Dr. Marhaposan Situmorang 3. Prof. Dr. Timbangen Sembiring, M.Sc Memvariasikan komposisi semen dengan bahan agregat pasir + sekam padi

Telah diuji pada Tanggal : 21 Juni 2010 PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Prof. Eddy Marlianto, M.Sc Anggota : 1. Dr. Anwar Dharma Sembiring, M.S

2. Dr. Marhaposan Situmorang 3. Prof. Dr. Timbangen Sembiring, M.Sc

4. Dr. Nasruddin MN, M.Eng.Sc

Universitas Sumatera Utara RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI Nama : Hoddi Apul Kecihuren Berutu Tempat dan Tanggal Lahir : Namuseng, 23 Mei 1982 Alamat Rumah : Jl.Desa lae Langge Namuseng, Kec. STTU Julu, Kab. Pakpak Bharat TeleponFaksHP : 081362127740 e ‐mail : hoddiberutuhoddiyahoo.com Instansi Tempat Bekerja : SMA Negeri 1 Salak, Kab. Pakpak Bharat Alamat Kantor : Jl. Sikadang Njandi No. 153 Salak. DATA PENDIDIKAN SD SMP SMA Strata ‐1 Strata ‐2 : : : : : SD Negeri 030423 Namuseng SMP Negeri 3 Singgabur SMA Negeri 1 Salak FMIPA UNIMED PSMF PPs FMIPA USU Tamat Tamat Tamat Tamat Tamat : : : : : 1995 1998 2001 2005 2010 Universitas Sumatera Utara KATA PENGANTAR Pertama sekali penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan kasih karuniaNya sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada H. Makmur Berasa, S.H selaku Bupati Pakpak Bharat dan Ir. Remigo Y. Berutu, M.BA selaku Wakil Bupati Pakpak Bharat, atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan Program Magister Sains pada Program Studi Magister Ilmu Fisika Program Pascasarjana FMIPA Universitas Sumatera Utara. Dengan selesainya tesis ini, perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : Rektor Universitas Sumatera Utara , Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTMH, M.ScCTM, Sp.AK atas kesempatan yang diberikan kepada kami untuk mengikuti dan menyelesaiakan pendidikan Program Magister Sains. Dekan Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara, Prof. Dr. Eddy Marlianto, M.Sc, atas kesempatan yang diberikan kepada kami menjadi mahasiswa Program Magister Sains pada Program Pascasarjana FMIPA Universitas Sumatera Utara. Ketua Program Studi Magister Fisika Prof. Dr. Eddy Marlianto, M.Sc , Sekretaris Program Studi Magister Fisika, Drs. Nasir Saleh, M.EngSc, beserta seluruh Staf Pengajar pada Program Studi Pascasarjana Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara. Terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya kami ucapkan kepada Prof. Dr. Eddy Marlianto, M.Sc, selaku Pembimbing Utama yang dengan penuh perhatian dan telah memberi dorongan, bimbingan dan pandangan pada kami, demikian juga kepada Dr. Anwar Dharma Sembiring, M.S, selaku Co Pembimbing dengan penuh kesabaran menuntun dan membimbing kami hingga selesainya penelitian ini. Terima kasih juga kepada Seluruh Staf Pengajar Sekolah Pasca Sarjana Program Studi Magister Ilmu Fisika USU yang telah banyak membagikan ilmu Universitas Sumatera Utara selama perkuliahan, dan juga kepada Mulkan, Dodi, dan Zulfikri selaku Staf Administrasi Sekolah Pasca Sarjana Ilmu Fisika, dengan penuh tanggung jawab dan kesabaran memberi pelayanan terbaik. Terima kasih juga kepada Aman, Deri dan Febi selaku staf lab penelitian MIPA-USU dan lab Lida yang banyak membantu pada pengujian sampel dalam melaksanakan penelitian. Kepada Ayah tercinta Tambun Berutu dan Ibunda tercinta Orly br Tumangger dan Bapak Mertua St.M.H Tinambunan S.Pd + dan Ibu Mertua D. br Manik serta Istri tersayang Johana