2.2.3 Gejala Klinis
Pasien dengan postherpetic neuralgia mengalami nyeri yang hebat menetap seperti terbakar, nyeri tajam atau menusuk hilang timbul. Hiperalgesia, parastesi,
hiperastesi, dan nyeri karena rangsangan yang biasanya tidak menimbulkan nyeri alodinia misalnya tersentuh pakaian. Nyeri dirasakan selama berbulan hingga
bertahun setelah lesi zoster sembuh. Hampir seluruh penderita mengalami gangguan untuk mengenali sensasi para perabaan halus dan suhu pada daerah persarafan yang
terkena. Pasien dewasa tua yang menderita postherpetic neuralgia memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kualitas hidup. Nyeri sering dihubungkan dengan
Gambar 6. a Situasi normal b AB fiber menyebar ke lamina superfisial dari sum-sum tulang belakang dan
merusak C fiber diangkat dari Woolf,dkk
Universitas Sumatera Utara
penurunan sensoris, dan terdapat hubungan antara derajat penurunan sensoris dan keparahan nyeri.
2,6,20
2.2.4 Diagnosis
Diagnosis dapat dilakukan dengan cara mengetahui distribusi nyeri yaitu disepanjang saraf trigeminus, malakukan anamnesis diantaranya dengan menanyakan
riwayat penyakit, apakah pasien demam, sudah pernah terkena cacar air, adakah timbul lesi seperti balon air, daerah yang terkena dimana saja, rasa sakitnya seperti
apa, dan apakah sebelumnya anggota keluarga yang lain ada yang terkena penyakit yang sama. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan pula dengan langsung melihat lesi dan
gambaran klinisnya. Pemeriksaan laboratorium dilakukan sebagai pemeriksaan penunjang.
2.2.5 Perawatan
Perawatan terhadap post herpetic neuralgia adalah dilakukan dengan obat- obatan serta terapi selain dengan obat-obatan.
I. Farmakologi A. Topikal
Terapi topikal berguna untuk pasien usia lanjut yang tidak dapat mentoleransi pengobatan sistemik karena penyakit lain yang dideritanya. Sampai saat ini, terdapat
3 kategori pengobatan topikal yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Anestetik topikal
Formulasi topikal lidokain, lidokain dengan prilokain, eter dalam kombinasi dengan antiinflamasi nonsteroid seperti aspirin dan indometasin dilaporkan juga
bermanfaat dalam beberapa studi tanpa kontrol.
2,5,6
Lidoderm lidokain 5 skin patch, tersusun dari bahan perekat yang mengandung lidokain 5, lidoderm
menimbulkan analgesia dan memperbaiki alodinia dengan cara difusi lidokain ke lapisan-lapisan epidermis-dermis dan terikat pada kanal sodium saraf perifer.
2,10,16,21
Untuk tiap aplikasi, efeknya berlangsung selama 4 hingga 12 jam.
2,7
Karena keamanannya, kini disarankan untuk digunakan sebagai terapi awal post herpetic
neuralgia dengan gejala alodinia atau nyeri yang intermiten. Penggunaan lidoderm telah disetujui oleh FDA.
2
2. Anestetik lokal
Hilangnya 50-90 nyeri dapat dicapai oleh anestesi infiltrasi subkutan, yang efeknya berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa minggu. Lidokain,
prokain, dan mepivakain sering diberikan secara infiltrasi atau intravena.
1,2
3. Kapsaisin
Kapsaisin dolorax, capsin, zoztrix, trans-8-metil-N-vanilil-6-nonenamida, ekstrak dari Capsicum frustecans, telah banyak digunakan untuk terapi topikal pada
keadaan yang melibatkan nyeri, pruritus dan inflamasi. Kapsaisin berperan dalam meningkatkan pelepasan lalu deplesi substansi P, yang dianggap merupakan
neurotransmiter peptida endogen utama rangsangan nyeri serabut C dari perifer ke susunan saraf pusat. Sehingga pada awalnya kapsaisin menyebabkan rasa terbakar
Universitas Sumatera Utara
dan hiperalgesia terhadap panas atau tekanan. Setelah beberapa hari hingga seminggu, efek ini digantikan oleh hipoalgesia. Analgesia baru timbul saat terjadi
deplesi substansi P.
2,5-7,21
B. Sistemik 1. Analgesik
a. Antiinflamasi nonsteroid AINS