dapat terdeteksi sedini mungkin sehingga segera diatasi dengan cepat dan tepat. Masih terdapatnya kendala–kendala yang terjadi dilapangan dalam menjalankan program tersebut. Dikarenakan, ada beberapa sasaran yang belum tepat pada masyarakat yang membutuhkan, meskipun persentasinya kecil sekali. Kadang kala, pemberdayaan dimasyarakat belum bisa berjalan sepenuhnya dikarenakan banyaknya program–program yang saling tumpang tindih antara satu dengan lainnya. Sebagai contoh : masuknya program P2KP dikelurahan A yang memberikan bantuan berupa perbaikan rumah warga yang rusak atau jalan lingkungan. Kadang kala diklaim sebagai BLOKGREN. Yang dimana P2KP dikerjakan oleh BKM masyarakat sedangkan BLOKGREN dikerjakan oleh pemerintah kota melalui dinas terkait atau LPM. Adakalanya pemberdayaan masyarakat belum bisa berjalan sepenuhnya karena banyak program–program yang tidak berjalan sebagaimana yang diharapan masyarakat. Memang tidak ada yang sempurna didunia ini, namun sebagai manusia yang tercipta sempurna, mempunyai akal budi maka kita wajib menggunakan serta memanfaatkan anugrah Tuhan tersebut. Dalam hal ini sebagai manusia berakal kita harus mencari titik lemah dan menemukan solusinya. Seperti apa yang diungkapkan oleh Bapak Suherlan, dia mengatakan masih banyak kekurangan dalam program ini seperti kurangnya transparansi penggunaan dana melalui BKM dan KSM. Yang sebenarnya telah diberikan amanah oleh masyarakat. Walaupun tidak menutup kemungkinan kita cepat mengambil pemikiran negatif kepada para petugas dilapangan. Dia pun memberikan gambaran dalam sebuah kuitansi kosong yang diberikan kepada para penerima manfaat. Walaupun tidak dapat dipungkiri lagi, dia sebagai penerima manfaat mengatakan, : “Saya merasakan sekali bantuan berupa barang bangunan, seperti semen, batako, pasir, triplek, kaso, dan lain–lain. Tetapi bila dihitung–hitung kembali, semua barang tersebut bila dilihat dari anggaran sebesar Rp 3.800.000,- tidak semuanya dimanfaatkan atau tersalurkan. Apalagi saya hanya menerima kuitansi kosong. Selain itu, dalam pembelian barang. Saya sebagai penerima bantuan tidak diajak langsung dalam pembeliannya. Jadi saya hanya terima barang beres. Tinggal pengerjaannya.” 68 Seperti yang digambarkan pada tabel indikator dibawah ini ; Tabel 1. Keberhasilan Ekonomi dan Pembangunan No Indikator Sebelum Sesudah 1 Penghasilan - Rp. 550.000,- - Rp. 700.000,- 2 Kondisi rumah - Tembok dari bilik - langit2 tidak ada - Tembok batako - langit2 sudah ada 3 Pembiayaan Pendidikan - relatif - relatif lebih mudah 4 Pembiayaan Kesehatan - relatif - relatif lebih mudah Seperti yang tergambar pada tabel diatas, selain mendapatkan bantuan berupa renovasi rumah. Dia juga mendapatkan pinjaman untuk modal usaha untuk membuka usaha playstation, sebelumnya dia berpenghasilan sebulan rata-rata Rp. 550.000,- itu juga masih dikurangi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- 68 Wawancara dengan Bapak Suherlan, penerima manfaatbantuan P2KP, Bogor, tanggal 7 Februari 2009. hari. Tetapi, setelah mendapat bantuan dari P2KP. Dia mendapatkan penghasilan lebih dari usahanya tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Surya, dia menilai bahwasanya kekurangan yang terdapat di P2KP adalah kurangnya transparansi dana yang disalurkan kepada masyarakat. Seperti ungkapan yang dikatakan, : “Waktu saya menerima bantuan dari P2KP ini, saya hanya tau terima beres saja. Saya dikasih tahu bantuan yang saya terima dengan anggaran dana Rp 3.800.000,- saya hanya menerima berupa bahan–bahan bangunan saja. Dan tidak diberitahukan secara terperinci berapa jumlah barang yang telah saya dapatkan.” 