Saida Tiurma Tinambunan A.MKeb serta adek-adekku yang terkasih Edy D. Berutu S.Pd, Mestiani Berutu, Perawati Berutu, Irene M. Tinambunan S.Hut, Vivi M. Tinambunan S.S serta Silih-silihku Kel. A.S Tinambunan S.T D. Br Manik S.E dan Liasate W. Tinambunan, terima kasih atas pengorbanan kalian baik berupa moril maupun materil. Kepada teman-teman satu bimbingan, Yusak Yulian, Harmonis Bukit, Muslimin Lubis, Juniar Limbong Komting stambuk 08, dan Abanganda St. Ringgas Berutu dan Kepala SMA Negeri 1 Salak serta Guru-guru dan Pegawai Tata Usaha SMA Negeri 1 Salak yang telah memberi motivasi sehingga selesainya tesis ini. Semoga kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa selalu melimpahkan Berkat dan Kasih KaruniaNya kepada kita semua. Amin. Hoddi Apul Kecihuren Berutu Universitas Sumatera Utara PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI BATAKO RINGAN DENGAN MEMANFAATKAN SEKAM PADI SEBAGAI AGREGAT UNTUK BAHAN KEDAP SUARA ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang pembuatan batako ringan yang terbuat dari semen, pasir dan sekam padi. Tujuan penelitian ini adalah pemanfatan sekam padi sebagai bahan tambahan untuk pembuatan batako ringan kedap suara. Variasi rasio sekam padi terhadap pasir adalah 1:79; 2:78; 3:77, 4:76; dan 5:75 dalam massa, dan waktu pengerasan selama 28 hari secara alami. Parameter pengujian yang dilakukan meliputi: densitas, penyerapan air, kuat tekan, kuat impak, kekerasan dan daya redam suara. Setelah dilakukan pengerasan selama 28 hari dilakukan pengujian terhadap seluruh sampel batako dengan nilai densitas 1,49grcm 3 - 1,78 grcm 3 ; nilai serapan air 9,99 - 14,92; nilai kuat tekan 1,9 MPa - 6,47 MPa; nilai kuat impak 633,99 Jm 2 - 1032,08 Jm 2 ; nilai kekerasan 86VHN - 117VHN, mampu menyerap suara pada frekuensi 125, 250, 500, 1000, dan 2000 Hz sekitar 1,0 - 10,47. Berdasarkan densitas dan kuat tekan termasuk dalam golongan batako ringan struktur. Kata kunci: sekam padi, pasir, semen, batako ringan, kedap suara. Universitas Sumatera Utara THE MANUFACTURE AND CHARACTERIZATION OF LIGHT WEIGHT CONCRETE BRICK BY USING RICE HUSK AS AGGREGATE FOR SOUNDS ABSORBER MATERIALS ABSTRACT A research on the manufacture of lightweight concrete brick is made from cement, sand and rice husk. The purpose of this study is utilization of rice husk as additional material for the manufacture of lightweight concrete brick soundproof. Variation of rice husk to sand ratio is 1:79, 2:78, 3:77, 4:76, and 5:75 in mass, and ageing time during the 28 days naturally. Parameters of test include: Density, water absorption, compressive strength, impact strength, hardness and sound damping power. After being ageing for 28 days was tested against the entire sample of brick with a density value of 1.49 to 1.78 grcm3; the water uptake value of 9.99 to 14.92; value of compressive strength of 1.9 MPa - 6.47 MPa; impact force value from 633.99 to 1032.08 Jm 2 ; the hardness 86 to 117 HVN, able to absorb sound at a frequency of 125, 250, 500, 1000, and 2000 Hz of about 1.0 - 10.47. Based on the density and compressive strength are included in the class structure of light brick. Keywords: rice husk, sand, cement, brick light, soundproof. Universitas Sumatera Utara DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR i ABSTRAK iii ABSTRACT iv DAFTAR ISI DAFTAR TABEL v viii DAFTAR GAMBAR ix DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB I PENDAHULUAN

