Resonansi Pembuatan Dan Karakterisasi Batako Ringan Dengan Memanfaatkan Sekam Padi Sebagai Agregat Untuk Bahan Kedap Suara

adalah 1 atau 100. Jika sebagian energi bunyi ada yang diteruskan atau ditransmisikan, maka pada saat melewati material pembatas tersebut, gelombang bunyi akan mengalami peristiwa refraksi, yaitu peristiwa membiasmembeloknya arah perambatan gelombang bunyi karena melewati material yang berbeda kerapatannya . E, 2009. ombang yang besar atau objek dengan frekuensi rendah, sehingga mampu menggetarkan objek lain yang tidak memiliki stika, C. E. 2005. atan gelombang bunyi tidak Mediastika, C

4. Resonansi

Pada saat mempelajari akustika bangunan, penting kiranya dikemukakan mengenai resonansi. Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya objek yang berada pada jarak tertentu dari sebuah objek sumber bunyi bergetar. Karena objek yang ikut bergetar tersebut memiliki kesamaan atau kemiripan frekuensi dengan objek sumber bunyi yang bergetar. Resonansi akan terjadi sangat kuat bila dua objek tersebut sama persis frekuensinya, namun tidak terlalu kuat ketika kedua objek hanya berdekatan frekuensinya. Resonansi juga terjadi lebih kuat ketika jarak kedua objek cukup dekat. Selain diakibatkan oleh kesamaan atau kemiripan frekuensi, resonansi juga dapat terjadi ketika objek sumber bunyi yang bergetar adalah objek yang memiliki kekuatan getaran yang hebat objek dengan panjang gel kedekatan frekuensi Media

2.8.2. Penyerapan Bunyi

Bahan lembut, berpori dan kain serta juga manusia, menyerap sebagian besar gelombang bunyi yang menumbuk mereka, dengan perkataan lain, mereka adalah penyerap bunyi. Dari defenisi, penyerapan bunyi adalah perubahan energi bunyi menjadi suatu bentuk lain, biasanya panas, ketika melewati suatu bahan atau ketika menumbuk suatu permukaan. Jumlah panas yang dihasilkan pada perubahan energi ini adalah sangat kecil, sedangakan kecepatan peramb Universitas Sumatera Utara dipengaruhi oleh penyerapan. Dalam akustik lingkungan unsur-unsur berikut dapat inding, lantai dan atap, 2. Isi ruang seperti penonton, bahan tirai, tempat duduk dengan lapisan lunak dan fisien penyerapan bunyi pada wakil frekuensi standar yang meliputi bagian yang paling penting dari jangkauan frekuensi audio, yaitu pada 125, 250, 500, atau 128, 256, 512, 1024, 2048, dan 4096 Hz. Leslie l. Doelle, 1993. nsitas memiliki satuan daya persatuan luas, atau wattm . Telinga manusia dapat mendeteksi bunyi dengan intensitas serendah 1 m 2 dan didefenisikan sebagai berikut Giancoli, 1998. menunjang penyerapan bunyi Leslie l. Doelle, 1993: 1. Lapisan permukaan d karpet, 3. Udara dalam ruang. Efisiensi penyerapan bunyi suatu bahan pada suatu frekuensi tertentu dinyatakan oleh koefisien penyerapan bunyi. Adalah suatu kebiasaan standar untuk membuat daftar nilai koe 1000, 2000 dan 4000 Hz

2.8.3. Intensitas Bunyi

Intensitas didefenisikan sebagai energi yang dibawa sebuah gelombang persatuan waktu melalui satuan luas dan sebanding dengan kuadrat amplitudo gelombang. Karena energi persatuan waktu adalah daya, inte 2 -12 W setinggi 1 Wm 2 . Taraf Intensitas β, dari bunyi Io I log 10 = β 2.7 Universitas Sumatera Utara Keterangan: Io= Intensitas tingkat acuan Intensitas minimum = 1,0 x10 -12 Wm 2 . I= Intensitas bunyi wattm 2 sitas Beberapa Sumber Bunyi Giancoli, 1998. Wm 2 Β= Taraf Intensitas dB Tabel 2.8.1 Taraf Inten Sumber bunyi β dB I Pesawat jet pada jarak 30 m 140 100 Ambang rasa sakit 120 1 Sirine pada jarak 30 m 100 1 x 10 -2 Interior mobil, yang melaju pada 90 kmjam 75 3 x 10 Percakapan biasa, dengan jarak 50 cm 65 3 x 10 -8 Bisikan 20 1 x 10 -10 Gemerisik daun 10 1 x 10 -11 Batas pendengaran 1 x 10 -12 Konser rock yang keras dalam ruangan 120 1 -5 Lalu lintas jalan raya yang sibuk 70 1 x 10 -5 -6 Radio yang pelan 40 1 x 10 Universitas Sumatera Utara