69 Masih adanya kurang transparansi dana yang disalurkan kepada masyarakat oleh BKM dan KSM. Ini merupakan masalah yang tidak dapat dibiarkan begitu saja. Karena dapat melunturkan nilai–nilai luhur kemanusiaan yang seharusnya dapat berpihak dan tidak mengurangi jatah terhadap hak setiap masyarakat miskin. Tidak hanya terdapat kekurangan saja, tetapi ada segi positif dan kelebihan yang dilontarkan oleh masyarakat untuk program ini. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Sulaiman 53 tahun, dia merasa bersyukur telah mendapatkan bantuan dari P2KP untuk perbaikan rumahnya. Dalam perbincangannya dia memberikan rasa terima kasih kepada P2KP : “Saya sangat bersyukur, selama saya tinggal disini, baru kali ini rumah yang telah saya tinggali selama ini menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dulu hanyalah berupa bilik, sekarang sudah batakoditembok. Saya juga, sekarang sudah tidak kuatir lagi apabila ada angin kencang dan hujan.” 70 69 Wawancara dengan Bapak Surya, penerima manfaatbantuan P2KP, Bogor, tanggal 7 Februari 2009. 70 Wawancara dengan Bapak Sulaiman, penerima manfaatbantuan P2KP, Bogor, tanggal 7 Februari 2009. Dalam bidang peningkatan ekonomi juga diungkapkan oleh warga masyarakat, bahwa P2KP sangatlah membantu dalam memberikan permodalan usaha untuk mengembangkan usaha. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Ari 32 tahun, dia sangat terbantu sekali dalam membesarkan usaha warung dirumahnya. “Sejak tahu bahwa ada bantuan dana untuk modal usaha, kemudian saya mencari tahu bagaimana mendapatkan modal tersebut. Lalu setelah tahu, bahwa P2KP juga ada kegiatan ekonomi. Maka ketika ada rembug masyarakat untuk mendapatkan pinjaman, saya beserta beberapa ibu diajak untuk membuat KSM. Dan alhamdulillah, dengan terbentuknya KSM itu. Saya bisa mendapatkan bantuan modal.” 71 Seperti yang digambarkan pada tabel indikator dibawah ini ; Tabel 2. Keberhasilan Ekonomi, Pembangunan, dan Sosial No Indikator Sebelum Sesudah 1 Penghasilan Rp. 650.000 Rp. 900.000 2 Kondisi rumah - genteng bocor - dinding hampir roboh - sudah tidak bocor - dinding lebih kuat 3 Pembiayaan Pendidikan - belum mendapatkan pendidikan - sudah dapat melalui PAUD 4 Pembiayaan kesehatan - untuk berobat tidak ada biaya - ada pengobatan gratis setiap 1 bulan sekali Sebelum mendapatkan bantuan dari P2KP, keadaan perekonomian ibu Ari merupakan keluarga yang kurang mampu untuk dapat membiayai kehidupan sehari-hari. Ini bisa dilihat pada tabel diatas dari penghasilan dia sebelum mendapatkan bantuan dari P2KP. Dikarenakan penghasilan yang didapatkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya masih kurang mencukupi, maka pada saat mendapatkan bantuan modal usaha, dia tidak menyianyiakan kesempatan tersebut untuk membuka usaha warung. Ia sendiri memiliki 1 anak yang masih berumur 4 71 Wawancara dengan Ibu Ari, penerima manfaatbantuan P2KP, Bogor, tanggal 7 Februari 2009. tahun. Selain itu, untuk pembiayaan pendidikan maupun kesehatan. Setelah masuknya program P2KP ini, dia merasakan relatif lebih mudah dari sebelumnya. C. RESPON MASYARAKAT TERHADAP P2KP Program pengentasan kemiskinan yang telah lama dilaksanakan oleh pemerintah Republik Indonesia sampai sekarang merupakan salah satu wujud nyata dari kepedulian pemerintah kepada masyarakat miskin di Indonesia. Namun pada realitanya bentuk upaya pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan melalui pemberian dana bantuan kepada masyarakat miskin yang disalurkan melalui desa atau kelurahan hanya bisa bertahan seumur jagung tidak lama dan belum menghasilkan hasil yang optimal sampai sekarang. Kegagalan berbagai program pemerintahan dalam upaya mengentaskan kemiskinan tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, baik uang datang dari penerima bantuan maupun yang datang dari pihak pengelola bantuan. 