1 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Rumusan Masalah 3 1.3. Batasan Masalah 3 1.4. Tujuan Penelitian 3 1.5. Manfaat Penelitian 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

5 2.1. Batako 5 2.2. Sekam padi 6 2.3. Semen 9 2.3.1. Jenis Semen 10 2.3.2. Semen Portland Pozolan 10 2.4. Agregat 11 2.5. Pasir 12 Universitas Sumatera Utara 2.6. Air 13 2.7. Karakteristik Batako Ringan 13 2.7.1 Sifat Mekanik 14 2.7.1.1. Kuat Tekan Compressive Strength 14 2.7.1.2. Uji Pukul Kuat Impak 14 2.7.1.3. kekerasan Hardness 16 2.7.2 Sifat Fisis 17 2.7.2.1. Densitas 17 2.7.2.2. Penyerapan Air 17 2.7.2.3. Daya Serap Suara 18 2.8. Pengertian Bunyi 19 2.8.1. Sifat-sifat Gelombang Bunyi 21 2.8.2. Penyerapan Bunyi 21 2.8.3. Intensitas Bunyi 22 2.9 Akustik Ruang 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 25

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 25 3.2. Alat dan Bahan 25 3.2.1. Bahan Baku 25 3.2.2. Peralatan 26 3.3. Rancangan Pembuatan Sampel Beton Ringan 27 3.4. Pengujian Sampel Batako Ringan Batu Apung 29 3.4.1. Uji Densitas 29 3.4.2. Uji Penyerapan Air 30 Universitas Sumatera Utara 3.4.3. Uji Kuat Tekan 31 3.4.4. Uji Kuat Impak 32 3.4.5. Uji Kekerasan 33 3.4.6. Uji Daya Serap Suara 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

36 4.1. Densitas 36 4.2. Penyerapan Air 38 4.3. Kuat Tekan 39 4.4. Kuat Impak 41 4.5. Kekerasan 43 4.6. Daya Redam Suara 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

