Di dunia teknik, umumnya pengujian kekerasan menggunakan 4 macam metode pengujian kekerasan, yakni: Brinnel, Rockwell, Vickers dan Micro Hardness
jarang sekali dipakai. Pengujian kekerasan yang dipakai pada penelitian ini adalah
metode Brinnel.
Pada metoda menurut Brinnel, sebuah peluru baja dikeraskan ditekankan pada permukaan benda uji yang licin dengan suatu gaya tertentu. Metode Brinnel tidak
dapat dipakai untuk bahan-bahan yang sangat keras, oleh karena peluru baja yang dikeraskan itu terlalu banyak berubah bentuknya, yang memberikan hasil yang tidak
dapat diandalkan. G.L.J Van Vliet, 1984
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat
1. Neraca Analitis
2. Ayakan 100 mesh
3. Mixer
4. Alat Penggiling
5. Alat uji kekuatan impak Iberttest
6. Alat uji kekerasan Equtip Hardness Tester
7. Alat uji tekan Universal Testing Machine
8. Jangka sorong
9. Alat pencetak
10. Cetakan berbentuk silinder dan balok
3.1.2 Bahan
Universitas Sumatera Utara
1. Batu apung Sungai
2. Semen Portland
3. Air
4. Pasir Sungai
5. Tepung Tapioka
3.2 Diagran alir Penelitian
Pembuatan sampel secara rinci diperlihatkan pada diagram alir di bawah ini.
Batu Apung
Penggilingan
Pengayakan
penimbangan
pencampuran Batu apung 100 mesh,
semen Portland, pasir 100 mesh
pencetakan Batu apung 100 mesh,
semen Portland, pasir 100 mesh, t. tapioka
Universitas Sumatera Utara
3.3 Variabel Eksperimen 3.3.1 Variabel Penelitian
Variabel pada penelitian ini antara lain:
a. Tanpa Tepung Tapioka
a. Komposisi semen dibuat sama, yaitu 20 dengan perbandingan semen
dengan agregat pasir dan batu apung adalah 1 : 4 b.
Variasi komposisi batu apung dari 10, 20, 30, 40 dan 50 dan variasi komposisi pasir dari 70, 60, 50, 40 dan 30.
b. Dengan Tepung Tapioka
a. Variasi komposisi tepung tapioka 2, 4, 6, 8 dan 10 dari berat
semen. b.
Variasi komposisi batu apung dari 10, 20, 30, 40 dan 50 dan variasi komposisi pasir dari 70, 60, 50, 40 dan 30.
Hasil dan Pembahasan
air
pengujian
kesimpulan Uji Mekanik
kekerasan, kuat tekan, impak
Universitas Sumatera Utara
3.3.2 Variabel Percobaan yang Diuji
a. Sifat Fisis
- Porositas Porosity
- Densitas Density
b. Sifat Mekanik
- Kuat Tekan Compressive
- Kekerasan Hardness
- Ketangguhan Impact
3.4 Prosedur Pembuatan Sampel 3.4.1 Pengeringan
Batu apung yang masih basah dikeringkan sehingga batu apungnya menjadi kering dan lebih mudah dihancurkan.
Gambar 3.1 Batu apung
3.4.2 Penggilingan
Batu apung yang sudah dikeringkan digiling dengan menggunakan alat crusibel sehingga menghasilkan butiran halus seperti yang ditunjukkan pada
gambar di bawah.
3.4.3 Pengayakan
Universitas Sumatera Utara
Batu apung yang sudah halus diayak dengan menggunakan ayakan dengan jenis Retsch Tests Sieve A Smell 150 micron. Hasil pengayakan berupa serbuk
halus dengan ukuran 100 mesh.
Gambar 3.2 Serbuk halus batu apung
3.4.4 Penimbangan
Semua bahan ditimbang dengan menggunakan neraca analitis lampiran 1. a.
Tanpa Tepung Tapioka Semen ditimbang sebesar 20 untuk semua sampel. Kemudian pasir dan batu
apung ditimbang dari komposisi 1 sampai komposisi 5. Komposisi 1, 10 batu apung dan 70 pasir, komposisi 2, 20 batu apung dan 60 pasir, dan
begitu seterusnya sampai komposisi 5.
b. Dengan Tepung Tapioka
Tepung tapioka dan semen ditimbang untuk komposisi masing-masing, komposisi 1 sampai komposisi 5 seperti pada lampiran 1. Kemudian pasir dan
batu apung juga ditimbang dari komposisi 1 sampai komposisi 5. Komposisi 1, 10 batu apung dan 70 pasir, komposisi 2, 20 batu apung dan 60
pasir, dan begitu seterusnya sampai komposisi 5.
3.4.5 Pencampuran
a. Tanpa Tepung Tapioka
Universitas Sumatera Utara
Pencampuran dilakukan untuk tiap-tiap komposisi mulai dari komposisi 1 sampai komposisi 5. Semen + batu apung + pasir diaduk sampai
homogen dan ditambahkan air secukupnya. b.
Dengan Tepung Tapioka Pencampuran dilakukan untuk tiap-tiap komposisi mulai dari
komposisi 1 sampai komposisi 5. Semen + tepung tapioka + batu apung + pasir diaduk sampai homogen dan ditambahkan air secukupnya.
3.4.6 Pembentukan Sampel
Bahan yang telah dicampur dituang ke dalam dua jenis cetakan, yaitu: 1.
Cetakan yang berbentuk silinder dengan diameter 5 cm sebanyak 3 buah untuk masing-masing sampel. Bentuk ini digunakan untuk pengujian kuat
tekan, kekerasan, densitas dan daya serap air.
Gambar 3.3 sampel silinder 2.
Cetakan yang kedua berbentuk balok dengan panjang 8 cm dan lebar 2,35 cm dan tinggi 2 cm, digunakan untuk pengujian impak.
Gambar 3.4 Sampel balok
Universitas Sumatera Utara
3.4.7 Pengeringan
Pengeringan dilakukan di tempat dengan suhu kamar 27
o
C dan terhindar dari sinar matahari karena penguapan rendah maka kelembabannya
pun rendah sehingga dapat mengurangi kecepatan menguapnya air dari permukaan. Kecepatan pengeringan akan mengakibatkan sampel retak.
Pengeringan dilakukan selama 28 hari.
3.5 Pengujian Sampel