72 Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP, merupakan salah satu program pemerintah yang menjadi penyempurna dari program–program pengentasan kemiskinan yang sebelumnya, seperti Inpres Desa Tertinggal IDT, Program Pengembangan Kecamatan PPK, Program Peningkatan Pendapatan Petani Kecil P4K, Program dalam Mengatasi Dampak krisis Ekonomi PDM- DKE, dan sebagainya, yang dinilai belum memberikan hasil yang optimal. Situasi masyarakat kita bukan untuk diratapi, melainkan untuk dicari jalan keluarnya. Untuk keluar dari himpitan masalah ini diperlukan perjuangan yang gigih dan besar dari setiap komponen masyarakat. Setiap masyarakat dituntut 72 Media Partifasif, “Media Informasi Program Pengentasan Kemiskinan di Perkotaan,” Direktorat Perumahan, No. 06-Th. 11, Edisi Juli 2001 untuk bekerja keras agar keluar dari himpitan ekonomi yang mencukupi kebutuhan hidup sehari–hari. Karena itulah salah satu konsep strategi dalam P2KP adalah pelaksanaan serta pengelolaan program di lapangan yang tidak diserahkan kepada birokrasi pemerintah yang diterapkan pelaksanaannya serta yang terjadi selama ini, melainkan diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat. Sedangkan fungsi birokrasi yang diterapkan pelaksanaannya diharapkan lebih pada memfasilitasi agar terjadi situasi yang kondusif, sehingga seluruh potensi masyarakat dapat berpartisipatif aktif mengelola program ini secara maksimal. Begitu juga respon masyarakat terhadap P2KP yang terdapat dalam beberapa pertanyaan secara terbuka dengan mewawancarai responden secara vis a vis. . Salah satu responden bernama Ibu Ari 32 tahun yang bekerja sebagai pedagang warung, dia mengetahui tentang P2KP dari Ketua RT, bahwasanya dia mendapatkan bantuan dari P2KP berupa renovasi rumah dan sebelumnya mendapatkan modal usaha. Dia juga mengucapkan rasa terima kasih sekali kepada P2KP yang telah membantu dalam merenovasi rumahnya. Karena selama dia tinggal dirumah itu selama 40 tahun, baru kali ini mendapatkan bantuan dalam renovasi rumahnya. Seperti ditanyakan keberadaan atau pengetahuan dia tentang program P2KP dan dia menjawab : “Ya saya tau, itu bantuan dari pemerintah yang juga saya lihat di TV. Dan saya sangat terbantu dengan adanya program ini, tadinya rumah saya genteng dan langit - langitnya bocor, dinding retak. Setelah mendapatkan bantuan, rumah saya menjadi lebih baik dan tidak bocor lagi. Sedangkan bantuannya, saya hanya terima beres saja. Karena semua itu dikerjakan oleh P2KP. 73 73 Wawancara dengan Ibu Ari. Bantuan P2KP tidak hanya renovasi rumah tinggal, tetapi ada juga bantuan sosial berupa perlengkapan PAUD, seragam sekolah, beasiswa untuk tingkat SD dan SMP, dan sebagainya. Serta bantuan modal usaha untuk pembangunan ekonomi masyarakat. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Surya 43 tahun yang pekerjaannya sehari–hari sebagai buruh. Tetapi disamping itu dia membuka usaha kecil–kecilan berupa warung jajanan didepan rumahnya. Itupun dia menyewa tempat tersebut untuk berjualan menyambung perekonomian rumah tangganya. Tidak menutup kemungkinan dia ingin sekali mendapatkan bantuan modal usaha dari P2KP untuk mengembangkan usahanya. Seperti yang dikatakannya dalam wawancara : “Saya mengetahui adanya bantuan modal dari P2KP dari tetangga dan pengurus. Tetapi saya belum pernah mendapatkan bantuan untuk modal ekonomi tersebut. Saya berharap apabila bantuan untuk modal usaha ada, saya ingin meminjamnya untuk menambah modal usaha saya.” 74 Dalam memberikan pinjaman modal untuk usaha, masyarakat mendapatkan bantuan berupa kredit modal kerja bergulir bagi upaya peningkatan pendapatan secara berkelanjutan. Nantinya, modal yang diberikan tersebut akan tetap abadi dimasyarakat dengan syarat harus terus digulirkan oleh masyarakat untuk masyarakat itu sendiri. Pembangunan yang terus berkelanjutan dimasyarakat, oleh masyarakat itu sendiri didalam prinsip dasar P2KP. Maka, masyarakat dapat membangun suatu komunitas untuk dapat mengentaskan kemiskinan didaerah sekeliling tempat mereka tinggal. Masyarakat dapat mengetahui seluk beluk latar belakang masalah 74 Wawancara dengan Bapak Surya. kemiskinan yang terdapat disekitarnya untuk dapat mereka atasi dengan sendirinya. Selain itu, ada juga masyarakat yang beranggapan bahwasanya program P2KP ini kurang dirasakan manfaatnya. seperti yang diungkapkan oleh ibu Nurhati 41 tahun yang bekerja sebagai ibu rumah tangga. Dia menginginkan bantuan yang didapat berupa bantuan sekolah untuk anaknya, BLT, dan juga kompor gas. Sebagaimana yang dia ungkapkan dalam wawancara berikut: “Saya ya...yang merasa, merasa. Tapi yang gak ya gak. Soalnya saya belum pernah dapet, dan bantuan kesejahteraan juga belum dapet. Kalo manfaatnya si…ada, tapi saya belum pernah dapet. Bagaimana yah.. Soalnya belum pernah dapet bantuan BOS, Program Keluarga Harapan..” 75 Sebenarnya, dalam mengatasi masalah kemiskinanlah. Bukanlah perkara yang mudah. Dimana, masyarakat yang telah terbiasa menerima bantuan akan selalu dan terus tergantung oleh pemberi bantuan. Maka, didalam P2KP ini. Diterapkan fungsi membangun masyarakat untuk bisa dapat mandiri. Mengajarkan masyarakat, bagaimana untuk dapat peduli akan lingkungan disekitarnya dan masalah kemiskinan. Oleh sebab itu, masalah kemiskinan yang disebabkan baik oleh ekonomi maupun lainnya, masyarakat miskin diajak ikut untuk berperan aktif dalam membangun kebersamaan lingkungan disekitarnya. Agar masalah kemiskinan dapat diatasi dengan sendirinya. 75 Wawancara dengan Ibu Nurhati, penerima manfaatbantuan P2KP, Bogor, tanggal 7 Februari 2009. D. TINJAUAN TENTANG P2KP DARI PERSPEKTIF ISLAM Budayawan Mangunwijaya menyatakan bahwa kemiskinan timbul karena struktur. “Mereka itu sebenarnya bukan orang miskin, tetapi dibuat miskin oleh suatu struktur”. kemiskinan struktural adalah sebuah kemiskinan yang muncul dari statu usa pemiskinan. Pemiskinan suatu usaha untuk menciptakan jurang yang lebar antara yang kaya dengan yang miskin. Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin. Lebih jauh lagi, kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang timbul dari adanya korelasi struktur yang timpang, yang timbul dari tiadanya suatu hubungan yang simetris dan sebangun yang menempatkan manusia sebagai obyek. Kemiskinan struktural timbul karena adanya hegemoni dan justru karena adanya kebijakan negara dan pemerintah atau orang-orang yang berkuasa, sehingga justru orang yang termarjinalkan semakin termarjinalkan saja. Kemiskinan boleh jadi sudah disepakati sebagai masalah sosial, tetapi apa yang menyebabkannya dan bagaimana mengatasinya tergantung pada ideologi yang dipergunakannya. Orang menjadi miskin, karena ia tidak mau bekerja keras, boros, tidak mempunyai rencana, kurang memiliki jiwa wiraswasta, fatalitas, tidak ada hasrat berprestasi dan sebagainya. Orang–orang miskin adalah kelompok sosial yang mempunyai budaya tersendiri–culture of poverty. 