55 5.1. Kesimpulan 55 5.2. Saran 56 DAFTAR PUSTAKA 57 LAMPIRAN 60 Universitas Sumatera Utara DAFTAR TABEL Nomor Tabel Judul Halaman 2.2 Komposisi Kimiawi sekam Padi 8 2.3.1 Jenis-jenis Semen sesuai SNI 10 2.8.1 Taraf Intensitas beberapa Sumber Bunyi 23 3.3 Komposisi Pencampuran Bahan Baku Batako Ringan 28 4.1 Data Pengukuran densitas 60 4.2 Data Pengukuran Penyerapan Air 61 4.3 Data Pengukuran Kuat tekan 62 4.4 Data Pengukuran Kuat Impak 63 4.5 Data Pengukuran Kekerasan 64 4.6.1 Data Pengukuran Koefisien Penyerapan Suara Komposisi 0 Sekam Padi 67 4.6.2 Data Pengukuran Koefisien Penyerapan Suara Komposisi1 1 Sekam Padi 68 4.6.3 Data Pengukuran Koefisien Penyerapan Suara Komposisi 2 Sekam Padi 69 4.6.4 Data Pengukuran Koefisien Penyerapan Suara Komposisi 3 Sekam Padi 70 4.6.5 Data Pengukuran Koefisien Penyerapan Suara Komposisi 4 Sekam Padi 71 4.6.6 Data Pengukuran Koefisien Penyerapan Suara Komposisi 5 Sekam Padi 72 Universitas Sumatera Utara DAFTAR GAMBAR Nomor Gambar Judul Halaman 2.2 Tumpukan Limbah Sekam Padi 7 3.4.2 Alat Uji Impak 31 3.4.4 Timbangan 32 3.4.6 Pengukuran Kedap Suara 35 4.1 Hubungan Densitas Terhadap Persentase Penambahan Sekam Padi 37 4.2 Hubungan Penyerapan Air Terhadap Penambahan Sekam Padi 38 4.3 Hubungan Kuat Tekan Terhadap Penambahan Sekam Padi 40 4.4 Hubungan Kekuatan Impak Terhadap Penambahan Sekam Padi 42 4.5 Hubungan Kekerasan Terhadap Penambahan Sekam Padi 43 4.6.1 Hubungan Koefisien Absorbsi Terhadap Frekuensi Batako Ringan Dengan Komposisi 0 Sekam Padi dan 80 Pasir 44 4.6.2 Hubungan Koefisien Absorbsi Terhadap Frekuensi Batako Ringan Dengan Komposisi 1 Sekam Padi dan 79 Pasir 45 4.6.3 Hubungan Koefisien Absorbsi Terhadap Frekuensi Batako Ringan Dengan Komposisi 2 Sekam Padi dan 78 Pasir 46 4.6.4 Hubungan Koefisien Absorbsi Terhadap Frekuensi Batako Ringan Dengan Komposisi 3 Sekam Padi dan 77 Pasir 47 Universitas Sumatera Utara 4.6.5 Hubungan Koefisien Absorbsi Terhadap Frekuensi Batako Ringan Dengan Komposisi 4 Sekam Padi dan 76 Pasir 48 4.6.6 Hubungan Koefisien Absorbsi Terhadap Frekuensi Batako Ringan Dengan Komposisi 5 Sekam Padi dan 75 Pasir 49 4.6.7 Hubungan Koefisien Absorbsi Terhadap Sekam Padi Pada Frekuensi 125 Hz 50 4.6.8 Hubungan Koefisien Absorbsi Terhadap Sekam Padi Pada Frekuensi 250 Hz 51 4.6.9 Hubungan Koefisien Absorbsi Terhadap Sekam Padi Pada Frekuensi 500 Hz 52 4.6.10 Hubungan Koefisien Absorbsi Terhadap Sekam Padi Pada Frekuensi 1000 Hz 53 4.6.11 Hubungan Koefisien Absorbsi Terhadap Sekam Padi Pada Frekuensi 2000 Hz 54 7.1 Cetakan Kuat Tekan 73 7.2 Pengujian Kuat Tekan 73 7.3 Pengujian Impak 74 7.4 Pengujian Kedap Suara 74 7.5 Cetakan Batako Kedap Suara 75 7.6 Cetakan Impak 75 7.7 Hidrolik Untuk Menekan 76 7.8 Timbangan Digital 76 7.9 Sampel Penyerapan dan Densitas 77 Universitas Sumatera Utara DAFTAR LAMPIRAN Nomor Lampiran Judul Halaman 1 Perhitungan Untuk Menentukan Densitas 60 2 Perhitungan Untuk Menentukan Penyerapan Air 61 3 Perhitungan Untuk Menentukan Kuat Tekan 62 4 Perhitungan Untuk Menentukan Kuat Impak 63 5 Perhitungan Untuk Menentukan Kekerasan 64 6 Perhitungan Untuk Menentukan Koefisien Penyerapan Suara 65 7 Daftar Foto Pengujian 73 Universitas Sumatera Utara PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI BATAKO RINGAN DENGAN MEMANFAATKAN SEKAM PADI SEBAGAI AGREGAT UNTUK BAHAN KEDAP SUARA ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang pembuatan batako ringan yang terbuat dari semen, pasir dan sekam padi. Tujuan penelitian ini adalah pemanfatan sekam padi sebagai bahan tambahan untuk pembuatan batako ringan kedap suara. Variasi rasio sekam padi terhadap pasir adalah 1:79; 2:78; 3:77, 4:76; dan 5:75 dalam massa, dan waktu pengerasan selama 28 hari secara alami. Parameter pengujian yang dilakukan meliputi: densitas, penyerapan air, kuat tekan, kuat impak, kekerasan dan daya redam suara. Setelah dilakukan pengerasan selama 28 hari dilakukan pengujian terhadap seluruh sampel batako dengan nilai densitas 1,49grcm 3 - 1,78 grcm 3 ; nilai serapan air 9,99 - 14,92; nilai kuat tekan 1,9 MPa - 6,47 MPa; nilai kuat impak 633,99 Jm 2 - 1032,08 Jm 2 ; nilai kekerasan 86VHN - 117VHN, mampu menyerap suara pada frekuensi 125, 250, 500, 1000, dan 2000 Hz sekitar 1,0 - 10,47. Berdasarkan densitas dan kuat tekan termasuk dalam golongan batako