Karakteristik Responden Makanan Uji

Serat larut dapat meningkatkan viskositas isi intestinal karena dapat mengikat air dan memperlambat interaksi antara pati dan enzim pencernanya, sehingga proses pencernaan menjadi lebih lambat. Sedangkan makanan berlemak dapat memperlambat pengosongan lambung dengan mekanisme penghambatan sekresi HCL. Dengan demikian kandungan lemak dan serat menyebabkan respon glukosa darah menjadi lebih lambat. 21

4.4 Indeks Glikemik

Penghitungan luas area di bawah kurva dihitung menggunakan perhitungan trapezoid lampiran 7 dan 8. Setelah dirata-ratakan dari tiap responden, hasil akhir IG setiap makanan uji dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.4. Rerata Indeks Glikemik Makanan Uji dan Makanan Standar Makanan Indeks glikemik 100 Roti tawar putih 100 Donat topping gula tepung 98,12 Donat topping coklat 97,22 Donat topping sereal 89,28 Secara keseluruhan dari tabel diatas, IG tertinggi adalah donat topping gula tepung 98,12, sedangkan donat topping coklat menjadi yang paling rendah 89,28, dan di antara keduanya adalah donat topping sereal 97,22. Hasil perhitungan IG donat yang didapat sama dengan hasil penelitian Kaye Foster-Powell, yang menyebutkan hasil IG donat adalah 108±10 27 dan tidak jauh berbeda dengan hasil yang didapat Indira Saputra dalam penelitiannya, yang menyebutkan IG donat adalah 72±6. 7 Donat dengan ketiga topping yang telah diteliti termasuk dalam makanan berindeks glikemik tinggi 70 berdasarkan kategori pangan menurut Jenny Miller. 21 Donat topping gula tepung menjadi makanan dengan IG paling tinggi, disebabkan kandungan makanan mempengaruhi absorpsi saluran pencernaan yang secara otomatis mempengaruhi kadar glukosa darah. Semakin lambat sebuah makanan diabsorpsi, maka IG semakin rendah. Selain itu bahan gula memiliki IG yang juga lebih tinggi jika dibandingkan bahan coklat maupun sereal. Indeks glikemik gula tepung adalah 97± 7, coklat 61± 4 dan sereal 61± 8. 2 Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menganjurkan untuk pasien DM atau yang memiliki resiko tinggi penyakit ini, untuk mengkonsumsi donat dengan toping coklat. Makanan dengan IG rendah relatif lebih baik menjadi pilihan makanan selingan. Akan tetapi, karena ditemukan hasil penelitian menunjukkan semua donat beserta topping ini termasuk dalam kategori IG tinggi, tidak disarankan untuk konsumsi yang berlebihan. Uji statistik Repeated anova menunjukkan p value 0,005. Dengan demikian terdapat sedikitnya 2 perbedaan bermakna antar IG makanan uji. Setelah dibandingan dalam pairwise comparison, perbedaan didapatkan antara IG makanan standar dengan donat toping coklat dan antara donat toping gula tepung dengan toping coklat lampiran 9.

4.5 Keterbatasan Penelitian

Dalam melakukan penelitian, didapatkan beberapa hal yang menjadi keterbatasan bagi peneliti sehingga mempengaruhi proses dan hasil dari penelitian. Tidak dilakukannya analisis zat gizi terhadap makanan uji, memungkinkan perbedaan komposisi bahan yang digunakan antara produsen yang satu dengan yang lain. Selain itu pemeriksaan respon glukosa darah makanan standar hanya dilakukan satu kali, menyulitkan perhitungan IG yang lebih akurat. Disebutkan dalam penelitian Thomas MS Wolever et al, pemeriksaan makanan standar perlu dilakukan 2-3 kali. Pengawasan dan pemantaun terhadap responden sulit dilakukan, terutama untuk membatasi aktivitas fisik selama penelitian, serta tidak dapat dipastikannya responden berpuasa 10-14 jam dan makan dalam porsi makan biasa 48 jam sebelum pemeriksaan kadar glukosa darah.