Postherpetic Neuralgia adalah amitriptilin elavil, nortriptilin pamelor, imipramin tofranil, desipramin norpramin, dan maprotilin.
2,6,7,9,10,21
b. Antikonvulsan
Antikonvulsan dapat mengurangi nyeri tajam atau menusuk pada Postherpetic Neuralgia. Pada studi buta ganda dengan kontrol, karbamazepin mengurangi nyeri
tajam atau menusuk namun tidak efektik untuk nyeri yang terus-menerus.
2,5
Mekanisme kerja antikonvulsan dalam menghilangkan nyeri adalah dengan memblokade kanal natrium dan berperan sebagai membran stabilizing agent sehingga
mencegah impuls ektopik yang dapat mencetuskan nyeri. Antikonvulsan yang sering yang digunakan adalah karbamazepin tegretol, fenitoin dilantin, asam valproat
depakene, dan gabapentin neurontin.
2,7
Dosis yang dibutuhkan untuk analgesia lebih rendah dari dosis untuk epilepsi. Pemberian gabapentin untuk terapi post
herpetic neuralgia dimulai dengan dosis rendah, lalu dinaikkan bertahap hingga efek yang diinginkan tercapai atau timbul efek samping yang serius.
2
c. Neuroleptik
Golongan fenotiazin seperti flupenazin prolixin, perpenazin trilafon, dan tioridazin, telah lama digunakan untuk terapi postherpetic neuralgia dalam kombinasi
dengan AT.
2
d. Metikobal
Metikobal adalah derivate vitamin B12 yang bersifat koenzim, menjadi aktif di tubuh, mempunyai afinitas yang besar terhadap jaringan saraf, dan dilaporkan efektif
Universitas Sumatera Utara
untuk neuralgia dan neuritis perifer. Selain itu metikobal dianggap mempunyai efek bila disuntikkan pada area saraf setempat, tetapi tidak efektif bila digunakan secara
sistemik. Bersama dengan vitamin B1 dan B6 sering dipakai untuk membantu regenerasi saraf.
2,5
II. Nonfarmakologi A. Pendekatan neuroaugmentif
Beberapa pendekatan neuroaugmentif yang banyak digunakan antara lain counterirritation, transcutaneous, electrical nerve stimulation TENS, akupuntur
dan stimulasi deep brain.
2,7,9,12,14
Penggunaan tehnik lain, seperti aplikasi ultrasound pada dermatom yang terkena dan stimuli korda dorsalis dikatakan tidak bermanfaat.
2
1. Counterirritation
Counterirritation menggosok area yang terkena dilaporkan dapat memperbaiki post herpetic neuralgia dengan meningkatkan inhibisi normal serabut
saraf kecil di medulla spinalis.
2
2. Transcutaneous electrical nerve stimulation TENS
TENS dapat memberikan perbaikan nyeri sebagian hingga sempurna pada beberapa pasien post herpetic neuralgia.
2,7,9,12,14
3. Stimulasi deep brain
Stimulasi di nucleus ventrobasal thalamus pada pasien Postherpetic Neuralgia memberikan perbaikan nyeri yang bermakna dan berlangsung selama 7 hingga 17
bulan.
2
Universitas Sumatera Utara
4. Akupuntur
Akupuntur tidak efektif untuk postherpetic neuralgia.
2
5. Low Intensity Laser Therapy LILT
Beberapa bukti menunjukkan LILT mempunyai efek terhadap sintesis, pelepasan, metabolisme, berbagai bahan neurokimia antara lain serotonin dan
asetilkolin. LILT yang umum digunakan ialah laser HeNe.
2
B. Prosedur neurosurgikal
Prosedur neurosurgikal merupakan pilihan terakhir untuk postherpetic neuralgia yang refrakter.
2,5
Neuroktomi, rizotomi, avulasi saraf, simpatektomi, trakotomi trigeminal pernah disarankan pada beberapa tahun yang lalu, namun tidak
satupun yang menguntungkan untuk pengobatan postherpetic neuralgia.
2
C. Terapi Psikososial
Manajemen stress dan berbagai tehnik kognitif-perilaku, termasuk latihan relaksasi, biofeedback dan hypnosis dapat bermanfaat sebagai terapi penunjang.
Pasien perlu diberi penjelasan mengenai perjalanan penyakitnya, dibuat strategi untuk mengikatkan kepatuhan pasien dan mempercepat kembali ke aktivitas sebelum
sakit.
2,7
D. Terapi Penunjang
Alodinia taktil dapat diatasi dengan penggunaan artificial skin seperti kolodion spray atau penggunaan pakaian dengan bahan serat natural. Aplikasi cold
packs juga bermanfaat sebagai terapi penunjang.
2
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 LAPORAN KASUS
LAPORAN KLINIS DAN TATA LAKSANA
Seorang pasien laki-laki usia 56 tahun, pekerjaan wiraswasta pada tanggal 24 Maret 2006 datang ke Departemen Ilmu Penyakit Mulut dengan keluhan sakit yang
amat sangat pada daerah rahang dan wajah sebelah kiri. Rasa sakit telah berlangsung selama tiga hari membuat pasien tidak nyaman. Pasien belum pergi ke dokter untuk
merawat sakit tersebut. Dari anamnesis diperoleh bahwa lebih kurang satu bulan sebelumnya pasien
mengalami luka-luka di mulutnya yaitu pada bibir bawah sebelah kiri dan pipi sebelah kiri, pipi sebelah kiri timbul keropeng. Awal kejadian penyakit tersebut,
mula-mula pasien merasa nyeri pada gigi rahang bawah sebelah kiri. Setelah itu timbul gelembung-gelembung kecil kemudian pecah dan timbul luka dimulut dan
keropeng berwarna coklat di pipi sebelah kiri.
24
Universitas Sumatera Utara