ringan struktur. Kata kunci: sekam padi, pasir, semen, batako ringan, kedap suara. Universitas Sumatera Utara THE MANUFACTURE AND CHARACTERIZATION OF LIGHT WEIGHT CONCRETE BRICK BY USING RICE HUSK AS AGGREGATE FOR SOUNDS ABSORBER MATERIALS ABSTRACT A research on the manufacture of lightweight concrete brick is made from cement, sand and rice husk. The purpose of this study is utilization of rice husk as additional material for the manufacture of lightweight concrete brick soundproof. Variation of rice husk to sand ratio is 1:79, 2:78, 3:77, 4:76, and 5:75 in mass, and ageing time during the 28 days naturally. Parameters of test include: Density, water absorption, compressive strength, impact strength, hardness and sound damping power. After being ageing for 28 days was tested against the entire sample of brick with a density value of 1.49 to 1.78 grcm3; the water uptake value of 9.99 to 14.92; value of compressive strength of 1.9 MPa - 6.47 MPa; impact force value from 633.99 to 1032.08 Jm 2 ; the hardness 86 to 117 HVN, able to absorb sound at a frequency of 125, 250, 500, 1000, and 2000 Hz of about 1.0 - 10.47. Based on the density and compressive strength are included in the class structure of light brick. Keywords: rice husk, sand, cement, brick light, soundproof. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penggunaan bahan bangunan sekarang ini semakin meningkat hal ini menyebabkan kebutuhan akan bahan bangunan semakin meningkat pula. Seperti diketahui bersama bahan yang digunakan untuk bangunan terdiri dari bahan-bahan lantai, dinding dan atap. Salah satu bahan pembuat dinding yang sudah populer dan menjadi pilihan masyarakat di Indonesia sampai dengan saat ini adalah batu bata dan batako. Batako adalah bata beton yang berukuran hampir sama dengan ukuran bata merah dan terbuat dari campuran semen, pasir, dan agregat serta banyak digunakan untuk konstruksi dinding. Karaksteristik bata beton yang umum ada dipasaran adalah memiliki densitas rata-rata 2000kgm 3 , dengan kuat tekan bervariasi 3 – 5 MPa. Ditinjau dari densitasnya batako tergolong cukup berat sehingga untuk proses pemasangan sebagai konstruksi dinding memerlukan tenaga yang cukup kuat dan waktu yang lama Simbolon Tiurma, 2009. Densitas batako ini dapat dikurangi yaitu dalam pembuatannya dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ringan seperti sekam padi, ampas tebu, batu apung, ijuk, dan styrofoam. Sekam padi merupakan limbah organik yang terdapat pada lingkungan penggilingan padi yang saat ini belum optimal pemanfaatannya Forum teknik Sipil, Januari 2009. Limbah sekam padi ini sekitar 20 - 30, dedak 8 - 12 dan beras giling 50 – 63,5 data bobot awal gabah. Jika limbah ini dibiarkan begitu saja dengan proses penghancuran limbah secara alami membutuhkan waktu yang lambat, sehingga limbah ini tidak saja mengganggu lingkungan sekitarnya tetapi juga mengganggu kesehatan manusia. Universitas Sumatera Utara Melihat perkembangan zaman sekarang ini semakin lama semakin meningkat pula peralatan yang digunakan manusia yaitu peralatan transportasi, imformasi dan hiburan. Sebagian besar peralatan ini menimbulkan kebisingan yang akhirnya mengganggu tempat-tempat pertemuan, tempat belajar dan tempat beribadah. Untuk mengurangi kebisingan ini dibutuhkan bahan bangunan yang kedap suara. Menurut teori perambatan gelombang bunyi, material alam atau material bangunan yang memiliki berat tertentu lebih baik dalam meredam bunyi. Berat yang dimiliki tiap material mendukung material tersebut untuk bertahan pada posisinya untuk tidak mudah mengalami resonansi sehingga tidak meneruskan perambatan gelombang bunyi ke balik pembatas. Semakin berat dan tebal material atau lapisan material yang digunakan, semakin baik kemampuan redamnya, tidak saja karena menekan terjadinya resonansi, namun juga karena lebih mampu menyerap gelombang bunyi yang masuk melalui pori-porinya, dibandingkan dengan material yang tipis dan ringan Mediastika, C.E, 2009. Melihat fakta diatas dalam penelitian ini penulis akan mencoba menguasai teknologi pembuatan batako ringan dari campuran air, semen, pasir dan sekam padi. Dengan cara merekayasa material batako sehingga densitasnya berkurang, kekuatan mekaniknya mendekati kekuatan batako konvensional dan kedap suaranya bertambah.

