Rencana Pengolahan dan Analisa Data
Berdasarkan kurva diatas, kenaikan kadar glukosa darah setelah pemberian roti tawar putih mencapai puncaknya pada menit ke-45. Selanjutnya mengalami
penurunan pada menit ke-90 hingga 120. Berbeda dengan donat dengan tiga topping yang diuji, kenaikan kadar glukosa darah mengalami puncak pada menit
ke-30 dan menurun pada menit ke-60 hingga 120. Perbedaan ini disebabkan roti tawar putih mengandung lebih banyak serat sehingga membuat pencernaan dan
absorpsi karbohidrat menjadi lebih lambat. Respon kenaikan glukosa darah terhadap karbohidrat umumnya signifikan
dalam kisaran waktu 30 menit sampai 1 jam setelah konsumsi makanan. Berdasarkan hal tersebut, persentase kenaikan dan penurunan kadar glukosa darah
dihitung tiap 30 menit. Tabel 4.3. Persentase kenaikanpenurunan kadar glukosa darah
No Makanan uji
Perrsentase kenaikan kadar glukosa darah pada menit ke- 30’
60’ 90’
120’ 1
Roti tawar putih 28,06
31,82 -8,31
-4,24 2
Donat topping gula tepung
66,39 -19,70
-24,75 -27,92
3 Donat topping coklat
32,18 -9,13
-4,65 -7,96
4 Donat topping sereal
48 -7,85
-7,43 -12,72
Makanan uji yang meningkatkan kadar glukosa darah puasa dengan cepat setelah dikonsumsi dari menit ke-0 hingga menit ke-30 berturut-turut adalah donat
topping gula tepung 66,39, topping sereal 48, topping coklat 32,18, dan roti tawar putih 28,06.
Topping gula tepung dapat dicerna dan diserap lebih mudah oleh sistem gastrointestinal. Selain karena ukuran partikel makanan yang kecil, karbohidrat
dalam gula tepung berjenis disakarida, sehingga proses pencernaan menjadi lebih cepat. Semakin cepat penyerapan, maka akan didapatkan peningkatan yang lebih
tinggi dari kadar glukosa darah. Berbeda dengan donat topping sereal dan coklat, yang masing-masing memiliki kandungan dengan absorpsi relatif lebih lambat.
Secara komposisi coklat mengandung lemak yang cukup banyak, dan sereal mempunyai kandungan serat serta protein. Akibat komposisi ini, sehingga dapat
memperlambat absorpsi glukosa ke dalam darah.
Serat larut dapat meningkatkan viskositas isi intestinal karena dapat mengikat air dan memperlambat interaksi antara pati dan enzim pencernanya,
sehingga proses pencernaan menjadi lebih lambat. Sedangkan makanan berlemak dapat memperlambat pengosongan lambung dengan mekanisme penghambatan
sekresi HCL. Dengan demikian kandungan lemak dan serat menyebabkan respon glukosa darah menjadi lebih lambat.
21