2.9. AKUSTIK RUANG

Ruang akustik adalah bangunan atau ruang-ruang yang memerlukan penanganan akustik secara cermat karena tuntutan aktivitas di dalam ruangan. Adapun aktivitas yang memerlukan penanganan akustik cermat adalah aktivitas yang berhubungan dengan penyajian audio dan visual. Bangunan atau ruang-ruang yang tergolong dalam room acoustics adalah: auditorium baik auditorium untuk fungsi khusus musik maupun auditorium multifungsi, studi rekam, studio radio, ruang-ruang yang memerlukan ketenangan seperti perpustakaan, ruang rawat inap di rumah-rumah sakit. Namun demikian, anggapan bahwa hanya bangunan atau ruang dengan persyaratan audio-visual tertentu saja yang memerlukan penanganan akustik secara cermat tidaklah sepenuhnya benar. Bangunan atau ruangan sederhana seperti rumah tinggal u warung makan sesungguhnya juga memerlukan penanganan akustik cermat, tama apabila letaknya berdekatan dengan sumber kebisingan Mediastika, C. E. 2005. . ata teru Universitas Sumatera Utara BAB III t tekan, uji kuat impak, uji densitas, dan uji penyerapan air. Sedangkan uji ekerasan di Balai Badan Perindustrian Medan Tanjung Morawa, dan penelitian kedap suara dilakukan di Ruang Laboratorium Lida MIPA USU Medan. Waktu l lama tiga bulan yaitu pada bulan Februari, Maret, dan April 2010.

3.2. Alat dan Bahan baku

g digunakan untuk pembuatan batako ringan antara lain: e I Portland Cement 2. Pasir METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian MIPA USU Medan terdiri dari uji kua k pene itian dilakukan se

3.2.1. Bahan

Bahan baku yan 1. Semen typ 3. Sekam Padi 4. Air. 3.2.2.Peralatan 1. Timbangan 2. Ayakan 3. Alat-alat gelas Universitas Sumatera Utara 4. Wadah dan pengaduk 5. Cetakan beton mould steel 6. Oven pengering drying oven 7. Mesin press pencetak sampel esting Machine yang terdiri dari uji Kuat tekan, Kuat an Kekerasan. ra ator 11. Oscilloscope 12. Sound level meter. 13. Tali plastik 14. Wadah tempat batako yang ditimbang di dalam air. 8. UTM Universal T impak pukul, d 9. Speaker sumber sua 10. Signal gener Universitas Sumatera Utara

3.3. Rancangan pembuatan sampel beton ringan seperti diagram alir berikut ini:

Hasil Kesimpulan Analisis Data Perhitungan Sifat Mekanik Sifat Fisis ‐ Densitas ‐Serap air ‐ Daya Redam Suara ‐ kuat Tekan ‐ Kekerasan ‐ Kuat Impak Sekam Padi Pasir Semen Pengerasan Penimbangan Pencampuran Pengadukan FAS secukupnya Pencetakan Pengujian Diagram Alir Preparasi Batako Ringan Sekam Padi Universitas Sumatera Utara Untuk pembuatan batako ringan, pertama ditimbang masing-masing bahan baku pasir, semen, dan sekam padi yang lolos ayakan sesuai dengan komposisi seperti pada tabel 3.3. Setelah ditimbang, kemudian ke tiga bahan baku tersebut dicampur dalam suatu wadah plastik, dengan diaduk mengunakan sendok semen hingga rata, kemudian tambahkan air secukupnya untuk dicampurkan. Kemudian adonan diaduk hingga merata dan homogen. Selanjutnya adonan yang dihasilkan dituangkan dalam cetakan yang terbuat dari besi dengan ukuran 10 x 15 x 30 cm. Setelah dicetak kemudian dikeringkan di udara terbuka untuk terjadi proses pengerasan, masing- masing komposisi dibuat waktu pengeringan di udara terbuka selama 28 hari. Setelah mengalami proses pengeringan, baru dilakukan pengujian meliputi densitas, daya redam suara, kuat tekan, kuat impack pukul, kekerasan. Bahan baku yang digunakan pada pem Preparasi Tab 3.3. K po si pen mpu bah n bak beto ringa pel Sem massa Pasir massa seka padi massa V 20 76 4 VI 20 75 5 buatan batako ringan terdiri dari: Semen, pasir, dan sekam padi. pembuatan sampel batako ringan dapat dilihat pada table 3.3.1 berikut ini: el om si ca ran a u n

n. Kode sam

en m I 20 80 II 20 79 1 III 20 78 2 IV 20 77 3 Universitas Sumatera Utara Cara menentukan komposisi pencampuran batako ringan berdasarkan volume rasio antara semen dan agregat, yaitu: 1 : 4. Untuk massa 500gr campuran batako, maka 20 massa semen yaitu 100 gr dan 80 massa 400gr adalah campuran pasir dan gregat. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini meliputi: densitas, penyerapan air, dam suara. benda uji, dimensi benda uji berupa silinder, dan foto l Testing Mechine UTM gerak kearah atas maupun bawah. Sebelum pengujian berlangsung alat kecepatan pembebenan sebesar 2 mmmenit dan arahkan switch ONOFF ke arah ON, maka pembebanan secara otomatis akan bergerak a

3.4. Pengujian Sampel Batako Sekam padi

kuat tekan, kuat impak, kekerasan dan daya re

3.4.1. Kuat Tekan Compressive Strength

Alat yang digunakan untuk menguji kuat tekan adalah Universal Testing Mechine UTM. Model cetakan untuk pengujian kuat tekan dengan menggunakan Universa diperlihatkan pada lampiran. Prosedur pengukuran kuat tekan adalah sebagai berikut: 1. Sampel berbentuk selinder diukur diameternya, minimal tiga kali dilakukan pengulangan. Dan luasnya dihitung dengan persamaan A = πd 2 4 2. Atur tegangan supply sebesar 40 volt, untuk menggerakan motor peng ukur terlebih dahulu dikalibrasi dengan jarum penunjuk tepat pada angka nol.

3. Kemudian tempatkan sampel tepat berada ditengah pada posisi pemberian