1.2. Rumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah dengan penambahan Sekam Padi pada pembuatan batako ringan kekuatan mekaniknya dapat menyamai kekuatan mekanik bata konvensional? 2. Apakah batako ringan berbahan Sekam Padi lebih baik kedap suaranya dibandingkan bata konvensional? Universitas Sumatera Utara 3. Memvariasikan komposisi semen dengan bahan agregat pasir + sekam padi dalam massa yang berbeda.

1.3. Batasan Masalah

Masalah pada penelitian ini dibatasi pada pengujian sifat mekanik Kuat Tekan, Kuat Impak dan Kekerasan dan sifat fisis Densitas, Serapan air dan Daya redam suara dengan memvariasikan komposisi bahan agregat dan pasir terhadap semen. Komposisi pasir: 79, 78, 77, 76, 75 massa dan komposisi sekam padi : 1, 2, 3, 4, 5 sebagai massa agregat yang digunakan.

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Pemanfaatan sekam padi sebagai bahan tambahan pembuatan batako ringan. 2. Mengetahui ratio terbaik bahan penyusun batako ringan yaitu: semen, pasir dan sekam padi. 3. Mengetahui sifat mekanik Kuat tekan, Kuat impak, dan Kekerasan dan sifat fisis Densitas, Serapan air dan Daya redam suara batako ringan. 4. Membandingkan kedap suara batako ringan dengan batako konvensional.

1.5. Manfaat penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk menambah imformasi pengetahuan tentang pembuatan dan karakterisasi serta pemanfaatan sekam padi untuk Universitas Sumatera Utara pembuatan batako ringan. Melalui penelitian ini diharapkan menghasilkan batako ringan yang kekuatan mekaniknya dapat menyamai bata konvensional dan dapat digunakan sebagai bahan kedap suara. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Batako

