Unsur-unsur Kredit Pengertian Kredit

Tujuan utama pemberian kredit bagi bank menurut Siamat dalam Lady,2008: a. Kredit komersil merupakan kredit yang diberikan untuk memperlancar kegiatan usaha nasabah dibidang perdagangan. b. Kredit konsumtif merupakan kredit yang diberikan oleh bank untuk memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif. c. Kredit produktif merupakan kredit yang diberikan oleh bank dalam rangka membiayai kebutuhan modal kerja debitu sehingga dapat memperlancar produksi.

2.3.1 Unsur-unsur Kredit

Sebagaimana dikatakan diatas bahwa kredit diberikan atas dasar kepercayaan, dengan demikian pemberian kredit merupakan pemberian kepercayaan. Hal ini berarti bahwa kredit yang diberikan benar-benar dikembalikan oleh penerima kredit sesuai dengan jangka waktu dan syarat-syarat yang disetujui bersama. Menurut Kasmir 2008: 103-105, kredit memiliki unsur- unsur sebagai berikut: 1. Kepercayaan Kepercayaan merupakan suatu keyakinan bagi si pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan benar-benar diterima kembali dimasa yang akan datang, sesuai jangka waktu kredit. Kepercayaan yang diberikan oleh bank sebagai dasar utama yang melandasi mengapa suatu kredit berani dikucurkan. 2. Kesepakatan Kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing. Kesepakatan ini kemudian dituangkan dalam akad kredit dan ditandatangani kedua belah pihak sebelum kredit dikucurkan. 3. Jangka waktu Setiap kredit yang diberikan mempunyai jangka waktu tertentu. Jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek dibawah 1 tahun, jangka menengah 1 sampai 3 tahun, jangka panjang diatas 3 tahun. Jangka waktu merupakan batas waktu pengembalian angsuran kredit yang sudah disepakati kedua belah pihak. Untuk kondisi tertentu, jangka waktu ini dapat diperpanjang sesuai dengan kebutuhan. 4. Resiko Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian kredit akan memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet pemberian suatu kredit. Semakin panjang suatu jangka waktu kredit, maka semakin besar resikonya, demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja oleh nasabah, maupun resiko yang tidak disengaja, misalnya karena bencana alam, atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsure kesengajaan lainnya, sehingga nasabah tidak mampu lagi melunasi kredit yang diperoleh. 5. Balas jasa Bagi bank, balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas pemberian suatu kredit. Dalam bank jenis konvensional, balas jasa dikenal dengan istilah bunga. Selain bunga, bank juga membebankan kepada nasabahnya administrasi kredit yang juga merupakan keuntungan bank. Dari unsur-unsur kredit yang dikemukakan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa unsur kredit harus mempunyai kesinambungan kepentingan antara unsur yang terkandung di dalamnya dengan misi perbankan daam pengembangan pembangunan. Dengan demikian kredit tidak hanya semata-mata mencari keuntungan oleh suatau pihak saja, tetapi juga disesuaikan dengan tujuan dengan tujuan pembangunan, yaitu menciptakan kesempatan disagala lapisan masyarakat.

2.3.2 Tujuan dan Fungsi Kredit