76 Didalam prinsip dasar pembangunan yang diterapkan dalam P2KP. Pembangunan untuk masyarakat berdasarkan nilai–nilai luhur kemanusiaaan yang harus dijunjung tinggi, ditumbuhkembangkan dan dilestarikan oleh semua pelaku P2KP baik masyarakat, konsultan, pemerintah, maupun kelompok peduli dalam 76 Sri-Edi Swasono, Sekitar Kemiskinan dan Keadilan : Dari Cendikiawan kita tentang Islam , h. 23-24. melaksanakan P2KP adalah ; jujur, dapat dipercaya, ikhlaskerelawanan, adil, kesetaraan, dan kesatuan dalam keragaman. Sedangkan prinsip – prinsip yang mengacu pada tata pemerintahan yang baik Good Govermance dalam melaksanakan P2KP adalah; demokrasi, partisipasi, transparansi dan akuntabilitasi, dan desentralisasi. Selain itu, P2KP juga menganut tridaya. Yang pada dasarnya pembangunan berkelanjutan yang tidak menimbulkan persoalan baru, bersifat adil intra generasi dan inter generasi. Pembangunan yang berkelanjutan harus dijunjung tinggi, ditumbuhkembangkan, dan dilestarikan oleh semua lapisan masyarakat, baik pemerintah maupun konsultan pendamping. Bila kita melihat kedalam, prinsip–prinsip dasar yang terdapat dalam P2KP sudah sangatlah baik. Dimana menganut kebutuhan hak dasar didalam masyarakat miskin dan berpihak pada kepentingan masyarakat miskin itu sendirinya. Seperti yang diungkapkan oleh Yusuf Qardhawi, seorang ulama kontemporer, berpendapat : “Menurut pandangan Islam, tidak dapat dibenarkan seseorang yang hidup di tengah masyarakat Islam, sekalipun Ahl Al-dzimmah warga negara non- muslim, menderita lapar, tidak berpakaian, menggelandang tidak bertempat tinggal dan membujang.” 77 Dapat kita lihat dari kalimat diatas, bahwasanya Islam itu tidaklah membenarkan bila seseorang yang hidup di tengah masyarakat Islam dibiarkan begitu saja menderita atau miskin. Maka, kita sebagai sesama saudara muslim, 77 M. Quraish Shihab, “Wawasan Al-qur’an, Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat.” harus dan wajib membantu untuk dapat meringankan beban kehidupan saudara kita yang miskin. Didalam surat Al-Baqarah ayat 177 menyatakan pula, bahwa : Artinya : ...Kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat– malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang–orang miskin, musafir yang memperlukan pertolongan dan orang–orang yang meminta–minta, dan memerdekakan hamba sahaya, mendirikan shalat dan menunaikan zakat .QS.Al-Baqarah: 177 Sebagaimana diajarkan Al-qur’an pada surat diatas. Dimana manusia diberi kesempatan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik lagi. Menganut keadilan, kejujuran, kesetaraan gender antara kaum laki-laki dan perempuan dalam membangun kemitraan dan kesederhanaan bersama masyarakat yang harus dilaksanakan dalam berkehidupan untuk kemajuan dan keberhasilan bersama. Selain itu, peran aktif warga masyarakat untuk membangun dan melepaskan diri dari belenggu kemiskinan sangatlah baik. Dan memerlukan dukungan dan dorongan serta bantuan dari berbagai pihak. Tidaklah mudah membangun kebersamaan ditengah masyarakat kota yang sekarang ini sudah bersifat individualisme. Membaur, menjadi satu, dan bergotong-royong kembali untuk membangun lingkungan sekitarnya.

BAB V PENUTUP