Penggunaan bata merah dan batako sebagai bahan bangunan pembuat dinding sudah populer dan menjadi pilihan utama masyarakat di Indonesia sampai dengan saat ini, namun dari bahan-bahan bangunan ini mempunyai kelemahan tersendiri yaitu berat per meter kubiknya yang cukup besar sehingga berpengaruh terhadap besarnya beban mati pada struktur bangunan. Menurut Wijanarko, W. 2008 yang dikutipnya dari Tjokrodimuljo, 1996. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengurangi berat jenis beton atau membuat beton lebih ringan antara lain sebagai berikut: 1. Dengan membuat gelembung-gelembung gasudara dalam adukan semen sehingga terjadi banyak pori-pori udara di dalam betonnya. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan menambah bubuk aluminium kedalam campuran adukan beton. 2. Dengan menggunakan agregat ringan, misalnya tanah liat, batu apung atau agregat buatan sehingga beton yang dihasilkan akan lebih ringan dari pada beton biasa. 3. Dengan cara membuat beton tanpa menggunakan butir-butir agregat halus atau pasir yang disebut beton non pasir. Batako tergolong suatu komposit dengan matriks adalah perekat semen dan pengisinya filler adalah agregat batu kecil atau pasir. Proses penguatan atau pengerasan pada batako sangat tergantung pada perbandingan ratio berat air : sekam padi, normalnya bervariasi dari 0,8 – 1,2. Batako dikualifikasikan menjadi dua golongan yaitu batako normal dan batako ringan. Sedangkan untuk batako ringan adalah batako yang memiliki densitas 1,8 grcm 3 Maydayani, 2009, begitu juga Universitas Sumatera Utara kekuatan mekaniknya biasanya disesuaikan pada penggunaan dan pencampuran bahan bakunya mix design. Jenis batako ringan terbagi menjadi dua bagian yaitu: batako ringan berpori aerated concrete dan batako ringan non aerated. Batako ringan ini dibuat dari campuran air, semen, pasir dan sekam padi. Batako yang baik adalah setiap batako permukaannya rata dan saling tegak lurus serta mempunyai kuat tekan yang tinggi. Persyaratan batako menurut PUBI-1982 pasal 6 antara lain adalah “permukaan batako harus mulus, berumur minimal satu bulan, waktu pemasangan harus sudah kering, berukuran panjang ±400 mm, lebar ±200 mm, tebal 100 – 200 mm, kadar air 25 – 35 dari berat, dengan kuat tekan 2 – 7 MPa Wijanarko, W, 2008.

2.2. Sekam Padi

Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri dari dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses penggilingan beras, sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah penggilingan. Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak dan energi atau bahan bakar, limbah sekam padi seperti gambar 2.2 berikut. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2 Tumpukan limbah sekam padi Dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam sekitar 20 - 30, dedak antara 8 - 12, dan beras giling antara 50 – 63,5 data bobot awal gabah. Sekam dengan persentase yang tinggi tersebut dapat menimbulkan problem lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 1994. Sekam dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan diantaranya : a Sebagai bahan baku pada industri kimia, terutama kandungan zat kimia furtural yang dapat digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai industri kimia. b Sebagai bahan baku pada industri bangunan, terutama kandungan silika SiO 2 yang dapat digunakan untuk campuran pada pembuatan semen portland, bahan isolasi, husk-board dan campuran pada bata merah, c Sebagai sumber energi panas pada berbagai keperluan manusia, kadar selulosa yang cukup tinggi dapat memberikan pembakaran yang merata. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2 Komposisi Kimiawi Sekam Padi Badan penelitian dan Pengembangan Pertanian, 1994. Komoponen Persentase kandungan

A. Menurut Suharno 1979

9,02 3,03 1,18 35,68 17,71 1,33 1,54 33,64 Kadar air Protein kasar Lemak Serat kasar Abu Karbohidrat kasar

B. Menurut DTC IPB

Karbon zat arang Hidrogen Oksigen Silikat 16,98 Sekam memiliki kerapatan jenis bulk density 1125 kgm 3 , dengan nilai kalori 1 kg sekam sebesar 3300 k.kalori. Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 1994 yang dikutip dari Houston 1972 sekam memilki bulk density 0,100 grml, nilai kalori antara 3300 – 3600 k. kalorikg sekam dengan konduktivitas panas 0,271 BTU . Universitas Sumatera Utara Beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai bahan bangunan dengan memanfaatkan beton sekam padi sebagai panel dinding batako memberikan hasil bahwa semakin besarnya penambahan proporsi sekam padi pada campuran menjadikan bahan bangunan lebih ringan, akan tetapi kekuatan yang didapat lebih rendah. Oleh karena itu, pada penelitian ini mencoba untuk melakukan peningkatan kekuatan dengan campuran semen pasir secara bervariasi. Sumaryanto D., Satyarno I., Tjokrodimulyo K, 2009.

2.3. Semen

Semen adalah suatu jenis bahan yang memiliki sifat adhesif dan kohesif yang memungkinkan melekatnya fragmen-fragmen mineral lain menjadi suatu massa yang padat. Definisi ini dapat diterapkan untuk banyak jenis bahan semen yang biasa digunakan untuk konstruksi beton untuk bangunan. Secara kimia semen dicampur dengan air untuk dapat membentuk massa yang mengeras, semen semacam ini disebut semen hidrolis atau sering disebut juga semen portland. Massa jenis semen yang diisyaratkan oleh ASTM adalah 3,15 grcm 3 , pada kenyataannya massa jenis semen yang diproduksi berkisar antara 3,03 grcm 3 sampai 3,25 grcm 3 . Variasi ini akan berpengaruh proporsi campuran semen dalam campuran. Pengujian massa jenis ini dapat dilakukan menggunakan Le Chatelier Flask menurut standar ASTM C 348-97. Universitas Sumatera Utara

2.3.1. Jenis Semen

Berikut ini merupakan jenis-jenis semen yang beredar di pasaran sesuai SNI seperti tabel 2.3.1 berikut ini: Tabel 2.3.1 Jenis-jenis semen sesuai SNI Jenis Semen No. SNI Nama SNI 15-0129-2004 Semen Portland putih SNI 15-0302-2004 Semen Portland PozolanPortland Pozzolan Cement PPC SNI 15-2049-2004 Semen Portland Ordinary Portland Cement OPC SNI 15-3500-2004 Semen Portland Campur SNI 15-3758-2004 Semen Masonry SNI 15-7064-2004 Semen Portland Komposit Simbolon Tiurma, 2009

2.3.2. Semen Portland Pozolan

Semen portland pozolan adalah suatu bahan pengikat hidrolis yang dibuat dengan menggiling bersama-sama kliner semen Portland dan bahan yang mempunyai sifat pozolan, atau mencampur secara merata bahan bubuk yang mempunyai sifat pozolan SNI 15-0302-1989. Selama penggilingan atau pencampuran dapat ditambahkan bahan-bahan lain selama tidak mengakibatkan penurunan mutu. Universitas Sumatera Utara Bahan yang mempunyai sifat pozolan adalah bahan yang mengandung sifat silica aluminium dimana bentuknya halus dengan adanya air, maka senyawa-senyawa ini akan bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida pada suhu kamar membentuk senyawa yang mempunyai sifat seperti semen. Semen Portland pozolan dapat digolongkan menjadi 2 dua jenis yaitu sebagai berikut: 1. Semen portland pozolan jenis SPP A yaitu semen Portland pozolan yang dapat dipergunakan untuk semua tujuan pembuatan adukan beton serta tahan sulfat sedang dan panas hidrasinya sedang. 2. Semen portland pozolan jenis SSP B yaitu semen Portland pozolan yang dapat dipergunakan untuk semua adukan beton tersebut tahan sulfat sedang dan panas hidrasi rendah.

2.4. Agregat

Pembagian agregat sangat menolong dalam memperbaiki keawetan serta stabilitas volume dari beton ringan. Karakteristik fisik dari agregat dalam beberapa hal komposisi kimianya dapat mempengaruhi sifat-sifat beton ringan dalam keadaan plastis maupun keadaan telah mengeras dengan hasil-hasil yang berbeda. berikut ini merupakan jenis-jenis agregat:

1. Agregat Biasa